Bab 13: Pertemuan Rahasia

Saat fajar perlahan muncul, cahaya lembut menyusup melalui jendela kamar, membangunkan mereka dari ketenangan malam yang penuh makna. Aluna masih terbaring dalam pelukan Ji-Woon, merasakan hangatnya kehadiran Pangeran yang menemaninya sepanjang malam. Rasanya seperti mimpi—mimpi yang begitu nyata dan menyentuh, mengingatkannya bahwa takdir mungkin telah membawanya ke dunia ini untuk merasakan cinta sejati yang tak terduga.

Ji-Woon membuka matanya perlahan, menyadari kehadiran Aluna di sampingnya. Tatapannya penuh dengan kelembutan yang baru, seolah perasaan yang selama ini tersembunyi akhirnya menemukan jalannya untuk terungkap. Ia menyentuh pipi Aluna dengan lembut, menelusuri wajah yang begitu menenangkannya.

"Seo-Rin," bisik Ji-Woon, panggilannya terdengar tulus dan penuh arti. "Aku tak pernah merasa seperti ini sebelumnya, namun entah bagaimana, kau membuat segalanya terasa berbeda."

Aluna menatap mata Ji-Woon, senyumnya terukir tipis. "Pangeran, aku … aku pun merasa hal yang sama." Kata-katanya sederhana, namun membawa perasaan mendalam yang tak lagi bisa ia sembunyikan.

Sejenak, keduanya hanya saling bertatapan, larut dalam perasaan yang kini begitu jelas di antara mereka. Namun, meskipun hatinya penuh kebahagiaan, Aluna menyadari satu hal—bahwa ini semua berada dalam batas peran dan takdir yang telah ditetapkan. Ia bukanlah Seo-Rin yang asli; ia adalah Aluna, seorang penulis yang entah bagaimana terperangkap dalam dunia yang ia ciptakan sendiri.

Dengan lembut, Aluna menarik diri dari pelukan Ji-Woon, meskipun perasaannya menentang keputusannya itu. “Pangeran, meski malam ini begitu berharga bagiku, kita tidak boleh melupakan tempat kita,” ucapnya lirih, namun penuh keyakinan. “Anda adalah pangeran, calon raja, dan saya hanyalah selir.”

Ji-Woon menatapnya penuh kedalaman, wajahnya penuh keseriusan. “Jangan bicara begitu, Seo-Rin,” katanya, menekankan setiap kata. “Bagiku, kau lebih dari itu. Aku ingin kau di sisiku … bukan sebagai sekadar selir.”

Hati Aluna bergetar mendengar ungkapan itu, namun ia mengingatkan dirinya untuk tetap rasional. Dunia yang mereka huni ini penuh dengan aturan istana dan tuntutan dari masyarakat. Tak ada tempat untuk hubungan yang tidak sesuai dengan peran masing-masing.

“Aku tak pernah menyangka akan mengucapkan ini,” gumam Aluna, berusaha tersenyum walau ada luka kecil yang menggores hatinya. “Namun, aku harus kembali ke realita. Apapun yang kita rasakan, tidak bisa mengubah kenyataan bahwa kita hidup di dunia yang penuh aturan. Pangeran, tolonglah … jangan biarkan perasaan ini membawa kita pada jalan yang lebih sulit.”

Ji-Woon menatapnya penuh kepedihan, namun akhirnya mengangguk perlahan. “Jika itu memang maumu,” ujarnya, walau raut wajahnya menunjukkan penyesalan yang dalam. “Tapi ketahuilah, Seo-Rin, hatiku tidak akan mudah berubah. Aku tidak akan mengizinkan siapapun untuk melukaimu atau merenggutmu dari sisiku.”

Perlahan, Ji-Woon bangkit dari sisi Aluna, meninggalkannya dengan tatapan terakhir yang penuh arti sebelum pergi. Setelah ia menghilang di balik pintu, Aluna terdiam di kamarnya, merenungi perasaan yang kini menghantui dirinya. Di satu sisi, ia merasa senang atas kedekatannya dengan Ji-Woon, namun di sisi lain, ia merasa terjebak dalam takdir yang ia sendiri ciptakan.

Di luar, matahari telah sepenuhnya muncul, menandai awal dari hari baru yang penuh dengan tantangan baru di istana. Aluna tahu, bahwa meskipun semalam ia telah merasakan kehangatan dari seorang pria yang kini menyimpan perasaannya, ia harus tetap siap menghadapi apapun yang menantinya di dunia yang penuh intrik ini.

*

Saat hari mulai bergerak, kabar mengenai insiden serangan di pesta malam sebelumnya segera menyebar ke seluruh istana. Desas-desus yang tidak terkendali mengisi aula dan koridor, sebagian besar di antaranya menyoroti keberanian Pangeran Ji-Woon yang menyelamatkan Seo-Rin dengan menahan serangan itu. Bahkan, beberapa orang di kalangan istana mulai membicarakan hubungan Ji-Woon dan Seo-Rin dengan berbagai spekulasi.

Sementara itu, Aluna bangkit dari tempat tidurnya, masih merasa lelah setelah malam yang penuh emosi. Namun, tak lama setelah ia bersiap untuk menghadapi hari, seorang pelayan mengetuk pintu kamarnya dan mengantarkan pesan dari Panglima Han. Panglima memintanya bertemu di taman belakang istana—tempat yang biasanya sepi dan jauh dari telinga yang ingin tahu.

Rasa penasaran Aluna mengalahkan kelelahan dalam tubuhnya, dan ia segera bergegas ke tempat yang dimaksud. Saat tiba di taman yang teduh oleh pepohonan besar, ia menemukan Panglima Han tengah berdiri menantinya, raut wajahnya serius.

“Yang Mulia Seo-Rin,” sapa Panglima Han sambil membungkuk hormat, namun ada sedikit senyuman yang lembut di wajahnya. “Saya harap luka Anda tidak meninggalkan trauma setelah insiden malam itu.”

Aluna tersenyum kecil, mencoba menyembunyikan kebingungannya. “Terima kasih atas perhatianmu, Panglima. Saya tidak apa-apa.”

Namun, tanpa basa-basi, Panglima Han melanjutkan dengan nada yang lebih serius. “Saya ingin membicarakan sesuatu tentang kejadian malam tadi, terutama mengenai gadis yang menyusup ke istana.”

Aluna terdiam, mengingat peristiwa di mana ia diserang oleh gadis misterius itu. “Apa yang ingin Anda katakan tentangnya, Panglima?” tanyanya penasaran.

“Setelah penyelidikan sementara, kami menemukan bahwa gadis itu bukanlah penyusup biasa,” jawab Panglima Han, suaranya sedikit menurun, seakan khawatir akan didengar oleh orang lain. “Dia memiliki koneksi dengan seseorang di dalam istana, seseorang yang mungkin memiliki motif tertentu untuk menyingkirkan Anda.”

Aluna terperanjat. Meski ia sudah menduga ada kemungkinan ancaman dari dalam istana, mendengar konfirmasi ini tetap membuatnya merasa tak nyaman. “Jadi, ada yang ingin menyingkirkanku?” gumamnya, seolah berbicara pada dirinya sendiri.

Panglima Han mengangguk. “Saya tahu ini mungkin mengejutkan Anda, tapi saya yakin Anda sudah tahu bahwa kehidupan di istana tidak pernah sepenuhnya aman, terutama bagi seseorang seperti Anda yang memiliki kedekatan dengan Pangeran Ji-Woon.”

Mendengar ini, Aluna menundukkan kepala, menghela napas panjang. Kedekatannya dengan Ji-Woon telah menarik perhatian banyak pihak, dan kini ia terjebak dalam jaringan konflik yang lebih dalam dari yang ia bayangkan.

“Panglima Han, jika saya boleh bertanya,” kata Aluna hati-hati. “Apakah ada kecurigaan mengenai siapa yang mungkin berada di balik rencana ini?”

Panglima Han menatapnya tajam sebelum menjawab. “Belum ada bukti kuat, tapi ada rumor yang mengarah pada pihak yang merasa terganggu dengan kedekatan Anda dengan Pangeran. Tidak semua orang mendukung kedekatan ini, terutama karena posisi Putri Kang-Ji yang seharusnya menjadi putri mahkota utama.”

Seketika itu pula, Aluna memahami implikasi dari ucapan Panglima Han. Posisi Seo-Rin sebagai selir dan hubungan tak terduganya dengan Ji-Woon telah menciptakan ketegangan baru, terutama bagi Putri Kang-Ji dan pengikutnya.

“Yang Mulia, saya menyarankan Anda berhati-hati. Dan jika Anda merasa ada sesuatu yang tidak biasa, mohon segera beri tahu saya atau para penjaga yang dapat Anda percayai,” lanjut Panglima Han, suaranya lembut namun penuh ketegasan.

Aluna mengangguk, menyadari betapa rapuh posisinya di istana ini. “Terima kasih, Panglima Han. Saya akan berhati-hati.”

Saat mereka berbicara, Aluna merasakan sesuatu yang aneh—campuran ketakutan dan rasa aman yang muncul dari perhatian Panglima Han. Meski ia bukan sosok yang menyimpan perasaan pada Seo-Rin, perhatiannya membuat Aluna merasa dihargai di tengah intrik istana ini.

Tak lama setelah pertemuan tersebut, Aluna kembali ke kamarnya dengan hati yang masih berdebar, memikirkan apa yang harus ia lakukan untuk melindungi dirinya dan juga Pangeran Ji-Woon dari bahaya yang mengintai.

Di kamarnya, Aluna merenung panjang, mencoba menata langkah yang akan ia ambil berikutnya. Jika ia tidak berhati-hati, hubungan mereka bisa saja menjadi pemicu konflik yang lebih besar—konflik yang mungkin merenggut lebih dari sekadar kenyamanannya di istana.

Dalam pikirannya, Aluna hanya berharap agar ia memiliki kekuatan untuk melewati semua ini dan kembali ke dunia asalnya, ke kehidupan yang tidak dibebani oleh intrik dan bahaya yang kini menyelubungi setiap langkahnya.

Bersambung >>>

Episodes
1 Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2 Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3 Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4 Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5 Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6 Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7 Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8 Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9 Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10 Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11 Bab 11: Pertanda Buruk
12 Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13 Bab 13: Pertemuan Rahasia
14 Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15 Bab 15: Desakan Sang Ratu
16 Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17 Bab 17: Perintah Sang Ratu
18 Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19 Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20 Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21 Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22 Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23 Bab 23: Menyelinap dari Istana
24 Bab 24: Kesempatan Terakhir
25 Bab 25: ketenangan yang Terusik
26 Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27 Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28 Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29 Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30 Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31 Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32 Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33 Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34 Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35 Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36 Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37 Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38 Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39 Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40 Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41 Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42 _Sapa Dari Author_
43 Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44 Bab 43: Undangan dari Kaisar
45 Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46 Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47 Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48 Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49 Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50 Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51 Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52 Bab 51: Alam yang Tenang
53 Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54 Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55 Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56 Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57 Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58 Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59 Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60 Bab 59: Bermain Peran
61 Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62 Bab 61: Mengikuti Insting
63 Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64 Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65 Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66 Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67 Bab 66: Salju yang Lembut
68 Bab 67: Perang Tak Terlihat
69 Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70 Bab 69: Hanya Dunia Novel
71 Bab 70: Pernikahan yang Megah
72 Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73 Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74 Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75 Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76 Bab 75: Hadiah Kecil
77 Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78 Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79 Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80 Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81 Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82 Pertemuan di Kedai Teh
83 Api di Balik Pengkhianatan
84 Rahasia yang Terungkap
85 Tangisan dan Rasa Frustasi
86 Sedikit Rasa Lega
87 Jalan yang Tidak Akan Mudah
88 Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89 Keputusan Diluar Kendali
90 Di Ambang Kehidupan dan Kematian
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2
Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3
Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4
Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5
Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6
Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7
Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8
Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9
Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10
Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11
Bab 11: Pertanda Buruk
12
Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13
Bab 13: Pertemuan Rahasia
14
Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15
Bab 15: Desakan Sang Ratu
16
Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17
Bab 17: Perintah Sang Ratu
18
Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19
Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20
Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21
Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22
Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23
Bab 23: Menyelinap dari Istana
24
Bab 24: Kesempatan Terakhir
25
Bab 25: ketenangan yang Terusik
26
Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27
Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28
Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29
Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30
Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31
Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32
Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33
Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34
Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35
Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36
Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37
Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38
Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39
Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40
Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41
Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42
_Sapa Dari Author_
43
Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44
Bab 43: Undangan dari Kaisar
45
Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46
Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47
Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48
Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49
Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50
Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51
Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52
Bab 51: Alam yang Tenang
53
Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54
Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55
Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56
Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57
Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58
Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59
Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60
Bab 59: Bermain Peran
61
Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62
Bab 61: Mengikuti Insting
63
Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64
Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65
Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66
Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67
Bab 66: Salju yang Lembut
68
Bab 67: Perang Tak Terlihat
69
Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70
Bab 69: Hanya Dunia Novel
71
Bab 70: Pernikahan yang Megah
72
Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73
Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74
Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75
Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76
Bab 75: Hadiah Kecil
77
Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78
Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79
Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80
Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81
Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82
Pertemuan di Kedai Teh
83
Api di Balik Pengkhianatan
84
Rahasia yang Terungkap
85
Tangisan dan Rasa Frustasi
86
Sedikit Rasa Lega
87
Jalan yang Tidak Akan Mudah
88
Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89
Keputusan Diluar Kendali
90
Di Ambang Kehidupan dan Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!