Sikap Tak Biasa

"Panggil tiga orang petugas keamanan, cepat!" teriak Alex pada tiga orang yang jaraknya paling dekat.

"Siap, Tuan," tiga pria yang tadi menghajar Erik langsung melaksanakan tugas yang diperintahkan.

Selain patuh, mereka juga terlihat senang, karena apa yang mereka rencanakan berjalan dengan baik tanpa hambatan yang berarti.

"Sepertinya rencana kita berhasil, Bos," ungkap salah satu dari tiga orang itu. "Tidak ada yang menaruh curiga pada kita."

"Pasti itu. Aku yakin, Tuan Alex memanggil pihak keamanan untuk mengamankan anak sialan itu," sahut rekannya.

"Hahaha... mampus kau, Erik. Mendekam lah kamu di penjara! Hahaha..." ujar pria yang dipanggil Bos, yang paling bahagia diantara tiga orang tersebut.

Sementara itu dalam ruangan khusus petugas kebersihan, Alex memperhatikan dua anak muda yang terduduk sambil menahan sakit.

Alex menoleh, menatap beberapa orang yang ada di sana. "Kalian berdua, bawa anak ini ke ruang kesehatan," titahnya sambil menunjuk ke arah Jojo.

"Saya tidak apa-apa, Tuan," ucap Jojo nampak begitu kaget. "Dan teman saya ini, tidak bersalah. Dia tidak mencuri."

"Biar nanti pihak keamanan yang menyelidikinya," ucap Alex. "Kalian, cepat bawa dia."

"Baik, Tuan," jawab dua petugas kebersihan. Mereka langsung merengkuh tubuh Jojo.

Sahabat Erik itu pun tak bisa berbuat banyak.

"Kamu jangan khawatir, aku pasti akan baik-baik saja," ucap Erik yang mengerti kepanikan sahabatnya.

Jojo pun mengangguk dan dia segera meninggalkan sahabatnya.

"Apa benar, kamu yang tadi membersihkan ruang kerja Tuan besar?" tanya Alex begitu sahabatnya menjauh.

"Benar, Tuan," jawab Erik menahan perih.

Alex menghela nafas panjang. Tak lama kemudian tiga orang petugas keamanan datang bersama tiga orang yang tadi memanggilnya.

"Pagi, Tuan Alex, ada yang bisa kami bantu?" tanya salah seorang petugas keamanan, sekaligus menjabat sebagai pemimpin keamanan dalam perusahaan tersebut.

"Perintahkan anak buahmu untuk mengantar anak ini ke ruangan Tuan besar," titah Alex. Apa yang dia ucapkan sukses membuat semua yang ada di sana terkejut.

"Ke ruangan Tuan besar?" tanya petugas keamanan memastikan pendengarannya.

"Kenapa? Ada masalah?" tanya Alex. "Ini perintah langsung dari Tuan besar, mengerti!"

"Siap! Saya mengerti, Tuan!" jawab petugas keamanan.

"Dan selidiki juga, pencurian jam tangan yang baru saja terjadi di sini. Selidiki dengan baik. Jika sudah ada hasilnya, segera bawa ke ruangan saya," titah Alex lagi.

"Siap, Tuan!" pemimpin keamanan itu langsung memberi perintah kepada dua anak buahnya, untuk segera melaksanakan tugas yang mereka terima.

"Gila! Tuan besar langsung turun tangan," ujar seorang pria berperut agak buncit, yang tadi memukuli Erik. Begitu Alex meninggalkan ruang tersebut, semua yang ada di sana, langsung membicarakan Erik.

"Hahaha... biar tahu rasa dia, rasanya di blacklist dari perusahaan karena telah berbuat ulah," sahut pria yang lebih kekar dari dua rekannya.

"Tapi kok aneh ya?" sekarang pria yang tubuhnya lebih pendek dari dua rekannya yang bersuara.

"Aneh kenapa?" tanya pria berperut buncit.

"Nggak seperti biasanya, karyawan yang mau dipecat, langsung menghadap Tuan besar. Biasanya kan, cukup menghadap Tuan Alex saja."

"Benar juga," sahut pria perut buncit.

"Ah, bodo amat! Bagi aku, yang penting Erik dipecat dan di blacklist. Kalau perlu, sekalian dimasukkan ke penjara," ungkap pria bertubuh kekar masih terlihat sangat bahagia.

Kedua rekannya hanya tersenyum saja.

#####

Sementara itu di ruangan sang presdir.

"Loh, apa yang terjadi?" Tuan besar nampak kaget begitu melihat keadaan Erik saat masuk ke ruangannya.

"Nanti saya yang akan menjelaskan, Tuan," ucap Alex, "antar dia duduk di sofa," ucapnya pada dua petugas yang mengapit tubuh Erik.

"Bawa dia ke kamar, suruh dia berbaring di sana!"

Erik, Alex dan dua petugas keamanan nampak kaget mendengar perintah yang keluar dari mulut Tuan besar.

"Cepat! Tunggu apa lagi!" bentak sang presdir.

"Baik, Tuan," jawab dua petugas bersamaan.

Erik terperangah. Dari sorot matanya, nampak banyak sekali pertanyaan yang ingin dia lontarkan.

"Alex, hubungi dokter Inzagi. Suruh datang ke sini sekarang juga," titah Tuan yang kembali membuat Alex terperanjat.

Tuan besar mengikuti Erik hingga sampai ke kamar pribadinya, tanpa mempedulikan Alex yang penasaran akan sikapnya.

"Kami permisi dulu, Tuan," ucap dua petugas keamanan setelah mengantar Erik. Tuan besar hanya mengangguk sekali dan tatapannya tak lepas dari anak muda yang tadi sempat mendapat tamparan dan tendangan darinya.

"Tuan, saya..."

"Berbaringlah dan istirahat di sini. Sebentar lagi, dokter akan datang," ucap Tuan besar, semakin menambah rasa heran dalam raut wajah Erik.

Tuan besar pun pergi meninggalkan Erik dengan segudang pertanyaan dalam pikiran anak muda itu. Sikap Tuan besar berbeda dari yang tadi. Meskipun masih sangat dingin, tapi sikap yang sekarang ini lebih lembut.

"Aku tahu, kamu penasaran," ucap Tuan besar, kala kembali menemui Alex. Pria itu melangkah menunju kursi kebesarannya. "Lihatlah ini."

Alex mendekat. Matanya seketika melebar kala melihat apa yang ditunjukan Tuan besar. "Cincin itu?"

"Yah, cincin yang aku pesan khusus bersama kamu," ucap Tuan besar di atas kursi kebesarannya.

"Jadi anak itu..." lagi-lagi Alex menggantung ucapannya. Namun Tuan besar mengerti, apa yang akan dikatakan orang kepercayaannya.

"Aku sudah memastikannya, Lex. Kamu cek aja, berkas lamaran anak itu," Tuan besar mengarahkan layar laptopnya kepada Alex, lalu pandangannya dia alihkan ke pemandangan kota yang nampak dari kaca jendela ruang kerjanya.

"Astaga! Jadi selama ini, mereka ada di dekat kita?" tanya Alex.

Tuan besar menghela nafas panjang. "Yah, berkat kejadian tadi. Kalau tadi aku tidak menuduhnya pencuri, mungkin aku tidak akan pernah menemukannya."

"Mencuri? Mencuri bagaimana?" Alex kembali dibuat penasaran.

Tuan besar menatap Alex, lalu dia menceritakan kejadian dibalik dua cincin yang ada di atas meja kerjanya.

"Astaga! Kenapa dia harus mengalami tuduhan yang sama dalam satu waktu?" ungkap Alex heran.

"Hal yang sama? Maksud kamu?" sekarang, gantian, Tuan besar yang terkejut.

"Tadi, saat saya pergi ke ruangan petugas kebersihan, anak itu juga mendapat tuduhan pencurian dari beberapa karyawan kita."

"Apa! Bagaimana bisa?"

"Saya sendiri tidak tahu ceritanya bagaimana. Pas saya datang, dia lagi dihakimi oleh rekan kerjanya."

"Kurang ajar! Siapa yang berani melakukan itu di kantor saya!" Tuan besar nampak murka.

"Saya sudah menyuruh tim untuk menyelidiki kasus ini, Tuan. Untuk orang-orang yang menghajar Erik, akan saya tindak sekalian nanti setelah hasil penyelidikan saya terima."

Tuan besar langsung membuang muka kesalnya.

"Setelah tahu keberadaan mereka, apa yang akan Tuan lakukan?" tanya Alex begitu melihat Tuan besar terdiam sembari meredakan amarahnya.

"Aku? Aku harus menemui orang tua anak itu."

"Tapi, apa anda siap, dengan konsekuensi yang akan anda dapatkan?"

Lagi-lagi Tuan besar menghela nafas panjang. Dia tidak menjawab pertanyaan yang terlontar dari mulut Alex. Tapi dari raut wajahnya saat ini, Alex dapat menyimpulkan kalau Tuan besar, diambang keraguan.

Terpopuler

Comments

Christina Hartini

Christina Hartini

mungkinkah Erick anak Presdir Krn pisah dng ibunya jd Presdir gk tau anaknya dimana

2025-02-12

1

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

Ahhh ternyata Presdir itu bisa jadi kerabatnya atau ayahnya OB ituu

2025-01-26

1

Dirman Ha

Dirman Ha

ih dy xh

2025-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 Kembali Dikhianati
2 Hari Yang Sial
3 Sikap Tak Biasa
4 Mencari Informasi
5 Sebuah Fakta
6 Cerita Masa Silam
7 Hinaan Yang Sering Datang
8 Niat Erik
9 Sebuah Bukti
10 Dua Anak Yang Lain?
11 Penjelasan Castilo
12 Jam Makan Siang
13 Kebersamaan Yang Dirindukan
14 Gempar
15 Ketika Malam Menjelang
16 Membungkam Dengan Elegan
17 Setelah Kejadian
18 Hari Berikutnya
19 Hari Yang Di Nanti
20 Ketika Acara Dimulai
21 Ketika Acara Berlangsung
22 Mengungkap Rahasia
23 Kejutan
24 Acara Santai
25 Sikap Yang Berbeda
26 Melepas Penat
27 Sebuah Gosip
28 Satu Lawan Dua
29 Rasa Kecewa Dan Sesal
30 Konspirasi
31 Melepas Penat
32 Dihadang Mantan
33 Tak Berkutik
34 Sebuah Cerita
35 Masa Lalu Erik
36 Persiapan Ke Kantor
37 Kakek Yang Meresahkan
38 Tuntutan Karir
39 Tidak Ada Bedanya
40 Teka Teki Naura
41 Masih Gaduh
42 Keceplosan
43 Keputusan Mutlak
44 Menjelang Petang
45 Godaan
46 Di Kediaman Alex
47 Masih Di Rumah Alex
48 Kembali Ke Kantor
49 Insiden?
50 Mungkinkah?
51 Rasa Curiga
52 Mengungkap Fakta
53 Terinsipirasi
54 Nasib Mereka
55 Masih Di Kediaman Erik
56 Semua Menginginkan Erik
57 Libur Kerja
58 Menikmati Hari Libur
59 Aksi Penggoda
60 Modus
61 Dalam Perjalanan Pendekatan
62 Kencan Tanpa Ikatan
63 Diganggu Lagi
64 Menggali Informasi
65 Masih Menikmati Waktu Berdua
66 Viral Lagi
67 Sebuah Keputusan
68 Rasa Penasaran
69 Kembali Ke Kantor
70 Konferensi Pers
71 Naura Yang Sebenarnya
72 Tak terduga
73 Sebuah Siasat
74 Kecurigaan Namira
75 Yang Sebenarnya
76 Berpacu dengan Pengganggu
77 Mengecoh Pengganggu
78 Lolos Dari Pengganggu
79 Adu Sandiwara
80 Masih Adu Sandiwara
81 Misi Berikutnya
82 Genting
83 Jalan Keluar
84 Menangkap Target
85 Akhir Dari Perjuangan
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Kembali Dikhianati
2
Hari Yang Sial
3
Sikap Tak Biasa
4
Mencari Informasi
5
Sebuah Fakta
6
Cerita Masa Silam
7
Hinaan Yang Sering Datang
8
Niat Erik
9
Sebuah Bukti
10
Dua Anak Yang Lain?
11
Penjelasan Castilo
12
Jam Makan Siang
13
Kebersamaan Yang Dirindukan
14
Gempar
15
Ketika Malam Menjelang
16
Membungkam Dengan Elegan
17
Setelah Kejadian
18
Hari Berikutnya
19
Hari Yang Di Nanti
20
Ketika Acara Dimulai
21
Ketika Acara Berlangsung
22
Mengungkap Rahasia
23
Kejutan
24
Acara Santai
25
Sikap Yang Berbeda
26
Melepas Penat
27
Sebuah Gosip
28
Satu Lawan Dua
29
Rasa Kecewa Dan Sesal
30
Konspirasi
31
Melepas Penat
32
Dihadang Mantan
33
Tak Berkutik
34
Sebuah Cerita
35
Masa Lalu Erik
36
Persiapan Ke Kantor
37
Kakek Yang Meresahkan
38
Tuntutan Karir
39
Tidak Ada Bedanya
40
Teka Teki Naura
41
Masih Gaduh
42
Keceplosan
43
Keputusan Mutlak
44
Menjelang Petang
45
Godaan
46
Di Kediaman Alex
47
Masih Di Rumah Alex
48
Kembali Ke Kantor
49
Insiden?
50
Mungkinkah?
51
Rasa Curiga
52
Mengungkap Fakta
53
Terinsipirasi
54
Nasib Mereka
55
Masih Di Kediaman Erik
56
Semua Menginginkan Erik
57
Libur Kerja
58
Menikmati Hari Libur
59
Aksi Penggoda
60
Modus
61
Dalam Perjalanan Pendekatan
62
Kencan Tanpa Ikatan
63
Diganggu Lagi
64
Menggali Informasi
65
Masih Menikmati Waktu Berdua
66
Viral Lagi
67
Sebuah Keputusan
68
Rasa Penasaran
69
Kembali Ke Kantor
70
Konferensi Pers
71
Naura Yang Sebenarnya
72
Tak terduga
73
Sebuah Siasat
74
Kecurigaan Namira
75
Yang Sebenarnya
76
Berpacu dengan Pengganggu
77
Mengecoh Pengganggu
78
Lolos Dari Pengganggu
79
Adu Sandiwara
80
Masih Adu Sandiwara
81
Misi Berikutnya
82
Genting
83
Jalan Keluar
84
Menangkap Target
85
Akhir Dari Perjuangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!