Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir

Pagi itu, langit memancarkan semburat warna keemasan, namun suasana di dalam istana tampak sunyi, jauh dari hingar bingar yang biasa mengiringi pernikahan bangsawan. Aluna—masih terjebak dalam tubuh Seo-Rin—tidak menyangka bahwa ia akan melewati hari yang sangat ganjil: pernikahannya dengan Pangeran Ji-Woon, yang berlangsung dalam kesederhanaan, hampir seperti pernikahan biasa tanpa kemegahan istana yang biasanya.

Di ruang yang didekorasi dengan sederhana, Aluna berdiri dengan gaun lembut berwarna putih gading, rambutnya disanggul rapi tanpa hiasan berlebihan. Di hadapannya, Pangeran Ji-Woon menatapnya dengan tatapan serius namun lembut. Sejak awal, ia tahu pernikahan ini tak pernah ada dalam naskah novel yang ia tulis. Apa yang ia hadapi sekarang adalah skenario yang benar-benar di luar kendalinya.

Saat upacara berlangsung, Pangeran Ji-Woon mengucapkan janji pernikahan yang singkat namun tulus, mengingatkannya bahwa pernikahan ini bukan hanya simbol ikatan politik, melainkan bentuk kepercayaannya pada Seo-Rin sebagai sekutu. Ketika Pangeran mengikatkan simpul pada gaun Aluna, suasana hening, seakan semua orang menghormati peristiwa itu dengan cara yang berbeda. Tak ada perayaan megah, hanya keheningan dan sorot mata penasaran dari beberapa pelayan yang hadir.

Usai pernikahan mereka, Aluna dibawa menuju paviliun kecil di bagian istana yang lebih tersembunyi. Di sana, ia akan tinggal sementara sebagai selir yang baru saja dinikahi, menempati posisi yang sebenarnya ia tolak dari awal. Semua itu membuatnya semakin bingung, terjebak antara peran Seo-Rin yang seharusnya antagonis dan realita perasaannya yang semakin rumit terhadap Pangeran Ji-Woon.

Namun, tak sempat merenung lebih lama, kabar mengenai pernikahan agung Pangeran Ji-Woon dan Kang-Ji yang akan digelar keesokan harinya sudah memenuhi seantero istana. Keesokan harinya, istana dipenuhi tamu undangan, keluarga kerajaan, serta para bangsawan yang datang dari seluruh negeri untuk menyaksikan upacara megah tersebut.

Aluna, yang kini sudah terikat pernikahan, menyaksikan dari kejauhan betapa megahnya pesta itu. Gemerlap dekorasi dan lantunan musik menyemarakkan aula utama istana. Kang-Ji tampak menakjubkan dalam balutan gaun putri mahkota berwarna emas yang elegan, dikelilingi oleh dayang-dayang yang sibuk mengatur segala sesuatunya dengan sempurna.

Saat upacara dimulai, Aluna merasakan sesuatu yang tak bisa ia gambarkan—seperti ada kekosongan yang tiba-tiba muncul. Pangeran Ji-Woon berjalan menyusuri aula dengan sikap yang tenang, namun tak lagi memandang ke arahnya. Hari itu adalah hari besar bagi Kang-Ji dan seluruh istana, yang kini menyaksikan terbentuknya pasangan bangsawan baru.

Di sela-sela upacara, Aluna melihat keluarga Seo-Rin yang ikut diundang. Mereka tampak anggun dalam balutan busana formal, namun pandangan mereka penuh ketidakpastian. Mungkin mereka juga terkejut dengan pernikahan mendadak ini, dan hanya bisa mengikuti perintah istana tanpa memahami alasan di baliknya.

Ibunya, yang berpenampilan tegar namun tampak mengandung kehangatan, sesekali melirik ke arah Aluna, seperti hendak berbicara namun tak berani mendekat. Sementara ayahnya, seorang pria yang tampak bijaksana, hanya menundukkan kepalanya dengan tatapan penuh hormat.

Di tengah upacara yang megah itu, Aluna tak kuasa menahan perasaan canggung yang berkecamuk dalam dirinya. Ia merasa seperti seorang pemeran pendukung yang tak diinginkan dalam panggung besar yang sebenarnya ia rancang sendiri.

Ketika acara hampir selesai, Pangeran Ji-Woon sempat melirik ke arahnya dari kejauhan, dengan tatapan yang sulit ia pahami. Di balik sikap dingin itu, seolah ada sesuatu yang tak terucap, namun jelas menunjukkan perasaan yang bertentangan.

Pernikahan megah antara Pangeran Ji-Woon dan Kang-Ji pun akhirnya selesai, diiringi dengan sorak-sorai para bangsawan yang menyambut pasangan baru itu. Aluna hanya bisa melihat dari balik pilar, merenungi jalan takdir yang telah berubah total dari rencana semula.

Baginya, ini adalah awal dari kehidupan di istana yang lebih rumit dari yang ia bayangkan, penuh dengan intrik, harapan yang tak terucap, dan ketidakpastian akan perasaan yang perlahan berubah di dalam hatinya. Di dalam alur cerita yang ia tulis, Seo-Rin seharusnya tetap menjadi musuh, namun kini ia tak lagi yakin pada peran apa yang akan ia mainkan selanjutnya.

*

Hari-hari setelah pernikahan megah antara Pangeran Ji-Woon dan Kang-Ji terasa berat bagi Aluna. Di istana, hiruk-pikuk para dayang dan pelayan yang sibuk memuji putri mahkota terdengar setiap saat, seolah seluruh penghuni istana berkumpul untuk mendukungnya. Kang-Ji, yang kini berstatus resmi sebagai putri mahkota, bergerak anggun di aula istana, tampil seperti ratu sejati. Namun, di balik sikapnya yang ramah dan elegan, Aluna dapat melihat tatapan sinis setiap kali mereka berpapasan.

Pangeran Ji-Woon kini sibuk dengan berbagai pertemuan kenegaraan yang diadakan untuk menyambut pasangan kerajaan baru. Sementara itu, Aluna dibiarkan dalam kesendirian, di sayap terpencil istana yang terasa dingin dan sepi. Namun, Pangeran Ji-Woon mengunjungi paviliunnya sesekali, kadang dengan alasan sekadar memastikan kabarnya. Walau kunjungan itu singkat, percakapan mereka membuatnya bertanya-tanya akan perasaan Pangeran Ji-Woon yang sesungguhnya.

Suatu sore yang cerah, di tengah rutinitasnya yang sunyi, Aluna menerima undangan dari putri mahkota, Kang-Ji. Aluna menghela napas panjang, menyadari bahwa undangan itu mungkin bukan sekadar kunjungan ramah. Ia menyadari betul bahwa posisinya sebagai selir membuatnya menjadi pusat perhatian—dan juga kecemburuan—bagi para wanita di istana.

Saat memasuki aula tempat putri mahkota menunggu, Aluna melihat Kang-Ji duduk di atas singgasana rendah, dikelilingi oleh para pelayan yang sibuk menyajikan teh dan makanan ringan. Senyumnya seolah menawarkan keramahan, namun Aluna bisa merasakan dinginnya pandangan Kang-Ji yang tersembunyi di balik wajahnya yang cantik.

“Seo-Rin,” Kang-Ji menyapa dengan nada ramah, meskipun intonasinya terdengar sarkastik. “Aku dengar kau menikmati waktumu di paviliun. Aku khawatir kau merasa kesepian di sana.”

Aluna tersenyum tipis, berusaha mengendalikan perasaan tidak nyaman yang menjalari hatinya. “Terima kasih atas perhatiannya, Yang Mulia. Saya merasa cukup nyaman di sana.”

Kang-Ji tertawa kecil, lalu meletakkan cangkir teh yang dipegangnya. “Tentu saja. Hanya saja, aku ingin mengingatkanmu akan posisi yang kini kau tempati. Bagaimana pun, kau diangkat sebagai selir oleh keinginan pribadi Pangeran. Jangan sampai ada yang menyangka kau mengincar lebih dari itu.”

Mendengar sindiran halus itu, Aluna merasakan dorongan untuk membalas, namun ia menahan diri. Ia tahu, sikap kasar hanya akan memperburuk keadaan. Ia menundukkan kepala, menganggap sindiran itu sebagai bagian dari peran Seo-Rin.

“Tidak perlu khawatir, Yang Mulia. Saya tidak pernah berambisi lebih dari apa yang telah diberikan,” jawab Aluna dengan nada datar, mencoba bersikap setenang mungkin.

Kang-Ji mengangguk puas, namun Aluna melihat sekilas raut wajahnya yang menunjukkan ketidakpuasan. Putri mahkota baru itu mungkin mengharapkan reaksi yang lebih emosional darinya.

Tak lama kemudian, Pangeran Ji-Woon melangkah masuk ke aula tanpa peringatan, membuat suasana tiba-tiba hening. Kang-Ji tersenyum menyambutnya, namun pandangan Pangeran Ji-Woon langsung terarah pada Aluna. Melihat tatapan yang sulit ditebak dari sang pangeran, hati Aluna berdebar. Dia tahu bahwa Kang-Ji memperhatikan setiap gerak-geriknya, namun pandangan Pangeran Ji-Woon yang penuh minat terhadap dirinya membuat situasi semakin rumit.

Pangeran Ji-Woon menatap keduanya dengan tatapan lembut namun penuh ketegasan. “Kang-Ji, Seo-Rin dipilih bukan untuk bersaing denganmu, tetapi untuk membantuku dalam banyak hal yang tak dapat kuungkapkan pada siapa pun.” Ia mengalihkan pandangannya ke Aluna. “Seo-Rin, aku harap kau memahami tanggung jawabmu.”

Kang-Ji terlihat sedikit terkejut, tetapi cepat-cepat menyembunyikannya di balik senyum manis. “Tentu, Yang Mulia. Aku hanya ingin memastikan agar Seo-Rin mengerti posisinya.”

Usai pertemuan itu, Aluna kembali ke paviliunnya dengan pikiran yang berkecamuk. Situasi di istana menjadi lebih rumit dari yang ia duga. Ia merasa terperangkap di tengah ketegangan antara Pangeran Ji-Woon dan Kang-Ji, sebuah hubungan segitiga yang tak pernah ia tulis dalam novel aslinya.

Di tengah malam yang sunyi, Aluna menatap langit dari jendela paviliunnya, merenungi betapa jauh ia terseret dalam alur cerita ini. Ia bertanya-tanya, apakah ia benar-benar terjebak dalam dunia novel, atau mungkin ada alasan lain mengapa ia berada di sini.

Bersamaan dengan itu, dari kejauhan, Pangeran Ji-Woon mengawasi paviliun Aluna. Di balik sikap tenangnya, ada kerumitan yang ia sembunyikan rapat-rapat. Bagi Pangeran Ji-Woon, Seo-Rin adalah sosok yang penuh misteri, dan ketertarikannya tak dapat ia elakkan. Hatinya terseret dalam intrik yang ia ciptakan sendiri, menyadari bahwa perasaan di dalam hatinya lebih dalam dari yang ia perkirakan.

Bersambung >>>

Terpopuler

Comments

Cha Sumuk

Cha Sumuk

MC ceweknya mudah amat di tindaslh lemah

2024-11-22

0

Note 2

Note 2

mcnya payah

2024-12-30

0

Note 2

Note 2

mc cwek kok lemah gak ada ketegasan trllu bnyk berpikir

2024-12-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2 Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3 Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4 Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5 Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6 Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7 Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8 Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9 Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10 Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11 Bab 11: Pertanda Buruk
12 Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13 Bab 13: Pertemuan Rahasia
14 Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15 Bab 15: Desakan Sang Ratu
16 Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17 Bab 17: Perintah Sang Ratu
18 Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19 Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20 Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21 Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22 Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23 Bab 23: Menyelinap dari Istana
24 Bab 24: Kesempatan Terakhir
25 Bab 25: ketenangan yang Terusik
26 Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27 Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28 Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29 Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30 Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31 Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32 Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33 Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34 Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35 Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36 Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37 Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38 Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39 Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40 Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41 Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42 _Sapa Dari Author_
43 Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44 Bab 43: Undangan dari Kaisar
45 Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46 Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47 Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48 Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49 Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50 Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51 Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52 Bab 51: Alam yang Tenang
53 Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54 Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55 Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56 Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57 Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58 Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59 Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60 Bab 59: Bermain Peran
61 Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62 Bab 61: Mengikuti Insting
63 Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64 Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65 Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66 Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67 Bab 66: Salju yang Lembut
68 Bab 67: Perang Tak Terlihat
69 Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70 Bab 69: Hanya Dunia Novel
71 Bab 70: Pernikahan yang Megah
72 Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73 Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74 Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75 Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76 Bab 75: Hadiah Kecil
77 Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78 Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79 Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80 Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81 Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82 Pertemuan di Kedai Teh
83 Api di Balik Pengkhianatan
84 Rahasia yang Terungkap
85 Tangisan dan Rasa Frustasi
86 Sedikit Rasa Lega
87 Jalan yang Tidak Akan Mudah
88 Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89 Keputusan Diluar Kendali
90 Di Ambang Kehidupan dan Kematian
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2
Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3
Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4
Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5
Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6
Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7
Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8
Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9
Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10
Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11
Bab 11: Pertanda Buruk
12
Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13
Bab 13: Pertemuan Rahasia
14
Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15
Bab 15: Desakan Sang Ratu
16
Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17
Bab 17: Perintah Sang Ratu
18
Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19
Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20
Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21
Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22
Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23
Bab 23: Menyelinap dari Istana
24
Bab 24: Kesempatan Terakhir
25
Bab 25: ketenangan yang Terusik
26
Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27
Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28
Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29
Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30
Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31
Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32
Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33
Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34
Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35
Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36
Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37
Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38
Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39
Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40
Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41
Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42
_Sapa Dari Author_
43
Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44
Bab 43: Undangan dari Kaisar
45
Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46
Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47
Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48
Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49
Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50
Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51
Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52
Bab 51: Alam yang Tenang
53
Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54
Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55
Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56
Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57
Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58
Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59
Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60
Bab 59: Bermain Peran
61
Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62
Bab 61: Mengikuti Insting
63
Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64
Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65
Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66
Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67
Bab 66: Salju yang Lembut
68
Bab 67: Perang Tak Terlihat
69
Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70
Bab 69: Hanya Dunia Novel
71
Bab 70: Pernikahan yang Megah
72
Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73
Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74
Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75
Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76
Bab 75: Hadiah Kecil
77
Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78
Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79
Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80
Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81
Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82
Pertemuan di Kedai Teh
83
Api di Balik Pengkhianatan
84
Rahasia yang Terungkap
85
Tangisan dan Rasa Frustasi
86
Sedikit Rasa Lega
87
Jalan yang Tidak Akan Mudah
88
Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89
Keputusan Diluar Kendali
90
Di Ambang Kehidupan dan Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!