Setelah keluar dari kamarnya, Alex pun datang dengan membawakan sarapan bubur untuk Arisa.
Alex: "Sekarang makanlah sebelum buburmu dingin."
Arisa: "Hm..." (dengan posisi duduk namun tengah melamunkan sesuatu)
Alex: "Cih! Apa yang menggangu pikiranmu sehingga kau tidak fokus hanya untuk makan saja!" (kesal lalu mengambil bubur yang ada di mangkuk lalu ia memakannya dan memberikannya kepada Arisa dengan cara makan dari mulut ke mulut)
Arisa: "Emmmh..." (terkejut dan langsung mendorong Alex)
Arisa: "Apa yang kau lakukan?!"
Alex: "Ck, kau bertanya apa yang aku lakukan? Aku sedang memberi anjingku makan! Duduklah dengan baik!"
Arisa: "Si...siapa yang anjingmu?! Sudah kukatakan aku bisa memakannya sendiri!"
Alex: "Cih! Kau terlalu lamban bahkan hanya untuk menghabiskan satu mangkuk bubur. Aku akan membantumu sepertinya tanganku memar jadi biar aku yang akan menyuapimu! Duduklah dengan baik."
Arisa yang hari itu nampaknya melihat sebuah gunung es yang meleleh dihadapannya. Ia sangat terkejut dengan sikap lembutnya Alex yang sedang membantunya makan. Arisa sedikit tersentuh, dan itu menjadikan pipinya tampak memerah.
Arisa: "Tak kusangka serigala licik ini memiliki sisi lembut seperti ini." (dalam hati Arisa tersentuh)
Alex: "Apa yang sedang kau lihat? Apakah kau terpesona dengan ketampananku?" (mengatakan dengan penuh percaya diri)
Arisa: "Ck! Sudah kuduga aku salah melihatnya." (dalam pikiran Arisa kesal)
Arisa: "Huh, siapa yang memandangimu?"
Alex: "Baiklah, baiklah, buburmu sudah habis. Aku akan mengambilkan kotak obat untuk mengobati lukamu."
Arisa pun merasa sedikit terbuka dengan sikap Alex yang seperti itu kepadanya. Arisa mulai merasakan sedikit kenyamanan dari seorang Alex Levana, meskipun terkadang ia tahu bahwa Alex tidaklah selalu baik terkadang ia juga snagat kasar.
Tidak berselang lama Alex pergi mengambil kotak obat, akhirnya ia kembali dengan kotak obat dan mengobati lukanya Arisa.
Alex: "Berikan tanganmu. Ck, apakah kau tidak ingin lukamu diobati?" (karena Arisa tidak memberikan tangannya, Alex pun berinisiatif untuk mengambilnya sendiri dan Alex perlahan mulai mengobati lukanya)
Arisa: "Sshh! Sakit... bisakah kau lebih pelan ketika mengobati seorang wanita?!" (sambil merengek kesakitan)
Alex: "Cih! Ini sudah sangat pelan, kau saja yang terlalu berlebihan!" (masih fokus mengobati luka yang ada di tangan Arisa)
Arisa: "Pria licik ini!" (dalam hati Arisa memaki)
Setelah beberapa saat, akhirnya tangan Arisa sudah terperban rapi oleh Alex.
Alex: "Sudah selesai, cepatlah tidur. Aku masih perlu mengurus beberapa hal." (sambil berdiri lalu berbalik untuk berjalan keluar)
Arisa: "Terima kasih."
Mendengar kata itu dari Arisa, Alex sesaat tertegun karena ia tidak menyangka wanita seperti Arisa juga bisa berterima kasih kepadanya.
Alex: "Hmph!" (dengan senyum nakal lalu berbalik dan mendatangi Arisa)
Alex: "Kucing kecil, jika kau ingin berterima kasih, lakukanlah sesuatu untuk membuatku senang..." (dengan senyuman nakal sambil menatap Arisa)
Arisa: "Ap...apa... apa maksudmu..."
Alex: "Maksudku adalah..." (nampak tidak sabar Alex terhadap Arisa ia pun berhenti berbicara tanpa melanjutkannya langsung mencium Arisa secara tiba-tiba)
Arisa: "Hmhh..." (Arisa pun terkejut dengan ciuman yang tiba-tiba itu dari Alex)
Arisa: "Cukup! Apa maksudnya ini?!" (sambil mendorong Alex)
Alex: "Bukankah sudah jelas maksudku memberitahumu bahwa jika ingin berterima kasih maka berterima kasihlah dengan cara yang seperti ini salah satunya." (sambil senyum nakal)
Arisa: "Hmph! Kau perampok!"
Alex: "Tidurlah secepatnya, aku perlu mengerjakan sesuatu." (sambil memegang kepala Arisa)
Arisa: "Hmph!" (dengan perasaan kesal)
Arisa seolah-olah seperti disihir, ia menuruti apa yang diperintahkan Alex untuk tidur. Sejak saat itu hubungan mereka perlahan-lahan mulai membaik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments