Di sebuah ruangan CEO, seorang pria paruh baya sedang memandang wajah istrinya. Jam di dinding ruangan itu bahkan masih menunjukkan pukul 5.45 menit sangat aneh menurutnya dan sulit dipercaya. Selama ia menikahi wanita itu, paling cepat dia akan terbangun pukul 7 pagi, namun saat ini wajahnya muncul tanpa senyuman.
Nyonya Wijaya atau Momy Diana, langsung memeluk suaminya yang baru bangun dari tidurnya, ia tak memedulikan tatapan wajah tak percaya keberdaan dirinya di ruangan kantor ini.
"Pa...."
"Mama kangen sama Papa sampai segitunya, kenapa hemm, tumben sudah cantik permaisurinya Papa, rindu berat ya beberapa malam enggak ditemani Papa tidur"
Wanita itu mengangguk membenarkan perkataan suaminya, ia memang merindukan sosok suaminya ini dan juga akan memberitakan berita penting lainnya.
"Papa belum mandi lho sayang, ni masih bau asem, *** mata ni di mana-mana hehee"
"Biarin, Mama memang kangen Pa"
"Uluh-uluhhhh yang jadi bucinnya Papa"
Tuan Wijaya menoel pipi istrinya dengan gemas.
"Papa mau mandi dulu sayang, enggak enak dari sore enggak sempet kepikiran mandi"
"Bentar lagi aja Pa, Mama pengen seperti ini"
"Ada kabar apa tentang wanita itu atau Hans?"
"Papa sudah mengetahui tentang wanita itu?"
"Setahu Papa dia masih koma sayang"
"Mama akan cerita, tapi Papa mandi dulu gih biar wangi. Daritadi Mama cium bau asem banget hehee"
"Kan Papa sudah bilang tadi sayang, ya udah kalau gitu Papa mandi dulu abis itu kita sarapan ya, Papa laper banget soalnya"
"Tenang Pa, mama orderin 😁"
"Ehhh kirain Mama masakin"
"Paaaa jangan ngeledek deh"
"Hahaa hahaaa"
Tuan Wijaya berlari dari kejaran istrinya yang kesal menuju kamar mandi. Di dalam kamar mandi terdengar teriakan dari suaminya.
"Maaaa, tolong ambilin anduk Papa lupa"
"Tunggu sebentar"
Mama Diana bergegas mengambilkan handuk suaminya dan mengetuk pintu kamar mandi.
Wajah suaminya nongol dibalik pintu,
"Ma, mandiin sekalian"
"Ogah"
"Ma sudah lama lhoo"
Ia tersenyum sambil memberi kode-kode pada istrinya, namun istrinya itu pergi.
"Mandi cepat sana, ada berita bahagia buat kita"
ucapnya setengah berteriak ke arah suaminya .
Mama Diana semalam mendengar apa yang diucapkan putrinya. Ada rasa sedih dan bahagia di waktu bersamaan mendengar berita tentang wanita itu. Mama Diana selalu berusaha membujuk putra putrinya menikah, namun belum satupun yang menyanggupinya.
Di usianya kedua anaknya yang sudah mapan, ia berharap segera mendapatkan cucu yang diidam-idamkan.
"Aku harus mempertahankan wanita itu, bagaimanapun dikandungannya adalah cucuku " Gumamnya.
Ia bertekad memberikan perawatan dan pengobatan terbaik meski selama ini sudah sangat baik perawatan yang diterima Arindra. Ia akan memaksa suaminya untuk membawa Arindra ke luar negeri jika memang diperlukan. Ia memandang wajah-wajah bayi-bayi mungil yang menggemaskan, di beberapa media sosial milik teman-temannya. Sungguh ia wanita yang sudah merindukan tangisan bayi dalam rumahnya.
Ada tangan melingkar di perutnya saat dia asik berselancar di media sosial, tangan siapa lagi jika bukan tangan kekar suami yang sangat dicintainya.
"Lucu-lucu ya Pa"
Ia memperlihatkan beberapa foto cucu teman-temannya pada suaminya itu.
"Sabar Ma, suatu saat kita juga mendapatkannya sayang"
"Kita juga bentar lagi punya Pa, cucu kita"
"Maksud Mama?"
"Arindra Pa, wanita itu hamil"
"Arindra, wanita yang mana?"
"Wanita yang diperkosa putramu, kini dia hamil"
"Apa"
Tuan Wijaya sangat terkejut mendengar kabar itu, berita tentang Hans saja belum mereda hingga membuat image dan harga saham perusahaan turun, ditambah berita ini yang bisa membuat harga saham semakin menurun. Beruntung teamnya segera bergerak cepat, seminggu ini berita yang kini muncul adalah berita positif tentang putranya itu, namun masih ada kendala karena sesekali muncul pemberitaan yang merusak citra perusahaannya.
"Papa tidak suka mendengar kita akan memiliki cucu?"
"Papa sangat senang jika Hans akan memiliki anak dengan cara yang benar, Papa tidak akan membiarkan anak itu lahir"
"Apa maksud Papa, Papa mau jadi pembunuh?"
"Cucu yang Mama harapkan itu anak haram, Mama sadar itu"
"Tidak ada anak haram Pa, anak kita yang salah, bahkan wanita itu tak bersalah sama sekali. Cucu tetaplah cucu, bagaimanapun Papa berusaha Mama akan tetap mempertahankannya. Jika sampai terjadi apa-apa terhadap wanita itu maka Mama janji akan meninggalkan Papa"
"MA..."
"Mama kecewa sama Papa, Papa taukan betapa Mama sangat ingin memiliki cucu, usia kita tak lagi muda Pa. Usia Papa bahkan sudah enampuluh tahun, apakah Papa tidak ingin menggendong cucu sendiri"
"Sudahlah, Papa akan pulang hari ini. Perusahaan sudah stabil, pastikan berita kehamilan ini tak tersebar. Papa akan carikan solusi yang terbaik buat masalah ini"
"Mama sekarang pulanglah"
"Mama akan ke rumah sakit, ingin tau sudah berapa minggu wanita itu mengandung. Dan memberi tahu Hana dan Syara agar semakin memberi perawatan yang terbaik untuknya"
"Siapa saja yang tau berkenaan kehamilan wanita itu?"
"Mama belum tau pasti, tapi yang pasti Hana, Syara, Hans yang tau tentang berita ini"
"Katakan pada Hana dan Syara, jangan sampai ada yang tau lagi berita ini"
"Ingat Papa jangan macam-macam"
"Mama tenanglah, Papa janji akan mencarikan solusi yang terbaik untuk masalah kita"
"Ya sudah Mama pergi dulu, maaf Papa sarapan sendiri ya"
Tuan Wijaya mengangguk melihat kepergian istrinya itu hingga menghilang dibalik pintu. Segera ia menghubungi Jhon, orang kepercayaannya.
"Jhon, cepat cari di mana Putraku berada dan apa saja yang dia lakukan segera laporkan padaku"
"Siap Tuan"
Tuan Wijaya mengusap wajahnya dengan kasar, Ia kemudian ingat putrinya yang sudah lama tidak bertemu.
"Hallo sayang.."
"Assalamualaikum, bagaimana kabar Daddy?"
"Walaikumsalam sayang, kabar Daddy baik nak, bagaimana dengan putri Daddy"
"Hana Alhamdulillah baik Dad, kangen Daddy"
"Daddy juga kangen sayang, nanti malam pulang ke rumah kita berkumpul melepas rindu, sudah lama kita tidak berkumpul"
"Bukan Hana tidak mau Daddy, tapi semalam Hana sudah menginap di rumah, kasihan Syara"
"Oh ya Syara temanmu itu apakah sudah menikah"
"Kenapa Daddy menanyakan Syara?"
"Tidak, Daddy hanya bertanya sayang, masalah wanita itu nanti Daddy bicara dengan dr Dea, biar dia membantu Syara di sana"
"Baiklah Dad, oh ya Dad, ada yang ingin Hana sampaikan berkenaan dengan Mbak Arindra"
"Sampaikan nanti di rumah, Mom sudah sampai di rumah sakitkah?"
"Mom, apakah Mom ke rumah sakit"
"Iya baru sudah beberapa menit berlalu"
"Belum Dad, insyaa Allah Hana nanti kasih kabar jika Mom sudah sampai di rumah sakit"
"Terima kasih sayang, makan yang teratur nak, jaga kesehatan dan pastikan apapun berita tentang wanita itu jangan sampai keluar. Cukup orang-orang kita tugaskan yang tau, paham sayang"
"Iya Dad, Hana mengerti"
"Ya sudah, Daddy akan menelpon kakakmu dulu"
"Apakah kakak keluar hari ini Dad?"
"Sepertinya ia keluar, bertemu dengan Aldo"
"Tolong maafkan Kak Hans Dad, ia juga sangat terpukul dan menyesal"
"Tenang saja sayang, bagaimanapun Hans putra Daddy, pasti Daddy akan melakukan apapun yang terbaik untuk kalian"
"Makasih Dad"
"Daddy matikan ya telponnya"
"Iya Dad, Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
##########
**Alhamdulillah chapter 6 selesai...
hemmm kira-kira apa ya rencana Tuan Wijaya????
Apa ada hubungannya dengan Syara????
Patut ditunggu kelanjutan kisah Arindra ini ya guys,
kuy pantengin terus ya....
Dang lupo
Voooteeee......
Voooteeee.....
Vooteeee.....
Comennnnnn
Comeeennnnn
and
Likeeeeeee
Syukron❤❤❤❤🤲🤲🤲🤲😍**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Arya Al-Qomari@AJK
kasihan Arindra
2021-01-08
1
ʰˢDianova🌱Mahahiya🐛
kayanya Hans disuruh nikah sm syara ya.
2020-12-12
3
Radin Zakiyah Musbich
Maaf baru mampir kak...🙏🙏🙏😁
sekalian ijin promo ya,
jgn lupa mampir jg di novelku berjudul "HITAM" 🖤
kisah tentang pernikahan yang tak diinginkan 🖤🖤🖤
jgn lupa tinggalkan like and comment ya 🙏😁
2020-11-25
1