Chapter 14

Di sebuah rumah sakit, terlihat sosok lak-laki sedang berbicara dengan dokter.

"Bagaimana apakah semua persiapannya sudah final?"

"Kau ini, bagaimana aku bisa mencari mayat dalam waktu sesingkat ini, kenapa tidak bunuh sana wanita itu toh wanita itu sudah tidak ada gunanya"

"Jaga bicaramu, jika Nyonya besar mendengar habislah kamu"

"Lalu di mana aku harus mencari mayat, dalam kurun waktu dua hari ini"

"Itu bukan urusanku, kau yang dokter bukan aku, kau juga kepala rumah sakit ini apa susahnya hanya mencari mayat wanita tanpa identitas"

"Kau fikir setiap hari selalu datang mayat tanpa identitas, bodoh sekali"

"Aku tidak mau tau, kau harus menemukan mayat itu dalam dua hari ini, kalau tidak kau pasti tau apa yang akan Tuan lakukan padamu"

"Huh, dasar brengsek, kupikir menjadi pengikut orang kaya enak, nyatanya kalian membuatkumenjadi sosok penjahat"

"Itulah harga yang harus kau bayar. Kau fikir fasilitas dan jabatan semua itu gratis. Hei sadarlah, tak ada yang gratis di dunia ini"

"Sudahlah, setelah mendapatkan mayat apa yang harus aku lakukan lagi"

"Hubungi saja aku, aku akan melakukan sisanya, oh ya bagaimana keadaan wanita itu katanya wanita itu hami, apakah benar"

"Benar dia hamil, kandungannya sudah berjalan dua minggu"

"Aku heran kenapa wanita koma dan kecelakaan parah bisa hamil"

"Bodoh sekali, begitu saja kau tanyakan. Sudah jelas wanita itu hamil karena adanya manusia bodoh sepertimu"

"Hei, jangan mengataiku bodoh"

"Faktanya kau memang bodoh, entah mengapa aku malah menyukai manusia bodoh sepertimu"

"Hahaaa itu keberuntunganku, oh ya malam ini apakah kau ada waktu?, aku rindu dirimu. Aku tunggu di apartemen ya "

"Sekali lagi kau ini bodoh atau apa, jelas aku tak ada waktu bukankah dua dokter culun itu pergi lalu bagaimana aku bisa pergi sedangkan ada pasien istimewa yang harus ku jaga sepanjang hari"

"Ah ya, maaf aku lupa, ya sudah kita main saja di ruanganmu"

"Pletakk"

Wanita itu memukul kepala si pria dengan pena.

"Kenapa memukul kepalaku?"

"Kau lupa, di rumah sakit ini semuanya tersedia CCTV, bahkan diruanganku sekalipun kamera pengintai itu terpasang"

"Lalu di mana ruangan yang tidak ada CCTV?"

"Kamar mandi, dan kamar inap dokter culun itu"

"Ya sudah ayok kita kekamar mandi"

"Buat apa?"

"Sekarang aku atau kau yang bodoh, ya buat apalagi?"

"Aku tidak bisa?"

"Kenapa"

"Aku lagi dapet"

"Brengsek kenapa tidak bilang dari tadi"

"Hahaaa huhh sungguh lucu sekali ekspresimu jika sedang kesal"

"Jangan pegang-pegang, suhu tubuhku saat ini sedang panas. Kau tidak bisa memberikanku obat"

"Hah, dasar jelek"

"Jelek-jelek begini bisa membuatmu merem melek"

"Hahaaa dasar mesum, oh ya bagaimana persiapan pernikahan Lusa"

"Hah, susah sekali berbicara dengan orang tua itu. Ia tetap kekeh tidak mau mencabut laporannya"

"Apakah dia tahu anaknya sedang sekarat?"

"Dia tahu, tapi dia tetap ingin menuntut siapa pelaku yang menabrak putrinya itu"

"Mengapa dia tidak pernah datang menemui anaknya?"

"Bagaimana dia mau menemui putrinya yang penjagaannya saja sudah seperti menjaga presiden"

"Ah ya aku lupa itu, Tuan pasti pusing sekali menghadapi wanita koma itu"

"Dia tidak pusing, dia hanya pusing dengan tingkah laku putra-putrinya itu dan ia takluk pada istrinya"

"Hahaaa ternyata kelemahan laki-laki memang wanita, apakah kau juga begitu padaku"

"Tidak"

"Kenapa?"

"Masih banyak wanita muda dan lebih cantik darimu"

"Brengsek kau"

"Hentikan tanganmu dari memukulku atau kau nanti kupukul dengan benda yang lain"

"Ah kau bener-bener brengsek, fokuslah pada pernikahan itu lusa, jika kau gagal tidak hanya kau yang akan berhadapan dengan malaikat maut tapi aku juga pasti akan terseret"

"Makanya itu bantu aku?"

"Bantu apa?"

"Bantu membujuk orang tua itu?"

"Tawarkan saja uang, bukankah wanita itu bukan dari keluarga kaya"

"Tidak semua orang miskin bisa dibeli dengan uang"

"Huh sombong sekali dia"

"Aku kagum pada sosok Pak Tua itu"

"Mengapa?"

"Dia sangat menyanyangi putrinya itu, bahkan ia rela menginap berhari-hari di kantor polisi hanya untuk meminta keadilan untuk putrinya"

"Tidak ada uang kasus tidak akan berjalan, mengapa ia tidak menggunakan kekuatan media sosial"

"Kau seperti tidak tau Tuan saja, jangankan berhadapan melawannya, mendengar namanya saja orang akan berfikir ratusan kali jika bermusuhan dengannya"

"Apa kau tidak menceritakan kondisi putrinya?"

"Justru itu dia semakin yakin untuk meminta keadilan"

"Apakah tidak kau ceritakan jika wanita itu hamil, siapa tau dia akan luluh mendengar jika putrinya yang koma itu hamil. Biasanya orang tua luluh jika adanya cucu, karena ia tidak akan mau melihat cucunya nanti bersedih"

"Ah benar juga, mengapa aku tak kefikiran sampai sana, terima kasih sudah memberikanku pencerahan"

"Sesama karyawan harus membantu hehee, bukankah begitu"

"Aku bukan karyawan bodoh"

"Kau benar-benar bodoh, oh aku lupa kau adalah budak setianya Tuan"

"Ah itu...itu juga salah"

"Itu pantas disematkan padamu"

"Kau ini, mengapa malah membicarakan yang tak penting"

"Lalu setelah ini apa yang akan kau lakukan"

"Tentu saja menemui pak tua itu, apa kau ingin menemani heh"

"Tidak"

"Baiklah kalo begitu, aku pergi"

"Oh ya satu lagi hal yang ingin aku tanyakan?"

"Apa...cepatlah aku ingin segera pergi"

"Hemm, wanita koma apa boleh dinikahi"

"Tanyakan saja pertanyaan bodohmu itu pada ustad. Sudah tau aku penjahat masih tanya hal seperti itu. Aku hanya mempersiapkan pernikahan hingga berhasil, terlepas boleh tidaknya itu bukan urusanku paham"

"Ah yaa baiklah, silahkan kau pergi"

"Mengapa kau tak tanyakan saja pertanyaanmu pada dua dokter culun itu. Mereka pasti tau jawabannya bukankah pakaian mereka sudah seperti penceramah-penceramah. Jika kau masih penasaran, aku pergi dulu"

"Kau pintar, ya pergilah"

Laki-laki itu pergi sebelum melihat pasien wanita itu terlebih dulu sebentar. Dan menginstruksikan pada orang-orangnya untuk selalu waspada.

"Drett...drett"

Suara getar ponsel terdengar, laki-laki itu segera mengangkat ponselnya.

"Iya hallo Tuan"

"Bagaimana hasilnya, apakah semua sudah siap?"

"Saya baru saja dari rumah sakit Tuan. Saya pastikan lusa semua sudah ready Tuan"

"Bagus, pastikan semua aman. Jangan sampai tercium musuh-musuhku"

"Siap Tuan, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya"

"Bagus, laporkan terus perkembangannya jangan sampai gagal, kau tau nyawamu taruhannya"

"Baik Tuan"

Telpon itupun ditutup, kemudian laki-laki iru menghubungi pengacara yang membantu proses laporan hukum pria tua itu.

"Hallo, bagaimana apakah kasusnya sudah dihentikan?"

"Oh Tuan, laporannya memang masih ada tapi kasusnya tidak ditindaklanjuti, saya sudah membicarakan ini dengan mister Tuan"

"Tuan besar inginnya proses ini berhenti, tak ada laporan menyangkut putranya itu. Mengapa laporannya masih sama, bodoh sekali"

"Saya akan menemui orang tua itu lagi, saya akan agendakan secepatnya"

"Tidak usah, aku sendiri yang akan menemuinya. Pastikan saja laporan kasus ini segera musnah, Tuan tidak ingin ada jejak sedikitpun"

"Baiklah Tuan, saya akan lakukan sesuai perintah"

"Besok, berkas laporan dan jejaknya harus hilang, jika tidak kau tau akibatnya"

"ba... baik Tuan"

Lawan bicara laki-laki itu terdengar gugup dan takut. Sedangkan laki-laki itu segera melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit.

#######

**Alhamdulillah chapter 14 akhirnya done

Makin epik dan menarik pemirsa??...

Penasaran kan siapa laki-laki ini, dan siapa wanita itu...

Next lanjut yuk...biar semangat Upnya

oh ya jangan lupa tinggalkan jejak-jejak cintanya yaaaa

votee follow lesta lestari

komen and poin

terima kasih

salam hangat dan cinta

❤❤❤❤❤❤❤❤🤲🤲🤲**

Terpopuler

Comments

Eva Santi Lubis

Eva Santi Lubis

hadir Lagi nih

2020-12-08

1

سافيرا ريسكا

سافيرا ريسكا

semangat hadir lagi

Salam BUKTI CINTA KANG SANTRI

2020-11-02

1

Rizki Cahyani

Rizki Cahyani

Terlalu banyak percakapan daripada narasinya thor,,

2020-10-13

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chaptee 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 PENGENALAN TOKOH
48 PENGENALAN TOKOH 2
49 Chapter 47
50 Chapter 48
51 Chapter 49
52 Chapter 50
53 Chapter 51
54 Chapter 52
55 Chapter 53
56 Chapter 54
57 Chapter 55
58 Chaptee 56
59 Chapter 57
60 Chapter 58
61 Chapter 59
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 Chapter 62
65 Chapter 63
66 Chapter 64
67 Chapter 65
68 Chapter 66
69 Chapter 67
70 Chapter 68
71 Chapter 69
72 Chapter 70
73 Chapter 71
74 Chapter 72
75 Chapter 73
76 Chapter 74
77 Chapter 75
78 Chapter 76
79 Chapter 77
80 Chapter 78
81 Chapter 79
82 Chapter 80
83 Chapter 81
84 Chapter 82
85 Chapter 83
86 Chapter 84
87 Chapter 85
88 Chapter 86
89 Chapter 87
90 Chapter 88
91 Chapter 89
92 Chapter 90
93 Chapter 91
94 Chapter 92
95 Chapter 93
96 Chapter 94
97 Chapter 95
98 Chapter 96
99 Chapter 97
100 Chapter 98
101 Chapter 99
102 Chapter 100
103 Chapter 101
104 Chapter 102
105 Chapter 103
106 Chapter 104
107 Chapter 105
108 Chapter 106
109 Chapter 107
110 Chapter 108
111 Chapter 109
112 Chapter 110
113 Chapter 111
114 Chapter 112
115 Chapter 113
116 Chapter 114
117 Chapter 115
118 Chapter 116
119 Chapter 117
120 Chapter 118
121 Chapter 119
122 Chapter 120
123 Chapter 121
124 Chapter 122
125 Chapter 123
126 Q N A Novel Arindra
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chaptee 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
PENGENALAN TOKOH
48
PENGENALAN TOKOH 2
49
Chapter 47
50
Chapter 48
51
Chapter 49
52
Chapter 50
53
Chapter 51
54
Chapter 52
55
Chapter 53
56
Chapter 54
57
Chapter 55
58
Chaptee 56
59
Chapter 57
60
Chapter 58
61
Chapter 59
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
Chapter 62
65
Chapter 63
66
Chapter 64
67
Chapter 65
68
Chapter 66
69
Chapter 67
70
Chapter 68
71
Chapter 69
72
Chapter 70
73
Chapter 71
74
Chapter 72
75
Chapter 73
76
Chapter 74
77
Chapter 75
78
Chapter 76
79
Chapter 77
80
Chapter 78
81
Chapter 79
82
Chapter 80
83
Chapter 81
84
Chapter 82
85
Chapter 83
86
Chapter 84
87
Chapter 85
88
Chapter 86
89
Chapter 87
90
Chapter 88
91
Chapter 89
92
Chapter 90
93
Chapter 91
94
Chapter 92
95
Chapter 93
96
Chapter 94
97
Chapter 95
98
Chapter 96
99
Chapter 97
100
Chapter 98
101
Chapter 99
102
Chapter 100
103
Chapter 101
104
Chapter 102
105
Chapter 103
106
Chapter 104
107
Chapter 105
108
Chapter 106
109
Chapter 107
110
Chapter 108
111
Chapter 109
112
Chapter 110
113
Chapter 111
114
Chapter 112
115
Chapter 113
116
Chapter 114
117
Chapter 115
118
Chapter 116
119
Chapter 117
120
Chapter 118
121
Chapter 119
122
Chapter 120
123
Chapter 121
124
Chapter 122
125
Chapter 123
126
Q N A Novel Arindra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!