Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang

Langit malam bersinar terang, dipenuhi oleh taburan bintang yang seakan ikut merayakan penyambutan kepulangan para prajurit. Istana berkilauan dalam cahaya lentera dan lilin-lilin yang memenuhi setiap lorong dan aula, memancarkan suasana yang penuh semangat dan kemenangan. Para bangsawan, pejabat, dan tamu kehormatan memenuhi aula besar, dan musik riang menggema di setiap sudut. Aluna, yang kini berada dalam tubuh Seo-Rin, berdiri di paviliunnya, menatap ke arah istana dengan tatapan penuh pemikiran.

Kenangan samar kembali terlintas dalam benaknya—kenangan saat ia menulis babak di mana Seo-Rin, si antagonis dalam kisahnya, mencoba menyusup ke istana pada malam pesta penyambutan yang megah ini. Saat itu, Seo-Rin nekat menyelinap masuk karena ingin menarik perhatian Pangeran Ji-Woon, tetapi justru tertangkap oleh para penjaga, membuatnya menerima hukuman di hadapan semua orang. Namun, di tengah situasi yang mencekam, panglima perang yang disegani tampil membela Seo-Rin, menyelamatkannya dari hukuman yang lebih berat dan menimbulkan kehebohan di istana.

Aluna menyadari, situasi saat ini berbeda jauh dari apa yang pernah ia tulis. Ia bukan lagi Seo-Rin yang harus menyelinap masuk secara diam-diam; ia adalah selir resmi dari Pangeran Ji-Woon. Namun, ingatan itu membuat hatinya berdegup cepat. Jika ia telah mengubah banyak alur cerita, apa yang akan terjadi malam ini? Akankah panglima perang, sosok kuat yang dulu menjadi penyelamatnya, tetap menunjukkan sikap yang sama? Atau justru perubahan tak terduga akan terjadi?

Tanpa berpikir panjang, Aluna melangkah keluar dari paviliunnya dan menuju ke aula utama, tempat pesta tengah berlangsung. Gaun elegan berwarna biru tua yang dikenakannya bergerak anggun mengikuti langkahnya, menarik perhatian semua orang saat ia melangkah masuk ke ruangan. Semua mata tertuju padanya, mengagumi sosok yang dikenal sebagai Seo-Rin, selir pangeran yang kini penuh dengan pesona misterius.

Sesaat setelah ia memasuki aula, ia merasakan tatapan tajam yang langsung mengarah padanya. Pangeran Ji-Woon, yang berdiri di ujung ruangan, sedang berbincang dengan beberapa tamu penting. Namun, begitu melihat kehadiran Aluna, Pangeran seolah tak bisa mengalihkan pandangannya darinya. Senyum tipisnya terangkat, tetapi ada sorot mata yang penuh perhitungan.

Di sisi lain aula, Putri Kang-Ji berdiri dengan anggun di tengah kerumunan para bangsawan, memperhatikan Aluna dengan tatapan sinis. Tentu saja, kemunculan Aluna di pesta itu mengundang reaksi beragam, terutama dari Putri Kang-Ji yang merasa posisinya terusik. Meski ia adalah putri mahkota, kehadiran Seo-Rin tak pernah gagal menarik perhatian Pangeran, dan itu membuat Kang-Ji semakin muak.

Sementara itu, Aluna terus melangkah maju, mencoba menyesuaikan diri dengan suasana pesta. Saat ia sampai di tengah aula, seorang sosok tinggi dengan pakaian perang yang gagah melangkah mendekatinya—Panglima Han, panglima perang yang baru kembali bersama para prajurit. Tatapan tajamnya penuh rasa hormat dan penasaran, seolah mencoba menilai wanita yang kini berada di hadapannya.

“Selir Seo-Rin,” sapanya dengan suara dalam yang tenang, memberi penghormatan.

Aluna menatap Panglima Han dengan senyum lembut, mengingat peran panglima ini dalam cerita yang pernah ia tulis. Meskipun tidak banyak interaksi yang ia tulis untuk karakter ini, ia selalu membayangkan sosok Panglima Han sebagai pria yang tegas, namun adil dan penuh belas kasih. Dan kini, ia melihat karakter tersebut hidup di hadapannya.

“Panglima Han,” jawab Aluna dengan sopan. “Terima kasih atas pengabdian Anda dan pasukan Anda bagi negeri ini. Saya yakin Pangeran Ji-Woon dan seluruh kerajaan sangat menghargai upaya kalian.”

Panglima Han mengangguk dengan penuh hormat, tetapi sebelum ia sempat menjawab, suara riuh muncul di sekitar mereka. Para bangsawan tampak terkejut ketika Pangeran Ji-Woon berjalan mendekat, bergabung dalam percakapan mereka. Aluna dapat merasakan ketegangan yang timbul akibat kedekatannya dengan sang panglima.

“Seo-Rin,” Pangeran Ji-Woon berkata sambil menatapnya dengan tatapan penuh perhatian. “Aku tidak menduga kau akan datang malam ini. Kupikir kau lebih suka menghindari keramaian.”

Aluna tersenyum tipis. “Bukankah aku adalah bagian dari istana ini, Yang Mulia? Sudah sepatutnya aku berada di sini untuk menyambut para prajurit yang baru kembali.”

Pangeran mengangguk, tetapi masih ada kilatan misterius di matanya. “Tentu, kau benar. Namun, jika kau merasa lelah, jangan ragu untuk pergi ke paviliunmu. Aku tidak ingin kau memaksakan diri.”

Di balik perhatian Pangeran, Aluna bisa merasakan seolah ia sedang diuji, seolah Pangeran ingin melihat reaksi apa yang akan ia tunjukkan. Namun, Aluna tak gentar. Ia menatap Pangeran dengan senyum lembut, penuh keyakinan.

“Aku baik-baik saja, Yang Mulia,” jawabnya, membuat Pangeran tersenyum tipis dan sedikit mengangguk.

Pesta terus berlangsung, tetapi di balik senyum dan keramaian, ketegangan masih terasa. Putri Kang-Ji yang berdiri di kejauhan tampak tidak senang, dan tatapan tajamnya terus mengawasi setiap gerak-gerik Seo-Rin dan Pangeran. Sementara Panglima Han, yang memperhatikan interaksi mereka, hanya tersenyum tipis, menyadari adanya persaingan tersembunyi di antara mereka.

Suasana pesta malam itu benar-benar tak terlupakan. Lentera-lentera emas yang menggantung di sepanjang aula istana memancarkan kehangatan, dan para tamu berbincang dengan wajah cerah. Namun, di tengah keramaian itu, sebuah ketegangan tak kasat mata mulai menyelimuti.

Putri Kang-Ji, yang sejak awal merasa tidak senang melihat keakraban antara Pangeran Ji-Woon dan Seo-Rin, akhirnya memutuskan untuk bertindak. Dengan langkah anggun dan senyum tipis yang penuh makna, ia menghampiri mereka, menunduk sedikit sebelum berbicara. "Yang Mulia, mungkin ini saatnya untuk menyapa beberapa tamu kehormatan. Mereka tentu akan sangat senang jika Pangeran sendiri yang memberi penghormatan."

Pangeran Ji-Woon terlihat ragu sejenak, tetapi akhirnya tersenyum tipis. "Tentu, Putri Kang-Ji." Ia menatap Seo-Rin, seakan mengisyaratkan bahwa ini hanya akan berlangsung singkat, lalu berjalan bersama Kang-Ji meninggalkan Seo-Rin di tengah aula.

Setelah mereka pergi, Aluna menarik napas panjang. Ia sempat merasa sedikit tak nyaman, namun sebelum sempat beranjak, Panglima Han kembali mendekatinya. “Selir Seo-Rin,” sapa panglima itu dengan hormat, namun dengan senyum ramah yang tak bisa disembunyikan.

Aluna tersenyum dan mengangguk, merasa sedikit lega. "Panglima Han, senang sekali melihat Anda kembali dengan selamat. Negeri ini beruntung memiliki sosok yang kuat dan berdedikasi sepertimu."

Panglima Han tertawa kecil, memperlihatkan sisi hangat yang jarang dilihat orang lain. "Ah, Anda terlalu memuji saya, Yang Mulia. Justru saya yang merasa beruntung karena bisa kembali dengan selamat dan melihat kedamaian di negeri ini." Ia berhenti sejenak, memperhatikan wajah Seo-Rin dengan sorot mata penuh minat. "Dan saya juga beruntung bisa berbincang dengan seseorang yang penuh… keunikan seperti Anda."

Bagi Aluna, Panglima Han adalah sosok yang bersahaja dan mudah diajak berbicara, tidak seperti suasana tegang yang ia bayangkan sebelumnya. Mereka berbincang dengan akrab, membahas berbagai hal ringan tentang kehidupan istana, namun juga sesekali membicarakan topik yang lebih serius tentang keadaan negeri dan masa depan. Aluna merasa seolah-olah berbicara dengan teman lama.

Namun, dari seberang aula, Pangeran Ji-Woon terus mengamati mereka dengan pandangan tajam. Bibirnya tersenyum tipis sambil berbasa-basi dengan tamu-tamu kehormatan, tetapi sorot matanya tak pernah lepas dari Seo-Rin dan Panglima Han. Ada sesuatu dalam cara mereka berbincang yang memicu rasa penasaran sekaligus kecemburuan yang halus dalam dirinya.

Di tengah percakapan yang semakin hangat antara Aluna dan Panglima Han, suasana aula tiba-tiba riuh. Para tamu saling menoleh, terdengar desas-desus yang semakin kencang, lalu suara seorang prajurit mengumumkan, "Kami telah menangkap seorang penyusup!"

Bersambung >>>

Terpopuler

Comments

💖 sweet love 🌺

💖 sweet love 🌺

gk usah heran kalo cerita dgn vibes Korea apalagi kerajaannya..
kelihatan kaku dan tegang, kadang bikin kita yg baca juga ikut kaku dan tegang..

2025-01-01

0

s.u.s.a.n.l.y.n.e❤

s.u.s.a.n.l.y.n.e❤

apakah tidak ada bagian mesranya?

2024-12-04

0

Andini marlang

Andini marlang

lanjuttttt Thor ..../Kiss//Kiss/

2024-11-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2 Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3 Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4 Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5 Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6 Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7 Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8 Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9 Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10 Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11 Bab 11: Pertanda Buruk
12 Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13 Bab 13: Pertemuan Rahasia
14 Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15 Bab 15: Desakan Sang Ratu
16 Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17 Bab 17: Perintah Sang Ratu
18 Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19 Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20 Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21 Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22 Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23 Bab 23: Menyelinap dari Istana
24 Bab 24: Kesempatan Terakhir
25 Bab 25: ketenangan yang Terusik
26 Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27 Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28 Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29 Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30 Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31 Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32 Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33 Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34 Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35 Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36 Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37 Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38 Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39 Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40 Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41 Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42 _Sapa Dari Author_
43 Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44 Bab 43: Undangan dari Kaisar
45 Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46 Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47 Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48 Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49 Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50 Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51 Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52 Bab 51: Alam yang Tenang
53 Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54 Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55 Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56 Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57 Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58 Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59 Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60 Bab 59: Bermain Peran
61 Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62 Bab 61: Mengikuti Insting
63 Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64 Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65 Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66 Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67 Bab 66: Salju yang Lembut
68 Bab 67: Perang Tak Terlihat
69 Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70 Bab 69: Hanya Dunia Novel
71 Bab 70: Pernikahan yang Megah
72 Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73 Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74 Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75 Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76 Bab 75: Hadiah Kecil
77 Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78 Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79 Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80 Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81 Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82 Pertemuan di Kedai Teh
83 Api di Balik Pengkhianatan
84 Rahasia yang Terungkap
85 Tangisan dan Rasa Frustasi
86 Sedikit Rasa Lega
87 Jalan yang Tidak Akan Mudah
88 Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89 Keputusan Diluar Kendali
90 Di Ambang Kehidupan dan Kematian
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1: Di Antara Realita dan Imajinasi
2
Bab 2: Di Balik Seleksi Putri Mahkota
3
Bab 3: Pesona yang Tak Terduga
4
Bab 4: Ambisi dan Cinta yang Tak Direstui
5
Bab 5: Dua Pernikahan, Dua Takdir
6
Bab 6: Babak Baru Diluar Naskah
7
Bab 7: Pertemuan yang Tak Terduga
8
Bab 8: Amarah Sang PUtri Mahkota
9
Bab 9: Ditengah Intrik yang Membara
10
Bab 10: Malam Penyambutan Panglima Perang
11
Bab 11: Pertanda Buruk
12
Bab 12: Kesetiaan yang Diuji
13
Bab 13: Pertemuan Rahasia
14
Bab 14: Tekad untuk Menghancurkan
15
Bab 15: Desakan Sang Ratu
16
Bab 16: Jebakan untuk Pangeran Ji-Woon
17
Bab 17: Perintah Sang Ratu
18
Bab 18: Berada pada Pilihan yang Sulit
19
Bab 19: Seperti Bukan Dirinya Lagi
20
Bab 20: Apakah ini Kabar Bahagia?
21
Bab 21: Kabar Bahagia yang Menggusarkan
22
Bab 22: Kutukan yang Menimpa Diri Sendiri
23
Bab 23: Menyelinap dari Istana
24
Bab 24: Kesempatan Terakhir
25
Bab 25: ketenangan yang Terusik
26
Bab 26: Strategi Penyelamatan Diri
27
Bab 27: Mungkinkah Takdir Bisa Diubah?
28
Bab 28: Menyusun Rencana untuk Mengumpulkan Sekutu
29
Bab 29: Peringatan Keras dari Sang Ratu
30
Bab 30: Setiap Tempat Memiliki Tantangannya Tersendiri
31
Bab 31: Malam Rindu di Bawah Langit Istana
32
Bab 32: Aku Tahu Lebih dari Yang Kau Tahu
33
Bab 33: Pertemuan di Aula Kecil
34
Bab 34: Sekutu yang Tak Terduga
35
Bab 35: Malam yang Penuh Kerinduan
36
Bab 36: Senyum yang Terangkum Dalam Hati
37
Bab 37: Perhatian yang Terbagi
38
Bab 38: Di Tepi Danau yang Tenang
39
Bab 39: Di Balik Tirai Kekuasaan
40
Bab 40: Dalam Pelukan yang Salah
41
Bab 41: Pertemuan Seo-Rin dan Kaisar
42
_Sapa Dari Author_
43
Bab 42: Langkah yang Terburu-buru
44
Bab 43: Undangan dari Kaisar
45
Bab 44: Ramalan yang Mendesak
46
Bab 45: Sebuah Penyesalan yang Mengusik
47
Bab 46: Merasa Hidup dan Dicintai
48
Bab 47: Strategi Pengkhianatan yang Tersembunyi
49
Bab 48: Pengkhianatan yang Halus
50
Bab 49: Datang untuk Berpamitan
51
Bab 50: Hadiah yang Tak Terduga
52
Bab 51: Alam yang Tenang
53
Bab 52: Amukan Alam di Dalam Hutan
54
Bab 53: Pertaruhan Nyawa di Ujung Pedang
55
Bab 54: Obrolan Hangat di Tengah Hutan yang Dingin
56
Bab 55: Antara Pencarian yang Putus Asa dan Malam yang Tenang di Hutan
57
Bab 56: Kenyataan yang Tak Diinginkan
58
Bab 57: Akan Membayar Setiap Tetes Darah
59
Bab 58: Senyum Di Balik Dendam yang Membara
60
Bab 59: Bermain Peran
61
Bab 60: Berpacu Dalam Intrik
62
Bab 61: Mengikuti Insting
63
Bab 62: Jika Saja Tidak Menulis Kisah Ini ...
64
Bab 63: Hampir Sampai Pada Akhir
65
Bab 64: Keputusan yang Bijaksana
66
Bab 65: Siapa yang Telah Mengubah Takdir?
67
Bab 66: Salju yang Lembut
68
Bab 67: Perang Tak Terlihat
69
Bab 68: Akhir Dari Keputusan
70
Bab 69: Hanya Dunia Novel
71
Bab 70: Pernikahan yang Megah
72
Bab 71: Yang Paling Berkuasa
73
Bab 72: Penobatan Sebagai kaisar
74
Bab 73: Bukan Karena Keberuntungan
75
Bab 74: Jarak yang Semakin Nyata
76
Bab 75: Hadiah Kecil
77
Bab 76: Mendapatkan Hatinya
78
Bab 77: Kehangatan yang Mulai Retak
79
Bab 78: Tembok yang Menghalangi
80
Bab 79: Rahasiamu Aman Denganku
81
Bab 80: Tak Akan Pernah Lolos
82
Pertemuan di Kedai Teh
83
Api di Balik Pengkhianatan
84
Rahasia yang Terungkap
85
Tangisan dan Rasa Frustasi
86
Sedikit Rasa Lega
87
Jalan yang Tidak Akan Mudah
88
Jalan yang Tidak Akan Mudah part II
89
Keputusan Diluar Kendali
90
Di Ambang Kehidupan dan Kematian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!