Menggantikan Peran Adik

Lamunan Amar terhenti saat mendengar suara Brankar mulai di dorong. Pandangannya beralih kearah perawat yang mulai berjalan ke arahnya, Amar melangkah mundur untuk memberi jalan pada perawat yang akan memindahkan Mahira ke ruang operasi.

Setelah perawat membawa Mahira, Ibu dan Amar berjalan di belakang mereka, lalu menunggu diluar ruang operasi.

"Nak Amar, maafkan Mahira anak ibu ya, jadi ngerepotin Nak Amar," ucap Ibu yang melihat Amar terus mondar-mandir dengan gelisah.

"Apa yang ibu katakan, ibu adalah ibu dari istri mendiang adikku, dan selama ini kita sudah seperti keluarga jadi tidak ada kata merepotkan dalam keluarga."

"Terimakasih banyak ya Nak Amar, dulu Mahira sangat beruntung memiliki suami seperti Nak Amir, dan sekarang Nak Amar."

Mendengar itu, Amar yang sebelumnya terlihat ikhlas dalam tutur katanya, seketika garis wajahnya menegang seakan tak senang dengan perkataan yang baru saja diucapkan oleh ibu Mahira.

"E-maksud ibu, sekarang pun Mahira masih beruntung karena meskipun suami Mahira telah tiada tapi Nak Amar mau membantu Mahira." Ibu yang melihat perubahan ekspresi wajah Amar meralat ucapannya, meskipun Ibu mendengar dengan telinganya sendiri jika Amir meminta Amar menikahi Mahira tapi Ibu tidak ingin menuntut Amar untuk memenuhi wasiat itu.

"Tidak masalah ibu, ini sudah jadi tanggungjawab ku sebagai saudara laki-laki Amir."

Rasa canggung dan tak enak hati yang ibu rasakan pada Amar akhirnya hilang setelah mendengar tangis bayi pecah didalam ruang operasi.

Amar dan ibu saling memandang lalu tersenyum bahagia dan bergegas mendekati pintu, mereka mencoba melihat kedalam untuk melihat bayi kecil yang baru di lahirkan itu, tapi belum sempat mereka melihatnya, tiba-tiba pintu terbuka dari dalam.

"Selamat atas kelahiran bayi laki-laki Anda," ucap Dokter sambil tersenyum melihat bayi yang ada di gendongan perawat di sebelahnya.

"Masya Allah... Nak Amar... wajahnya mirip sekali dengan Nak Amir," ucap ibu menatap takjub bayi kecil yang berhidung mancung itu.

Mendengar apa yang ibu katakan, Amar mendekati bayi itu. Dan bersamaan dengan itu, Perawat memberikan bayi itu pada Amar.

"Silahkan di Adzannin dulu sebelum saya bersihkan Pak," ujar perawat.

Dengan penuh hati-hati Amar mengambil bayi itu dari tangan Perawat. Pengalaman pertama dalam hidupnya menggendong seorang bayi membuat Amar merasakan perasaan yang tak bisa ia gambarkan.

Ditatapnya wajah bayi itu yang membuat hatinya benar-benar merasakan perasaan yang belum pernah ia rasakan. "Begini kah perasaan menjadi seorang Ayah?" batin Amar yang semakin merasa takjub dengan ciptaan Allah yang begitu sempurna.

"Buruan Pak, takut bayinya keburu kedinginan," ucap perawat mengingat kan Amar yang terlalu lama menatap bayi itu, sampai lupa harus mengadzani bayi mendiang adikku itu.

"Oh iya," ucap Amar yang kemudian mendekatkan bibirnya di telinga sang bayi lalu melantunkan suara Adzan dengan fasih.

Sementara di sisi lain, ibu dengan cemas menanyakan keadaan putrinya yang masih berada didalam ruang operasi.

"Jangan khawatir ibu, anak ibu baik-baik saja, sekarang masih dalam perawatan, nanti setelah selesai kami akan pindahkan ke ruang inap."

Mendengar apa yang Dokter katakan, ibu merasa tenang dan kembali melihat bayi yang kini di ambil kembali oleh perawat untuk di bersihkan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah menunggu kurang dari tiga puluh menit, akhirnya Perawat memindahkan Mahira ke ruang inap. Dimana dengan siaga Amar terus mendampingi Mahira layaknya seorang suami menunggu istrinya yang baru saja melahirkan.

"Maaf jika sudah merepotkan kak Amar," ucap Mahira begitu Perawat keluar setelah memeriksa selang infus di tangannya.

"Ini sudah jadi kewajiban ku, kamu tidak perlu banyak berpikir, beristirahatlah supaya kamu cepat pulih."

Mendengar jawaban Amar yang dirasa tidak suka menunggunya lebih lama lagi, membuat Mahira semakin tidak enak hati, terlebih sikapnya yang begitu dingin kepadanya.

"Lalu bagaimana mungkin dia menjadi suamiku?" batin Mahira.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Pasti kembar ya kak 🤔😂

2025-03-27

0

Ds Phone

Ds Phone

apa akan jadi

2025-03-17

0

mama Al

mama Al

namanya Mahira kayak nama sekolah anakku

2024-09-26

1

lihat semua
Episodes
1 Istri yang di wariskan
2 Melahirkan dihari Pemakaman
3 Menggantikan Peran Adik
4 Suara Misterius
5 Gunjingan Tetangga
6 Kesedihan dimasa Kecil
7 SAH
8 Panik
9 Satu Kamar
10 Kecewa
11 Merasa Bersalah
12 Gelisah
13 Tak Sesuai Harapan
14 Senyuman Pertama
15 Apa Yang Terjadi?
16 Kembali Merasa Bersalah
17 Resah
18 Kembali Kecewa
19 Makan Malam
20 Romantis
21 Mabuk
22 Pertengkaran
23 Berdebar
24 Mimpi
25 Trauma Masa Lalu
26 Berubah Sikap
27 Ngamuk
28 Kegaduhan
29 Kembali Bertengkar
30 Dalam Bahaya
31 Merasa Kotor
32 Menenangkan
33 Penyelidikan
34 Malu-malu Mau
35 Gagal
36 Flashback
37 Awal Baru
38 Pagi Pertama
39 Menggoda
40 Titik Terang
41 Menunggu Giliran
42 Pijat plus-plus
43 Terancam
44 Perkelahian
45 Teringat Kembali
46 Mulai terungkap
47 Terungkap
48 Bukti
49 Khawatir
50 Selamat
51 Hottie
52 Salah Paham
53 Ngambek
54 Sesal
55 Damai
56 Mengajak Keluar
57 Perjalanan
58 Malam Panas
59 Lagi
60 Wanita Dimasa Lalu
61 Memanas-manasi Mantan
62 Kata Cinta
63 Kembali Bertemu
64 Penghinaan
65 Bertengkar
66 Minta Maaf
67 Godaan Tetangga
68 Fitnah
69 Mencari Tau
70 Dilema
71 Ketegasan Amar
72 Terkejut
73 Khawatir
74 Ancaman
75 Tak Ambil Pusing
76 Siasat
77 Masuk Perangkap
78 Terungkap
79 TAMAT
80 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Istri yang di wariskan
2
Melahirkan dihari Pemakaman
3
Menggantikan Peran Adik
4
Suara Misterius
5
Gunjingan Tetangga
6
Kesedihan dimasa Kecil
7
SAH
8
Panik
9
Satu Kamar
10
Kecewa
11
Merasa Bersalah
12
Gelisah
13
Tak Sesuai Harapan
14
Senyuman Pertama
15
Apa Yang Terjadi?
16
Kembali Merasa Bersalah
17
Resah
18
Kembali Kecewa
19
Makan Malam
20
Romantis
21
Mabuk
22
Pertengkaran
23
Berdebar
24
Mimpi
25
Trauma Masa Lalu
26
Berubah Sikap
27
Ngamuk
28
Kegaduhan
29
Kembali Bertengkar
30
Dalam Bahaya
31
Merasa Kotor
32
Menenangkan
33
Penyelidikan
34
Malu-malu Mau
35
Gagal
36
Flashback
37
Awal Baru
38
Pagi Pertama
39
Menggoda
40
Titik Terang
41
Menunggu Giliran
42
Pijat plus-plus
43
Terancam
44
Perkelahian
45
Teringat Kembali
46
Mulai terungkap
47
Terungkap
48
Bukti
49
Khawatir
50
Selamat
51
Hottie
52
Salah Paham
53
Ngambek
54
Sesal
55
Damai
56
Mengajak Keluar
57
Perjalanan
58
Malam Panas
59
Lagi
60
Wanita Dimasa Lalu
61
Memanas-manasi Mantan
62
Kata Cinta
63
Kembali Bertemu
64
Penghinaan
65
Bertengkar
66
Minta Maaf
67
Godaan Tetangga
68
Fitnah
69
Mencari Tau
70
Dilema
71
Ketegasan Amar
72
Terkejut
73
Khawatir
74
Ancaman
75
Tak Ambil Pusing
76
Siasat
77
Masuk Perangkap
78
Terungkap
79
TAMAT
80
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!