"Pusaran hidup hanya berputar menuju ketenangan dalam kematian"
Aroma makanan menguar di udara menebarkan aroma wangi, menuntun perut-perut lapar untuk segera menyantapnya. Namun meja yang telah dipenuhi makanan untuk sarapan itu masih sunyi. Pemiliknya seperti masih melepas lelah akibat pesta kemarin.
Hans yang merasa lapar, segera masuk kamar yang semalam ditinggali oleh Syara. Matany tertuju mencari-cari keberadaan istrinya itu, namun saat mendekati meja rias, secarik kertas tergeletak manis di sana.
"*Maaf Kak, tanpa pamit aku pergi ke rumah Abi. Beri aku waktu, untuk bisa menerima semua ini, jangan temui aku sampai aku memutuskan apa yang harus kuputuskan tentang pernikahan ini"
Syara*
Hans meremas kertas itu dan membuangnya ke kotak sampah. Ia tak peduli, untuk saat ini ia tidak peduli, Hans pun butuh waktu untuk bisa menerima semua ini, bagaimanapun statusnya saat ini adalah pria pemilik dua istri. Dua-duanya bukan wanita idaman dan dicintainya, baginya Arindra lebih penting saat ini karena sedang mengandung anaknya dalam keadaan koma.
Hans pun bergegas ke kamar mandi, sesudah rapi dengan pakaian kerjanya, Hans turun untuk sarapan.
"Lho kok rapi, mana Syara, apa dia masih tidur"
Mommy heran melihat putranya turun sendiri, yang memakai pakaian siap kerja. Hans acuh dan tetap memakan makanannya.
"Lihat lah pa, sudah belah duren, ehh malah istrinya mau ditinggalin kerja. Apa enggak keterlaluan anakmu ini Pa"
"Berapa ronde Hans, masih muda jangan mau kalah sama Daddy, Daddy masih kuat lho semalaman hahaaa"
"Daddy dan Mommy ngomongin apa sih, enggak ngerti ni Hana"
Hana yang baru turun duduk di samping Mommynya, dan mengambil sarapannya.
"Kamu cupu sih, makanya enggak ada yang lirik"
"Lho kok jadi Hana sih Kak, kan tadi Hana enggak tau yang diomongin"
"Sudah, nanti kamu ngerti kalo sudah menikah. Panggil Kakak iparmu buat sarapan sana"
Ucap Mommy menyuruh Hana ke kamar Hans.
"Tidak usah, lanjutkan saja sarapanmu"
Ucap Hans mencegah Hana yang hendak berdiri
"Cieeee romantis banget ya anak kita Pa, enggak nyangka ternyata secepat ini. Asik Mama mau punya cucu banyak ini hehee"
"Enggak lucu Mom"
Ucap Hans yang melihat Mommy tertawa senang
"Kamu yakin mau ke kantor hari ini Hans?"
Tuan Wijaya bertanya pada putranya dengan serius.
"Ya"
Jawab Hans dengan dingin.
"Kamu tidak ingin menikmati bulan madu begitu, Mommy sudah siapkan tempat untuk kalian mulai produksi😁😁"
"Tidak perlu"
Ucap Hans segera bangkit dari duduknya, yang lain terheran melihat sikap Hans yang begitu dingin. Tanpa pamit ia melangkah keluar menuju mobilnya yang sudah menunggu bersama Aldo.
Hana yang melihat itu mencoba bertanya pada orang tuanya dengan sorot matanya, namun dijawab oleh kedua bahu yang terangkat ke atas oleh keduanya.
Hana bangkit menuju kamar kakaknya, memanggil nama Hana tapi kamar itu kosong, ke kamar mandi pun tiada. Tanpa sengaja Hana terinjak kertas yang diremas dan dibuang sembarangan oleh Hans. Ia membuka dan membacanya.
Deg
"Jadi Syara pergi, sejak kapan?, apakah semalam?"
Gumam Hana, ia turun menuju ruang makan.
"Mom, Dad, Syara pulang jam berapa semalam"
"Ya semalam pulang bareng kakakmu, enggak lama dari kita"
Jawab Mommynya sambil mengunyah makanan, sedangkan Daddynya bangkit dan pergi meninggalkan ke duanya. Setelah mengecup kening istrinya dan Hana.
"Bukan pulang dari pesta Mom, tapi pulang ke rumah Abi"
"Apa?"
Ucap Mommy terkejut, karena ia menyangka Syara masih di kamar kelelahan akibat dikerjai oleh putranya semalam.
"Syara pergi, kapan?"
"Lho kok Mom balik nanya sih"
"Mom enggak tau sayang, soalnya Syara enggak bilang, apa dia juga tidak bilang padamu?"
Hana mengangguk,
"Jadi kamu darimana Syara pergi"
Hana menyerahkan surat yang ditinggalkan Syara. Mommy membacanya, ia terbelalak,
"Apakah Hans terlalu kasar, apakah Hans memaksa dan berbuat kasar, apakah Hans...apakah hans...?"
Banyak pertanyaan mengalir di benaknya, mengkhawatirkan menantunya itu.
"Coba kamu telpon"
"Mommy saja ya, Hana lagi enggak enak sama Syara. Kemarin saja Syara diam saat Hana ajak bicara Mom"
"Dia marah padamu"
"Tentu saja dia marah pada kita semua Mom"
"Kenapa begitu, bukannya dia harusnya bangga dinikahi Hans yang tampan dan kaya raya?"
"Syara wanita bukan tergila-gila pada hal seperti itu Mom, dia sakit hati karena kitalah yang membuat ia gagal menikah dengan laki-laki pujaannya"
"Dia punya kekasih, bukannya kalian berdua tidak punya pacar ya"
"Kami memang tidak memiliki pacar, tapi bukan berarti Syara tidak boleh menyukai laki-laki. Ia akan menikah juga Mom bulan ini dengan laki-laki yang sudah disukainya sangat lama, tapi gagal disaat proses lamaran karena Abi Hasan menolak saat proses lamaran berlangsung. Padahal sebelumnya mereka bahagia dan baik-baik saja"
"Astaga, apakah kakakmu tau akan hal ini?"
"Sepertinya Mom, maka dari itu Hana sedih melihat Syara terluka seperti itu"
"Ya, Mom mengerti sekarang mengapa ia sampai histeris saat tau nama kakakmu disebut sebagai suaminya"
"Ya udah, sekarang Mommy telpon Umi Hasan, tanyakan Syara di mana sekarang dan bagaimana kondisinya. Jujur Hana khawatir Mom"
"Ya sabar sayang, Mom ambil dulu di kamar ponselnya "
Mommy segera bergegas ke kamar diikuti oleh Hana yang penasaran akan nasib sahabat terbaiknya itu.
"Aduh kamu ngagetin Mom saja"
Mommy terkejut saat tiba-tiba ia berbalik namun tepat Hana di depannya.
"Udah Mom, cepat telpon"
Ucap Hana mengoyanh-goyangkan tangan Mommya persis seperti anak kecil yang meminta jajan.
"drettt, dreettt"
Tak ada jawaban, dicoba lagi untuk ke dua kalinya tetap tak ada jawaban.
"Coba lagi Mom"
Ucap Hana memohon, setelah panggilan ke lima barulah ada suara yang menyapa disana.
"Assalamualaikum Warohmatullahi wabarokatuh, hallo "
"Bu, apa Syara di sana"
Ucap Mommy tanpa basa basi
"Mommy jawab salamnya dulu"
"Iya, iya cerewet banget sih kamu"
Mommy menjawab salam dan menunggu jawaban dari sebrang sana.
"Hallo, hallo ada orang"
"Iya, Syara ada di rumah"
"Syukurlah, kami mengkhawatirkannya terutama Hana. Besok-besok kalau mau pergi pamit, dia sudah bersuami tak baik begini"
"Mom, kenapa malah bicara seperti itu"
Ucap Hana yang tak terima sahabatnya itu dimarahi meskipun oleh Mommynya sendiri.
"Emang kenyataannya begitu kan"
Jawab Mommy dengan acuhnya
"Mohon maaf jika Syara tidak pamit, saya akan ingatkan anak saya nanti, dan ingatkan juga pada putra nyonya jangan berbuat kasar pada putriku. Aku sebagai ibunya tidak terima jika ia diperlakukan seenaknya saja"
Jawab Umi Hasan kesal karena mengingat perlakukan Hans kemarin di pesta, dan menarik paksa anaknya saat Syara ingin bertemu ke dua orang tuanya. Dan melihat Syara yang pulang dengan wajah ketakutan dan luka di leher, semakin membuatnya salah paham.
"Ya sudah, saya biarkan dia di sana selama Hans tidak mempermasalahkannya. Tapi ingat dia wanita bersuami, tak seharusnya meninggalkan suaminya apalagi baru kemarin mereka menikah. Apa kata dunia jika tau putra Wijaya Gruop ditinggalkan wanita seperti putri ibu. Saya pastikan tidak boleh ada seorangpun yang mempermalukan keluarga Wijaya"
Hana mengkerutkan wajahnya, Mommynya malah memperkeruh suasana. Ia kesal dan kemudian pergi meninggalkan Mommynya yang memandang acuh protes putrinya itu.
##########$#
**Alhamdulillah chapter 19 done
Buah Duku Buah Semangka
cekeeppp
Dukung aku wahai pembaca setia 😁😁❤❤❤🤲🤭
Vote
Coment
Follow Lesta Lestari
Like
Poin
Trims muachhh❤❤❤😍😍😍**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Mari ani
hm....na lo kelusr kan ke egoisan dan kelakuan momy yang seenaknya
ayo ..syara jangan mau d buat seenaknya
kok d episode ini jd nu njukin sifat2 keluarga wijaya y...
bacanya jd juengkel hiiiii.....
2021-04-11
0
سافيرا ريسكا
hadeeee
semangat thor aku nyicil lagi
salam BUKTI CINTA KANG SANTRI
2020-11-07
1
Oci Sabila
keluarganya cuma mentingin reputasi
2020-09-30
1