"Saya terima nikahnya putri Bapak yang bernama Mutiara arisha dengan mas tersebut tunai"
Hans tanpa keraguan di wajahnya sukses melakukan proses akad nikah dengan Mutiara Arisha yang merupakan nama asli wanita yang kini masih terbaring koma. Ada wajah kelegaan di wajahnya, dan kegembiraan di wajah mommynya. Namun tidak di wajah Tuan Wijaya dan Pak Rahman selaku ayah kandung dari mutiara. Pernikahan mutiara dan Hans berjalan sesuai rencana.
Pernikahan yang berlangsung di rumah sakit berlangsung khidmat dan sangat sederhana. Hanya disaksikan oleh Jhon, dr Dea, Tuan dan Nyonya Wijaya, Aldo, dan Pak Rahman serta seorang pengacara. Di mana aldo dan Jhon selaku saksi, sudah mengatakan sah secara agama.
Hans kemudian mencium kening istrinya itu, dan memasangkan cincin di jari manisnya.
"Aku berjanji apapun yang terjadi di masa depan kelak, aku akan membahagiakanmu dan takkan pernah melepaskan dirimu"
Hans menyuarakan janji dalam hatinya, dan mencium tangan istrinya itu. Pak Rahman hanya mampu menangis melihat anaknya yang hilang tiga minggu ini dan berakhir bertemu dengan keadaan yang sangat menyedihkan.
"Tuan Hans, tolong titip dan jaga anak saya, serta calon cucu, kembalikan ia jika Tuan sudah bosan bermain dengannya kelak. Tolong jangan sakiti lagi putriku lagi"
Tumpah sudah air mata pria yang sudah termakan usia itu, inilah pertemuan pertama dan mungkin menjadi terakhir baginya dengan putri yang telah dibesarkannya. Akibat perjanjian yang telah dibuat oleh Tuan Wijaya dengannya, ia kemudian mencium kening putrinya.
"Saya harap Anda menepati janji Anda Tuan Wijaya, jika Anda tak menepatinya maka Anda akan tau akibatnya. Seberapapun besar kekuasaan dan harta yang Anda miliki, takkan pernah lebih besar dari kekuasaan Allah yang saya yakini"
Kemudian laki-laki itu pergi keluar dari rumah sakit, Hans berlari mengejar mertuanya itu.
"Biar saya antarkan ayah sampai rumah"
Ucap Hans mensejajari jalan pria tua itu.
"Tidak usah, pergilah jangan lupa rawat dan jaga anak saya dengan baik"
"Saya janji yah, saya akan melakukan yang terbaik untuk putri Ayah. Ayah biarkan saya mengantar Ayah"
Pak Rahman tak menjawab, langkah kakinya semakin cepat untuk menaiki taksi online yang sudah menunggu di depannya. Aldo yang mengikuti Hans dari belakang hanya menyaksikan pemandangan.
"Do, tolong lo selidiki Pak Rahman, dan apa saja yang sudah dilakukan Daddy padanya. Satu lagi Do, kirim uang setiap bulan pada Pak Rahman"
"Baik Hans"
"Hati-hati jangan sampai diketahui Daddy"
Aldo mengangguk dan mengikuti langkah kaki Hans yang masuk ke dalam rumah sakit.
Hans mengambil kursi dan duduk di sisi ranjang istrinya. Di sana hanya tertinggal Daddy dan Mommynya.
"Daddy, terima kasih"
"Ingat janjimu Hans, apapun kelak yang terjadi dengan Mutiara, dia hanya akan menjadi istri tersembunyi darimu, takkan pernah ada pernikahan resmi antara kalian berdua. Jikalau dia terbangun, kau harus segera menceraikannya. Namanya tetap Syabila Arindra, jangan sampai adikmu atau Syara tau identitas ataupun keluarganya paham"
"Iya Daddy"
Hans saat ini hanya mampu mengiyakan apa yang Daddynya perintahkan. Meskipun juga dia punya rencana sendiri ke depannya, tentu harapan Arindra ataupun Mutiara adalah kesembuhan, keselamatan anak dan istrii dan keluarga istrinya.
Jelas Hans mencium ada yang tidak beres antara Daddynya dan Pak Rahman. Sorot kemarahanbPak Rahman jelas sekali terlihat, saat menatap Daddynya.
"Kau juga harus mempersiapkan mental untuk menghadapi Syara nak, bagaimanapun pernikahanmu dengannya tinggal empat hari lagi"
"Apakah Syara sudah tau jika aku calon suaminya Mom?"
"Syara akan tau setelah akad, dan tetap rahasiakan sampai hari H, Hasan juga sudah menyanggupinya. Daddy pastikan itu, pernikahan kalian juga dilaksanakan cukup meriah jadi jangan kecewakan Daddy"
"Apakah Syara nanti tidak syok Pa?"
"Itu tugas mama untuk membuatnya tetap tersenyum sepanjang jalannya acara"
"Wah papa benar-benar, berat benar tugas mama"
"Apakah semua sudah beres Mommy?"
"Mengenai pernikahanmu dengan Syara sudah beres, tinggal gaun pengantin saja mengepaskan ke tubuh Syara. Tapi rasanya Syara dan Hana dari segi body tak jauh berbeda, harusnya tidak masalah"
"Ya sudah, kami pergi dulu. Kabari Daddy jika ada sesuatu"
Hans hanya mengangguk dan menatap kepergian ke dua orangtuanya itu.
"Do, cepat amankan CCTV ruangan ini pada saat pernikahan ini"
Ucap Hans dengan suara seperti berbisik ke Aldo. Aldo mengangguk dan segera pergi meninggalkan ruangan itu. Setengah jam kemudian, ia mendapat kabar bahwa ruangan Arindra dimatikan CCTVnya pada saat pernikahan berlangsung.
"Brengsek, Daddy sudah merencanakan dengan matang rupanya"
Geram Hans, kemudian dia menghubungi Aldo via chat.
"Do, kerjain aja sekarang rencana kita, inget lo harus hati-hati dengan Jhon"
"Oke, gue juga diikutin dari semenjak lo keluar rumah bareng gue"
"Biarin aja mereka ngikutin, pinter-pinter lo lah ngecoh mereka"
"Gua tau kok, tenang aja. Terus rencana lo apa sekarang"
"Gue nungguin bini gue"
"Cieee yang udah punya bini, sayang g bisa malem pertama eh lupa MPnya dah lewat hahaaa"
Hans tak lagi membalas chat yang diberikan oleh Aldo.
"Busyet dah g dibales, eh tenang aja bentar lagi lo MP ama Syara, gue yakin tu anak masih ting-ting dan sangat pooooloosss"
Hans hanya tersenyum membaca chat Aldo.
"Enak ya boss bentar lagi punya bini dua. Baru putus lo langsung dapat jackpot"
Hans hanya membacanya saja, dan kemudian mengabaikan chat lainnya. Ia memandangi wajah istri yang baru dinikahinya itu. Mengenggam erat tangannya.
"Mbak siapapun kamu, sekarang kita sudah suami istri. Hari ini hari pertama kita resmi menikah. Maafin aku yang tak setia padamu, baru menikah denganmu hari ini namun empat hari lagi aku menikahi dokter yang merawatmu, sahabat dari adikku sendiri, yang kini jadi adikmu juga.
Mbak, maafin aku karena dipaksa keadaan dan demi anak kita, anak yang kamu kandung saat ini meski mungkin kamu tidak mengetahuinya. Mbak, aku tidak bisa menjanjikan apapun padamu, hanya yang aku mau, bangun dan sembuhlah, berjuanglah untuk hidup anak kita.
Aku akan terima kelak apapun hukumanmu padaku, tapi kau harus janji berjuanglah untuk sembuh dan bangun. Kita hadapi dunia bersama-sama. Mbak, Aku berusaha sebisa menjaga orang-orang yang berharga untukmu. Mulai hari ini, keluargamu menjadi tanggungjawabku"
Hans berbicara dengan Arindra, meski ia mengetahui ia hanya berbicara sendirian. Tapi ia tak peduli, ia hanya ingin mengajak bicara istrinya. Menjadikannya teman curhat, berusaha menjadi suami terbaik bagi Arindra.
Aldo yang hendak menyampaikan sesuatupun hanya termangu di depan pintu. Melihat dan mendengar bos sekaligus sahabatnya itu berbicara membuat hatinya terharu tak terasa meneteskan air mata. Sungguh dia bangga bisa mengenal sosok Hans, sahabat terbaik yang ia miliki hingga hari ini.
##########
**ALHAMDULILLAH CHAPTER 15 KELAR😁😁😁😁
Demi kalian pembaca yang tersayang.
JEJAK-JEJAKNYA KUNANTIKAN SELALU YA
JANGAN LUPA DITINGGALKAN
VOTEEEE
KOMENNN
FOLLOW LESTA LESTARI
LIKEEEE
END KASIH POINE YAAAA
TARARENGKYU
❤❤❤❤❤❤**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Dwi Puspa Rini
bapak nya Hana egois 😤😤😤😤😤
2021-02-19
0
ajrafi
ihh kasian smaa syara nya kok ngak ikhlas aku ya thor klu hans tu nikah sama syara, gak adil banget buat syara nya..
2020-12-08
1
LINA
bom like 👍 and rate 5 sudah mendarat di karya kk 😊 saling mendukung 🙂 semangat berkarya ka 💪
3 novel udah q like semua bab and rate 5 🙂
tinggal ini yg belum ke like semua 😁😁
2020-12-08
1