Makan Malam

"Mahira tunggu Mahira!" Amar menghentikan Mahira dengan menarik tangannya sampai Mahira berputar menghadapnya.

Sementara itu, Mahira masih sekuat tenaga bersikap tenang dan menyembunyikan wajahnya sesaat untuk menghapus air matanya yang tak tertahan, kemudian kembali menatap Amar.

"Ya, apa kak Amar membutuhkan sesuatu?"

"Mahira ayo kita pergi."

Mendengar itu Mahira tak bisa menahan air matanya, buliran bening jatuh di hadapan Amar yang tengah menatapnya dengan penuh penyesalan.

"Tidak perlu, ini sudah sangat larut." ujar Mahir yang mengalihkan pandangannya untuk melepaskan tangan Amar lalu kembali meninggalkannya. Namun dengan cepat Amar kembali menarik tangan Mahira dan menariknya ikut bersamanya.

"Kak Amar... kak Amar..." dengan tertatih-tatih Mahira mengimbangi langkah Amar yang begitu cepat, tapi tak sedikitpun Amar bergeming sampai Mahira menginjak gaunnya sendiri dan nyaris terjatuh.

"Mahira!" barulah Amar menoleh kebelakang menangkap tubuh Mahira. Setelah itu tanpa ragu Amar mengangkat tubuh Mahira sehingga Mahira terkejut dan tak bisa berkata-kata.

Mahira terus menatap Amar yang menggendongnya dengan tatapan lurus ke depan. Memaksanya untuk pergi ditengah malam buta. Pandangan Mahira terhenti ketika Amar menekan kunci mobil dan menurunkan tubuhnya di kursi depan.

Sementara Amar sempat menghentikan pandangannya pada Mahira yang juga tengah menatapnya saat menarik tanganya karena tertindih punggung Mahira. Tidak ada kata-kata yang terucap dari keduanya sampai akhirnya Amar yang lebih dulu menurunkan pandangannya. Setelah itu Amar masuk dan meninggalkan rumah.

Tidak menanyakan Mahira ingin makan apa, atau mau makan dimana sebagai basa-basi, Amar langsung membawa Mahira ke restoran mewah yang buka 24 jam.

Sebetulnya Mahira sudah enggan untuk makan mengingat ini sudah dinihari, tapi karena Amar memaksanya, akhirnya Mahira hanya mengikuti Amar yang menyuruhnya masuk ke restoran tersebut.

Begitu langkah kakinya masuk suasana sunyi sangat terasa di ruangan yang sebegitu megah namun tak ada pengunjungnya. Namun sapaan ramah dari para pegawai restoran tetap mereka lakukan.

"Selamat datang..."

"Mari silahkan..."

Amar dengan langkah tegapnya menggenggam tangan Mahira, sehingga Mahira hanya terperangah mengikuti Amar yang bebas memilih meja. Setelah itu Amar menarik kursinya ke belakang dan mempersilahkan Mahira duduk.

Meskipun wajahnya tetap kaku dan tanpa ekspresi tapi tindakannya cukup membuat kesedihan Mahira perlahan hilang.

"Silahkan Tuan... Nyonya..." ucap pelayan sembari menyodorkan buku menu pada mereka.

Tidak membutuhkan waktu lama untuk Amar menentukan pilihannya. Berbeda dengan Mahira yang kebingungan menentukan apa yang harus ia makan karena nama-nama menu makanan yang sulit Ia mengerti.

"Mau makan apa Nyonya..." Pelayan sampai menanyakan itu pada Mahira. Namum Amar langsung menegurnya.

"Istriku sedang memilih, jika istriku sudah menentukan pilihannya, istriku akan memberitahu mu!"

Mendengar Amar menyebutnya istri untuk pertama kalinya. Terlebih didepan orang lain, membuat Mahira berbunga. Namun rasa bahagianya segera Ia tepis mengingat kekecewaan yang sudah berkali-kali Amar torehkan di hatinya.

"Aku makan steak saja." ujar Mahira sambil meletakkan buku menu itu di meja.

"Baik Nyonya, untuk minumnya?"

"Minum...." Mahira kembali membuka buku untuk memilih minuman.

Dengan sabar Amar membiarkan Mahira memilih apa yang Ia inginkan, bahkan Pelayan pun tak berani lagi mendesak Mahira supaya lebih cepat menentukan pilihannya.

"Mojito Original," ucap Mahira menyerahkan buku menu itu.

"Baiklah, karena semua makanan yang ada disini fresh jadi kami membutuhkan waktu untuk memasaknya, dimohon Tuan dan Nyonya sabar menunggu." ujar Pelayan yang kemudian meninggalkan mereka.

Kini tinggal Amar dan Mahira yang saling berhadapan. Susana yang sepi seharusnya menjadi malam romantis bagi pasangan, namun justru membuat Mahira canggung ketika Amar terus menatapnya.

"Apa penampilan ku berlebihan, atau justru berantakan karena aku sempat tertidur?" gumam Mahira yang menjadi tidak percaya diri dengan penampilannya. Tangannya kesana kemari, memegang kedua pipinya secara bergantian, lalu menggaruk leher belakangnya kemudian beralih menaikkan bagian dadanya yang sebenarnya tidak menampakkan asetnya.

"Tidak perlu merasa gugup, penampilan mu sudah terlihat cantik."

Mendengar Amar mengatakan itu sontak membuat Mahira melongo tak percaya. "Bagaimana mungkin puncak Dieng itu memujiku?" gumam Mahira dalam hati.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

cucu rosmalia

cucu rosmalia

aku kecewa sama mahira.. jadi terlihat gampangan.. krn mudah luluh dan terkesan ga tegas.. jangan salahin amar kalo memperlakukanmu seenaknya.. krn emang mahira ga bisa mengambil sikap

2024-12-25

0

dewi

dewi

puncak Dieng .. 🤣🤣🤣🤣

2024-12-27

0

Acih Suarsih

Acih Suarsih

puncak Dieng,,,dingin banget dong 🤣🤣🤣

2024-09-10

3

lihat semua
Episodes
1 Istri yang di wariskan
2 Melahirkan dihari Pemakaman
3 Menggantikan Peran Adik
4 Suara Misterius
5 Gunjingan Tetangga
6 Kesedihan dimasa Kecil
7 SAH
8 Panik
9 Satu Kamar
10 Kecewa
11 Merasa Bersalah
12 Gelisah
13 Tak Sesuai Harapan
14 Senyuman Pertama
15 Apa Yang Terjadi?
16 Kembali Merasa Bersalah
17 Resah
18 Kembali Kecewa
19 Makan Malam
20 Romantis
21 Mabuk
22 Pertengkaran
23 Berdebar
24 Mimpi
25 Trauma Masa Lalu
26 Berubah Sikap
27 Ngamuk
28 Kegaduhan
29 Kembali Bertengkar
30 Dalam Bahaya
31 Merasa Kotor
32 Menenangkan
33 Penyelidikan
34 Malu-malu Mau
35 Gagal
36 Flashback
37 Awal Baru
38 Pagi Pertama
39 Menggoda
40 Titik Terang
41 Menunggu Giliran
42 Pijat plus-plus
43 Terancam
44 Perkelahian
45 Teringat Kembali
46 Mulai terungkap
47 Terungkap
48 Bukti
49 Khawatir
50 Selamat
51 Hottie
52 Salah Paham
53 Ngambek
54 Sesal
55 Damai
56 Mengajak Keluar
57 Perjalanan
58 Malam Panas
59 Lagi
60 Wanita Dimasa Lalu
61 Memanas-manasi Mantan
62 Kata Cinta
63 Kembali Bertemu
64 Penghinaan
65 Bertengkar
66 Minta Maaf
67 Godaan Tetangga
68 Fitnah
69 Mencari Tau
70 Dilema
71 Ketegasan Amar
72 Terkejut
73 Khawatir
74 Ancaman
75 Tak Ambil Pusing
76 Siasat
77 Masuk Perangkap
78 Terungkap
79 TAMAT
80 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Istri yang di wariskan
2
Melahirkan dihari Pemakaman
3
Menggantikan Peran Adik
4
Suara Misterius
5
Gunjingan Tetangga
6
Kesedihan dimasa Kecil
7
SAH
8
Panik
9
Satu Kamar
10
Kecewa
11
Merasa Bersalah
12
Gelisah
13
Tak Sesuai Harapan
14
Senyuman Pertama
15
Apa Yang Terjadi?
16
Kembali Merasa Bersalah
17
Resah
18
Kembali Kecewa
19
Makan Malam
20
Romantis
21
Mabuk
22
Pertengkaran
23
Berdebar
24
Mimpi
25
Trauma Masa Lalu
26
Berubah Sikap
27
Ngamuk
28
Kegaduhan
29
Kembali Bertengkar
30
Dalam Bahaya
31
Merasa Kotor
32
Menenangkan
33
Penyelidikan
34
Malu-malu Mau
35
Gagal
36
Flashback
37
Awal Baru
38
Pagi Pertama
39
Menggoda
40
Titik Terang
41
Menunggu Giliran
42
Pijat plus-plus
43
Terancam
44
Perkelahian
45
Teringat Kembali
46
Mulai terungkap
47
Terungkap
48
Bukti
49
Khawatir
50
Selamat
51
Hottie
52
Salah Paham
53
Ngambek
54
Sesal
55
Damai
56
Mengajak Keluar
57
Perjalanan
58
Malam Panas
59
Lagi
60
Wanita Dimasa Lalu
61
Memanas-manasi Mantan
62
Kata Cinta
63
Kembali Bertemu
64
Penghinaan
65
Bertengkar
66
Minta Maaf
67
Godaan Tetangga
68
Fitnah
69
Mencari Tau
70
Dilema
71
Ketegasan Amar
72
Terkejut
73
Khawatir
74
Ancaman
75
Tak Ambil Pusing
76
Siasat
77
Masuk Perangkap
78
Terungkap
79
TAMAT
80
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!