Setelah membaca surat dari neneknya, Arisa merasa sangat tidak menyangka bahwa neneknya akan meninggalkannya secepat itu. Namun disisi lain Arisa juga termotivasi dan tetap melanjutkan hidupnya, karena itu adalah yang diharapkan oleh neneknya.
Arisa: "Ah... Hiks...hiks...hiks..." (sambil menutup mulutnya maksud agar tangisnya tidak pecah, tetapi semua itu tidak ada gunanya sama sekali tidak bisa dipungkiri Arisa tetap menangis sejadi-jadinya)
Dokter Lu: "Em... Nona, kami akan segera menguruskan pemakamannya dan bisakah kau memberitahuku kemana ia akan dibawa?"
Sebelum menjawab pertanyaan dari dokter Lu, Arisa sempat terdiam sesaat memikirkan kemana jasad neneknya akan dibawa untuk diperingati.
Arisa: "Ah! Kemana? Iya nenek akan dibawa kemana?" (dalam hati Arisa bertanya)
Arisa: "Untuk saat ini, aku tak punya pilihan lain, selain keluarga Lawrence." (jawab Arisa dalam hati)
Arisa: "Kau bisa mengantarkannya kekediaman Lawrence."
Dokter Lu: "Baiklah. Besok kami akan mengantarkannya kekediaman Lawrence."
Arisa: "Ya, terima kasih dokter Lu." (dengan tatapan sayu dan kosong lalu berjalan pergi)
Dokter Lu: "Baiklah."
Arisa benar-benar tidak menyangka bahwa neneknya akan secepat itu pergi meninggalkannya. Arisa terpaksa membawa jasad neneknya kekediaman Lawrence karena ia pikir hanya mereka yang mampu menolongnya pada masa-masa seperti ini. Dan ia juga berpikir bahwa keluarga Lawrence tidak akan ada penolakan dalam penerimaan jasad neneknya, namun apa yang terjadi...
Keesokan harinya pukul 09:00 pagi, kediaman Lawrence
'Kamar Viola'
Viola: "Shhh! Ibu, kenapa kita harus menerima jasad dari neneknya si wanita tak tahu malu itu?!" (dengan perasaan kesal)
Marian: "Kau, tenanglah. Bersikap baiklah sampai acara pemakaman ini selesai. Apakah kau ini memang bodoh atau hanya berpura-pura bodoh? "
Viola: "Ah, maksud ibu?"
Marian: "Ck... Apakah kau pernah memikirkan, jika si tua bangka itu telah tiada maka tidak ada lagi yang akan melindungi Arisa, dan kita bisa melakukan rencana kita tanpa gangguan dari siapapun. Dan sekarang wanita tua bangka itu benar-benar telah tiada, maka itu semakin bagus dan Arisa sekarang berada didalam kendali kita! Hahaha...." (tertawa dengan nada jahat)
Viola: "Ah, ibu! Kau benar, baru saja terpikirkan olehku. Sekarang penghalang dari rencana kita telah hilang, maka kita akan lebih leluasa menjalankan rencana kita. Hahaha..." (tertawa dengan nada jahat pula)
Marian: "Jadi, beriskap baiklah ketika jasad si tua bangka itu dan ingat kau harus berpura-pura sedih agar semua orang melihat bahwa kita juga sangat peduli dengan neneknya Arisa."
Viola: "Itu tak masalah ibu, jangan panggil aku Viola jika aku tidak pandai berakting!" (dengan senyuman jahat diwajahnya)
Pada waktu yang bersamaan, Group Emperor
'Ruangan CEO'
Alex: "Juan, apakah berkas-berkas yang kuminta kau untuk mengirimkannya sudah kau kirim kepada David?" (sambil fokus dengan laptop dihadapannya)
Juan: "Ya, tuan semuanya sudah kukirimkan."
Alex: "Bagus." (masih tetap fokus bekerja)
Juan: "Aduh, apakah aku harus mengatakannya kepada tuan tentang kematian nenek angkatnya nona Arisa? Tapi, apakah tuan akan peduli tentang itu? Sebaiknya aku sampaikan saja, karena meskipun tuan tidak peduli akan kematian nyonya Yin setidaknya nona Arisa masih istrinya, kan?" (dalam hati Juan bertanya-tanya dan penuh keraguan)
Alex: "Mengapa kau masih belum pergi?" (berhenti dari pekerjaannya dan memandangi Juan yang tampak melamun dihadapannya)
Juan: "!!" (ketika Alex menanyakan itu Juan sedang fokus bertanya didalam hatinya, jadi ketika Alex menanyakan itu Juan terkejut setengah mati dibuatnya)
Alex: "Dari ekspresimu saat ini, kurasa kau ingin mengatakan sesuatu. Apakah aku benar?" (sambil bersandar dikursi kerjanya)
Juan: "Ah... Em... Itu... Tu...tuan, aku... hanya ingin memberitahukan kepadamu bahwa nyonya Yin meninggal pada pagi kemarin, dan dari informasi yang ku dapat seharian Arisa hanya menangisi kepergian neneknya. Ya aku tahu kau tak pernah perduli dengan hal semacam ini, tetapi aku menyampaikan karena aku juga teringat tentang nona Arisa yang sekarang masih berstatus sebagai istrimu." (dengan perasaan gugup dan ragu Juan menyampaikannya, namun jua tetap berusaha menyampaikannya semampunya)
Alex: "Hm, Mao Yin meninggal? Kapan pelaksanaan pemakamannya?"
Juan: "Ah itu, dari yang kudengar mereka akan memakamkan nyonya Yin dikediaman Lawrence pada pukul 10 pagi ini, yang mungkin itu sekitar 30 menit lagi pemakamannya akan dimulai."
Alex: "Baiklah."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments