Pukul 08:00 pagi, Paviliun Alex
Keesokan paginya Arisa bertanya kepada Alex tentang mengapa ia tiba-tiba datang untuk menyelamatkan Arisa di kediaman Lawrence.
Arisa: "..." (membuka mata dan bangun terduduk diatas ranjang)
Alex: "Kau sudah bangun?" (datang menghampiri Arisa)
Arisa: "Ah, ya, seperti yang kau lihat." (merasa canggung)
Alex: "Bagaimana dengan pipimu? Apakah masih bengkak?" (duduk disamping Arisa)
Arisa: "Kupikir sudah jauh lebih baik. Oh, ya tuan, bagaimana kau bisa tiba-tiba menyelamatkan ku dari kediaman Lawrence?" (tiba-tiba Arisa bertanya serius)
Alex: "Ya, pada waktu itu aku memang ingin mengikuti pemakamannya nyonya Yin..." (sambil mengingat kembali)
Flashback Alex
Didalam mobil Alex terjadi pembicaraan serius antara dia dengan Juan
Alex: "Juan, sekarang pergi ke perusahaan Kane dulu, aku ingin membicarakan sesuatu dengan David."
Juan: "Emm... tapi ini..."
Alex: "Ada apa?"
Juan: "Sebenarnya... sebenarnya satu menit yang lalu aku baru saja mendapatkan informasi tentang nona Arisa, katanya ia sudah sampai dikediaman Lawrence..." (belum selesai Juan berbicara lalu dipotong oleh Alex)
Alex: "Bukankah bagus jika dia sudah sampai disana? Lalu apa masalahmu?"
Juan: "Tetapi ada hal lain tuan..."
Alex: "Hal apa?"
Juan: "Dari yang kudengar, bahwa nona Arisa baru saja ditampar oleh Jhonny Lawrence, ayah angkatnya. Dan itu karena Jhonny mengetahui bahwa Arisa pada beberapa hari lalu pergi ke Club Lauress dan dikatakan bahwa nona Arisa bersama pria untuk bermain-main disana, tetapi itukan adalah kau tuan..."
Alex: "Apa?! Cepat pergi kekediaman Lawrence!" (dengan ekspresi marah)
Juan: "Baik, tuan."
Kembali ke pembicaraan di dalam kamar Alex
Arisa: "Apa... apakah kau memata-mataiku?!" (dengan ekspresi terkejut dan marah)
Alex: "Hmph, kucing kecil, itu tidak termasuk memata-matai loh, kau terlalu kasar dengan suamimu ini." (sambil membelai rambut Arisa)
Arisa: "Suami apanya suami?! Nenekku sudah tidak ada, mari batalkan perjanjian menjijikkan ini!" (dengan tegas)
Alex: "Sayang, apakah kau lupa dengan isi kontraknya? Perlukah aku mengingatkanmu kembali?" (perlahan-lahan mulai mendekat kearah Arisa)
Arisa: "Ya, kontrak ini hanya bisa dibatalkan olehnya! Cih! Si brengsek licik ini!" (memaki dalam hati)
Arisa: "Ah, ah, itu... itu tidak perlu, aku sudah mengingat semuanya!" (sambil tertekan dengan keadaan karena Alex sangat dekat dengannya)
Arisa: "Baiklah, aku akan segera pergi dari sini. Terima kasih, tuan Alex." (bangun dari ranjangnya lalu mengambil tasnya dan berjalan pergi keluar)
Alex: "Kemana kau akan pergi dengan keadaanmu yang sekarang?"
Sontak pertanyaan itu membuat Arisa mengehentikan langkahnya dan membuat ia kembali berpikir sejenak bahwa ia juga sudah tidak memiliki tempat tinggal, sedangkan apartemen yang ia sewa sudah tidak bisa ia tempati karena ia harus tidak membayar sewa apartemen itu untuk pengobatan dan upacara pemakaman neneknya.
Arisa memang tampak menyedihkan, ia baru saja lulus dari sekolah SMA dan sekarang ia belum memiliki pekerjaan tetap. Tetapi ia juga adalah seorang istri dari Alex Levana, namun tampaknya Arisa tidak ingin terlalu memanfaatkan semua yang suaminya itu punya. Arisa tetap bersikeras ingin berusaha sendiri.
Arisa: "Ah! Aku... aku... aku tidak tahu... hiks... aku sekarang sudah tidak tahu harus pergi kemana, mengapa Tuhan sangat tidak adil padaku, dia merebut segalanya dariku. Sejak lahir aku sudah tidak memiliki orang tua, pada waktu kecil aku diadopsi aku pikir aku akan mendapatkan kehidupan yang layak, tetapi... hiks... tetapi setelah aku besar mereka kembali membuangku... huhuhu... sekejap mereka menjadikanku keluarga dan sekejap pula mereka menjadikanku sebagai orang asing... hiks... hiks... hiks..." (tidak sanggup menahan air matanya)
Alex yang melihat kejadian itu pun merasa tersentuh hatinya, lalu ia segera mendatangi Arisa dan memeluknya untuk menenangkannya.
Alex: "Tenanglah, kau masih punya aku." (sambil memeluk Arisa)
Arisa: "Hiks... hiks... hiks..." (menangis tersedu-sedu dipelukan Alex)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments