Chapter 13

"Pertanyaan ke dua Um, bagaimana?"

"Begini sayang, karena kita banyak mengikuti mahzab Syafii maka Umi hanya akan menerangkan tentang pendapat Imam Syafii. Jadi menurut beliau jika berzina laki-laki dengan seorang wanita, tidak diharamkan menikahinya meskipun sudah hamil.

Baik yang menikahi itu laki-laki yang menghamilinya ataupun orang lain yang bukan menghamilinya. Karena menurut ulama syafii, halal pernikahan tersebut dan sah (akadnya)”, karena mensetubuhinya tidak mempengaruhi terhadap nasabnya (anak yang dikandungnya) itu, maka tidak haram menikahinya sebagaimana menikahi wanita tersebut yang tidak hamil.

Dalilnya, sebagaimana Firman Allah Swt : ”Wauhilla lakum ma-wara’a dzalikum; Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (wanita-wanita yang haram dinikahi)” (QS. An-Nisak [4] : 24).

Dan Hadits Aisyah yang mengatakan : ”La Yuhramu al haramu al halalu; Tidak diharamkan yang haram itu (hamil diluar nikah) jika ingin dihalalkan (jika ingin dinikahi)”.

Begitu sayang, jadi intinya boleh dinikahi. Apa ada yang ingin ditanyakan lagi?

"Oh enggak Umi, penjelasan Umi sangat jelas. Syukron umi"

"Oh ya sudah Umi pulang dulu ya, tolong nanti sampaikan ke Umi Hasan Insyaa Allah besok Umi datang lagi, dan tolong kuatkan Syara ya. Salam sayang dari umi untuknya"

"Iya Umi, Insyaa Allah Hana sampaikan ke Syara dan Umi Hasan, fii amanillah umi"

"Iya sayang, umi pamit ya assalamualaikum"

"Walaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh"

Hana mengantar Umi Ami sampai ke depan rumah, kemudian bergegas masuk ke kamar Syara. Syara ternyata sudah bangun dan terduduk di atas sajadah, Hana pun segera berwudhu untuk menunaikan sholat ashar.

"Ra, kamu sudah makan?"

Tanya Hana sambil melipat mukenanya, saat melihah Syara sedang termenung.

"Ra, kita cari makan yuk ke luar"

Ajak Hana lagi, karena tak ada respon dari sahabatnya itu.

"Aku lagi males kemana-mana Han"

"Ya udah aku ambil makan dulu ke dapur, kamu pasti belum makankan dari pagi"

Tak ada respon, Hana melangkah menuju dapur, mengambil nasi dan lauk pauk untuk mereka makan berdua, Hana juga terasa lapar karena belum makan juga tadi siang.

Hana yang sudah terbiasa di rumah Syara, tak kesulitan menemukan letak di mana makanan berada. Setelah dirasa cukup, Hana ke kamar menemui Syara.

"Makan dulu yuk, cacing diperut aku bernyanyi dari tadi tau"

"Kamu makan sendiri aja Han"

"Suapin dong Ra"

"Han, udah jangan aneh deh"

"Hemm ayolah kakakku yang cantik, adikmu ini sudah sangat kelaparan. Temanilah daku ini ya"

"Hana enggak usah pasang muka gitu juga kali, memangnya lucu bibir dimaju-majuin begitu"

"Ini bibir seksi namanya, enggak ada duanya lho di dunia hehee. Kakak...kakak ayok makan"

"Han, jangan kayak anak kecil gini deh"

"Kakak-kakak cuapin dong"

Wajah Hana dibuat dengan ekpresi seimut mungkin, dan bersuara seperti anak kecil, menarik-narik jilbab Syara. Membuat Syara akhirnya tersenyum.

"Enggak lucu tau"

"Biarinlah yang penting makan aaa"

Tangan Hana menyodorkan sesendok makanan ke arah Syara, namun Syara menolaknya.

"Aduh kasihan banget kamu ya, dicuekin. Kamu enakkan padahal. Bagaimana kalo kamu goyang dulu, kan lebih seru wuing-wuing"

Hana berbicara sendiri dan melayang-layangkan sendok yang berisi nasi tersebut ke sekitaran Syara. Syara memelototinya melihat tingkah konyol sahabatnya itu.

"Kamu fikir aku anak dua tahun, pake digituin segala"

"Ya tau sih yang udah besar, harusnya kan bisa makan sendiri enggak perlu dirayu. dokter cantik lagi, kan tau pasiennya butuh dokter sehat bukan yang sakit"

Hana akhirnya menyuapkan sendok itu ke mulutnya, sambil menyindir Syara.

"Iya-iya ini aku makan, gitu aja pake sindirian"

"Hehee yang penting makan bu, bismillah"

Akhirnya Hana dan Syara menghabiskan makanannya. Dan terdengar tawa keduanya karena Hana memang pandai melucu dengan membawakan cerita-cerita lucu ditambah ekspresinya yang maksimal.

Umi dan Abi Hasan mendengar dari luar gelak tawa keduanya tersenyum senang. Pada akhirnya mereka berpasrah akan akibat dan keputusan yang sudah diambil.

Saat hendak berbaring karena malam sudah cukup larut, setelah perbincangan panjang antara Syara dan ke dua orang tuanya. Hana yang menjadi penyimak dan sudah menyampaikan pesan kakak dan Umi Ami pada Umi Hasan. Hana berbaring di sebelah Syara yang masih termenung dan mengeluarkan air mata.

Syara yang menolak menikah dengan laki-laki yang melamar dadakan Abinya itu akhirnya menyetujui dengan berat hati. Setelah Abinya panjang kali lebar memberi banyak petuah-petuah yang tidak bisa dibantahnya.

Bagaimanapun ia ingin menghindari pernikahan yang akan dilaksanakan minggu depan itu, ia tak bisa. Syara adalah anak yang patuh terhadap orang tuanya, begitulah ia dididik. Selama orang tuanya tak menjerumuskan ke dalam hal yang dilarang agama, maka Syara akan mematuhinya meski hatinya sangat terluka. Cintanya dalam diam pada Afdan tak memiliki titik temu untuk bersatu meski asa itu sempat hadir. Meski sang Abi tak juga memberitahukan siapa sosok laki-laki yang akan menikah dengannya itu.

Suara ponsel Hana berbunyi, ada nama Daddynya di sana.

"Assalamualaikum Dad ada apa?"

"Walaikumsalam sayang, kata kakak Hana menginap di rumah Syara ya"

"Iya Daddy, soalnya Syara sedang bersedih"

"Ya sudah bilang pada Syara, kalian berdua besok berangkat ke negara A selama dua hari"

"Untuk apa Dad?"

"Seperti yang telah kita bicarakan sebelumnya, kalian datangilah dokter yang menangani pasien koma hamil itu bagaimana perawatan yang diberikan dari asupan makanan saat kehamilan hingga melahirkan"

"Maksud Daddy, Mbak Arindra akan dibawa ke luar negeri?"

"Jika kita bisa mendapatkan alat-alat dan dokter handal untuk menanganinya, Daddy rasa tidak perlu ke luar negeri. Tapi Daddy akan usahakan perawatan terbaik seperti keinginan Mom"

"Baiklah Dad, o ya Dad ada yang ingin Hana tanyakan perihal Syara Dad"

Tuan Wijaya seakan tahu apa yang ingin putrinya tanyakan itu.

"Hana kerjakan saja yang Daddy perintahkan, apapun alasannya dan seperti apa cara Daddy tidak usah ditanyakan. Daddy selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk putra putri Daddy"

"Tapi Dad..."

"Cukup Hana, segala persiapanmu sudah dipersiapkan oleh Daddy, kalian tinggal berangkat besok pagi ke bandara. Jhon akan menemui kalian di sana, Daddy tutup ya"

"Dad...Dad..."

Namun sambungan sudah terputus.

"Ahhh Daddy selalu saja memutuskan segala sesuatu sendiri" batin Hana

Hana melirik Syara, yang dilirik masih sama seperti sebelumnya. Hana memegang tangan sahabatnya itu, dan membuat Syara menoleh.

"Besok kita ke bandara"

Syara mengeryit,

"Mau ngapain Han"

"Jalan-jalan ke luar negeri"

"Mbak Arindra bagaimana, kasihan dr Dea"

"Justru kita pergi untuk Mbak Arindra"

"Maksudnya"

"Daddy meminta kita menemui dokter yang pernah menangani pasien hamil yang koma hingga melahirkan. Ia meminta kita mencari tahu segala sesuatunya agar janin dan ibunya selamat"

"Oh...harus besok"

Hana mengangguk,

"Enggak bisa ditunda?"

Hana menggeleng

"Berapa hari?"

Hana mengangkat dua jarinya.

"Kenapa enggak bilang dari tadi, kan aku belum ada persiapan apa-apa"

"Aku baru aja dapet telpon dari Daddy, jadi baru tau juga Syara"

"Ya udah bantuain gih, beresin barang yang mau aku bawa"

"Oke, tapi enggak usah banyak-banyak kita di sana cuma dua hari, yang penting aja Ra, kalaupun ada yang dibutuhin di sana tinggal beli aja. Daddy pasti kasih uang kok buat perjalanan dinas heheee"

Syara dan Hana kemudian segera mengemas barang-barang yang akan dibawanya. Setelah selesai mereka pun bergegas tidur.

#########

**Alhamdulillah chapter 13 done.

Yuk author mah g pernah bosen buat ngingetin para pembacah yang baik-baik

vote comen follow lesta lestari

like and poin yuks ditinggalkan ditempat yang sudah disediakan.

Biar author makin semangat Upnya....

Makasih....

❤❤❤❤❤**

Terpopuler

Comments

Dwi Puspa Rini

Dwi Puspa Rini

next Thor

2021-02-19

0

rrha🖤

rrha🖤

3 like lagi

2020-11-13

1

Umi Al Ihsan

Umi Al Ihsan

aq kok gemes ya sama ceritanya

2020-09-18

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chaptee 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 PENGENALAN TOKOH
48 PENGENALAN TOKOH 2
49 Chapter 47
50 Chapter 48
51 Chapter 49
52 Chapter 50
53 Chapter 51
54 Chapter 52
55 Chapter 53
56 Chapter 54
57 Chapter 55
58 Chaptee 56
59 Chapter 57
60 Chapter 58
61 Chapter 59
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 Chapter 62
65 Chapter 63
66 Chapter 64
67 Chapter 65
68 Chapter 66
69 Chapter 67
70 Chapter 68
71 Chapter 69
72 Chapter 70
73 Chapter 71
74 Chapter 72
75 Chapter 73
76 Chapter 74
77 Chapter 75
78 Chapter 76
79 Chapter 77
80 Chapter 78
81 Chapter 79
82 Chapter 80
83 Chapter 81
84 Chapter 82
85 Chapter 83
86 Chapter 84
87 Chapter 85
88 Chapter 86
89 Chapter 87
90 Chapter 88
91 Chapter 89
92 Chapter 90
93 Chapter 91
94 Chapter 92
95 Chapter 93
96 Chapter 94
97 Chapter 95
98 Chapter 96
99 Chapter 97
100 Chapter 98
101 Chapter 99
102 Chapter 100
103 Chapter 101
104 Chapter 102
105 Chapter 103
106 Chapter 104
107 Chapter 105
108 Chapter 106
109 Chapter 107
110 Chapter 108
111 Chapter 109
112 Chapter 110
113 Chapter 111
114 Chapter 112
115 Chapter 113
116 Chapter 114
117 Chapter 115
118 Chapter 116
119 Chapter 117
120 Chapter 118
121 Chapter 119
122 Chapter 120
123 Chapter 121
124 Chapter 122
125 Chapter 123
126 Q N A Novel Arindra
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chaptee 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
PENGENALAN TOKOH
48
PENGENALAN TOKOH 2
49
Chapter 47
50
Chapter 48
51
Chapter 49
52
Chapter 50
53
Chapter 51
54
Chapter 52
55
Chapter 53
56
Chapter 54
57
Chapter 55
58
Chaptee 56
59
Chapter 57
60
Chapter 58
61
Chapter 59
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
Chapter 62
65
Chapter 63
66
Chapter 64
67
Chapter 65
68
Chapter 66
69
Chapter 67
70
Chapter 68
71
Chapter 69
72
Chapter 70
73
Chapter 71
74
Chapter 72
75
Chapter 73
76
Chapter 74
77
Chapter 75
78
Chapter 76
79
Chapter 77
80
Chapter 78
81
Chapter 79
82
Chapter 80
83
Chapter 81
84
Chapter 82
85
Chapter 83
86
Chapter 84
87
Chapter 85
88
Chapter 86
89
Chapter 87
90
Chapter 88
91
Chapter 89
92
Chapter 90
93
Chapter 91
94
Chapter 92
95
Chapter 93
96
Chapter 94
97
Chapter 95
98
Chapter 96
99
Chapter 97
100
Chapter 98
101
Chapter 99
102
Chapter 100
103
Chapter 101
104
Chapter 102
105
Chapter 103
106
Chapter 104
107
Chapter 105
108
Chapter 106
109
Chapter 107
110
Chapter 108
111
Chapter 109
112
Chapter 110
113
Chapter 111
114
Chapter 112
115
Chapter 113
116
Chapter 114
117
Chapter 115
118
Chapter 116
119
Chapter 117
120
Chapter 118
121
Chapter 119
122
Chapter 120
123
Chapter 121
124
Chapter 122
125
Chapter 123
126
Q N A Novel Arindra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!