BAB 17 - Pengkhianat yang Sebenarnya.

Tidak peduli siapa ayah dan bagaimana dia mendapatkannya, keputusan Haura sudah bulat untuk menerima setitik nyawa dalam dirinya.

Dalam waktu tak sampai satu jam, Haura sudah mempertimbangkan rencananya ke depan. Tanpa mendramatisir keadaan, Haura yakin dia bisa bertahan tanpa mencoreng nama besar keluarganya.

Kebetulan dia memang akan terbang ke Bali untuk menyelesaikan pekerjaannya. Haura yang begitu mencintai pulau Dewata tanpa pikir panjang menjadikan tempat itu sebagai pelariannya juga.

Ya, untuk sementara Bali adalah pilihan utama karena Haura tidak terpikirkan ke tempat lain untuk saat ini.

Karena itulah, tujuannya terbang ke Bali bukan hanya untuk bekerja, tapi juga menetap di sana. Entah sampai kapan, bisa jadi nanti semakin jauh lagi, Haura tidak tahu juga.

Akan tetapi, yang pasti saat ini dia akan menjalaninya dengan perlahan. Sebelum pergi Haura juga pamit baik-baik, walau memang belum terbuka dan menutupi niatnya, tapi setidaknya Haura sudah mengatakan bahwa dia tidak bisa pulang untuk waktu yang cukup lama.

Dan sekarang, di sinilah dia berada. Tempat yang selalu menjadi tempat favoritnya sejak kecil. Begitu banyak tempat di dunia ini, tapi di hatinya Haura menempatkan Bali sebagai pemegang tahta tertinggi.

Mungkin karena kenangan keluarganya di tempat ini amat manis dan romantis. Sampai-sampai, sejak dahulu Haura memiliki impian bisa mengikat janji suci di Bali.

Dengan konsep pernikahan sederhana, tertutup dan hanya dihadiri oleh orang-orang terpenting dalam hidupnya. Namun, untuk saat ini sepertinya Haura harus mengubur mimpi indah itu sementara waktu.

Mengingat hubungannya telah kandas dan berakhir hancur. Bukan karena restu, bukan pula karena tidak sekufu, tapi hal lain yang lebih menyakitkan sampai membuat Haura membohongi kedua orang tuanya sebelum pergi.

Mengingat hal itu, sungguh Haura tidak kuasa menahan tangis tatkala mengingat pesan sang mama dan juga papanya sewaktu Haura angkat kaki dari rumah.

"Jaga diri baik-baik ... batasi pergaulanmu, terutama dari laki-laki!! Ingat itu."

"Betul kata Mama, bukan bermaksud overprotektif, tapi tidak ada salahnya hati-hati."

"Tuh, Papa laki-laki dan setuju dengan pernyataan Mama, berarti ini sudah valid, Ra!!"

"Tentu saja, karena Papa tahu bagaimana otak laki-laki, Mama."

Haura terisak, sakit sekali dadanya tatkala mengingat nasihat kedua orang tuanya. Tak bisa Haura bayangkan bagaimana jika mereka tahu bahwa anak perempuan yang begitu berharga di mata mereka telah hancur, juga ternoda.

Mirisnya lagi, tern-oda oleh pria beristri dan karena kesalahan diri sendiri yang membuatnya sampai terjebak sedalam ini. Sungguh sakit kepala Haura membayangkannya.

Bahkan hamparan laut dan sejuknya angin pantai di depannya seolah tidak bisa membuatnya tenang. Pikiran Haura masih tetap semrawut, persis seperti benang kusut.

Dia ingin berteriak, menegaskan kepada seluruh dunia dia tersiksa. Jika saja menghabisi diri sendiri itu tidak berdosa dan dapat menggugurkan dosa yang sudah-sudah, mungkin Haura tidak akan berpikir dua kali untuk melakukannya.

Drrrt Drrrt Drrrt

"Siapa juga yang menelponku," gerutu Haura sembari menyeka kasar air matanya tatkala panggilan masuk di tengah kegalauannya.

Masih dengan mata mengembun, Haura melihat nama sang penelpon. Berharap bukan nomor tidak dikenal seperti yang sudah-sudah, jujur Haura sudah lelah memblokirnya.

"Abimanyu?" Kening Haura berkerut dan sedikit malas menerimanya.

Jika ditanya kenapa, sudah tentu karena dia masih tidak terima dengan saran kriminal yang Abimanyu berikan padanya tadi siang.

.

.

"Hallo," sapa Haura malas-malasan, kakinya sengaja memainkan pasir pantai sebagai cara mengalihkan perhatian.

"Kamu sudah di Bali?"

Sok perhatian, Haura memajukan bibirnya meski tanpa melontarkan kata-kata itu secara langsung. Kekesalannya pada Abimanyu masih begitu nyata, aneh memang padahal hanya karena beda pendapat saja.

"Ra, aku tanya ... jawab dong."

"Iya, sudah," jawabnya ogah-ogahan.

"Ck, benar-benar nekat, yang kamu pikirkan apa sih, Ra? Nekat pergi dalam keadaan begitu, sendirian?" tanya Abimanyu beruntun sebagaimana saudara tentu saja.

"Ya pikir aja sendiri aku sama siapa, sendirilah!!"

Terdengar Abimanyu menghela napas panjang. Kemungkinan menyayangkan keputusannya yang tetap nekat pergi tanpa berdiskusi lebih dulu.

"Ya sudah, sekarang katakan kamu dimana?"

"Sudah kubilang di Bali!! Tuli ya?"

"Iya tahu, Sayang, maksudku dimananya? Kamu pikir Bali itu gang? Jelas-jelas, Haura!!" ungkap Abimanyu tak kalah tinggi, kemungkinan dia tengah tersulut emosi.

Haura yang malas mengatakan dengan sedikit lebih detail dimana posisinya berada. Namun, agaknya informasi itu masih kurang sampai Abimanyu tetap bertanya.

"Kenapa lagi? Kan sudah jelas aku dimana, kenapa masih tanya?"

"Nginapnya dimana? Villa atau hotel apa? Kamar nomor berapa? Katakan sekarang!!"

"Ck, kamu ngapain sih? Banyak tanya, mau nyusul ke sini atau apa?"

"Memastikan saja, barangkali tidur di jalan raya," jawab Abimanyu yang lagi-lagi Haura tanggapi dengan helaan napas panjang.

Mulai kesal dengan pembicaraan yang dirasa tiada manfaatnya, Haura bermaksud memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Namun, kembali tertahan tatkala pria itu memintanya untuk bertahan sedikit lebih lama.

"Tunggu sebentar!!"

"Apa lagi?"

"Kamu di pantai?"

"Hem, kenapa? Mau lihat ombaknya?"

"Pulanglah, sudah malam, Ra ... istirahat dan jangan banyak tingkah." Meski hanya via suaranya, ternyata Abimanyu tetap cerewet juga.

Haura menatap sekeliling, memang sebenarnya sudah malam, tapi dia belum memiliki keinginan untuk beristirahat. Selain itu, dia juga tidak punya keinginan untuk tidur malam ini karena takut setiap kali memejamkan mata.

Kendati demikian, dia tetap mengikuti perintah Abimanyu untuk kembali ke hotel walau cukup lama ditunda-tunda. Kurang lebih satu jam baru tergerak untuk meninggalkan tempat itu.

Seiring dengan langkah yang dia ambil, Haura berusaha untuk tidak seperti orang bodoh. Statusnya sebagai aktris dan juga bintang iklan ternyata cukup dikenali, tentu saja dia tidak mungkin memasang wajah murung.

Dengan dia yang pergi tanpa membawa asisten saja sudah cukup mengherankan. Apalagi sampai dengan wajah lemas seperti tengah banyak hutang.

Sebisa mungkin dia terlihat tetap menawan, tanpa peduli serapuh hatinya dan semerah apa mata di balik kacamata hitamnya.

"Apa yang perlu dipusingkan, duniaku baik-baik saja dan orang masih menjadikanku pusat perhatian ... semua ini tidak akan lama, paling jug_ heuh?" Langkah Haura seketika terhenti tatkala sadar siapa pria yang berdiri tepat di depannya.

Hanya terpisahkan beberapa langkah saja, hampir saja Haura menabrak punggung seseorang yang menjadi alasan dia angkat kaki dari rumah dan berencana menetap di Bali saat ini.

Dengan mata yang membulat sempurna, Haura menutup mulut sembari membatin dan mengutuk seseorang di dalam hatinya. "Dasar pengkhianat!! Pasti Abimanyu sekarang berada di pihaknya dan memberitahukan bahwa aku ada di sini."

.

.

- To Be Continued -

Terpopuler

Comments

Kamiem sag

Kamiem sag

ketemu Vano di bali?
seneng kan Ra

2024-11-19

0

⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢

⏤͟͟͞͞RL𝖎𝖓𝖆 𝕯𝖆𝖓𝖎𝖊𝖑🧢

wkwkwkw ayah hantu dtang raaa🤣🤣🤣🤣🤣

2024-11-19

0

🍁Ang💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

🍁Ang💃🆂🅾🅿🅰🅴⓪③❣️

Yuhuuu vanooo

2024-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 01 - Awal
2 BAB 02 - Tolong Aku
3 BAB 03 - Menyiksa/Tersiksa
4 BAB 04 - Akan Kuhabisi
5 BAB 05 - Dengan Caraku
6 BAB 06 - Nomor Tak Dikenal
7 BAB 07 - Aku Lawanmu
8 BAB 08 - Mengancam/Diancam?
9 BAB 09 - Aku Yang Tidak Pantas
10 BAB 10 - Aku Yang Mau - Haura
11 BAB 11 - Back To Single Era!!
12 BAB 12 - Bukan Suami
13 BAB 13 - Tanggung Jawab yang Bagaimana?
14 BAB 14 - Enam Bulan Terindah
15 BAB 15 - Tidak Ingin Ini Terjadi - Haura
16 BAB 16 - Gugurkan!! ~ Abimanyu
17 BAB 17 - Pengkhianat yang Sebenarnya.
18 BAB 18 - Perdebatan Pre-Wedding
19 BAB 19 - Seperti Akan Gila
20 BAB 20 - Di Ujung Penantian
21 BAB 21 - Mawarku Hanya Dia
22 BAB 22 - Gugup Setengah Mati
23 BAB 23 - Terlihat Romantis
24 BAB 24 - Kalah Strategi
25 BAB 25 - Kamu Itu Istriku, Hanya Kamu.
26 BAB 26 - Mas Jawa
27 BAB 27 - Kamu Milikku - Ervano
28 BAB 28 - Masih Dendam
29 BAB 29 - Oh, Dari Istrinya?
30 BAB 30 - Galaknya Merepotkan
31 BAB 31 - Rasa yang Sama
32 BAB 32 - Caraku Mencintai Dirimu
33 BAB 33 - Kuat LDR?
34 BAB 34 - I'll Miss You - Ervano
35 BAB 35 - Via Suara
36 BAB 36 - Kamu Bahagia?
37 BAB 37 - Aku Sudah Menikah Lagi ~ Ervano
38 BAB 38 - Egois
39 BAB 39 - Kamu Bukan Istriku Lagi ~ Ervano
40 BAB 40 - Makan Apa?
41 BAB 41 - Pemeran Utama di Kisahku
42 BAB 42 - Cinta Sendirian
43 BAB 43 - Dipeluk/Meluk?
44 BAB 44 - Morning Kiss
45 BAB 45 - Hilang Nikmat Sebagai Ibu ~ Haura
46 BAB 46 - Kurang Belaian
47 BAB 47 - Tegaskan Aku Istrimu - Haura
48 BAB 48 - Bagai Milik Berdua
49 BAB 49 - Pemandangan Tak Terduga
50 BAB 50 - Lambat Laun Dia Tahu
51 BAB 51 - Aku Mencintainya, Sangat Cinta.
52 BAB 52 - Tenangnya Mematikan
53 BAB 53 - I Found You, Haura.
54 BAB 54 - Kamu Sutradara, Aku Aktrisnya.
55 BAB 55 - Dia Hanya Obsesi.
56 BAB 56 - Tuntaskan Denganku ~ Abimanyu
57 BAB 57 - Aku Tidak Seburuk Itu ~ Ervano
58 BAB 58 - Sembilan Tahun itu Lama.
59 BAB 59 - Jin Qorin
60 BAB 60 - Mental Maling
61 BAB 61 - Begitulah Kaum Hawa
62 BAB 62 - Bawaan Lahir
63 BAB 63 - Because I Love You, Haura.
64 BAB 64 - Salah Prasangka
65 BAB 65 - Pulang?
66 BAB 66 - Hanya Satu Macam - Ervano
67 BAB 67 - Abadi Dalam Ingatan
68 BAB 68 - Kamu yang Pertama, juga Terakhir.
69 BAB 69 - Mas Akan Tunggu
70 BAB 70 - Sebatas Status
71 BAB 71 - Balikan atau Gebetan Baru?
72 BAB 72 - Cinta Tak Terlihat
73 BAB 73 - Selesai ~ Atas Izin Mertua
74 BAB 74 - Sudah Bicara Sama Papa - Ervano
75 BAB 75 - Jalan Tengah
76 BAB 76 - Pertahankan, Ra.
77 BAB 77 - Mesin Waktu
78 BAB 78 - Hingga Akhir, Mas Mencintaimu.
79 BAB 79 - Bukan Mahram
80 BAB 80 - Rujuk Yuk, Mas ....
81 BAB 81 - My First Love
82 BAB 82 - Itu Istriku - Ervano
83 BAB 83 - Mas Membohongiku (Lagi)?
84 BAB 84 - Rujuk Saja
85 BAB 85 - Jangan Hukum Aku
86 Salam Hangat - Desy Puspita
87 BAB 86 - Karena Cinta
88 BAB 87 - Make Me Pregnant!!
89 BAB 88 - Memperbaiki Kesalahan.
90 BAB 89 - Ide Gila Haura
91 BAB 90 - Melebur Rindu
92 BAB 91 - Tunda Produksi
93 BAB 92 - Jangan Panggil Aku Sayang!!
94 BAB 93 - Maaf, Ray ... Aku Sangat Mencintainya.
95 BAB 94 - Tidak Direstui Semesta
96 BAB 95 - Membodohi/Dibodohi?
97 BAB 96 - I'm Coming, Honey!!
98 BAB 97 - Mengulang Kembali (Sah)
99 BAB 98 - Dua Anak (Lebih) Baik
100 BAB 99 - Sentuhan Hangatnya
101 BAB 100 - Cemburu Tingkat Dewa
102 BAB 101 - Bertukar Pasangan
103 BAB 102 - Lupakan Saja.
104 BAB 103 - Tips Ala Ervano
105 BAB 104 - Takut Karma
106 BAB 105 - Penulis Skenarionya
107 BAB 106 - Jangan Katakan Cinta
108 BAB 107 - Bau Bawang
109 BAB 108 - Malu-Maluin
110 BAB 109 - Makrab (Malam Keakraban)
111 BAB 110 - Kabar Tak Terduga
112 BAB 111 - Takut Kehilangan
113 BAB 112 - Terkuak Semua, Tanpa Sisa.
114 BAB 113 - Sampai Menutup Mata
115 BAB 114 - Tradisi Keluarga Megantara
116 BAB 115 - Tanda Sayang
117 BAB 116 - Amit-Amit!!
118 BAB 117 - Bukan Pria Penasaran
119 BAB 118 - Haruskah Di Jalan Raya?
120 BAB 119 - Rasa Sakit yang Dirindu
121 BAB 120 - Tamat (Riwayatmu)
122 BAB 121 - Marah Sekeluarga
123 BAB 122 - Sungguh Menyiksa
124 BAB 123 - Curhat Dong, Nak!!
125 BAB 124 - Terima Kasih, Nayaka.
126 BAB 125 - Agak Trauma
127 BAB 126 - Undangan Sang Mantan
128 BAB 127 - My First Love (END)
129 Promosi Karya Baru - Kupinang Dengan Istighfar (Ganeeta)
Episodes

Updated 129 Episodes

1
BAB 01 - Awal
2
BAB 02 - Tolong Aku
3
BAB 03 - Menyiksa/Tersiksa
4
BAB 04 - Akan Kuhabisi
5
BAB 05 - Dengan Caraku
6
BAB 06 - Nomor Tak Dikenal
7
BAB 07 - Aku Lawanmu
8
BAB 08 - Mengancam/Diancam?
9
BAB 09 - Aku Yang Tidak Pantas
10
BAB 10 - Aku Yang Mau - Haura
11
BAB 11 - Back To Single Era!!
12
BAB 12 - Bukan Suami
13
BAB 13 - Tanggung Jawab yang Bagaimana?
14
BAB 14 - Enam Bulan Terindah
15
BAB 15 - Tidak Ingin Ini Terjadi - Haura
16
BAB 16 - Gugurkan!! ~ Abimanyu
17
BAB 17 - Pengkhianat yang Sebenarnya.
18
BAB 18 - Perdebatan Pre-Wedding
19
BAB 19 - Seperti Akan Gila
20
BAB 20 - Di Ujung Penantian
21
BAB 21 - Mawarku Hanya Dia
22
BAB 22 - Gugup Setengah Mati
23
BAB 23 - Terlihat Romantis
24
BAB 24 - Kalah Strategi
25
BAB 25 - Kamu Itu Istriku, Hanya Kamu.
26
BAB 26 - Mas Jawa
27
BAB 27 - Kamu Milikku - Ervano
28
BAB 28 - Masih Dendam
29
BAB 29 - Oh, Dari Istrinya?
30
BAB 30 - Galaknya Merepotkan
31
BAB 31 - Rasa yang Sama
32
BAB 32 - Caraku Mencintai Dirimu
33
BAB 33 - Kuat LDR?
34
BAB 34 - I'll Miss You - Ervano
35
BAB 35 - Via Suara
36
BAB 36 - Kamu Bahagia?
37
BAB 37 - Aku Sudah Menikah Lagi ~ Ervano
38
BAB 38 - Egois
39
BAB 39 - Kamu Bukan Istriku Lagi ~ Ervano
40
BAB 40 - Makan Apa?
41
BAB 41 - Pemeran Utama di Kisahku
42
BAB 42 - Cinta Sendirian
43
BAB 43 - Dipeluk/Meluk?
44
BAB 44 - Morning Kiss
45
BAB 45 - Hilang Nikmat Sebagai Ibu ~ Haura
46
BAB 46 - Kurang Belaian
47
BAB 47 - Tegaskan Aku Istrimu - Haura
48
BAB 48 - Bagai Milik Berdua
49
BAB 49 - Pemandangan Tak Terduga
50
BAB 50 - Lambat Laun Dia Tahu
51
BAB 51 - Aku Mencintainya, Sangat Cinta.
52
BAB 52 - Tenangnya Mematikan
53
BAB 53 - I Found You, Haura.
54
BAB 54 - Kamu Sutradara, Aku Aktrisnya.
55
BAB 55 - Dia Hanya Obsesi.
56
BAB 56 - Tuntaskan Denganku ~ Abimanyu
57
BAB 57 - Aku Tidak Seburuk Itu ~ Ervano
58
BAB 58 - Sembilan Tahun itu Lama.
59
BAB 59 - Jin Qorin
60
BAB 60 - Mental Maling
61
BAB 61 - Begitulah Kaum Hawa
62
BAB 62 - Bawaan Lahir
63
BAB 63 - Because I Love You, Haura.
64
BAB 64 - Salah Prasangka
65
BAB 65 - Pulang?
66
BAB 66 - Hanya Satu Macam - Ervano
67
BAB 67 - Abadi Dalam Ingatan
68
BAB 68 - Kamu yang Pertama, juga Terakhir.
69
BAB 69 - Mas Akan Tunggu
70
BAB 70 - Sebatas Status
71
BAB 71 - Balikan atau Gebetan Baru?
72
BAB 72 - Cinta Tak Terlihat
73
BAB 73 - Selesai ~ Atas Izin Mertua
74
BAB 74 - Sudah Bicara Sama Papa - Ervano
75
BAB 75 - Jalan Tengah
76
BAB 76 - Pertahankan, Ra.
77
BAB 77 - Mesin Waktu
78
BAB 78 - Hingga Akhir, Mas Mencintaimu.
79
BAB 79 - Bukan Mahram
80
BAB 80 - Rujuk Yuk, Mas ....
81
BAB 81 - My First Love
82
BAB 82 - Itu Istriku - Ervano
83
BAB 83 - Mas Membohongiku (Lagi)?
84
BAB 84 - Rujuk Saja
85
BAB 85 - Jangan Hukum Aku
86
Salam Hangat - Desy Puspita
87
BAB 86 - Karena Cinta
88
BAB 87 - Make Me Pregnant!!
89
BAB 88 - Memperbaiki Kesalahan.
90
BAB 89 - Ide Gila Haura
91
BAB 90 - Melebur Rindu
92
BAB 91 - Tunda Produksi
93
BAB 92 - Jangan Panggil Aku Sayang!!
94
BAB 93 - Maaf, Ray ... Aku Sangat Mencintainya.
95
BAB 94 - Tidak Direstui Semesta
96
BAB 95 - Membodohi/Dibodohi?
97
BAB 96 - I'm Coming, Honey!!
98
BAB 97 - Mengulang Kembali (Sah)
99
BAB 98 - Dua Anak (Lebih) Baik
100
BAB 99 - Sentuhan Hangatnya
101
BAB 100 - Cemburu Tingkat Dewa
102
BAB 101 - Bertukar Pasangan
103
BAB 102 - Lupakan Saja.
104
BAB 103 - Tips Ala Ervano
105
BAB 104 - Takut Karma
106
BAB 105 - Penulis Skenarionya
107
BAB 106 - Jangan Katakan Cinta
108
BAB 107 - Bau Bawang
109
BAB 108 - Malu-Maluin
110
BAB 109 - Makrab (Malam Keakraban)
111
BAB 110 - Kabar Tak Terduga
112
BAB 111 - Takut Kehilangan
113
BAB 112 - Terkuak Semua, Tanpa Sisa.
114
BAB 113 - Sampai Menutup Mata
115
BAB 114 - Tradisi Keluarga Megantara
116
BAB 115 - Tanda Sayang
117
BAB 116 - Amit-Amit!!
118
BAB 117 - Bukan Pria Penasaran
119
BAB 118 - Haruskah Di Jalan Raya?
120
BAB 119 - Rasa Sakit yang Dirindu
121
BAB 120 - Tamat (Riwayatmu)
122
BAB 121 - Marah Sekeluarga
123
BAB 122 - Sungguh Menyiksa
124
BAB 123 - Curhat Dong, Nak!!
125
BAB 124 - Terima Kasih, Nayaka.
126
BAB 125 - Agak Trauma
127
BAB 126 - Undangan Sang Mantan
128
BAB 127 - My First Love (END)
129
Promosi Karya Baru - Kupinang Dengan Istighfar (Ganeeta)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!