Bab 7: Axel yang Lebih Dulu Mengetahui

Segera Axel menggendong Ola dan membawanya ke dalam ruangannya. Pagi ini Ola memang datang lebih awal, banyak yang haris di kerjakannya. Sementara Axel juga kebetulan akan ada rapat di pagi hari. Membuat keduanya pagi ini sudah di perusahaan. Sementara yang lainnya belum jam masuk kerja.

Ola di baringkan di sofa ruangannya. Dengan mengambil.kotak p3k di ruangannya, bergegas Axel kembali di sebelah Ola.

"Maafkan aku Ola, bukan bermaksud tidak sopan. Tapi tidak orang selain aku di pagi ini," ucap Axel yang memberikan minyak angin pada hidung, leher dan perut Ola.

Sejujurnya, Axel menahan diri dan berkali kali kesulitan dalam menelan air liurnya. Sebab kemolekan dan paras Ola saat ini sudah membangunkan jiwa kelakiannya.

Jangan sekarang, tong! Masih panjang perjalanan kita! Batin Axel.

Setelah selesai mengoleskan dan sekali lagi mendekatkan minyak angin pada hidung Ola, yang akhirnya kesadarannya kembali.

"Hem, dimana aku?" tanya Ola.

"Di ruanganku, kamu pingsan tadi," jelas Axel.

"Maafkan aku Axel!" sesal Ola.

"Sudah tidak apa, apa perlu kerumah sakit untuk memeriksakan kondisimu lebih lanjut?" ajak Axel.

"Tidak, aku hanya pusing biasa saja, setelah minum obat akan hilang sendiri. Aku masih banyak pekerjaan juga bukan, tidak mau mengganggu," tolak Ola yang berfikir pusing biasa saja. Ada sedikit mual juga mungkin karena belum sarapan.

"Makanlah dulu, baru minum obat. Tadi aku minta OG membelinya," perintah Axel.

"Terima kasih, Axel. Maaf sudah merepotkanmu," ucap Ola.

"Aku sudah bilang jangan katakan begitu padaku, jika kamu membutuhkanku jangan pernah sungkan dan telp padaku, aku pasti akan datang." tersenyum Axel.

"Makanlah dulu," pinta Axel kembali.

"Bagaimana jika kita makan bersama, ini ada dua Axel." ucap Ola.

"Baiklah," mengalah Axel yang memang sama sama belum sarapan.

Setelah habis sarapannya itu, Ola keluar dari ruangannya dan kembali masuk ke dalam ruangan Axel.

"Axel ini berkas untuk rapat pagi ini," ucap Ola memberikan beberapa dokumen yang sudah selesai di kerjakannya.

"Kamu sudah minum obatnya?" tanya Axel yang tidak mementingkan berkasnya.

"Sudah," jawab Ola.

"Tapi aku melihatnya masih pucat dan apa sebaiknya kita kerumah sakit saja untuk memastikannya?" ajak Axel yang memang merasa Ola tidak dalam keadaan yang sehat.

"Aku masih kuat, Axel. Nanti saja jika memang sampai sore tidak ada perubahan." tolak Ola lagi lagi.

"Kalau begitu kamu istirahat saja pulang kerumah. Biar disini Roy yang melakukannya," ucap Axel.

"Tapi Axel," tidak enak Ola.

"Jangan membantah kali ini. Kamu bawa mobil ga?" tanya Axel.

"Tidak," jawab Ola.

"Kebetulan meeting kali ini searah kesana. Kamu ikut saja denganku. Jangan menolak, ini demi kesehatanmu!" perintah Axel dan akhirnya Ola menurut.

"Axel, sudah siap!" masuk Roy ke dalam dan melihat Ola bersama dengannya.

"Kamu sakit Ola? Mukamu pucat sekali," ucap Roy.

"Hem," menganggukkan kepalanya Ola yang sudah tidak bisa menghindar lagi dari pada Axel aja panjang lebar berceramah disini. Tatapan mematikan Axel sudah menatap Ola memastikan jawab darinya.

"Ayo kita jalan sekarang, mampir ke rumah Ola. Kamu ambil pekerjaannya dulu. Sampai dia bisa pulih kembali," perintah Axel.

"Oke!" jawab Roy.

Akhirnya pagi ini Ola harus kembali kerumahnya yang di antar langsung oleh bos besarnya.

"Ingat istirahat dan kabari aku jika ada hal yang kamu butuhkan!" pesan Axel sebelum pergi meninggalkannya.

Dan hanya di angguki oleh Ola lalu masuk ke dalam rumahnya lebih dulu tanpa menunggu Axel pergi.

Kali ini Ola merasakan perutnya yang semakin mual, sesampainya di rumah bukan bertambah baik malah pusing sekali kepala yanh di rasakannya itu.

"Aku kenapa ini, kok pusing ga ilang ilang. Biasanya minum obat warung saja bisa sembuh. Di tambah kok rasanya bagian perutku keram terus sejak pagi," keluh Ola.

Di tidurkan tubuhnya saat ini semoga saja bisa terpejam beberapa jam. Dan berharap bangun nanti bisa sehat kembali. Dan benar saja Ola bisa terlelap saat ini, hingga bangun di siang hari karena dering telpnya tepat di sampingnya.

"Halo," sapanya.

"Aku ada di depan rumahmu, Ola. Buka," pinta Axel di telp.

"Ya," jawabnya.

"Kok masih pusing. Badanku juga lemes banget." keluh Ola yang berjalan turun ke bawah untuk membuka pintu rumahnya.

Krek!!!

"Masuk, Axel." pinta Ola setelah membuka pintunya. Roy juga ikut masuk.

"Makanlah dulu, aku tahu kamu pasti belum makan siang ini," memberikan kantong plastik padanya.

"Tidak usah mengambil ke dapur yang ada saja. Kamu masih belum ada perubahan sepertinya," tebak Axel.

"Kalian juga makanlah, aku tidak enak hati jika hanya di lihat oleh kalian makan," pinta Ola.

"Kami sudah makan tadi!" jawab Axel.

"Benar Ola, kamu tahu Axel itu khawatir padamu!" ucap Roy tapi mendapatkan tatapan tajam dari Axel.

Bodo ah, aku cape dan lelah harus melihat cintamu tidak bersambut terua bosku. Biarkan aku jadi perantara cintanya. Aku tahu Ola sedang di posisi yang sulit. Batin Roy.

Bukannya takut mendapatkan tatapan tajam dari Axel, Roy semakin suka melakukannya.

"Kamu khawatir padaku Axel?" tanya Ola yang sedang mengunyah makanannya.

"Jelas Ola, kamu itu salah satu orang yang penting bagi Axel," jawab Roy lebih dulu.

"Posisi di kantor," Axel melanjutkan.

Awas saja kamu Roy, jika Ola menjauh dariku gara gara kamu. Sudah bisa aku pastikan akan mengirimmu ke afrika. Kesal batin Axel.

Ola telah menghabiskan makanan itu tapi rasanya mual di perutnya itu semakin naik dan sudah hampir tidak tahan.

"Tunggu sebentar!" pinta Ola.

Huek!

Huek!

Suara muntahan Ola terdengar sampai ke luar.

"Aku rasa Axel, kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang!" ide Roy.

"Kamu kenapa selalu saja mendahuluiku, itukan ucapanku!" kesal Axel.

"Aku berniat baik loh Bos. Kalau jodoh ga anak kemana!" ucap Roy.

"Omonganmu kayak orang bener saja!" ledek Axel.

Axel langsung mendekat ke arah Ola dan membantu memapahnya duduk di sofa kembali.

"Kamu sebaiknya ke rumah sakit sekarang! Tidak ada bantahan!" perintah Axel.

Hanya di angguki oleh Ola yang memang sepertinya sudah di luar batasnya.

"Roy kamu kunci pintu rumahnya!" perintah Axel setelah membantu memapahnya ke dalam mobil.

Roy kembali membuka pintu kemudinya untuk turun dan mengunci rumah Ola.

"Padahal biarkan saja, Axel. Toh ga akan ada yang masuk," tidak enak hati Ola pada Roy.

Ola dan Axel telah sampai di rumah sakit, memutuskan untuk pergi ke dokter. Awalnya ke dokter umum, nyatanya harus berganti ke ruang kandungan. Ketika hasil tes keluar, Ola merasa dunianya kembali terguncang. Dokter mengonfirmasi bahwa dia memang hamil. Perasaan campur aduk menyelimuti dirinya kaget, takut, namun ada juga sedikit kebahagiaan yang tak bisa dia abaikan.

Ola duduk terdiam di dalam mobil Axel setelah kunjungan ke dokter. Axel menoleh ke arahnya, mencoba membaca ekspresi yang bercampur aduk di wajah Yolanda.

“Aku… aku tidak tahu harus merasa apa, Axel,” bisik Ola akhirnya. “Aku hamil… dan Mikel tidak tahu. Dia bahkan mungkin tidak peduli.” imbuhnya.

Axel menatapnya dengan penuh kasih. “Ola, ini bukan tentang Mikel lagi. Ini tentang kamu dan anakmu. Apa pun yang terjadi dengan Mikel, kamu tidak perlu khawatir tentang dia sekarang. Yang penting adalah kamu, kesehatanmu, dan masa depanmu.”

Ola merasa emosinya kembali mengalir deras. “Aku takut, Axel. Aku tidak tahu apakah aku bisa melakukannya. Semua ini terlalu berat.” air matanya kini sudah tidak bisa di kompromi lagi keluar begitu saja.

Axel menggenggam tangan Ola dengan lembut, menyalurkan ketenangan dan dukungan yang tulus. “Kamu lebih kuat daripada yang kamu kira, Ola. Kamu sudah melalui begitu banyak, dan kamu masih berdiri. Aku akan membantumu melewati ini, apa pun yang terjadi.”

Mata Ola semakin dipenuhi air mata, tetapi kali ini, ada rasa terima kasih yang mendalam di dalam dirinya. Axel telah menjadi pendukung yang tidak dia sangka sangka. Dalam hatinya, Ola merasa mungkin, meski segala sesuatunya terasa begitu berat, dia bisa menghadapi apa yang akan datang dengan bantuan Axel di sisinya.

...****************...

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

jangan bilang ola hamil. ila yg bodoh. ajukan saja perceraian di pengadilan. dengan dalih perselingkuhan

2025-02-05

0

Soraya

Soraya

lima tahun hidup bersama blum juga hamil giliran dh ditinggal nikah lagi bru diajak tidur sekali langsung hamil klise bgt cerita nya thor

2024-10-23

1

Ira Sulastri

Ira Sulastri

Semoga debay Ola nanti cowok yg ganteng ya😍🔥🔥

2024-09-24

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Awal Sakit Hati
2 Bab 2: Konflik Mertua dan Kegilaan Mikel
3 Bab 3: Pertemuan dengan Nikita yang Menyakitkan
4 Bab 4: Hancurnya Yolanda dalam Kesendirian
5 Bab 5: Kebahagiaan Mikel dan Nikita, Namun Menyakiti Ola
6 Bab 6: Semakin Terpuruknya Ola
7 Bab 7: Axel yang Lebih Dulu Mengetahui
8 Bab 8: Kebahagiaan Mikel dan Nikita yang Menghancurkan
9 Bab 9: Semangat Baru Bersama Axel
10 Bab 10: Menyusun Hidup Baru Setelah Melahirkan
11 Bab 11: Pertengkaran yang Mulai Meretakkan Hubungan
12 Bab 12: Penguat Hidup Ola Selain Axel, Lei Cullen Fox
13 Bab 13: Pencarian Mikel Namun Kemarahan Nikita
14 Bab 14: Pembalasan Ola Dimulai
15 Bab 15: Kepergian Nikita
16 Bab 16: Damai dan Rencana yang Tersusun
17 Bab 17: Penyelidikan Lebih Dalam dan Kebenaran yang Tersingkap
18 Bab 18: Tertangkapnya Nikita
19 Bab 19: Kebocoran Rahasia
20 Bab 20: Kebenaran Michelle
21 Bab 21: Penyesalan Mikel yang Terlambat
22 Bab 22: Surat Cerai
23 Bab 23: Ola Jamu (Janda Muda)
24 Bab 24: Rencana masa depan Ola
25 Bab 25: Pembukaan Galeri Yoleee
26 Bab 26: Naik ke Puncak Prestasi Ola
27 Bab 27: Axel Memulai Mendekati Ola, Menunjukkan Sisi Romantisnya
28 Bab 28: Kehancuran Mikel dan Penemuan Nikita
29 Bab 29: Kesepakatan Nikita dan Mikel
30 Bab 30: Pasrah Syakila
31 Bab 31: Keegoisan Nikita
32 Bab 32: Pencarian Michelle
33 Bab 33: Pembalasan Kedua Ola
34 Bab 34: Michelle Anak Asuh Ola dan Axel
35 Bab 35: Sesal Syakila
36 Bab 36: Senyum Cantik Michelle
37 Bab 37: Pernikahan
38 Bab 38: Pesta Pernikahan
39 Bab 39: Pembalasan Ola Ketiga
40 Bab 40: Semakin Terpuruk Nikita dan Syakila
41 Bab 41: Kehancuran Keluarga Smit
42 Bab 42: Nikita, Terjerumus Prostitusi
43 Bab 43 – Galeri Yoleee di Puncak Kejayaan
44 Bab 44 – Ola Berhadapan dengan Mikel
45 Bab 45 – Permintaan Axel
46 Bab 46 – Kemarahan Axel
47 Bab 47 – Nikita Menyesal
48 Bab 48 – Kedekatan Ola dan Michelle
49 Bab 49 – Siksaan Syakila
50 Bab 50: Syakila Stres
51 Bab 51: Lagi-lagi Ola
52 Bab 52: Di Ambang Pilihan
53 Bab 53: Perdebatan
54 Bab 54: Awal Baru di Kebun Teh
55 Bab 55: Di Ambang Kehancuran
56 Bab 56: Hari Terakhir Smit Corp
57 Bab 57: Kabar Bahagia yang Menggetarkan
58 Bab 58: Kebahagiaan Ola
59 Bab 59: Pencarian Nikita
60 Bab 60: Ancaman Boris
61 Bab 61: Rahasia Nikita dan Boris
62 Bab 62: Rahasia Besar
63 Bab 63: Kuatnya Ola Sama Seperti Mendiang Ibunya
64 Bab 64: Keberanian Ola
65 Bab 65: Antara Ancaman dan Solusi untuk Ola
66 Bab 66: Konferensi Pers yang Menggemparkan
67 Bab 67: Kematian Nikita
68 Bab 68: Mimpi Michelle
69 Bab 69: Kembalinya Mikel
70 Bab 70: Penyelamat Mikel, Sofia
71 Bab 71: Pertemuan Lei dan Mikel
72 Bab 72: Di Balik Mikel dan Sofia
73 Bab 73: Menerima Timbal Balik Mikel
74 Bab 74: Permintaan Mikel
75 Bab 75: Sofia Pintar, Ola Cerdik
76 Bab 76: Rencana Sofia, Menaklukkan Axel
77 Bab 77: Malunya Sofia
78 Bab 78: Amukan Sofia
79 Bab 79: Terkuaknya Keahlian Lei dan Michelle
80 Bab 80: Aksi Lei dan Michelle
81 Bab 81: Aksi Pelarian Mikel.
82 Bab 82: Kehancuran Keluarga Kyle
83 Bab 83: Bebasnya Mikel
84 Bab 84: Penjelasan Ola
85 Bab 85: Peran Axel
86 Bab 86: Putusan Mikel
87 Bab 87: Koma Mikel
88 Bab 88: Penolakan Michelle
89 Bab 89: Michelle Butuh Axel
90 Bab 90: Berita Buruk
91 Bab 91: Kematian Mikel
92 Bab 92: Sofia Sembuh
93 Bab 93: Rencana Axel Kembalinya Sofia
94 Bab 94: Kebaikan Lei
95 Bab 95: Sofia Mengalah
96 Bab 96: Yoleee Menjadi Milea
97 Bab 97: Kemajuan Milea Corp
98 Bab 98: Kejutan Hadiah dari Anak-Anak
99 Bab 99: Liburan Axel dan Ola
100 Bab 100: Akhir yang Bahagia Ola
101 Promo karya terbaru
102 promo Karya terbaru
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Bab 1 : Awal Sakit Hati
2
Bab 2: Konflik Mertua dan Kegilaan Mikel
3
Bab 3: Pertemuan dengan Nikita yang Menyakitkan
4
Bab 4: Hancurnya Yolanda dalam Kesendirian
5
Bab 5: Kebahagiaan Mikel dan Nikita, Namun Menyakiti Ola
6
Bab 6: Semakin Terpuruknya Ola
7
Bab 7: Axel yang Lebih Dulu Mengetahui
8
Bab 8: Kebahagiaan Mikel dan Nikita yang Menghancurkan
9
Bab 9: Semangat Baru Bersama Axel
10
Bab 10: Menyusun Hidup Baru Setelah Melahirkan
11
Bab 11: Pertengkaran yang Mulai Meretakkan Hubungan
12
Bab 12: Penguat Hidup Ola Selain Axel, Lei Cullen Fox
13
Bab 13: Pencarian Mikel Namun Kemarahan Nikita
14
Bab 14: Pembalasan Ola Dimulai
15
Bab 15: Kepergian Nikita
16
Bab 16: Damai dan Rencana yang Tersusun
17
Bab 17: Penyelidikan Lebih Dalam dan Kebenaran yang Tersingkap
18
Bab 18: Tertangkapnya Nikita
19
Bab 19: Kebocoran Rahasia
20
Bab 20: Kebenaran Michelle
21
Bab 21: Penyesalan Mikel yang Terlambat
22
Bab 22: Surat Cerai
23
Bab 23: Ola Jamu (Janda Muda)
24
Bab 24: Rencana masa depan Ola
25
Bab 25: Pembukaan Galeri Yoleee
26
Bab 26: Naik ke Puncak Prestasi Ola
27
Bab 27: Axel Memulai Mendekati Ola, Menunjukkan Sisi Romantisnya
28
Bab 28: Kehancuran Mikel dan Penemuan Nikita
29
Bab 29: Kesepakatan Nikita dan Mikel
30
Bab 30: Pasrah Syakila
31
Bab 31: Keegoisan Nikita
32
Bab 32: Pencarian Michelle
33
Bab 33: Pembalasan Kedua Ola
34
Bab 34: Michelle Anak Asuh Ola dan Axel
35
Bab 35: Sesal Syakila
36
Bab 36: Senyum Cantik Michelle
37
Bab 37: Pernikahan
38
Bab 38: Pesta Pernikahan
39
Bab 39: Pembalasan Ola Ketiga
40
Bab 40: Semakin Terpuruk Nikita dan Syakila
41
Bab 41: Kehancuran Keluarga Smit
42
Bab 42: Nikita, Terjerumus Prostitusi
43
Bab 43 – Galeri Yoleee di Puncak Kejayaan
44
Bab 44 – Ola Berhadapan dengan Mikel
45
Bab 45 – Permintaan Axel
46
Bab 46 – Kemarahan Axel
47
Bab 47 – Nikita Menyesal
48
Bab 48 – Kedekatan Ola dan Michelle
49
Bab 49 – Siksaan Syakila
50
Bab 50: Syakila Stres
51
Bab 51: Lagi-lagi Ola
52
Bab 52: Di Ambang Pilihan
53
Bab 53: Perdebatan
54
Bab 54: Awal Baru di Kebun Teh
55
Bab 55: Di Ambang Kehancuran
56
Bab 56: Hari Terakhir Smit Corp
57
Bab 57: Kabar Bahagia yang Menggetarkan
58
Bab 58: Kebahagiaan Ola
59
Bab 59: Pencarian Nikita
60
Bab 60: Ancaman Boris
61
Bab 61: Rahasia Nikita dan Boris
62
Bab 62: Rahasia Besar
63
Bab 63: Kuatnya Ola Sama Seperti Mendiang Ibunya
64
Bab 64: Keberanian Ola
65
Bab 65: Antara Ancaman dan Solusi untuk Ola
66
Bab 66: Konferensi Pers yang Menggemparkan
67
Bab 67: Kematian Nikita
68
Bab 68: Mimpi Michelle
69
Bab 69: Kembalinya Mikel
70
Bab 70: Penyelamat Mikel, Sofia
71
Bab 71: Pertemuan Lei dan Mikel
72
Bab 72: Di Balik Mikel dan Sofia
73
Bab 73: Menerima Timbal Balik Mikel
74
Bab 74: Permintaan Mikel
75
Bab 75: Sofia Pintar, Ola Cerdik
76
Bab 76: Rencana Sofia, Menaklukkan Axel
77
Bab 77: Malunya Sofia
78
Bab 78: Amukan Sofia
79
Bab 79: Terkuaknya Keahlian Lei dan Michelle
80
Bab 80: Aksi Lei dan Michelle
81
Bab 81: Aksi Pelarian Mikel.
82
Bab 82: Kehancuran Keluarga Kyle
83
Bab 83: Bebasnya Mikel
84
Bab 84: Penjelasan Ola
85
Bab 85: Peran Axel
86
Bab 86: Putusan Mikel
87
Bab 87: Koma Mikel
88
Bab 88: Penolakan Michelle
89
Bab 89: Michelle Butuh Axel
90
Bab 90: Berita Buruk
91
Bab 91: Kematian Mikel
92
Bab 92: Sofia Sembuh
93
Bab 93: Rencana Axel Kembalinya Sofia
94
Bab 94: Kebaikan Lei
95
Bab 95: Sofia Mengalah
96
Bab 96: Yoleee Menjadi Milea
97
Bab 97: Kemajuan Milea Corp
98
Bab 98: Kejutan Hadiah dari Anak-Anak
99
Bab 99: Liburan Axel dan Ola
100
Bab 100: Akhir yang Bahagia Ola
101
Promo karya terbaru
102
promo Karya terbaru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!