Chapter 17

"Sedalam luka yang tertoreh dalam jiwa, sedalam itu pula Allah berikan ruang pahala yang melimpah, perjalanan takdir adalah rencana sempurna Sang Penulis Takdir"

Hari-hari berlalu kini sesosok tubuh dalam balutan busana pengantin Syar'i di ruang mewah yang tersaji, cantik. Begitulah orang yang melihat sosok Syara, wajah yang dalam kesehariannya tanpa balutan make up itu terlihat sempurna. Seorang dokter berdedikasi tinggi sekaligus selalu berusaha menampilkan sosok muslimah yang berakhlaq baik.

Meski luka cinta yang tertoreh dalam hatinya belum sembuh, air mata pun masih mengenang tanda penyesalan gagalnya bersanding dengan laki-laki yang selalu diam-diam dalam doa. Ia masih patuh pada perintah orang tua, bagi seorang Syara orang tua adalah malaikat pelindung yang nyata di dunia.

Ia menyakini, pernikahan takkan pernah terjadi jika Allah Sang Kuasa tak mengijinkan. Pada akhirnya akan ada kegagalan, selalu meminta yang terbaik dalam bait-bait do'a dikeheningan malam. Sejak Abinya memutuskan menerima perjodohan paksa ini, dan tak memberi tahu sosok laki-laki pemaksa itu yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.

Dalam doanya Ia berusaha ikhlas, namun saat ia kemudia mendengar siapa nama laki-laki yang terucap oleh Abinya dalam akad nikah. Ia sangat terkejut, menatap Uminya dengan perasaan hancur.

"Umiiii"

Ia merengkuh tubuh Umi Hasan dan menjatuhkan tubuhnya dalam pelukannya. Tangisnya bukanlah tangis haru ataupun bahagia, tangisnya adalah tangis luka hati yang kian teriris dalam.

Ia sangat terkejut, tak percaya sosok yang ia kenal menjadi suaminya kini. Hadinata Hansel Wijaya kakak kandung sahabatnya Hanaira yang menjadi suaminya. Yang sejak dulu Hana berusaha menjodohkan Syara dan selalu ditolak, karena baginya sosok Hans bukan suami impian dan baik baginya.

Baginya Afdan tetap sosok sempurna suami idaman. Bukan karena cinta diam-diam yang telah tertanam dalam hatinya selama bertahun-tahun, namun terlebih Afdan yang ia yakini mampu membawanya menjadi sosok wanita dan istri sholehah. Ia sosok yang ingin dibimbing oleh suami dengan segala pemahaman agama yang melekat erat dalam dirinya.

Syara bukan wanita pengejar kekayaan dan ketampanan, ia sosok wanita pengejar ketaqwaan. Remuk sudah rasa hatinya saat kata "SAH" terucap nyaring di telinganya.

Umi Hasan tak tega melihat putrinya itu, yang sangat erat memeluknya, dengan air mata tangis yang kian deras.

"Sayang"

Umi Hasan membelai lembut punggung putrinya itu, ia juga bingung harus berkata apa, ia secara pribadipun terkejut dan tak menginginkan sosok Hadinata Wijaya menjadi menantunya, suami dari anaknya.

Bukan apa-apa ia cukup mengenal sepak terjang keluarga Wijaya yang mampu menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.

Hana yang turut duduk di samping ke duanya, merasakan rasa bersalah melihat orang yang selama membimbingnya dalam agama terlihat sangat bersedih karena ulah keluarganya.

Mama Diana yang sejak tadi juga hanya melihat, kini menghampiri ke dua anak ibu yang sedang berpelukan erat itu.

"Maafkan keluarga kami, yang memaksa kalian harus menerima semua ini"

Hana meraih tangan Mommynya itu, menggenggamnya erat.

"Tolong pengantin wanitanya dibawa keluar, untuk bertukar cincin dan lainnya"

Ucap seseorang yang tiba-tiba muncul di balik pintu. Syara yang mendengar itu menggelengkan kepalanya.

"Umiii, Ara enggak mau, tolong Ara umi, tolong"

Ucap Ara memohon di sela pelukan dan isak tangisnya.

"Sayang, ini perkara mau atau tidak. Sekarang Ara putri Umi sudah jadi istri orang, ayok nak kita keluar untuk menemui Abi dan suamimu"

Ucap Umi Hasan lembut, meski hatinya jua enggan tapi ia tetap tak inggin berlarut.

Syara menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya pada Uminya. Sedangkan wajah Hans, sebagai pengantin laki-laki sudah menunjukkan kegusaran. Ia juga tahu pernikahan ini terpaksa dan dipaksa, namun ia mencoba menutupi semuanya dengan masih tersenyum.

Namun senyumnya menghilang, saat Syara tak jua kunjung keluar menemuinya meski sekedar untuk tanda tangan buku nikah dan lainnya. Wajah Tuan Wijaya pun sudah memerah, tangannya mengepal saat mendengar Syara menolak keluar.

Ia merasa dipermalukan, di depan para tamu undangan yang semakin banyak berdatangan. Tak hanya sekedar kolega kerja saja, namun juga pejabat-pejabat tinggi lainnya mulai hadir untuk menyaksikan pernikahan putra kebanggaanya itu.

Tuan Wijaya segera bangkit, dan berjalan menuju ke ruang pengantin wanita. Langkahnya diikuti oleh Hans, yang juga merasa direndahkan oleh wanita cupu menurutnya. Sedangkan Abi Hasan, hanya mampu tertunduk diam karena menyesali apa yang sudah ia lakukan pada putrinya.

Sesampainya di ruangan itu, Tuan Wijaya hendak menumpahkan kemarahannya.

"Biar Hans yang menyelesaikannya Daddy, tolong jangan sampai Daddy marah-marah"

"Jangan pernah mempermalukan keluarga Wijaya, jika masih ingin hidup tenang"

Ujarnya kemudian keluar dari ruangan itu, disusul oleh Mommy Diana.

"Tolong ibu, Hana dan lainnya silahkan keluar, saya ingin bicara dengan Syara"

Ucap Hans mencoba menahan amarahnya.

"Umii"

Syara mencoba menahan Uminya.

"Dia suamimu sekarang, dengarkan apa yang dia katakan"

Umi Hasan mencium kening Syara, dan hendak bangun dari duduknya. Syara tetap menggeleng dan menahan tangan uminya.

Tak sabar, Hans yanh sudah dilanda amarah menghempaskan tangan Syara yang menggenggam tangan Uminya.

Umi Syara terbelalak, melihat putrinya terjungkal ke belakang.

"Jangan kasar pada putriku"

Ucapnya sambil mendudukkan putrinya.

"Kalau Ibu tak ingin aku berbuat lebih kasar, silahkan segera keluar dari ruangan ini, tinggalkan kami berdua"

Sorot mata Hans seolah ingin menerkam ibu dan anak itu. Syara semakin terisak dan mengeratkan tangannya pada tangan Uminya.

"Sayang, umi masih di luar menjagamu, tenanglah tidak akan terjadi apa-apa"

Syara akhirnya melepas pegangannya itu, Uminya melangkah ke luar disusul Hans yang menutup pintu dengan keras dan menguncinya dari dalam. Membuat semua orang yang tak jauh dari ruangan itu terkejut.

Hans yang sudah diselimuti amarah langsung mencengkram dagu Syara yang masih terisak dengan kuat, membuat wajah Syara meringis kesakitan.

"Dengar, hapus air matamu itu dan bibirmu paksakan tersenyum, jika tidak aku akan berbuat lebih buruk padamu karena kau telah mempermalukan diriku"

Hans berkata dengan sorot mata sangat tajam ke wajah Syara dan mencengkram semakin kuat dagunya.

"To...lo..ng jangan paksa aku kak"

Ucap Syara terbata-bata menahan sakit di wajah dan hatinya

"Kamu fikir aku juga mau menikah dengan wanita cupu sepertimu heh, ikuti aku atau kau melayaniku saat ini juga"

Seringai licik tampak di wajah Hans, Syara yang mendengarnya langsung terdiam.

"Ikuti atau layani, cepat pilih"

"Ikuti kak, ikuti"

Ucap Syara cepat.

"Bagus, sekarang cepat tahan dan hapus airmatamu, perlihatkan wajah bahagia. Kau faham"

Syara mengangguk dan segera menyeka airmatanya, meski masih saja bulir-bulir bening itu terjatuh perlahan. Namun sekuat tenaga ia berusaha menahannya.

"Segera rapihkan kembali, dan pastikan cepat"

Ucap Hans pada MUA yang dipanggilnya ke dalam.

"Baik Tuan"

MUA, Hana, Umi Hasan dan Mommy akhirnya masuk ke ruangan melihat apa yang terjadi. Sedangkan Hans melangkah menuju tempat pak penghulu dan lainnya berada.

#########

**Alhamdulillah chapter 17 sudah done

Hemm bagaimana-bagaimana?????

aku tunggu yah komen, like, vote, follow lesta lestari dan poinnya. yang mana aja boleh, lima-limanya juga okeh

Ditunggu ya biar author makin semangat upnya

salam kenal, hangat dan berkarya

muachhh❤❤❤❤**

Terpopuler

Comments

Arya Al-Qomari@AJK

Arya Al-Qomari@AJK

arindra n syara sama2 hancur thorrrr

2021-01-08

1

Ayatusifa Alhakiki

Ayatusifa Alhakiki

Jumpa lg kak lestari aku suka karyamu

2020-11-21

1

Herlina seregar lina

Herlina seregar lina

kejam

2020-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chaptee 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 PENGENALAN TOKOH
48 PENGENALAN TOKOH 2
49 Chapter 47
50 Chapter 48
51 Chapter 49
52 Chapter 50
53 Chapter 51
54 Chapter 52
55 Chapter 53
56 Chapter 54
57 Chapter 55
58 Chaptee 56
59 Chapter 57
60 Chapter 58
61 Chapter 59
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 Chapter 62
65 Chapter 63
66 Chapter 64
67 Chapter 65
68 Chapter 66
69 Chapter 67
70 Chapter 68
71 Chapter 69
72 Chapter 70
73 Chapter 71
74 Chapter 72
75 Chapter 73
76 Chapter 74
77 Chapter 75
78 Chapter 76
79 Chapter 77
80 Chapter 78
81 Chapter 79
82 Chapter 80
83 Chapter 81
84 Chapter 82
85 Chapter 83
86 Chapter 84
87 Chapter 85
88 Chapter 86
89 Chapter 87
90 Chapter 88
91 Chapter 89
92 Chapter 90
93 Chapter 91
94 Chapter 92
95 Chapter 93
96 Chapter 94
97 Chapter 95
98 Chapter 96
99 Chapter 97
100 Chapter 98
101 Chapter 99
102 Chapter 100
103 Chapter 101
104 Chapter 102
105 Chapter 103
106 Chapter 104
107 Chapter 105
108 Chapter 106
109 Chapter 107
110 Chapter 108
111 Chapter 109
112 Chapter 110
113 Chapter 111
114 Chapter 112
115 Chapter 113
116 Chapter 114
117 Chapter 115
118 Chapter 116
119 Chapter 117
120 Chapter 118
121 Chapter 119
122 Chapter 120
123 Chapter 121
124 Chapter 122
125 Chapter 123
126 Q N A Novel Arindra
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chaptee 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
PENGENALAN TOKOH
48
PENGENALAN TOKOH 2
49
Chapter 47
50
Chapter 48
51
Chapter 49
52
Chapter 50
53
Chapter 51
54
Chapter 52
55
Chapter 53
56
Chapter 54
57
Chapter 55
58
Chaptee 56
59
Chapter 57
60
Chapter 58
61
Chapter 59
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
Chapter 62
65
Chapter 63
66
Chapter 64
67
Chapter 65
68
Chapter 66
69
Chapter 67
70
Chapter 68
71
Chapter 69
72
Chapter 70
73
Chapter 71
74
Chapter 72
75
Chapter 73
76
Chapter 74
77
Chapter 75
78
Chapter 76
79
Chapter 77
80
Chapter 78
81
Chapter 79
82
Chapter 80
83
Chapter 81
84
Chapter 82
85
Chapter 83
86
Chapter 84
87
Chapter 85
88
Chapter 86
89
Chapter 87
90
Chapter 88
91
Chapter 89
92
Chapter 90
93
Chapter 91
94
Chapter 92
95
Chapter 93
96
Chapter 94
97
Chapter 95
98
Chapter 96
99
Chapter 97
100
Chapter 98
101
Chapter 99
102
Chapter 100
103
Chapter 101
104
Chapter 102
105
Chapter 103
106
Chapter 104
107
Chapter 105
108
Chapter 106
109
Chapter 107
110
Chapter 108
111
Chapter 109
112
Chapter 110
113
Chapter 111
114
Chapter 112
115
Chapter 113
116
Chapter 114
117
Chapter 115
118
Chapter 116
119
Chapter 117
120
Chapter 118
121
Chapter 119
122
Chapter 120
123
Chapter 121
124
Chapter 122
125
Chapter 123
126
Q N A Novel Arindra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!