Kecewa

Mahira yang melihat ekspresi wajah Amar, Mahira bergegas bangkit dan meminta maaf. Terlebih baby Emir terbangun sehingga Mahira memiliki alasan untuk menghindari kontak mata langsung dengan Amar. Dengan mengambil baby Emir dari pangkuan Amar, Mahira melangkah membelakangi Amar yang turut bangkit dari duduknya.

"Aku juga minta maaf, tadi aku merasa ada seseorang yang ingin menyentuh baby Emir jadi secara refleks aku menarik tangan mu," ucap Emir menjelaskan.

"Tidak papa, terimakasih sudah sangat siaga menjeda Emir."

Setelah mendengar jawaban Mahira, Amar keluar dan kembali ke kamarnya. Tapi sebelum itu, Amar menemui Mbak Lia yang semalaman sudah tidak melakukan tugasnya.

"Saat aku dirumah kamu bisa beristirahat dari tugasmu menjaga Emir, tapi ketika aku bekerja, lakukan tugas mu dengan baik. Aku tidak ingin sesuatu terjadi lagi kepada Emir," tegas Amar memberi peringatan.

"Saya akan selalu melakukan tugas saya semaksimal mungkin, tapi maaf jika sampai baby Emir sakit seperti kemarin itu diluar kendali saya Tuan." ujar Mbak Lia menundukkan kepalanya.

Mendengar itu Amar terdiam, memang yang dikatakan Mbak Lia ada benarnya tapi perasaan khawatir yang berlebihan membuat dirinya menyalahkan semua orang.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah bersiap, dan menyelesaikan sarapannya, Amar berpamitan kepada baby Emir yang kini sudah terlihat sehat dan ceria.

"Ayah pergi kerja dulu, kamu baik-baik di rumah, jangan rewel," ucap Amar mencium kedua pipi Emir serta keningnya dengan gemas. Setelah puas, Amar mengembalikannya pada Mbak Lia.

"Langsung beritahu aku jika ada sesuatu yang menyangkut tentang Emir," ucap Amar berpesan.

Setelah itu, Amar melangkah keluar tanpa berpamitan pada sang istri yang entah sedang sibuk apa didalam. Akan tetapi sebelum Amar membuka pintu mobilnya, suara Mahira terdengar memanggil namanya.

"Kak Amar...."

Amar kembali berbalik badan melihat Mahira yang terengah-engah sembari membawa kotak bekal serta botol minum di tangannya.

"Maaf aku hampir terlambat." ujar Mahira sambil melangkah memberikan kotak bekal itu kepada suaminya.

Amar yang selama ini tidak pernah membawa bekal dari rumah, hanya bisa melirik kotak bekal itu lalu kembali menatap Mahira yang masih sedikit terengah-engah.

"Kenapa kamu repot-repot, di terdapat restoran yang banyak menyediakan berbagai macam makanan."

Mendengar itu Mahira menurunkan tangannya.

"Aku tahu pasti disana banyak makanan yang pasti rasanya lebih lezat dari yang ku masak, tapi Mas Amir pernah bilang jika membawa bekal dari rumah akan lebih terjamin kesehatan dan kebersihannya."

Mendengar itu akhirnya Amar mengambil kotak makan itu dari tangan Mahira tanpa mengatakan apapun lagi. Kemudian memasukkan kedalam mobilnya.

"Minumnya." ujar Mahira memberikan botol minum yang masih ada di tangannya.

"Terimakasih." saut Amar datar. Lalu masuk ke mobil dan meninggalkan rumah.

Dari dalam mobilnya, Amar melihat Mahira yang masih berdiri melihat kepergiannya dari kaca spion seperti layaknya seorang istri yang tengah melepas kepergian suaminya untuk bekerja, tapi hal itu justru membuat Amar resah karena didalam hatinya tidak ingin memiliki perasaan lebih kepada Mahira.

Setelah seharian melakukan pekerjaannya, kini waktunya makan siang. Amar pergi makan bersama rekan kerjanya di sebuah restoran ternama tanpa mengingat bekal makan siang yang sudah Mahira bawakan.

Hari-hari berikutnya, Mahira yang mengira bekal makan siang yang ia bawakan selalu habis, semakin bersemangat untuk membuat berbagai macam menu masakan untuk Amar, hingga pada suatu hari disaat Amar terburu-buru berangkat tanpa membawa ponselnya, Mahira menyusul ke kantornya dengan di temani Supir.

Mahira bergegas masuk mencari Amar, namun staff mengatakan jika Amar tengah dalam rapat penting sehingga tidak bisa di ganggu. Hingga waktu menunjukkan pukul dua belas siang, akhirnya Mahira bisa melihat Amar. Tapi Mahira masih harus menunggu karena Amar masih sibuk berbicara dengan beberapa klien.

"Baiklah terimakasih Tuan Amar," ucap salah satu klien menutup perbincangan mereka.

Baru saja Mahira melangkah untuk memberikan ponselnya, Amar kembali masuk ke ruangan tanpa melihatnya ada di sana.

Hanya beberapa menit, Amar kembali keluar membawa kotak makan siang yang Mahira bawakan sehingga membuat Mahira tersenyum bahagia.

Mengira Amar akan memakan bekal yang ia bawakan, diam-diam Mahira mengikuti Amar dimana Amar akan memakannya, akan tetapi seketika Mahira merasa kecewa karena ternyata Amar tidak memakan bekal yang ia bawakan, melainkan memberikannya pada salah satu petugas kebersihan di depan kantornya.

"Terimakasih banyak karena sudah setiap hari memberi saya makanan gratis."

Perkataan dari petugas kebersihan membuat Mahira meneteskan air mata tanpa bisa dicegah lagi olehnya. Bekal makan siang yang ia buat dengan susah payah, membuat dirinya harus bangun lebih awal supaya bisa selesai tepat waktu, tapi tidak pernah dimakan oleh Amar.

Amar yang berbalik badan berniat kembali masuk kedalam begitu terkejut melihat Mahira sudah berdiri di depan pintu kantor. Amar menoleh kebelakang melihat petugas kebersihan yang mulai memakan bekal makan siang yang Mahira buatkan untuknya. Kemudian menatap Mahira yang menatapnya tajam dengan pipi yang sedikit basah karena sisa air matanya.

"Mahira..." lirih Amar.

"Aku hanya ingin mengantar ini," ucap Mahira memberikan ponsel Amar, lalu berlalu pergi tanpa mempedulikan Amar yang mencoba menjelaskan.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

wajar lah klau Amar msh bersikap kaki karena di sini posisinya lagi menggantikan peran, yg sabar ya Mahira mungkin Amar butuh waktu

2025-04-03

0

cucu rosmalia

cucu rosmalia

kan aku bilang apa.. amar manusia kufur nikmat.. uda dikasih istri baik anak juga tapi ga bersyukur jangan kasih bahagia sblm sadar thor

2024-12-24

0

Ds Phone

Ds Phone

hati nya sakit

2025-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 Istri yang di wariskan
2 Melahirkan dihari Pemakaman
3 Menggantikan Peran Adik
4 Suara Misterius
5 Gunjingan Tetangga
6 Kesedihan dimasa Kecil
7 SAH
8 Panik
9 Satu Kamar
10 Kecewa
11 Merasa Bersalah
12 Gelisah
13 Tak Sesuai Harapan
14 Senyuman Pertama
15 Apa Yang Terjadi?
16 Kembali Merasa Bersalah
17 Resah
18 Kembali Kecewa
19 Makan Malam
20 Romantis
21 Mabuk
22 Pertengkaran
23 Berdebar
24 Mimpi
25 Trauma Masa Lalu
26 Berubah Sikap
27 Ngamuk
28 Kegaduhan
29 Kembali Bertengkar
30 Dalam Bahaya
31 Merasa Kotor
32 Menenangkan
33 Penyelidikan
34 Malu-malu Mau
35 Gagal
36 Flashback
37 Awal Baru
38 Pagi Pertama
39 Menggoda
40 Titik Terang
41 Menunggu Giliran
42 Pijat plus-plus
43 Terancam
44 Perkelahian
45 Teringat Kembali
46 Mulai terungkap
47 Terungkap
48 Bukti
49 Khawatir
50 Selamat
51 Hottie
52 Salah Paham
53 Ngambek
54 Sesal
55 Damai
56 Mengajak Keluar
57 Perjalanan
58 Malam Panas
59 Lagi
60 Wanita Dimasa Lalu
61 Memanas-manasi Mantan
62 Kata Cinta
63 Kembali Bertemu
64 Penghinaan
65 Bertengkar
66 Minta Maaf
67 Godaan Tetangga
68 Fitnah
69 Mencari Tau
70 Dilema
71 Ketegasan Amar
72 Terkejut
73 Khawatir
74 Ancaman
75 Tak Ambil Pusing
76 Siasat
77 Masuk Perangkap
78 Terungkap
79 TAMAT
80 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Istri yang di wariskan
2
Melahirkan dihari Pemakaman
3
Menggantikan Peran Adik
4
Suara Misterius
5
Gunjingan Tetangga
6
Kesedihan dimasa Kecil
7
SAH
8
Panik
9
Satu Kamar
10
Kecewa
11
Merasa Bersalah
12
Gelisah
13
Tak Sesuai Harapan
14
Senyuman Pertama
15
Apa Yang Terjadi?
16
Kembali Merasa Bersalah
17
Resah
18
Kembali Kecewa
19
Makan Malam
20
Romantis
21
Mabuk
22
Pertengkaran
23
Berdebar
24
Mimpi
25
Trauma Masa Lalu
26
Berubah Sikap
27
Ngamuk
28
Kegaduhan
29
Kembali Bertengkar
30
Dalam Bahaya
31
Merasa Kotor
32
Menenangkan
33
Penyelidikan
34
Malu-malu Mau
35
Gagal
36
Flashback
37
Awal Baru
38
Pagi Pertama
39
Menggoda
40
Titik Terang
41
Menunggu Giliran
42
Pijat plus-plus
43
Terancam
44
Perkelahian
45
Teringat Kembali
46
Mulai terungkap
47
Terungkap
48
Bukti
49
Khawatir
50
Selamat
51
Hottie
52
Salah Paham
53
Ngambek
54
Sesal
55
Damai
56
Mengajak Keluar
57
Perjalanan
58
Malam Panas
59
Lagi
60
Wanita Dimasa Lalu
61
Memanas-manasi Mantan
62
Kata Cinta
63
Kembali Bertemu
64
Penghinaan
65
Bertengkar
66
Minta Maaf
67
Godaan Tetangga
68
Fitnah
69
Mencari Tau
70
Dilema
71
Ketegasan Amar
72
Terkejut
73
Khawatir
74
Ancaman
75
Tak Ambil Pusing
76
Siasat
77
Masuk Perangkap
78
Terungkap
79
TAMAT
80
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!