Pak Presdir, Aku Benci Kamu
Arisa: "Bryan hari ini pulang dari luar negeri kurasa aku harus bersiap-siap untuk menjemputnya di kota S malam ini, aku tak sabar untuk bertemu dengannya. Aku sangat merindukannya, benar-benar merindukannya."
Malam di kota S...
Aku rasa Bryan sudah sampai di kota S, aku akan segera menjemputnya. (ucap Arisa dalam hati).
Apakah sebaiknya aku menelponnya ya? Hm, ku rasa itu tidak perlu, baiklah aku akan memberikan kejutan untuknya! (gumam Arisa).
Arisa: "Seharusnya Bryan sudah sampai disini, tapi dimana dia?" (ucap Arisa khawatir)
Arisa: "Aku tak bisa menemukannya padahal aku sudah mencarinya kemana-mana, baiklah aku akan menelponnya saja biarlah kejutan untuknya akan ku siapkan dilain waktu saja." (gumam Arisa).
Arisa terus mencoba untuk mengirim pesan dan menelpon Bryan, tapi tak ada balasan ataupun jawaban dari Bryan.
Arisa: "Aku tidak boleh menyerah, aku harus menemukan Bryan bagaimanapun caranya." (ucap Arisa penuh tekad)
Tekad didalam hati Arisa untuk bertemu dengan Bryan tidak main-main, karna ia sangat merindukan Bryan untuk kembali ke kota S dan kembali bersama dengannya.
Hari sudah semakin larut malam, Arisa terus menunggu Bryan. Berharap Bryan akan menghubunginya kembali. Setelah lama menunggu Arisa tak mendapatkan jawaban dari Bryan, bahkan Bryan pun juga tak mengirimkan pesan kepada Arisa. Pada malam itu, Arisa memutuskan untuk menginap di hotel terdekat karna itu sudah terlalu larut untuk kembali pulang kerumahnya dan ia juga berpikir bahwa mungkin ada keterlambatan dari Bryan sehingga ia tak menemukan Bryan pada malam itu. Dan ia juga berharap akan segera bertemu dengan Bryan pada keesokan harinya.
Lalu Arisa mempir kesebuah hotel terdekat disana untuk menginap.
Resepsionis: "Permisi, ada yang bisa saya bantu?"
Arisa: "Saya ingin memesan sebuah kamar."
Resepsionis: "Baiklah, ini adalah kunci kamar anda dengan nomer 116."
Arisa: "Baik, terima kasih."
Arisa: "Hmm seharusnya kamar itu disebelah sini. Ahh! Ketemu!" (gumam Arisa).
Karna sudah menemukan kamarnya lalu Arisa segera masuk untuk beristirahat, namun sebelum masuk Arisa mendengar suara seseorang yang terdengar sangat familiar baginya. Dan suara itu berasal dari kamar sebelah!
Karna penasaran akhirnya Arisa mendengarkan suara yang berasal dari kamar sebelah tersebut. Setelah mendengar dengan jelas Arisa sangat terkejut karna suara tersebut adalah suara Bryan pacarnya.
Untuk membuktikan apakah itu benar-benar Bryan, akhirnya Arisa memberanikan diri untuk mengecek kamar sebelah tersebut. Setelah Arisa memastikan suara tersebut, Arisa sangat yakin bahwa itu adalah suara Bryan.
Bukankah itu adalah suara Bryan? Mengapa Bryan ada di hotel ini, untuk apa? Dan dia bersama seorang perempuan, tapi sepertinya aku mengenal suara ini dan suara perempuan ini... Ah! Itu adalah suara Viola, adik angkatku. Apa yang mereka lakukan di hotel tengah malam seperti ini?
Dalam pikiran Arisa banyak sekali pertanyaan yang membludak yang tiada hentinya ia lontarkan. Ia sangat terkejut. Arisa terus bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan oleh Bryan dan Viola dihotel tersebut.
Arisa: "Tanpa diragukan lagi, itu adalah suara Bryan dan Viola! Aku harus melabrak mereka!" (ujar Arisa marah)
Brakkk!!! (suara Arisa mendobrak pintu kamar hotel Bryan). Sontak suara tersebut membuat Bryan dan Viola yang tengah berada didalam sana pun terkejut.
Arisa: "Apa yang kalian lakukan disini?!" (dengan perasaan terkejut dan marah)
Viola: "Ahh kakak, kenapa kau datang kemari, kau mengganggu kami saja yang sedang bermain." (sambil merapikan pakaian).
Arisa: "Bryan aku ingin mendengar ini darimu." (Arisa bertanya dengan matanya yang berkaca-kaca seolah ia sangat tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat).
Bryan: "Seperti yang kau lihat, aku sudah tak mencintaimu lagi. Viola jauh lebih baik darimu!"
Viola: "Ahha! Bryan kau nakal sekali!"
Bryan: "Itu adalah kenyataannya sayang."
Arisa: "Lalu, lalu mengapa kau menerimaku untuk menjadi kekasihmu dulu, dan apakah kau melupakan masa-masa kita bersama selama dua tahun ini begitu saja?!" (bicara Arisa terbata-bata, Arisa berusaha untuk tetap tegar dan tidak menangis).
Bryan: "Hmph! Karna dulu kupikir kau berasal dari keluarga Lawrence, pewaris utama dari keluarga Lawrence, tetapi ternyata kau hanyalah sebuah anak pungut!"
Arisa: "Ja, jadi selama ini kau hanya memanfaatkanku untuk mendapatkan harta keluarga Lawrence?! Kau sangat keterlaluan! Bryan tapi aku sudah menantimu selama tiga bulan untuk kembali pulang ke kota S, tetapi apa yang aku dapatkan?! Yang ku dapat hanyalah sebuah pengkhianatan dari pacarku dan adik angkatku!" (Arisa terus saja terbata-bata, ia terlihat sangat getir, karna tak sanggup lagi menahan air matanya tangis Arisapun pecah).
Bryan: "Ya, itu adalah harapanku untuk menjadi pewaris keluarga Lawrence. Tetapi untuk masalah kau menungguku selama tiga bulan, itu bukan urusanku! Dan mulai sekarang Arisa, semuanya sudah berakhir. Pergilah Arisa, dan ingat janganlah kau menampakkan wajahmu didepanku karna aku sudah muak dan tak ingin melihatmu lagi! Viola, ayo kita pergi dari sini." (sambil berjalan keluar dan meninggalkan Arisa).
Viola: "Baiklah sayang, ayo kita pergi. Selamat tinggal kakak!" (bicara dengan nada mengejek).
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments