Kebersamaan Yang Dirindukan

"Bu, Ayah nggak dilayani?" tanya Erik kala ketiga penghuni rumah besar itu, makan bersama untuk pertama kalinya. Tumbuh rasa tak tega dalam hati Erik menyaksikan ayahnya diabaikan oleh ibunya.

Namira melirik Castilo dengan wajah ketus. Lalu tangannya meraih piring dan mengisinya dengan beberapa makanan yang telah dia masak.

Sebenarnya di dalam kulkas rumah tersebut, belum tersedia bahan makanan. Namun dengan sigap, Castilo memerintahkan orang-orangnya untuk berbelanja semua kebutuhan dapur.

Begitu semuanya datang, Castilo langsung meminta Namira untuk memasak karena salah satu yang membuat dia rindu pada istrinya adalah makanan yang dibuat oleh Namira.

"Makasih, Sayang," Castilo nampak begitu senang, kala sepiring penuh makanan, sudah tersaji di depannya.

"Rumah segede ini, bisa-bisanya, nggak ada pembantunya," alih-alih menerima ucapan terima kasih dari suaminya, Namira malah sengaja mengalihkan pembicaraan ke hal lain sembari duduk di sebelah anaknya.

"Perasaan ini semua kan, kamu yang minta, Sayang? Apa kamu lupa, dulu kamu pernah ngomong tidak ingin menggunakan jasa asisten rumah tangga. Ya udah, aku kabulkan," balas Castilo sembari menikmati hidangannya.

"Masakanmu rasanya nggak berubah, Sayang, masih enak."

Namira mencibir sedangkan Erik beberapa kali menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua orang tuanya itu.

"Setahu aku, bukankah Ayah tidak tinggal di sini ya?" Erik pun ikut bersuara, agar kedua orang tuanya tidak selalu bersitegang.

"Yang pasti selama ini dia tinggal bersama istri-istrinya, Rik," sindir Namira masih nampak kesalnya.

Castilo menghela nafas panjang, lalu menggelengkan kepalanya, menatap heran pada istrinya sejenak.

"Padahal tadi Ayah sudah menjelaskan sama ibumu loh, Rik. Ayah datang ke sini tuh jika ada perlu saja. Rencananya, Ayah mau tinggal disini jika kalian udah ketemu. Dan, yah, keinginan Ayah sekarang terwujud. Selama ini, Ayah memilih tinggal di apartemen karena Ayah tidak mau selalu diganggu mereka."

"Hmm..."gumam Erik paham. "Terus, yang membakar rumah kakek dulu, apa mantan istri Ayah juga?" rasa penasaran Erik semakin menguat.

"Yang membakar sih cuma satu doang, tapi sang satunya malah mendukung," jawab Castilo.

"Yang membuat Ayah heran, kenapa Ibumu itu sama sekali tidak menemui Ayah, meminta penjelasan? Ayah yakin, diam-diam, pasti Ibu kamu memantau kabar Ayah lewat media," ucapnya santai, tanpa peduli sang istri yang melotot kepadanya.

"Benar, Bu?" Erik malah memastikan, semakin membuat Namira salah tingkah.

"Ya pasti benar lah, Nak. Kalau Ibumu tidak diam-diam memantau kehidupan Ayah, tidak mungkin dia melarang kamu kerja di kantor ayah," Castilo yang menjawabnya.

"Emang sengaja aku nggak ngasih kabar, agar para istrimu itu tahu, aku bukan perempuan yang gila harta," ujar Namira. "Lagian, sebentar lagi, mereka pasti bakalan mengusik ketenangan hidupku. Menyebalkan."

Kedua pria yang ada di sana, menatap Namira dengan perasaan yang tidak menentu.

"Kamu tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Aku tidak akan membiarkan mereka menindasmu," jawab Castilo yakin.

"Aku juga akan selalu berada di depan Ibu, Ibu jangan khawatir," Erik pun ikut meyakinkan.

"Tapi, mereka itu sangat licik. Buktinya, rumah kita aja dibakar, tapi polisi bilangnya karena keteledoran. Apa lagi mereka tidak memastikan orang-orang yang menjadi korban. Malah tiga hari kemudian mereka mengumumkan bahwa korban kebakaran adalah pemilik rumah, kan aneh," ucap Namira berapi-api.

"Iya juga ya Bu," balas Erik setelah menyadari ucapan Ibunya benar.

Namira mengangguk yaki. "Tapi sayangnya, udah tahu seperti itu, Ayahmu malah menikah kedua kalinya, bukannya menyelidiki," sindir Namira, hingga Castilo benar-benar dibuat gemas.

"Aku sudah mengambil tindakan, Sayang."

"Tindakan apa?"

"Kartu kredit Dave dan Morgan sudah aku bekukan. Sesuai perjanjian, begitu anak kandungku yang sebenarnya ketemu, semua fasilitas mereka, langsung aku tarik kembali."

"Lah, apa hubungannya?" Namira nampak syok. "Apa nanti tidak jadi masalah buat Erik? Mereka pasti tidak akan terima begitu saja, Mas."

"Ya mereka wajib menerima dong. Mereka bukan anak kandungku. Sudah saatnya hanya keturunanku yang asli, yang boleh menikmati hartaku," balas Castilo tegas. "Jika mereka mengancammu, Erik, kamu harus berani ngancam balik. Jangan lembek."

Erik malah tersenyum. Ayahnya memang terkenal tegas, tapi dengan Ibu, sikap Castilo berbeda dari yang Erik tahu.

"Kamu butuh apa lagi, Rik? Bilang sama Ayah."

"Untuk saat ini, Erik hanya butuh guru ilmu bela diri, Yah, sama itu orang yang bisa ngajarin Erik mengemudi mobil, biar makin lancar."

"Emang kamu suka bela diri?" Castilo nampak terkejut mendengarnya.

"Dih! Nggak tahu dia, Erik hebatnya seperti apa," celetuk Namira. "Karena terbentur harus ikut nyari uang, jadi anakku terpaksa tidak melanjutkan hobbynya itu."

Castilo pun mengangguk dan tersenyum senang. "Baiklah, nanti Ayah panggilkan teman Ayah yang dari negeri tirai bambu buat ngajarin kamu."

Erik mengangguk sembari tersenyum lebar.

Keluarga kecil itu pun terlibat obrolan yang begitu hangat meski kadang ada perdebatan kecil.

####

Sementara itu, di gedung Paragon, nampak seorang wanita bergaya anggun, melangkah menuju ke salah satu ruangan. Bukan ruangan presdir, melainkan ruangan orang kepercayaan Castilo.

Alex yang melihat kedatangan wanita yang dia kenal, nampak begitu acuh karena dia memang tidak suka dengan wanita itu.

"Alex, kenapa semua kartu kredit saya dan anak saya diblokir? Kamu sengaja, mau bikin kita malu?" wanita itu langsung menyerang Alex dengan tuduhan yang telah dia siapkan sejak beberapa jam yang lalu.

"Saya? Memblokir kartu kredit kalian? Apa saya sama sekali kurang pekerjaan?" Alex malah menanggapinya dengan santai, tapi sukses membuat kesal wanita tersebut.

"Kalau bukan kamu, siapa lagi? Castilo? Tidak mungkin dia berani melakukannya?" balas si wanita berapi-api.

"Kalau benar Tuan besar yang melakukannya, bagaimana?" Alex malah bertanya dengan terus melanjutkan pekerjaannya.

"Tidak mungkin! Castilo tidak punya alasan khusus melakukan hal itu, dan kami juga tidak pernah bikin masalah," ucap wanita itu merasa sangat yakin.

Alex pun tersenyum, lalu, pria itu menatap lawan bicaranya. "Apa anda yakin, Tuan besar tidak memiliki alasan khusus? Apa mungkin anda melupakan sesuatu disaat anda dan anak anda mendapat ijin menikmati semua fasilitas termasuk uang dari Tuan besar?"

"Sesuatu apa?" tanya si wanita, namun dia juga memikirkan ucapan Alex. Hingga beberapa saat kemudian, mata wanita itu melebar. "Jangan-jangan Castilo..."

"Yah, seperti yang anda pikirkan, Castilo telah menemukan ahli waris yang sebenarnya."

"Tidak! Tidak mungkin," sudah pasti wanita itu sama sekali tak percaya.

"Ya terserah anda kalau tidak percaya. Yang pasti saya hanya bisa memberi peringatan pada anda, Nyonya Natalia. Kemungkinan Tuan Castilo, akan kembali mengusut kasus kebakaran rumah Nyonya besar Namira."

Si wanita sontak terperanjat. Dia terbungkam dengan pikiran berkelana kemana-mana. Namun tak lama kemudian, wanita itu berusaha tenang untuk menutupi keadaan hatinya.

"Kalau begitu, saya permisi," wanita itu langsung pamit dan pergi begitu saja. Sedangkan Alex hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Ini tidak bisa dibiarkan," gumam wanita itu sembari mengambil ponsel dalam tasnya untuk menghubungi seseorang.

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

Nanti saja diumumkan calon pewaris nya...pura2 miskin dulu biar bisa mendapatkan cinta sejati..

2025-01-03

0

Rudy Sulu

Rudy Sulu

senengnya seandainya itu aku.

2025-01-05

0

Sri Siyamsih

Sri Siyamsih

mulai beraksi org" marok harta

2024-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Kembali Dikhianati
2 Hari Yang Sial
3 Sikap Tak Biasa
4 Mencari Informasi
5 Sebuah Fakta
6 Cerita Masa Silam
7 Hinaan Yang Sering Datang
8 Niat Erik
9 Sebuah Bukti
10 Dua Anak Yang Lain?
11 Penjelasan Castilo
12 Jam Makan Siang
13 Kebersamaan Yang Dirindukan
14 Gempar
15 Ketika Malam Menjelang
16 Membungkam Dengan Elegan
17 Setelah Kejadian
18 Hari Berikutnya
19 Hari Yang Di Nanti
20 Ketika Acara Dimulai
21 Ketika Acara Berlangsung
22 Mengungkap Rahasia
23 Kejutan
24 Acara Santai
25 Sikap Yang Berbeda
26 Melepas Penat
27 Sebuah Gosip
28 Satu Lawan Dua
29 Rasa Kecewa Dan Sesal
30 Konspirasi
31 Melepas Penat
32 Dihadang Mantan
33 Tak Berkutik
34 Sebuah Cerita
35 Masa Lalu Erik
36 Persiapan Ke Kantor
37 Kakek Yang Meresahkan
38 Tuntutan Karir
39 Tidak Ada Bedanya
40 Teka Teki Naura
41 Masih Gaduh
42 Keceplosan
43 Keputusan Mutlak
44 Menjelang Petang
45 Godaan
46 Di Kediaman Alex
47 Masih Di Rumah Alex
48 Kembali Ke Kantor
49 Insiden?
50 Mungkinkah?
51 Rasa Curiga
52 Mengungkap Fakta
53 Terinsipirasi
54 Nasib Mereka
55 Masih Di Kediaman Erik
56 Semua Menginginkan Erik
57 Libur Kerja
58 Menikmati Hari Libur
59 Aksi Penggoda
60 Modus
61 Dalam Perjalanan Pendekatan
62 Kencan Tanpa Ikatan
63 Diganggu Lagi
64 Menggali Informasi
65 Masih Menikmati Waktu Berdua
66 Viral Lagi
67 Sebuah Keputusan
68 Rasa Penasaran
69 Kembali Ke Kantor
70 Konferensi Pers
71 Naura Yang Sebenarnya
72 Tak terduga
73 Sebuah Siasat
74 Kecurigaan Namira
75 Yang Sebenarnya
76 Berpacu dengan Pengganggu
77 Mengecoh Pengganggu
78 Lolos Dari Pengganggu
79 Adu Sandiwara
80 Masih Adu Sandiwara
81 Misi Berikutnya
82 Genting
83 Jalan Keluar
84 Menangkap Target
85 Akhir Dari Perjuangan
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Kembali Dikhianati
2
Hari Yang Sial
3
Sikap Tak Biasa
4
Mencari Informasi
5
Sebuah Fakta
6
Cerita Masa Silam
7
Hinaan Yang Sering Datang
8
Niat Erik
9
Sebuah Bukti
10
Dua Anak Yang Lain?
11
Penjelasan Castilo
12
Jam Makan Siang
13
Kebersamaan Yang Dirindukan
14
Gempar
15
Ketika Malam Menjelang
16
Membungkam Dengan Elegan
17
Setelah Kejadian
18
Hari Berikutnya
19
Hari Yang Di Nanti
20
Ketika Acara Dimulai
21
Ketika Acara Berlangsung
22
Mengungkap Rahasia
23
Kejutan
24
Acara Santai
25
Sikap Yang Berbeda
26
Melepas Penat
27
Sebuah Gosip
28
Satu Lawan Dua
29
Rasa Kecewa Dan Sesal
30
Konspirasi
31
Melepas Penat
32
Dihadang Mantan
33
Tak Berkutik
34
Sebuah Cerita
35
Masa Lalu Erik
36
Persiapan Ke Kantor
37
Kakek Yang Meresahkan
38
Tuntutan Karir
39
Tidak Ada Bedanya
40
Teka Teki Naura
41
Masih Gaduh
42
Keceplosan
43
Keputusan Mutlak
44
Menjelang Petang
45
Godaan
46
Di Kediaman Alex
47
Masih Di Rumah Alex
48
Kembali Ke Kantor
49
Insiden?
50
Mungkinkah?
51
Rasa Curiga
52
Mengungkap Fakta
53
Terinsipirasi
54
Nasib Mereka
55
Masih Di Kediaman Erik
56
Semua Menginginkan Erik
57
Libur Kerja
58
Menikmati Hari Libur
59
Aksi Penggoda
60
Modus
61
Dalam Perjalanan Pendekatan
62
Kencan Tanpa Ikatan
63
Diganggu Lagi
64
Menggali Informasi
65
Masih Menikmati Waktu Berdua
66
Viral Lagi
67
Sebuah Keputusan
68
Rasa Penasaran
69
Kembali Ke Kantor
70
Konferensi Pers
71
Naura Yang Sebenarnya
72
Tak terduga
73
Sebuah Siasat
74
Kecurigaan Namira
75
Yang Sebenarnya
76
Berpacu dengan Pengganggu
77
Mengecoh Pengganggu
78
Lolos Dari Pengganggu
79
Adu Sandiwara
80
Masih Adu Sandiwara
81
Misi Berikutnya
82
Genting
83
Jalan Keluar
84
Menangkap Target
85
Akhir Dari Perjuangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!