"Tok-tok assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh"
"Walaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh, kau mau pulang?"
Tanya Syara melihat Hana berlalu di depannya dan membereskan beberapa peralatan pribadinya. Ia mereka sekamar untuk beristirahat, ruangan kamar ada dua kasur. dan beberapa perlengkapan lainnya tersedia dengan lengkap. Hana dan Syara memang sudah bersahabat sejak masih duduk di bangku sekolah menengah atas, dan dari Syaralah Hana mengenal indahnya islam dan belajar berhijrah. Hana yang notabene anak orang kaya, seorang yang glamor dan hidup bebas. Namun secara perlahan tapi pasti, Syara berhasil mengetuk hatinya dan mengenalkan islam padanya, dan setelah bertahun-tahun hasilnya nampak seperti saat ini. Hana menjadi gadis yang bersama dirinya belajar mengenal Allah dan Islam.
"Ia, soalnya udah janji sama mom mau menemui kakak, tolong jaga mbak Arindra ya besok pagi Insyaa allah aku balik ke sini gantiin, kalo perlu bantuan hubungi aja dr Dea. Aku dah bilang kok tadi"
Hana menjabat tangan sahabatnya itu dan hendak melepaskannya, namun tangannya di tahan.
"Han, ada yang ingin aku omongin dan ini serius"
Hana malah tersenyum dan menepuk pundak sahabatnya itu.
"Kamu tadi juga ngomong gitu, tapi malah becanda. Udah ah aku mau pulang nanti kemaleman, kan gadis sholehah g baik pulang malam iya kan?"
"Han, aku serius ini terkait Mbak Arindra"
"Mbak Arindra, kenapa?, ada laporan yang belum kamu bilang ke aku tadi siang?"
Syara mengangguk, dan menepuk kasur di sisinya.
"Duduklah dulu"
Ujarnya
"Sesuatu yang gawatkah?, sehingga kamu seserius itu"
"Entah ini berita yang baik atau buruk untukmu, dan aku juga sampai sekarang nggak tau adakah hubungannya kakakmu dengan Mbak Arindra, namun yang pasti ada keajaiban Allah yang kutemukan hari ini pada diri Mbak Arindra"
"Maksudnya apa?"
"Han, kamu taukan saat Mbak Arindra datang ke rumah sakit ini, akulah yang pertama menanganinya, membersihkan luka-luka dan hingga menganti seluruh pakaian yang melekat pada pasien"
"Kamu udah menceritakan itu"
"Benar, kau tau kakakmu sangat pucat dan panik saat itu. Meski ia mampu membawa pasien itu ke rumah sakit, sangat terlihat di wajahnya jika ia sangat kalut. Dan memintaku memberikan perawatan dan pelayanan terbaik bagi pasien. Makanya aku segera menghubungimu untuk menenangkan kakakmu, dan setelah itu yang aku tau darimu kakakmu mengurung diri di kamar setelah pulang dari rumah sakit"
"Apa yang ingin kamu sampaikan sebenarnya Ra "
Syara menangkup tangan sahabatnya itu dan menatap dalam seolah memberi kekuatan.
"Han, semoga dugaanku salah"
"Jangan berputar-putar Aulia Syara Hanifa, jelaskan saja apa yang kamu bilang, yang kutahu dari Mom, kakak hanya menolong Mbak Arindra itu sebagai korban kecelakaan udah itu aja"
"Mbak Arindra tidak hanya korban kecelakaan Hana, tapi juga pemerkosaan"
Deg-deg
Jantung Hana berputar lebih cepat, ia memang selalu bertanya-tanya dengan perawatan yang diterima Mbak Arindra, tak ada satupun keluarga yang sejauh ini menjenguk atau mencarinya, ditambah pengawasan ketat yang diperintahkan Daddynya, dan hanya ia dan syara yang nota bene dokter muda di rumah sakit ini yang boleh menangani dan mengetahui perkembangan pasien, suster pun yang turut memantau perkembangannya adalah suster khusus, meskipun dr Dea tau, tapi dokter Dea adalah orang kepercayaan keuarganya.
"Ada bercak sp*** dan air m*** pada saat aku membersihkan bagian intimnya yang saat itu juga terkena darah. Karena penasaran aku melihat secara keseluruhan, maaf, sepertinya pemerkosanya bertindak cukup kasar hingga daerah intim mbak Arindra bengkak yang lumayan, dan luka-luka lecet di beberapa bagiannya"
"Kenapa kamu tidak mengatakannya padaku Ra"
"Aku ingin mengatakannya Hana waktu itu, tapi selalu saja waktunya tak sempat, dan sekarang bukan itu jua yang jadi masalah"
"Maksudnya masalah baru?"
"Aku sempet ragu mau melakukannya namun karena aku penasaran makanya aku beli tespack, dan mengecek tadi pagi dan hasilnya positif Han, Mbak Arindra hamil"
"Astaqfirullahaladzhim, lahaulawalakuwata illabillahil aliyil adzhim, kamu seruis Ra, dia lag koma Ra"
"Itu yang mau aku bilang tadi, ini keajaiban Allah Han, menunjukkan kuasanya pada kita tapi lebih baik periksa dr Obqyn dulu deh, siapa tau aku salah Han"
Hana benar-benar syok mendengar cerita sahabatnya itu. Berbagai pertanyaan berputar-putar di kepalanya yang sudah lama ia tanyakan pada orang tuanya namun hanya menolong itulah yang dikatakan orang tuanya. Ia setiap kali bertanya kenapa kakaknya sampai mengurung diri di kamar, momynya hanya beralasan karena ia baru diputuskan sang kekasih yang sangat ia cintai dan mereka telah berpacaran sudah tujuh tahun. Namun kekasih kakak itu pergi meninggalkannya bersama laki-laki lain.
Syara mengusap-usap punggung sahabatnya itu. Ia diapun memiliki banyak pertanyaan tentang siapa Arindra, apa yang terjadi padanya, mengapa orang tua Hana mengitu tertutup tentang informasi pasiennya ini. Mengapa hanya ia dan Hana yang dikhususkan menjaganya, dan siapa pelaku penambrak itu dan pemerkosa. Apakah orang yang sama ataukah berbeda.
"Apakah kak Hans ada kaitannya?"
Syara segera menggelengkan kepalanya, tidak mau menduga-duga.
"Ra, siapa aja yang tau informasi ini?"
"dr Dea tau karena tadi enggak sengaja aku memeriksa tespack pada saat dr Dea masuk. Aku memintanya datang karena mau mandi pagi Han, dan dia heran saat melihat aku pegang tespack yang bergaris dua merah itu dan bertanya punya siapa, dan maaf aku juga akhirnya menceritakannya karena tidak mau timbul fitnah ke aku Han"
"Syukron Ra, entahlah kenapa orang tuaku selalu mewanti-wanti berita perkembangannya hanya boleh aku dan kamu yang tau. Aku bener-bener enggak ngerti Ra, ada apa dan aku nggak mau suuzhon sama kakakku sendiri"
"Aku paham Han, maaf sebelumnya. Apapun yang terjadi tidak ada hal yang Allah berikan kepada hamba-hambanya kecuali ada hikmah di dalamnya. *L*ā yukallifullāhu nafsan illā wus'ahā, lahā mā kasabat wa 'alaihā maktasabat, rabbanā lā tuākhiżnā in nasīnā au akhṭanā, rabbanā wa lā taḥmil 'alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ 'alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa'fu 'annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā 'alal-qaumil-kāfirīn.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". Masih ingetkan itu surat apa?"
"Albaqoroh 286"
"Alhamdulillah sekarang yang kita lakukan adalah sabar dan sholat sebagai tanda mengingat Allah. Insyaa allah hati akan tenang"
"Iya Ra, syukron atas nasehatnya. Aku pulang dulu, Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh"
"Walaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh, fii amanillah Han"
Hana mengangguk dan melangkah pergi, menuju rumah dan ingin segera bertanya tentang seorang Syabila Arindra pada kakaknya.
##*U*p-up nih frend-frend hehee
like, subscribe and komen ya meski bukan uotube 😆🤗🤗🤲 doa jangan lupa biar jadi novel favorite hehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Ita Murwanti
Mulai baca,,,alurnya bagus
2021-07-04
0
Syakila adeeva
"allah tidak akan membebani hamba ny melainkan sesuai dengan kemampuan ny.."
kalimt pengingat...
sambil bca smbil blajr..
mksih akak rini,nvel mu kreeen 👍👍👍
2021-01-23
1
Ezrahi
Keesokan harinya Sinta dan kedua anaknya sudah bersiap-siap Untuk pulang kembali ke jakarta setelah satu minggu menikmati keindahan Bali.
2021-01-19
1