Cerita Masa Silam

Di sebuah gedung, yang memiliki tulisan dengan nama Paragon pada salah satu sisinya, nampak seorang wanita melangkah tergesa, menyusuri lorong, menuju sebuah ruang.

Wajahnya tergambar jelas sebuah kepanikan akan sesuatu, sampai wanita itu memberanikan diri mendatangi ruangan yang tidak pernah dia kunjungi sama sekali.

Sesampainya di ruangan yang dia tuju, wanita itu langsung masuk hingga beberapa karyawan yang ada di dalamnya nampak begitu terkejut dengan kedatangannya.

"Nyonya Victoria," salah seorang pria yang mengenalnya langsung menyambut kedatangan wanita itu. "Ada yang bisa saya bantu?"

"Saya mau tanya, siapa petugas kebersihan yang tadi pergi bersama Tuan besar?" tanya Victoria langsung pada inti tujuannya mendatangi pria itu.

"Petugas kebersihan yang pergi bersama Tuan besar? Emang ada, Nyonya?" karena pria itu tidak mengetahui apa yang telah terjadi diluar ruangan, pria tersebut malah nampak bingung.

"Nggak usah bercanda deh, siapa namanya?" Victoria malah nampak kesal.

"Sumpah, Nyonya, saya tidak tahu," jawab pria itu. "Tadi pagi memang ada petugas kebersihan yang bertugas di ruangan Tuan besar. Tapi entah kesalahan apa yang dia buat, Tuan besar memecatnya saat itu juga."

"Tuan besar memecat petugas kebersihan?"

"Iya, Nyonya. Malah anaknya mungkin sudah pulang, karena sampai sekarang dia belum menemui saya."

Victoria terdiam sejenak seperti memikirkan sesuatu. "Siapa nama petugas itu?"

"Namanya Erico Castilo, Nyonya."

"Apa!" Victoria kaget. "Erico Castilo?"

"Iya, Nyonya," sang manager nampak kebingungan.

"Kalau begitu, perlihatkan pada saya, data anak itu."

"Baik, Nyonya, sebentar."

Sang Manager langsung mencari file pada laptop kerjanya. Setelah menemukan yang dia cari, manager tersebut langsung menunjukkan pada wanita yang menunggunya.

Victoria membaca data tersebut dengan teliti. Begitu membaca sebuah nama, wanita itu terperangah saat itu juga.

"Tamat riwayatku kalau begini," gumamnya.

Tanpa permisi, wanita itu langsung pergi, meninggalkan beragam pertanyaan pada orang-orang yang ada di sana.

Bukan hanya wanita itu saja yang terperangah saat mengetahui fakta. Di sebuah perkampungan, tepatnya di halaman rumah sendiri, Erik juga terperangah dengan fakta yang baru saja dia dengar.

"Ayah saya?" Erik menatap tiga orang di hadapannya. "Bu, apa benar dia..."

"Bukan! Ayahmu sudah mati!" Sang ibu melempar sapu yang dia genggam lalu pergi meninggalkan tiga pria itu.

"Namira! Nam!" kali ini Tuan besar langsung bersuara, dan hal itu sukses membuat Erik kembali terkejut.

"Tunggu!" Erik menghadang langkah Tuan besar. "Anda tahu nama ibu saya?"

Tuan besar menghela nafasnya sejenak. "Biarkan ayah bicara sama Ibumu dulu. Ada yang harus Ayah jelaskan. Setelah itu nanti ayah akan jelaskan semuanya sama kamu."

"Ayah? Jadi anda..."

"Biar saya yang menjelaskan, Tuan muda. Mari ikut saya," Alex mengambil alih Erik dengan menarik tangannya. Sedangkan Tuan besar, melangkah cepat menyusul wanita yang telah lama dia cari.

"Nam, buka pintunya, Namira!" Castilo mengetuk pintu beberapa kali. Namun, saat tangannya meraih gagang pintu, ternyata pintu itu tidak dikunci. Tuan besar pun masuk dan mencari sosok Namira ke segala penjuru ruangan.

Saat tangan kekar Castilo menyibak tirai salah satu kamar, matanya menangkap sosok yang dia cari sedang meringkuk di atas ranjang. Dengan langkah ragu, Castilo perlahan mendekat.

"Nam," ucapnya lirih. Telinganya mendengar suara isakan, menimbulkan gemuruh dalam benak pria berparas eropa tersebut.

"Nam," Castilo kembali memanggil. Kali ini, dia memberanikan diri duduk di tepi ranjang, membuat wanita yang sedang terisak kaget hingga dia menggeser tubuhnya untuk menjauh.

"Aku ..."

"Tidak usah memberi penjelasan apa-apa. Aku tidak butuh penjelasan dari kamu," ucap Namira dengan segala amarah yang sudah dia pendam dalam waktu yang cukup lama.

"Tapi, Nam ..."

"Aku bilang tidak usah ngasih penjelasan apapun! Pendengaranmu masih waras kan!" bentak Namira tanpa merubah posisi tubuhnya.

Tuan besar yang terkenal dengan nama Castilo menghela nafas panjang. Pria itu terdiam dengan berjuta kata yang harus dia tahan. Matanya menatap nanar wanita yang selama ini dia cari.

Namun, tatapannya sedikit terusik kala melihat sebuah foto yang terpampang di atas meja. Castilo meraih foto tersebut dan menatapnya dengan perasaan yang berkecamuk.

"Aku tidak pernah menyangka, ternyata orang yang aku cari selama ini, begitu dekat denganku," ucap Castilo sembari mengusap Erik yang mengenakan baju taman kanak-kanak.

"Selama bertahun-tahun, aku sudah mencari kalian kemana-mana. Tapi hasilnya ..."

"Tidak usah mendongeng! Sana pergi!"

"Ini kenyataan, Sayang. Aku ..."

"Sayang-sayang!" Namira kembali berkata kencang. "Nggak usah manggil aku sayang."

"Tapi kenyataannya aku masih sayang sama kamu, Namira. Aku ..."

"Tidak usah suka omong kosong! Sayang-sayang palsu, begitu menanam benih dan jadi anak, malah ditinggal begitu aja."

Castilo terperangah. "Siapa yang meninggalkan kamu begitu saja? Aku kan menanam benih, saat kita udah nikah. Surat nikah kita aja masih aku simpan."

"Halah, Buaya mana ada yang jujur? Begitu benihnya udah jadi bayi, kamu malah seneng-senang sama wanita lain."

"Astaga, Nam. Bukankah saat aku mau pergi, aku pamit? Aku kan..."

"Iya pamit, ngakunya pergi sebentar, nyatanya nikah lagi kan? Pakai nyuruh orang buat membakar aku dan Erik lagi. Keterlaluan!"

"Apa! Membakar kamu dan Erik?" Castilo nampak kaget.

Di sisi lain, Alex juga sedang mengalami rasa terkejut yang sama saat Erik menceritakan tentang rumahnya yang dulu pernah terbakar.

"Rumah kalian terbakar? Bagaimana bisa?" ucap Alex.

"Saya sendiri kurang tahu, Tuan. Saya aja mendengar cerita itu dari Kakek waktu beliau masih hidup. Saat itu usia saya baru tiga tahun. Katanya sih, emang sengaja di bakar. Hingga kami terpaksa berpindah-pindah tempat tinggal."

"Astaga!" hati Alex merasa teriris mendengar kisah itu. "Tapi kata orang-orang itu, rumah kalian tak sengaja terbakar pas kalian sedang tidur?"

"Bukan. Kata kakek, rumah kami seperti ada orang yang sengaja membakarnya. Karena banyak kejanggalan yang kakek rasakan. Kebetulan saat itu, saya, kakek dan Ibu sedang pergi nonton pasar malam. Mungkin orang yang membakar, mengira, kami sudah mati. Karena pada saat kejadian, ditemukan tiga mayat yang ciri-cirinya mirip seperti kami."

"Ya ampun! Pantas, Tuan besar tidak percaya sama sekali dengan berita itu."

Erik sedikit terkejut.

"Ini tidak bisa dibiarkan. Ayah kamu harus segera menyelidiki kasus ini," ucap Alex geram.

"Emang beneran, Tuan Castilo itu ayah saya, Tuan?" entah sudah berapa kali Erik menanyakan hal yang sama pada Alex.

Kening Alex berkerut. "Apa kamu butuh tes DNA kalau dia beneran ayah kandung kamu?"

Erik pun langsung menggeleng sambil tersenyum. "Kalau memang dia benar ayahku, kenapa dia pergi meninggalkan kami? Kenapa tidak mengajak kami untuk ikut?"

Alex pun terdiam, menatap pemuda yang membutuhkan sebuah penjelasan. Di saat bersamaan, kedua pria itu dikejutkan dengan suara yang menggelegar di halaman rumah mereka.

Wajah Erik dan Namira seketika nampak begitu panik

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

Kayaknya si pelakor Victoria datang dan marah²..

2025-01-26

0

Djamiun Sadang

Djamiun Sadang

kayaknya Victoria yg iri hati

2024-12-30

0

Dirman Ha

Dirman Ha

ig dy ig ck oj jo

2025-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 Kembali Dikhianati
2 Hari Yang Sial
3 Sikap Tak Biasa
4 Mencari Informasi
5 Sebuah Fakta
6 Cerita Masa Silam
7 Hinaan Yang Sering Datang
8 Niat Erik
9 Sebuah Bukti
10 Dua Anak Yang Lain?
11 Penjelasan Castilo
12 Jam Makan Siang
13 Kebersamaan Yang Dirindukan
14 Gempar
15 Ketika Malam Menjelang
16 Membungkam Dengan Elegan
17 Setelah Kejadian
18 Hari Berikutnya
19 Hari Yang Di Nanti
20 Ketika Acara Dimulai
21 Ketika Acara Berlangsung
22 Mengungkap Rahasia
23 Kejutan
24 Acara Santai
25 Sikap Yang Berbeda
26 Melepas Penat
27 Sebuah Gosip
28 Satu Lawan Dua
29 Rasa Kecewa Dan Sesal
30 Konspirasi
31 Melepas Penat
32 Dihadang Mantan
33 Tak Berkutik
34 Sebuah Cerita
35 Masa Lalu Erik
36 Persiapan Ke Kantor
37 Kakek Yang Meresahkan
38 Tuntutan Karir
39 Tidak Ada Bedanya
40 Teka Teki Naura
41 Masih Gaduh
42 Keceplosan
43 Keputusan Mutlak
44 Menjelang Petang
45 Godaan
46 Di Kediaman Alex
47 Masih Di Rumah Alex
48 Kembali Ke Kantor
49 Insiden?
50 Mungkinkah?
51 Rasa Curiga
52 Mengungkap Fakta
53 Terinsipirasi
54 Nasib Mereka
55 Masih Di Kediaman Erik
56 Semua Menginginkan Erik
57 Libur Kerja
58 Menikmati Hari Libur
59 Aksi Penggoda
60 Modus
61 Dalam Perjalanan Pendekatan
62 Kencan Tanpa Ikatan
63 Diganggu Lagi
64 Menggali Informasi
65 Masih Menikmati Waktu Berdua
66 Viral Lagi
67 Sebuah Keputusan
68 Rasa Penasaran
69 Kembali Ke Kantor
70 Konferensi Pers
71 Naura Yang Sebenarnya
72 Tak terduga
73 Sebuah Siasat
74 Kecurigaan Namira
75 Yang Sebenarnya
76 Berpacu dengan Pengganggu
77 Mengecoh Pengganggu
78 Lolos Dari Pengganggu
79 Adu Sandiwara
80 Masih Adu Sandiwara
81 Misi Berikutnya
82 Genting
83 Jalan Keluar
84 Menangkap Target
85 Akhir Dari Perjuangan
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Kembali Dikhianati
2
Hari Yang Sial
3
Sikap Tak Biasa
4
Mencari Informasi
5
Sebuah Fakta
6
Cerita Masa Silam
7
Hinaan Yang Sering Datang
8
Niat Erik
9
Sebuah Bukti
10
Dua Anak Yang Lain?
11
Penjelasan Castilo
12
Jam Makan Siang
13
Kebersamaan Yang Dirindukan
14
Gempar
15
Ketika Malam Menjelang
16
Membungkam Dengan Elegan
17
Setelah Kejadian
18
Hari Berikutnya
19
Hari Yang Di Nanti
20
Ketika Acara Dimulai
21
Ketika Acara Berlangsung
22
Mengungkap Rahasia
23
Kejutan
24
Acara Santai
25
Sikap Yang Berbeda
26
Melepas Penat
27
Sebuah Gosip
28
Satu Lawan Dua
29
Rasa Kecewa Dan Sesal
30
Konspirasi
31
Melepas Penat
32
Dihadang Mantan
33
Tak Berkutik
34
Sebuah Cerita
35
Masa Lalu Erik
36
Persiapan Ke Kantor
37
Kakek Yang Meresahkan
38
Tuntutan Karir
39
Tidak Ada Bedanya
40
Teka Teki Naura
41
Masih Gaduh
42
Keceplosan
43
Keputusan Mutlak
44
Menjelang Petang
45
Godaan
46
Di Kediaman Alex
47
Masih Di Rumah Alex
48
Kembali Ke Kantor
49
Insiden?
50
Mungkinkah?
51
Rasa Curiga
52
Mengungkap Fakta
53
Terinsipirasi
54
Nasib Mereka
55
Masih Di Kediaman Erik
56
Semua Menginginkan Erik
57
Libur Kerja
58
Menikmati Hari Libur
59
Aksi Penggoda
60
Modus
61
Dalam Perjalanan Pendekatan
62
Kencan Tanpa Ikatan
63
Diganggu Lagi
64
Menggali Informasi
65
Masih Menikmati Waktu Berdua
66
Viral Lagi
67
Sebuah Keputusan
68
Rasa Penasaran
69
Kembali Ke Kantor
70
Konferensi Pers
71
Naura Yang Sebenarnya
72
Tak terduga
73
Sebuah Siasat
74
Kecurigaan Namira
75
Yang Sebenarnya
76
Berpacu dengan Pengganggu
77
Mengecoh Pengganggu
78
Lolos Dari Pengganggu
79
Adu Sandiwara
80
Masih Adu Sandiwara
81
Misi Berikutnya
82
Genting
83
Jalan Keluar
84
Menangkap Target
85
Akhir Dari Perjuangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!