Seketika Arisa tersadar bahwa wangi dari pria yang menciumnya pada saat itu sama sekali tak mirip dengan wangi tubuh Bryan. Tanpa segan Arisa lalu mendorong pria tersebut. Dan pada saat itulah terjadi banyak percakapan diantara keduanya.
Arisa: "Hei tuan! Apa yang kau lakukan kepadaku?! Mengapa kau menciumku?! Dan siapa kau?!" (Arisa bertanya dengan ekspresi malu dan bingung)
Alex: "Siapa aku? Cihh! Itu tidak penting." (dengan ekspresi dingin)
Arisa: "..." (berpikir)
Arisa: "Ah! Aku ingat sekarang, dia adalah pria yang membawaku kesini! Dasar kurang ajar!" (dalam hati Arisa marah)
Arisa: "Aku ingat sekarang! Kau kan yang menggendongku dari bar tadi dan membawa ku kemari!?"
Alex: "Baguslah kalau kau mengingatnya." (duduk santai disofa sambil menggoyangkan anggur yang ada ditangannya)
Arisa: "Maaf kan aku tuan, tapi aku sama sekali tidak mengenalmu dan aku juga tidak pernah melakukan kesalahan denganmu, dan kita juga tidak pernah bertemu sebelumnya meskipun kita pernah bertemu tetapi kita tidak saling mengenal. Lalu mengapa kau membawaku kesini tanpa alasan apapun?!" (Arisa bertanya dengan perasaan marah dan kesal)
Alex: "Yo! Siapa yang mengatakan aku membawamu bahkan menggendongmu kesini tanpa alasan?"
Arisa: "Lalu, apa yang kau inginkan dariku tuan?"
Mendengar pertanyaan itu, sontak membuat Alex menghabiskan anggur yang diminumnya lalu meletakkan gelasnya diatas meja. Dan kemudian, perlahan ia berjalan mendekati Arisa. Arisa pun yang merasa didekati agak sedikit takut dan membuat pikirnya kacau.
Arisa: "Err... Tuan, kenapa kau mendekat? Bukankah sudah nyaman kita berbicara seperti tadi, kau duduk disofa dan aku disini." (Arisa bertanya dengan perasaan takut dan gemetar)
Alex: "Ho? Apakah aku tidak boleh beranjak dari sofa? Kucing kecil, aku mendekatimu karna aku ingin memberi tahukan alasanku membawamu kemari. Apakah kau berharap lebih?" (dengan senyu menyeringai Alex mengatakan itu dan itu semakin membuat Arisa takut)
Arisa: "Ah! Ma...ma...mana mungkin aku berharap lebih!! Kau terlalu dekat denganku! Dan itu membuatku tidak nyaman! Jika kau ingin memberi tahukan alasanmu, kau bisa tetap duduk disofa sana saja apakah itu sangat sulit bagimu?!" (Arisa menjawab dengan perasaan yang sangat malu dan ia berusaha untuk mengelak apa yang dikatakan Alex bahwa itu tidak benar dan ia berusaha menutupi itu dengan kemarahannya.)
Alex: "Heh! Kucing kecil, lihatlah pipimu sangat merah." (Alex tersenyum nakal)
Karena merasa dipermalukan, Arisa berusaha mengelak dan mengatakan kepada Alex bahwa apa yang ia katakan itu tidak benar.
Arisa: "Apa!? Mana... mana mungkin pipiku memerah!? Mungkin matamu saja yang bermasalah?!" (Arisa menjawab dengan gugup karna rasa malunya yang sudah hampir tidak terbendung)
Tiba-tiba Alex mencium pipi Arisa yang memerah tersebut...
Arisa: "Hei tuan! Apa yang kau lakukan!? Kau tak tahu malu!" (Arisa sangat malu dan akhirnya itu membuat pipinya tampak terlihat lebih merah daripada yang sebelumnya)
Alex: "Siapa yang kau sebut tak tahu malu? Aku? Apakah kau sadar bahwa pipimu lebih merah dari sebelumnya?"
Arisa: "Ah!! Dasar kau kurang ajar!"
Akhirnya percakapan omong kosong itupun berakhir. Yaa bisa dikatakan Alex yang menang dalam perdebatan kali ini, haha. Namun setelah percakapan itu berakhir Alex pun terpikir kembali untuk mengungkapkan tujuannya yang sebenarnya untuk bertemu dengan Arisa, dan ia berusaha mengatakannya bahwa ia memerlukan bantuan dari Arisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments