Chapter 18

"**Bukan salah takdir, salah kita yang tak belajar memahami jalan takdirNya"

Lesta Lestari**

Pesta pernikahan itu meriah meski diadakan secara mendadak, media massa baik televisi, cetak maupun sosial. Masing-masing berlomba-lomba dalam memberitakan pernikahan Syara dan Hans yang sangat megah. Syara dan Hans pun nampak tersenyum dan seolah-olah sepasang pengantin bahagia.

Hans yang sudah terbiasa jadi bahan pemberitaan media, tak sungkan memperlihatkan adegan-adegan romantis menurut orang yang melihatnya.

Syara yang terkejut, terdiam kaku saat disentuh oleh Hans. Tangan kekar Hans, memeluk pinggang ramping istrinya dengan senyuman, kedua jemari tangan yang saling mengait, dan secara tak tau malu Hans memeluk Syara dari belakang punggungnya dan menautkan ke dua tangannya di perut rata Syara. Tak jarang, ia mencium punggung tangan Syara dan keningnya.

Risih, itulah yang dirasakan Syara. Degup jantungnya tak berirama bahagia, Syara merasakan jijik pada semua perlakuan Hans pada dirinya di depan semua orang. Abi dan Umi Hasanpun merasakan kegelisahaan wajah anaknya, mereka juga merasa risih atas perlakuan Hans yang berlebihan hanya untuk menunjukkan kemesraan di depan banyak orang.

Sedangkan Tuan Wijaya dan istri tersenyum bahagia melihat tingkah Hans, bahkan tak jarang meledek putranya itu yang tak sabaran. Hana yang juga memperhatikan wajah sahabatnya itu juga dilema. Di satu sisi ia bahagia akhirnya Syara sahabatnya menjadi kakak iparnya, namun di sisi lain ia merasa bersalah atas perlakuan keluargannya. Ia belum berani mendekati Syara dan berbicara, ia tahu sahabatnya itu butuh waktu untuk menerima maaf darinya dan menerima pernikahan mendadak ini.

Pesta pernikahan megah itupun usai, masing-masing kembali pada kesibukan pribadi. Tak terkecuali pasangan pengantin baru itu, Hans tak membiarkan Syara berbicara sepatah katapun pada orang tuanya. Ia langsung menyeret Syara menuju kamar pengantin mereka, Ia tak peduli dengan suara Syara yang meminta dilepaskan dan memohon untuk menemui Abi dan Uminya.

Setelah sampai di kamar, Syara dihempaskan di atas ranjang yang di atasnya telah ditaburi bunga mawar merah berbentuk hati. Aroma bunga menyeruak memenuhi kamar pengantin itu. Lilin-lilin aroma terapi menambah harum dan romantis. Setiap pengantin pasti akan bahagia dihadapkan dengan suasana seperti ini.

Namun tidak bagi Syara, wajahnya terlihat ketakutan saat Hans mengungkung dirinya. Hans berada di atas Syara yang telentang berusaha keluar dari kungkungan Hans. Namun Hans yang mencengkram tangannya dengan kuat membuatnya meringis sakit, dan hanya menangis. Sorot matanya memohon pada Hans agar tidak melakukan apa-apa padanya.

"Kau ketakutan hemm, sungguh aku menikmati wajah takut-takut seperti ini"

Ucap Hans dengan senyum menyeringai.

"Ya Allah, Aku mohon tolong aku"

Do'a Syara dalam hati, karena ia merasa akan percuma jika memohon pada Hans untuk tak menyakitinya.

"Kau fikir, kau mampu membangkitkan gairahku, bodoh"

Ucap Hans semakin mengeratkan tubuhnya pada Syara, dan cengkramannya di tangan Syara.

"Aku akan memberimu pelajaran, karena sudah membuatku menunggu, membuatku malu"

Lanjutnya, ia mendekatkan bibirnya ke telingan Syara yang masih mengenakan jilbab. Hembusan nafas Syara yang memalingkan wajahnya terasa di lehernya. Wajah Syara yang semakin ketakutan membuatnya semakin penasaran.

"Ahkk"

Hans menarik jilbab Syara dengan paksa, Syara berteriak karena menahan perih di lehernya yang terrusuk jarum pentol.

Melihat leher putih Syara membuat tangan satunya mengusap leher itu.

"Darah"

Ia melihat tangannya berdarah, dan ia segera bangkit menuju kamar mandi. Ia fikir tangannya terluka, namun setelah dibasuh dan diperiksanya. Tak satupun tangannya ada yang terluka.

"Lalu darah siapa?"

Gumamnya,

"Darah Syara"

Hans bergegas keluar kamar mandi, ia melihat Syara yang terduduk, tertunduk dan terisak. Rambut panjangnya berantakan, wajahnya kusut, sisa-sia make up di wajahnya pudar karena airmata. jika berkaca, sungguh wajah Syara saat ini sangat mengerikan.

Perih dan darah yang masih menetes dari lehernya tak lagi terasa olehnya. Saat ini, yang dia inginkan hanya pergi dari sini. Menjauh dari Hans dan keluarganya yang telah menghancurkan impiannya. Hans mengangkat dagu Hana bermaksud hendak melihat lehernya.

"Lepaskan"

Tepis Syara pada tangan Hans

"Aku hanya ingin melihat lehermu, lehermu berdarah"

Ucap Hans memaksakan tangannya mengangkat dagu Syara.

"Lepaskan Kak, sungguh aku sangat membencimu saat ini"

Hans tak menggubris, ia bangkit mengambil tisu, handuk kecil dan air. Dan dilekkan di samping Syara.

"Diam dan jangan bergerak"

Hans mendonggakkan kepala Syara untuk memperlihatkan lehernya.

"Tolong jangan sentuh aku kak, aku mohon"

Syara berusaha menepiskan tangan Hans yang memegang dagunya.

"Kau pikir aku cowok apaan yang sudi menyentuh cewek cupu sepertimu, diamlah dilehermu ada jarum yang perlu kucabut"

"Aakkhhh pelan kak"

Syara menjerit saat tangan Hans mencabut jarum di lehernya, yang ternyata cukup dalam.

Di balik pintu di luar kamar pengantin, ada Mommy dan Daddy mendengar jeritan Syara.

"Aduh anakmu itu Pa, sangat tidak sabaran sepertimu, enggak tau apa kalo belah duren sangat sakit meski kena kulit"

"Sakit-sakit enak"

Bisik Daddynya sambil tersenyum genit.

"Dasar papa mesum, sudah ayok kita ke kamar"

"Mau ngapain ma"

"Tidur"

"Ngasih Hana adik yu"

Mommy Diana yang mendengar itu reflek mencubit lengan suaminya itu

"Aduhhh, sakit ma"

"Biarin salah siapa udah tua masih aja me***"

Ucap Mommy Diana meninggakan suaminya menuju kamar mereka. Tuan Wijaya hanya terkekeh melihat tingkah istrinya itu kemudian berlari merangkul pundak istrinya dan berbisik

"Hehee ini me*** juga cuma sama mama"

"Wijaya"

Teriak Mommy Diana yang terus digoda oleh suaminya. Sedangkan di dalam kamar pengantin.

"Sangat sakit ya"

Hans dengan bodohnya menanyakan itu, sambil tangan satunya menempelkan tisu di lubang bekas jarum itu agar darahnya tak keluar ke mana-mana. Sedang tangan lainnya, membersihkan leher Syara dari tetesan darah dengan menggukan handuk kecil yang sudah dibasahi.

"Hei jawab jika aku tanya"

Hans kesal karena tak ada respon, sedangkan Syara terdiam karena tiba-tiba lehernya hingga tengkuknya dan tulang selangkanya membuatnya kaku saat Hans mulai menelusuri tubuhnya dengan kain basah.

"Ehh iya sakit kak"

Ucapnya gugup, bagaimanapun Syara tidak pernah seintim ini dengan makhluk yang berjenis laki-laki. Ia wanita tak tersentuh, oleh laki-laki manapun kecuali Abi dan mahromnya yang sesuai kadar sentuhannya.

"Tenanglah sebentar lagi selesai, hanya tinggal sedikit lagi, Ra.."

Namun Hans menggantungkan kalimatnya.

Syara memberanikan diri melihat wajah Hans yang kebingungan.

"Kenapa"

Tanyanya akhirnya

"Buka gaunmu"

Syara terkejut, tak percaya mendengar perkataan suaminya itu.

"Tapi Kak"

"Aku takkan melakukannya padamu, malam ini tenanglah"

Seolah tahu kekhawatiran Syara,

"Bersihkan dirimu dan gantilah pakaianmu. Aku akan keluar mencari obat dulu untuk lukamu"

Hans keluar kamar setelah melepaskan jasnya, ia mengambil obat di kotal P3K, di rumahnya. Setelah itu ia ke dapur mengambil minum dan kembali ke kamar.

Syara sudah berganti baju, dan tangannya masih memegang tisu yang ditempelkan di lehernya.

"Sini mendekatlah, biar aku obati"

"Enggak usah kak, biar Ara sendiri"

Ara meraih obat yang ada di tangan Hans, dan segera mengoleskannya di leher. Dan menempelkan plester di bagian lukanya.

"Minumlah, sejak tadi kau tidak minum, padahal air matamu kau keluarkan terus menerus"

Hans menyodorkan air putih di botol cukup besar ke arahnya. Syara mengambilnya, dan langsung meneguknya. Sungguh ia memang kehausan karena tidak minum sejak pagi.

Syara melirik Hans yang terduduk memperhatikan ia minum.

"Kak, besok Syara ingin tinggal di rumah Abi"

Hans meraih botol minum di tangan Syara dan menegaknya hingga habis.

"Terserah"

Ucapnya pergi keluar kamar, entah kemana yang pasti Syara tak mau tau. Malam itu mereka berada di ruangan berbeda hingga malam yang menyapa Sang mentari, mata mereka tetap terjaga.

###########

**Alhamdulillah sudah done chapter 18.

heheee seperti biasa aja atuh neng, ibu, mamang, kakak sadayana dihaturkeun

yuks

vote

like

follow

komentar

poin

di tunggu

hayuk ahh yang buanyak, hatur nuhun❤❤❤❤**

Terpopuler

Comments

Mari ani

Mari ani

m....jika hans ada d dekatku pingin t tonjok aja
kok jd kasar gitu
aduh tor.....juengkel akunya

2021-04-11

0

Arya Al-Qomari@AJK

Arya Al-Qomari@AJK

arindra kapan sadarnya thorrrr

2021-01-08

1

Sunflopie

Sunflopie

Baru baca sampe sini, dan nagih banget 😭

2020-10-11

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chaptee 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 PENGENALAN TOKOH
48 PENGENALAN TOKOH 2
49 Chapter 47
50 Chapter 48
51 Chapter 49
52 Chapter 50
53 Chapter 51
54 Chapter 52
55 Chapter 53
56 Chapter 54
57 Chapter 55
58 Chaptee 56
59 Chapter 57
60 Chapter 58
61 Chapter 59
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 Chapter 62
65 Chapter 63
66 Chapter 64
67 Chapter 65
68 Chapter 66
69 Chapter 67
70 Chapter 68
71 Chapter 69
72 Chapter 70
73 Chapter 71
74 Chapter 72
75 Chapter 73
76 Chapter 74
77 Chapter 75
78 Chapter 76
79 Chapter 77
80 Chapter 78
81 Chapter 79
82 Chapter 80
83 Chapter 81
84 Chapter 82
85 Chapter 83
86 Chapter 84
87 Chapter 85
88 Chapter 86
89 Chapter 87
90 Chapter 88
91 Chapter 89
92 Chapter 90
93 Chapter 91
94 Chapter 92
95 Chapter 93
96 Chapter 94
97 Chapter 95
98 Chapter 96
99 Chapter 97
100 Chapter 98
101 Chapter 99
102 Chapter 100
103 Chapter 101
104 Chapter 102
105 Chapter 103
106 Chapter 104
107 Chapter 105
108 Chapter 106
109 Chapter 107
110 Chapter 108
111 Chapter 109
112 Chapter 110
113 Chapter 111
114 Chapter 112
115 Chapter 113
116 Chapter 114
117 Chapter 115
118 Chapter 116
119 Chapter 117
120 Chapter 118
121 Chapter 119
122 Chapter 120
123 Chapter 121
124 Chapter 122
125 Chapter 123
126 Q N A Novel Arindra
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chaptee 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
PENGENALAN TOKOH
48
PENGENALAN TOKOH 2
49
Chapter 47
50
Chapter 48
51
Chapter 49
52
Chapter 50
53
Chapter 51
54
Chapter 52
55
Chapter 53
56
Chapter 54
57
Chapter 55
58
Chaptee 56
59
Chapter 57
60
Chapter 58
61
Chapter 59
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
Chapter 62
65
Chapter 63
66
Chapter 64
67
Chapter 65
68
Chapter 66
69
Chapter 67
70
Chapter 68
71
Chapter 69
72
Chapter 70
73
Chapter 71
74
Chapter 72
75
Chapter 73
76
Chapter 74
77
Chapter 75
78
Chapter 76
79
Chapter 77
80
Chapter 78
81
Chapter 79
82
Chapter 80
83
Chapter 81
84
Chapter 82
85
Chapter 83
86
Chapter 84
87
Chapter 85
88
Chapter 86
89
Chapter 87
90
Chapter 88
91
Chapter 89
92
Chapter 90
93
Chapter 91
94
Chapter 92
95
Chapter 93
96
Chapter 94
97
Chapter 95
98
Chapter 96
99
Chapter 97
100
Chapter 98
101
Chapter 99
102
Chapter 100
103
Chapter 101
104
Chapter 102
105
Chapter 103
106
Chapter 104
107
Chapter 105
108
Chapter 106
109
Chapter 107
110
Chapter 108
111
Chapter 109
112
Chapter 110
113
Chapter 111
114
Chapter 112
115
Chapter 113
116
Chapter 114
117
Chapter 115
118
Chapter 116
119
Chapter 117
120
Chapter 118
121
Chapter 119
122
Chapter 120
123
Chapter 121
124
Chapter 122
125
Chapter 123
126
Q N A Novel Arindra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!