Di sebuah rumah sakit, terlihat sosok lak-laki sedang berbicara dengan dokter.
"Bagaimana apakah semua persiapannya sudah final?"
"Kau ini, bagaimana aku bisa mencari mayat dalam waktu sesingkat ini, kenapa tidak bunuh sana wanita itu toh wanita itu sudah tidak ada gunanya"
"Jaga bicaramu, jika Nyonya besar mendengar habislah kamu"
"Lalu di mana aku harus mencari mayat, dalam kurun waktu dua hari ini"
"Itu bukan urusanku, kau yang dokter bukan aku, kau juga kepala rumah sakit ini apa susahnya hanya mencari mayat wanita tanpa identitas"
"Kau fikir setiap hari selalu datang mayat tanpa identitas, bodoh sekali"
"Aku tidak mau tau, kau harus menemukan mayat itu dalam dua hari ini, kalau tidak kau pasti tau apa yang akan Tuan lakukan padamu"
"Huh, dasar brengsek, kupikir menjadi pengikut orang kaya enak, nyatanya kalian membuatkumenjadi sosok penjahat"
"Itulah harga yang harus kau bayar. Kau fikir fasilitas dan jabatan semua itu gratis. Hei sadarlah, tak ada yang gratis di dunia ini"
"Sudahlah, setelah mendapatkan mayat apa yang harus aku lakukan lagi"
"Hubungi saja aku, aku akan melakukan sisanya, oh ya bagaimana keadaan wanita itu katanya wanita itu hami, apakah benar"
"Benar dia hamil, kandungannya sudah berjalan dua minggu"
"Aku heran kenapa wanita koma dan kecelakaan parah bisa hamil"
"Bodoh sekali, begitu saja kau tanyakan. Sudah jelas wanita itu hamil karena adanya manusia bodoh sepertimu"
"Hei, jangan mengataiku bodoh"
"Faktanya kau memang bodoh, entah mengapa aku malah menyukai manusia bodoh sepertimu"
"Hahaaa itu keberuntunganku, oh ya malam ini apakah kau ada waktu?, aku rindu dirimu. Aku tunggu di apartemen ya "
"Sekali lagi kau ini bodoh atau apa, jelas aku tak ada waktu bukankah dua dokter culun itu pergi lalu bagaimana aku bisa pergi sedangkan ada pasien istimewa yang harus ku jaga sepanjang hari"
"Ah ya, maaf aku lupa, ya sudah kita main saja di ruanganmu"
"Pletakk"
Wanita itu memukul kepala si pria dengan pena.
"Kenapa memukul kepalaku?"
"Kau lupa, di rumah sakit ini semuanya tersedia CCTV, bahkan diruanganku sekalipun kamera pengintai itu terpasang"
"Lalu di mana ruangan yang tidak ada CCTV?"
"Kamar mandi, dan kamar inap dokter culun itu"
"Ya sudah ayok kita kekamar mandi"
"Buat apa?"
"Sekarang aku atau kau yang bodoh, ya buat apalagi?"
"Aku tidak bisa?"
"Kenapa"
"Aku lagi dapet"
"Brengsek kenapa tidak bilang dari tadi"
"Hahaaa huhh sungguh lucu sekali ekspresimu jika sedang kesal"
"Jangan pegang-pegang, suhu tubuhku saat ini sedang panas. Kau tidak bisa memberikanku obat"
"Hah, dasar jelek"
"Jelek-jelek begini bisa membuatmu merem melek"
"Hahaaa dasar mesum, oh ya bagaimana persiapan pernikahan Lusa"
"Hah, susah sekali berbicara dengan orang tua itu. Ia tetap kekeh tidak mau mencabut laporannya"
"Apakah dia tahu anaknya sedang sekarat?"
"Dia tahu, tapi dia tetap ingin menuntut siapa pelaku yang menabrak putrinya itu"
"Mengapa dia tidak pernah datang menemui anaknya?"
"Bagaimana dia mau menemui putrinya yang penjagaannya saja sudah seperti menjaga presiden"
"Ah ya aku lupa itu, Tuan pasti pusing sekali menghadapi wanita koma itu"
"Dia tidak pusing, dia hanya pusing dengan tingkah laku putra-putrinya itu dan ia takluk pada istrinya"
"Hahaaa ternyata kelemahan laki-laki memang wanita, apakah kau juga begitu padaku"
"Tidak"
"Kenapa?"
"Masih banyak wanita muda dan lebih cantik darimu"
"Brengsek kau"
"Hentikan tanganmu dari memukulku atau kau nanti kupukul dengan benda yang lain"
"Ah kau bener-bener brengsek, fokuslah pada pernikahan itu lusa, jika kau gagal tidak hanya kau yang akan berhadapan dengan malaikat maut tapi aku juga pasti akan terseret"
"Makanya itu bantu aku?"
"Bantu apa?"
"Bantu membujuk orang tua itu?"
"Tawarkan saja uang, bukankah wanita itu bukan dari keluarga kaya"
"Tidak semua orang miskin bisa dibeli dengan uang"
"Huh sombong sekali dia"
"Aku kagum pada sosok Pak Tua itu"
"Mengapa?"
"Dia sangat menyanyangi putrinya itu, bahkan ia rela menginap berhari-hari di kantor polisi hanya untuk meminta keadilan untuk putrinya"
"Tidak ada uang kasus tidak akan berjalan, mengapa ia tidak menggunakan kekuatan media sosial"
"Kau seperti tidak tau Tuan saja, jangankan berhadapan melawannya, mendengar namanya saja orang akan berfikir ratusan kali jika bermusuhan dengannya"
"Apa kau tidak menceritakan kondisi putrinya?"
"Justru itu dia semakin yakin untuk meminta keadilan"
"Apakah tidak kau ceritakan jika wanita itu hamil, siapa tau dia akan luluh mendengar jika putrinya yang koma itu hamil. Biasanya orang tua luluh jika adanya cucu, karena ia tidak akan mau melihat cucunya nanti bersedih"
"Ah benar juga, mengapa aku tak kefikiran sampai sana, terima kasih sudah memberikanku pencerahan"
"Sesama karyawan harus membantu hehee, bukankah begitu"
"Aku bukan karyawan bodoh"
"Kau benar-benar bodoh, oh aku lupa kau adalah budak setianya Tuan"
"Ah itu...itu juga salah"
"Itu pantas disematkan padamu"
"Kau ini, mengapa malah membicarakan yang tak penting"
"Lalu setelah ini apa yang akan kau lakukan"
"Tentu saja menemui pak tua itu, apa kau ingin menemani heh"
"Tidak"
"Baiklah kalo begitu, aku pergi"
"Oh ya satu lagi hal yang ingin aku tanyakan?"
"Apa...cepatlah aku ingin segera pergi"
"Hemm, wanita koma apa boleh dinikahi"
"Tanyakan saja pertanyaan bodohmu itu pada ustad. Sudah tau aku penjahat masih tanya hal seperti itu. Aku hanya mempersiapkan pernikahan hingga berhasil, terlepas boleh tidaknya itu bukan urusanku paham"
"Ah yaa baiklah, silahkan kau pergi"
"Mengapa kau tak tanyakan saja pertanyaanmu pada dua dokter culun itu. Mereka pasti tau jawabannya bukankah pakaian mereka sudah seperti penceramah-penceramah. Jika kau masih penasaran, aku pergi dulu"
"Kau pintar, ya pergilah"
Laki-laki itu pergi sebelum melihat pasien wanita itu terlebih dulu sebentar. Dan menginstruksikan pada orang-orangnya untuk selalu waspada.
"Drett...drett"
Suara getar ponsel terdengar, laki-laki itu segera mengangkat ponselnya.
"Iya hallo Tuan"
"Bagaimana hasilnya, apakah semua sudah siap?"
"Saya baru saja dari rumah sakit Tuan. Saya pastikan lusa semua sudah ready Tuan"
"Bagus, pastikan semua aman. Jangan sampai tercium musuh-musuhku"
"Siap Tuan, saya sudah mengantisipasi segala sesuatunya"
"Bagus, laporkan terus perkembangannya jangan sampai gagal, kau tau nyawamu taruhannya"
"Baik Tuan"
Telpon itupun ditutup, kemudian laki-laki iru menghubungi pengacara yang membantu proses laporan hukum pria tua itu.
"Hallo, bagaimana apakah kasusnya sudah dihentikan?"
"Oh Tuan, laporannya memang masih ada tapi kasusnya tidak ditindaklanjuti, saya sudah membicarakan ini dengan mister Tuan"
"Tuan besar inginnya proses ini berhenti, tak ada laporan menyangkut putranya itu. Mengapa laporannya masih sama, bodoh sekali"
"Saya akan menemui orang tua itu lagi, saya akan agendakan secepatnya"
"Tidak usah, aku sendiri yang akan menemuinya. Pastikan saja laporan kasus ini segera musnah, Tuan tidak ingin ada jejak sedikitpun"
"Baiklah Tuan, saya akan lakukan sesuai perintah"
"Besok, berkas laporan dan jejaknya harus hilang, jika tidak kau tau akibatnya"
"ba... baik Tuan"
Lawan bicara laki-laki itu terdengar gugup dan takut. Sedangkan laki-laki itu segera melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit.
#######
**Alhamdulillah chapter 14 akhirnya done
Makin epik dan menarik pemirsa??...
Penasaran kan siapa laki-laki ini, dan siapa wanita itu...
Next lanjut yuk...biar semangat Upnya
oh ya jangan lupa tinggalkan jejak-jejak cintanya yaaaa
votee follow lesta lestari
komen and poin
terima kasih
salam hangat dan cinta
❤❤❤❤❤❤❤❤🤲🤲🤲**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Eva Santi Lubis
hadir Lagi nih
2020-12-08
1
سافيرا ريسكا
semangat hadir lagi
Salam BUKTI CINTA KANG SANTRI
2020-11-02
1
Rizki Cahyani
Terlalu banyak percakapan daripada narasinya thor,,
2020-10-13
3