Ola meninggalkan restoran itu dan kembali ke kantornya.
"Ck! Aku tidak sudi dan akan aku balas dengan hal yamg tidak akan kamu duga! Aku akan ikuti permainan ini, tapi jangan harap istri keduamu bisa masuk ke rumahku!!!" kesal Ola.
Untung saja di kantor itu saat ini jam istirahat sudah pasti kosong. Bahkan dia melewatkan jam makan siangnya dan menyusul Axel untuk meeting. Sangat pandai Ola menyimpan masalahnya sendiri dan tidak ada yang mengetahuinya.
***
Setelah beberapa hari berlalu, Ola masih tetap sakit hati dan sedih jika dia sendiri di rumahnya. Tapi mau kemana dia selain pulang kerumah? Walau punya sahabat, dia tidak ingin membebani masalah rumit dirinya.
Malam hari pulang kerja Ola mendapatkan sebuah undangan yang di selipkan di dalam pintu rumahnya.
Deg!
"Jangan bilang mereka ingin memeriahkannya!" tersenyum smirk Ola. Namun saat membukanya ternyata pesta perayaan ulang tahun pernikahan Marsel dan Syakila, sebuah perayaan besar yang mengundang semua kerabat dekat dan teman teman.
"Malas sekali harua bertemu dengan mereka! Tapi bagaimana jika Nikita yang akan mempunyai peran menantunya disana? Baiklah!!! Aku akan datang tapi tidak dengan kesedihan lagi!!! Aku harus bisa tutupi luka ini dulu, demi membuat mereka terkejut!" ucap Ola.
Ola berusaha merias dan memakai pakaian yang sangat mewah kali ini dia menggunakan jasa salon dan para ahli di bidangnya. Akan membuktikan jika dia tidak bisa disalahkan dan disepelekan oleh keluarga suaminya.
Ketika Yolanda tiba di rumah orang tua Mikel, suasana megah dengan dekorasi warna warni dan lampu lampu berkilauan menyambutnya. Panggung utama dihiasi dengan bunga dan tirai sutra yang elegan, menciptakan suasana glamor yang kontras dengan kegelisahan hati Ola namun harus bisa di sembunyikan. Setiap detik di acara ini terasa semakin berat baginya, seperti mengikatnya dalam jaring ketidaknyamanan dan kesedihan, pantang menyerah sebelum membalaskan sakit hatinya itu.
Saat Ola melangkah masuk, dia bisa merasakan tatapan tatapan penasaran dari para tamu, wanita cantik berbalut gaun hitam tanpa lengan dengan sepatu yang senada dan tas hitam kecil di tangannya. Tawa dan percakapan ringan di sekelilingnya terasa hampa dan tidak berarti dibandingkan dengan beban emosional yang dia rasakan. Syakila, dengan senyum ceria yang tidak sepenuhnya tulus, menyambutnya di pintu.
“Selamat datang, Yolanda,” sapa Syakila, berusaha menampilkan keramahan yang tampaknya tidak mencerminkan ketegangan di dalam hatinya. “Kami senang kamu bisa datang dan jangan mengacau, aku mengundangmu demi Mikel.”
Yolanda memaksakan senyum dan membalas, “Terima kasih, Ma. Aku juga senang bisa hadir.”
Di ruang utama, Ola melihat Mikel berdiri di samping Nikita, yang tampil memukau dalam gaun merah menyala yang membuatnya tampak seperti pusat perhatian di awal, namun tidak setelah Ola datang. Mikel, meskipun terlihat canggung namun tampak terperangah akan kecantikan istrinya yang baru saja datang, berusaha untuk tetap sopan, sementara Nikita tampak penuh percaya diri. Interaksi mereka menunjukkan betapa mudahnya mereka beradaptasi dengan situasi baru mereka, sementara Ola merasakan setiap sentuhan rasa sakit dan kemarahan.
Lihat saja, malam ini adalah awal aku akan membalasnya! Tidak akan aku biarkan terus dihina dan menyalahkanku terus! Batin Ola.
Ketika Ola mendekati mereka, Mikel menyambutnya dengan nada formal. “Ola, Terima kasih telah datang.”
Ola mengangguk dengan dingin. “Ya, Mikel. Nikita.”
Nikita menoleh dengan senyum kaku. “Ola. Senang akhirnya bisa bertemu denganmu.”
Ola menatap tajam pada Nikita, "jangan panggil aku Ola, aku rasa kita tidak sedekat itu!"
Tersentak Nikita yang langsung menciut dan memegang tangan Mikel, "Iya, Yolanda."
Mikel tidak terima dengan apa yang dilakukan Ola, "Kenapa kamu mempermasalahkan ini. Bukannya wajar!"
Ola mendekat pada Mikel, "wajar bagimu Mikel, tapi tidak denganku. Urusi saja dia dengan baik! Ajarkan padanya jika aku istri pertamamu! Harus s o p a n!"
Ola langsung pergi dari sana, dan memilih untuk diarea taman samping rumah mertuanya kali ini. Tampak sunyi dan damai seorang diri dengan membawa gelas minum di tangannya.
Lihat saja aku yang kalian kira lemah, akan aku buktikan itu salah! Batin Ola.
Di dalam sana tampak ramai ketika musik memainkan lagu romantis dan para tamu berdansa, Ola malah menikmati waktunya sendiri disana. Lebih nyaman dengan keheningan dan kesunyian dari pada kebisingan dan kegembiraan yang nyatanya itu melukainya.
“Bolehkah aku duduk di sini?” tanya Nikita dengan nada lembut yang datang menghampiri Ola.
Ola tanpa menjawab bahkan lebih banyak diamnya. Nikita duduk di sampingnya, mencoba mencari kata-kata yang tepat untuk berbicara seolah tidak peduli boleh atau tidaknya disana.
“Yolanda, aku tahu ini tidak mudah bagimu,” ucap Nikita.
“tapi aku merasa penting untuk berbicara denganmu.” lanjutnya.
“Berbicara tentang apa?” Ola menatap Nikita dengan tatapan penuh kebencian.
Nikita menarik napas dalam dalam sebelum memulainya seperti apa yang diminta Mikel.
“Aku tahu kamu sangat terluka. Aku tidak bermaksud untuk memperburuk keadaan, tetapi aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak ingin membuatmu merasa lebih buruk.” ucapnya yang seolah tidak mau disalahkan.
Ola merasakan amarah yang membara.
“Kamu sudah mengambil segalanya dariku, Nikita. Apa lagi yang bisa kamu katakan untuk membuat semuanya lebih baik? Ini semuanya sudah terjadi bukan! Jangan beranggapan kamu tidak bersalah atau apalah seperti korban!” tunjuk Ola dengan mata yang sangat tajam menusuk.
Nikita menundukkan kepala, tampak tertekan oleh kata kata Yolanda, bingung mau menjawab apa.
“Aku tidak pernah berniat untuk membuat hidupmu lebih sulit. Aku hanya ingin mencari cara untuk berbaur dengan keluarga ini, walaupun aku tahu itu tidak akan mengubah masa lalu.” belanya lagi.
Ola semakin menjadi emosi dan amarah yang berusaha dia tahan. Tampaknya Nikita ini pandai bermain muslihat.
"Sudahlah! Tidak ada gunanya kamu bicara denganku sekarang karena kamu sudah menjadi maduku. Harusnya ini kamu lakukan sebelum Mikel menikahimu!" bentak Ola.
Ada keheningan yang mencekam di antara mereka. Ola merasa perasaannya campur aduk antara kemarahan dan emosi yang semakin naik. Walau dia tahu bahwa Nikita bukan satu satunya yang bertanggung jawab atas rasa sakitnya. Mikel juga merupakan bagian dari masalah ini bahkan mertuanya pun ikut andil.
“Aku hanya ingin kamu tahu,” kata Ola akhirnya, “bahwa aku membutuhkan waktu untuk mengatasi semua ini. Aku mungkin tidak bisa segera menerima situasi ini, tetapi aku berusaha untuk bergerak maju. Yang aku minta sudah aku ucapkan! Patuh lah atau kamu akan merasakan seperti ini terus saat bertemu denganku!"
"Lahirkan saja anak sebanyak mungkin yang kamu bisa! Buat mertuaku senang! Baru setelah itu bujuklah Mikel untuk menceraikanku! Agar kamu senang!" senyum smirk Ola yang meninggalkannya sendiri disana.
...****************...
Terima kasih atas dukungan kalian semuanya.
Like dan komentarnya di tunggu ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Jeni Safitri
Ola ngk usah marah" bilang aja sama nikita di depan semua org " oo jadi ini wanita pencetak anak utk kami" dia pasti akan kesal dan malu dan diam"lah urus surat cerai
2024-11-29
1
Maria Magdalena Indarti
tenang Ola kamu punya karier, punya rumah, ada yg mencintaimu. gugat cerai Mikel, buang dis
2025-03-05
0
Ira Sulastri
Cakep Yolanda, ga mudah di tindas 🔥🔥🔥😍
2024-09-24
2