Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah

Malam yang hening seakan merajut suasana penuh misteri di dalam istana. Angin malam berhembus lembut, membawa aroma bunga yang bermekaran di sekitar paviliun. Pangeran Ji-Woon seharusnya menuju paviliun Kang-Ji untuk menemaninya malam ini, namun langkahnya terhenti saat melihat sosok Seo-Rin yang duduk termenung di halaman paviliunnya.

Di bawah sorot cahaya bulan yang lembut, sosok Seo-Rin terlihat begitu anggun. Rambut panjangnya tergerai membingkai wajahnya yang berseri dalam balutan sinar bulan. Tanpa sadar, Pangeran Ji-Woon terpesona akan kecantikan Seo-Rin yang tak pernah ia sadari sebelumnya. Ada sesuatu dalam dirinya yang menahan langkah untuk melanjutkan perjalanan menuju Kang-Ji.

Pangeran Ji-Woon beralih, dan perlahan melangkah mendekati Seo-Rin, langkahnya begitu halus hingga hampir tak bersuara. Namun, kehadirannya tetap membuat Seo-Rin terlonjak kaget. Aluna—segera bangkit dari duduknya, menundukkan kepala untuk memberi hormat, walaupun hatinya berdebar kencang.

“Yang Mulia Pangeran … Apakah ada yang bisa saya bantu?” tanyanya dengan nada bergetar, berusaha menutupi keterkejutannya.

Pangeran Ji-Woon tersenyum samar, pandangannya tetap terpaku pada Seo-Rin, seolah ia melihat sesuatu yang tidak pernah ia sadari sebelumnya. “Seo-Rin … apa yang sedang kau lakukan di sini seorang diri?”

Aluna ragu sejenak, sebelum menjawab dengan lembut. “Saya hanya … menikmati ketenangan malam, Yang Mulia. Cahaya bulan malam ini sungguh indah, jadi saya memutuskan untuk duduk sejenak.”

Pangeran Ji-Woon mengangguk pelan, namun tidak segera beranjak pergi. Ada keheningan yang terjalin di antara mereka, namun bukan keheningan yang canggung. Aluna merasakan tatapan Pangeran Ji-Woon yang begitu dalam, membuatnya merasa bagaikan tengah dilihat lebih dari sekadar kulit luar.

“Seo-Rin,” suara Pangeran Ji-Woon memecah keheningan, “Apakah kau pernah berpikir … hidupmu akan berbeda dari yang kau jalani sekarang?”

Pertanyaan itu membuat Aluna terdiam. Baginya, hidup di dunia ini memang sudah berbeda, sangat jauh dari apa yang ia tulis. Setiap hari adalah perjuangan antara keinginan untuk kembali dan kenyataan yang ia hadapi sebagai Seo-Rin.

“Entahlah, Yang Mulia. Mungkin ada takdir yang telah ditentukan bagi setiap kita, namun … ada kalanya aku merasa hidup ini adalah pilihan yang sulit,” jawabnya dengan jujur, berharap bahwa Pangeran tidak menyadari ketidaksesuaian yang ia bicarakan.

Pangeran Ji-Woon memperhatikan setiap kata yang diucapkan Seo-Rin. Sikapnya berbeda dari apa yang ia ingat tentang wanita ini—anggun, tenang, dan penuh kedalaman, tidak lagi kejam seperti yang dibicarakan orang.

“Pilihan yang sulit, ya …” gumam Pangeran Ji-Woon pelan, suaranya nyaris tenggelam dalam hembusan angin malam. “Seo-Rin, aku berharap kau bisa menjadi sekutuku. Aku butuh seseorang yang benar-benar bisa kupercayai di tengah segala ketidakpastian ini.”

Aluna menatap Pangeran Ji-Woon, sedikit terkejut dengan permintaan tersebut. Di dalam hatinya, ia merasakan kehangatan dan kekaguman yang perlahan-lahan tumbuh. Namun, ia sadar, dirinya tak mungkin terus berada dalam peran ini. Setiap sentuhan emosi yang ia rasakan kini adalah sebuah beban tambahan dalam kehidupannya yang sudah rumit.

“Saya akan melakukan yang terbaik, Yang Mulia,” jawab Aluna, mencoba menyembunyikan keraguan dalam dirinya.

Pangeran Ji-Woon tersenyum hangat, seolah puas dengan jawaban itu. Dalam keheningan malam, tatapan mereka bertemu, dan sejenak waktu seolah berhenti. Aluna merasakan getaran yang kuat, menyadari bahwa ada sesuatu dalam hubungan ini yang lebih dari sekadar ikatan politik atau takdir yang ia tulis dalam novel.

Namun, sebelum kata-kata lebih lanjut terucap, langkah-langkah halus seorang pelayan menghampiri mereka.

“Yang Mulia Pangeran,” ucap pelayan itu pelan sambil membungkuk dalam-dalam, “Putri Kang-Ji menantikan kedatangan Anda di paviliun utamanya.”

Tatapan Pangeran Ji-Woon berubah serius kembali, seolah tersadar dari lamunan. Ia menoleh pada Seo-Rin, sedikit menundukkan kepala sebagai tanda hormat. “Aku akan pergi sekarang. Sampai jumpa, Seo-Rin.”

Aluna menunduk, mengangguk pelan. Saat melihat punggung Pangeran Ji-Woon yang menjauh, Aluna merasakan sesuatu yang mendesak di dadanya—keinginan untuk menahan Pangeran, untuk bertanya lebih lanjut, namun ia tahu bahwa tak ada lagi yang bisa ia lakukan.

Malam itu, di bawah sinar bulan yang indah, Aluna menyadari bahwa ia berada di tengah perasaan yang bercampur-baur, di antara takdir dan perasaan yang semakin membelenggunya di dunia ini.

Di bawah langit malam yang bertabur bintang, Aluna kembali merenung di paviliunnya, memandangi taman kecil yang dikelilingi cahaya lentera. Suara angin malam dan gemerisik dedaunan menemaninya dalam keheningan. Pikirannya masih terjebak dalam percakapan singkat dengan Pangeran Ji-Woon. Kata-kata yang terucap darinya terus mengalun di kepalanya: “Aku butuh seseorang yang benar-benar bisa kupercayai di tengah segala ketidakpastian ini.”

Aluna menghela napas dalam, menatap tangannya yang kini bukan lagi miliknya. Ini adalah tangan Seo-Rin, seorang wanita antagonis yang diciptakannya dalam novel. Namun kini, Aluna harus berpikir seperti Seo-Rin, hidup sebagai Seo-Rin. Dan kini, di tengah kebingungannya, muncul pertanyaan besar di hatinya: Apa yang bisa ia lakukan untuk Pangeran? Apa benar dirinya bisa menjadi sekutu Ji-Woon?

Bingung dan penuh keraguan, ia bertanya pada dirinya sendiri, “Menjadi sekutu Pangeran? Dari mana aku harus memulainya?”

Di dunia yang ia ciptakan sendiri, Seo-Rin adalah musuh utama Kang-Ji, sosok yang licik dan kejam demi mempertahankan kekuasaannya. Namun kini, Aluna merasakan dorongan yang berbeda. Ia tak lagi tertarik memainkan peran antagonis, tetapi ingin berkontribusi—dengan caranya sendiri. Namun, bagaimana?

Kepalanya semakin penuh dengan pikiran, hingga sebuah suara lembut memecah lamunannya. “Nona Seo-Rin, apakah Anda membutuhkan sesuatu?” tanya seorang pelayan muda yang datang membawakan teh hangat.

Aluna menatap pelayan itu, kemudian tersenyum kecil, berbeda dari sikap Seo-Rin yang biasanya dingin dan arogan. Pelayan itu tampak sedikit terkejut dengan perubahan sikapnya, dan dengan ragu ia menundukkan kepala lebih dalam.

“Tolong beri tahu aku … apa yang terjadi akhir-akhir ini di dalam istana?” Aluna bertanya lembut, menyadari bahwa informasi kecil dari pelayan ini mungkin bisa membantunya memahami situasi yang sebenarnya.

Pelayan itu tampak sedikit terkejut, namun segera menunduk sambil bergumam, “Yang Mulia, putri Kang-Ji … kini sedang dalam persiapan acara kerajaan. Para pejabat mulai banyak berdatangan untuk mengucapkan selamat. Namun …” Pelayan itu tampak ragu, seolah takut mengatakan lebih banyak.

“Namun apa?” Aluna menatapnya, mencoba memberikan ketenangan agar pelayan itu tak takut.

Pelayan itu pun melanjutkan dengan suara pelan, “Namun, saya mendengar bahwa beberapa orang di dalam istana tidak sepenuhnya senang dengan kehadiran Anda, Nona Seo-Rin … dan hubungan Anda dengan Yang Mulia Pangeran Ji-Woon.”

Aluna terdiam. Ia menyadari bahwa keberadaannya di istana tak hanya menimbulkan perasaan iri, tapi juga membawa pertentangan. Namun, ia juga menyadari bahwa posisinya memberi kesempatan baginya untuk menjadi sesuatu yang lebih—bukan sebagai musuh Kang-Ji, namun sebagai seseorang yang dapat dipercaya oleh Pangeran.

“Aku mengerti. Terima kasih atas informasi ini,” jawabnya lembut, sebelum pelayan itu meninggalkannya sendirian lagi.

Dengan semua yang ia ketahui kini, Aluna merasa tekad dalam dirinya semakin kuat. Ia tak tahu bagaimana kisah ini akan berakhir, tetapi ia berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan melakukan yang terbaik. Jika ia harus menjadi sekutu Pangeran Ji-Woon, maka ia akan mencari jalan untuk memahami segala situasi, belajar dari setiap orang di sekitarnya, dan memanfaatkan perannya dengan cara yang berbeda dari karakter yang ia ciptakan.

Ini adalah duniaku yang baru, pikirnya. Dan aku akan memainkannya dengan caraku sendiri.

Malam itu, di bawah langit yang penuh bintang, Aluna menatap jauh ke depan. Hari esok adalah awal dari sebuah babak baru—babak yang tak tertulis dalam naskah, namun akan ia jalani dengan keyakinan dan keberanian.

Bersambung >>>

Terpopuler

Comments

Cha Sumuk

Cha Sumuk

iya jgn ragu ragu trs ubah lh alurnya

2024-11-22

0

Note 2

Note 2

aluna kau payah

2024-12-30

0

Aja Nisa

Aja Nisa

/Beer//Beer//Beer/

2024-11-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2 Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3 Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4 Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5 Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6 Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7 Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8 Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9 Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10 Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11 Bab 11: Pertanda Buruk
12 Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13 Bab 13: Pertemuan Rahasia
14 Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15 Bab 15: Desakan Sang Ratu
16 Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17 Bab 17: Perintah Sang Ratu
18 Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19 Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20 Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21 Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22 Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23 Bab 23: Menyelinap dari Istana
24 Bab 24: Kesempatan Terakhir
25 Bab 25: ketenangan yang Terusik
26 Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27 Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28 Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29 Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30 Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31 Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32 Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33 Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34 Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35 Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36 Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37 Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38 Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39 Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40 Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41 Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42 _Sapa Dari Author_
43 Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44 Bab 43: Undangan dari Kaisar
45 Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46 Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47 Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48 Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49 Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50 Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51 Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52 Bab 51: Alam yang Tenang
53 Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54 Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55 Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56 Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57 Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58 Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59 Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60 Bab 59: Bermain Peran
61 Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62 Bab 61: Mengikuti Insting
63 Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64 Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65 Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66 Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67 Bab 66: Salju yang Lembut
68 Bab 67: Perang Tak Terlihat
69 Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70 Bab 69: Hanya Dunia Novel
71 Bab 70: Pernikahan yang Megah
72 Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73 Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74 Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75 Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76 Bab 75: Hadiah Kecil
77 Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78 Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79 Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80 Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81 Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82 Pertemuan di Kedai Teh
83 Api di Balik Pengkhianatan
84 Rahasia yang Terungkap
85 Tangisan dan Rasa Frustasi
86 Sedikit Rasa Lega
87 Jalan yang Tidak Akan Mudah
88 Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89 Keputusan Diluar Kendali
90 Di Ambang Kehidupan dan Kematian
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2
Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3
Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4
Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5
Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6
Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7
Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8
Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9
Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10
Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11
Bab 11: Pertanda Buruk
12
Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13
Bab 13: Pertemuan Rahasia
14
Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15
Bab 15: Desakan Sang Ratu
16
Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17
Bab 17: Perintah Sang Ratu
18
Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19
Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20
Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21
Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22
Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23
Bab 23: Menyelinap dari Istana
24
Bab 24: Kesempatan Terakhir
25
Bab 25: ketenangan yang Terusik
26
Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27
Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28
Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29
Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30
Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31
Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32
Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33
Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34
Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35
Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36
Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37
Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38
Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39
Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40
Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41
Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42
_Sapa Dari Author_
43
Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44
Bab 43: Undangan dari Kaisar
45
Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46
Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47
Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48
Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49
Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50
Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51
Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52
Bab 51: Alam yang Tenang
53
Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54
Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55
Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56
Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57
Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58
Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59
Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60
Bab 59: Bermain Peran
61
Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62
Bab 61: Mengikuti Insting
63
Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64
Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65
Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66
Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67
Bab 66: Salju yang Lembut
68
Bab 67: Perang Tak Terlihat
69
Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70
Bab 69: Hanya Dunia Novel
71
Bab 70: Pernikahan yang Megah
72
Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73
Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74
Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75
Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76
Bab 75: Hadiah Kecil
77
Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78
Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79
Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80
Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81
Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82
Pertemuan di Kedai Teh
83
Api di Balik Pengkhianatan
84
Rahasia yang Terungkap
85
Tangisan dan Rasa Frustasi
86
Sedikit Rasa Lega
87
Jalan yang Tidak Akan Mudah
88
Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89
Keputusan Diluar Kendali
90
Di Ambang Kehidupan dan Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!