Resah

Keesokan paginya Amar turun dan langsung mencari-cari keberadaan Mahira. Namun setelah memeriksa kebeberapa sudut ruangan, Amar tidak menemukannya. Begitu pula di ruang makan dimana biasanya Mahira menyajikan sarapan untuknya maupun sekedar menghidangkan kopi.

Kini Amar hanya bisa menikmati sarapannya hanya seorang diri seperti hari-hari sebelum ia menikahi Mahira. Hatinya kembali terusik mengingat kata-kata yang sudah terlontar dari mulutnya, yang mungkin membuat Mahira marah dan tidak mau bertemu dengannya.

"Maaf Tuan..." ucapan Bibi mengagetkan Amar yang tengah memikirkan semua itu.

"Ini vitamin untuk Tuan, supaya stamina Tuan tetap terjaga dan tidak kelelahan seperti kemarin." jelas Bibi sambil menyodorkan vitamin tersebut.

"Aku tidak memerlukan itu!" tegas Amar yang kemudian bangkit sambil menendang kursinya ke belakang

"Tapi Tuan..."

Tidak mau mendengar apa yang diucapkan Bibi, akhirnya Bibi mengatakan jika Mahira lah yang menyuruhnya memberikan vitamin tersebut.

"Apa!?" Amar kembali berbalik badan dan mendekati Bibi.

"Apa yang baru Bibi katakan?"

"Iya Tuan, sebenarnya Nyonya Mahira yang meminta Bibi memberikan ini pada Tuan, tapi Nyonya melarang Bibi mengatakan ini, tapi karena Tuan menolak, jadi..."

Tak lagi mendengarkan apa yang Bibi katakan, Amar mengulas senyum tipisnya. Merasa lega karena ternyata Mahira masih memikirkan kesehatannya meskipun meminta Bibi yang melakukannya.

"Jadi dia masih peduli padaku?" lirih Amar. Tapi itu di dengar oleh Bibi yang kembali menjawab apa yang Amar katakan.

"Tentu saja Nyonya Mahira peduli, semalam saja Nyonya Mahira nangis-nangis saking khawatirnya melihat Tuan tenggelam."

"Apa!? dia menangis?"

"Iya Tuan... Bibi masih inget kata-kata yang Nyonya ucapkan."

"Dia bilang apa Bi?" tanya Amar dengan antusias.

"Nyonya bilang..." Bibi yang usianya sudah lebih dari lima puluh tahun terdiam mengingat apa yang semalam Mahira katakan.

"Bilang apa Bi... katanya ingat." Amar merasa geregetan karena rasa penasarannya belum juga dijawab oleh Bibi.

"E-eum kurang lebih begini... Kak Amar.... bangun kak Amar, buka matamu, Aku sudah kehilangan Mas Amir dan aku tidak bisa kehilangan mu." ujar Bibi menirukan apa yang semalam Mahira katakan ketika Amar belum sadarkan diri.

Mendengar cerita Bibi, Amar kembali mengulas senyum tipisnya. "Jadi benar, dia sangat mempedulikan ku, bahkan dia takut kehilangan ku?" batin Amar yang entah kenapa merasa bahagia mendengar itu.

"Tuan... jadi gimana vitaminnya, nanti kalau Nyonya Mahira tanya bagaimana?"

"E-jangan khawatir Bibi, Aku akan memakannya," ucap Amar yang kembali bersemangat melangkah ke meja makan dan meminum vitamin tersebut."

"Sekarang Mahira kemana?"

"Sedang di taman nyuapin baby Emir."

Mendengar itu, Amar bergegas menuju taman dan melihat Mahira tengah duduk di ayunan sambil menyuapi baby Emir makan.

Setelah menarik nafasnya dalam-dalam, Amar mendekati Mahira dan mengayunkan ayunan itu secara perlahan.

Mahira yang berada diatasnya merasa terkejut dan menoleh ke belakang melihat siapa yang mengayun ayunannya.

"Kak Amar..." lirih Mahira yang kembali menatap lurus ke depan.

"Pa pa pa pa..." baby mengoceh kata itu sambil mengulurkan kedua tangannya kearah Amar. Dengan luwesnya Amar mengambil baby Emir dan menggendongnya.

"Apa kak Amar sudah sarapan?" tanya Mahira begitu turun dari ayunan.

"Tidak perlu mengkhawatirkan ku, kamu sendiri sudah sarapan atau belum?"

Mendengar pertanyaan yang sebenarnya sepele, tapi membuat Mahira tersentuh mengingat ini pertama kalinya Amar menanyakan hal itu.

"Aku bisa makan kapan saja, aku kan hanya duduk di rumah."

Mendengar itu, Amar terdiam, merasa tidak enak hati karena semenjak menikahinya Amar tidak pernah mengajak Mahira keluar meskipun sekedar makan-makan.

"E-setelah aku pulang kerja, kamu bersiaplah kita makan malam di luar," ucap Amar yang kemudian memberikan baby Emir pada Mahira lalu pergi begitu saja seolah ingin menyembunyikan rasa gugupnya karena telah mengajak Mahira makan malam.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Ds Phone

Ds Phone

dah ajak malu pulak

2025-03-17

0

Anis Mawati

Anis Mawati

lagi nungguin bucinnya amar

2025-03-06

0

iva ivam

iva ivam

Kak Amar jgn Jaim ....ntar klo sdh Bucin awas lhoo yaa😅

2024-09-07

0

lihat semua
Episodes
1 Istri yang di wariskan
2 Melahirkan dihari Pemakaman
3 Menggantikan Peran Adik
4 Suara Misterius
5 Gunjingan Tetangga
6 Kesedihan dimasa Kecil
7 SAH
8 Panik
9 Satu Kamar
10 Kecewa
11 Merasa Bersalah
12 Gelisah
13 Tak Sesuai Harapan
14 Senyuman Pertama
15 Apa Yang Terjadi?
16 Kembali Merasa Bersalah
17 Resah
18 Kembali Kecewa
19 Makan Malam
20 Romantis
21 Mabuk
22 Pertengkaran
23 Berdebar
24 Mimpi
25 Trauma Masa Lalu
26 Berubah Sikap
27 Ngamuk
28 Kegaduhan
29 Kembali Bertengkar
30 Dalam Bahaya
31 Merasa Kotor
32 Menenangkan
33 Penyelidikan
34 Malu-malu Mau
35 Gagal
36 Flashback
37 Awal Baru
38 Pagi Pertama
39 Menggoda
40 Titik Terang
41 Menunggu Giliran
42 Pijat plus-plus
43 Terancam
44 Perkelahian
45 Teringat Kembali
46 Mulai terungkap
47 Terungkap
48 Bukti
49 Khawatir
50 Selamat
51 Hottie
52 Salah Paham
53 Ngambek
54 Sesal
55 Damai
56 Mengajak Keluar
57 Perjalanan
58 Malam Panas
59 Lagi
60 Wanita Dimasa Lalu
61 Memanas-manasi Mantan
62 Kata Cinta
63 Kembali Bertemu
64 Penghinaan
65 Bertengkar
66 Minta Maaf
67 Godaan Tetangga
68 Fitnah
69 Mencari Tau
70 Dilema
71 Ketegasan Amar
72 Terkejut
73 Khawatir
74 Ancaman
75 Tak Ambil Pusing
76 Siasat
77 Masuk Perangkap
78 Terungkap
79 TAMAT
80 PROMO NOVEL BARU
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Istri yang di wariskan
2
Melahirkan dihari Pemakaman
3
Menggantikan Peran Adik
4
Suara Misterius
5
Gunjingan Tetangga
6
Kesedihan dimasa Kecil
7
SAH
8
Panik
9
Satu Kamar
10
Kecewa
11
Merasa Bersalah
12
Gelisah
13
Tak Sesuai Harapan
14
Senyuman Pertama
15
Apa Yang Terjadi?
16
Kembali Merasa Bersalah
17
Resah
18
Kembali Kecewa
19
Makan Malam
20
Romantis
21
Mabuk
22
Pertengkaran
23
Berdebar
24
Mimpi
25
Trauma Masa Lalu
26
Berubah Sikap
27
Ngamuk
28
Kegaduhan
29
Kembali Bertengkar
30
Dalam Bahaya
31
Merasa Kotor
32
Menenangkan
33
Penyelidikan
34
Malu-malu Mau
35
Gagal
36
Flashback
37
Awal Baru
38
Pagi Pertama
39
Menggoda
40
Titik Terang
41
Menunggu Giliran
42
Pijat plus-plus
43
Terancam
44
Perkelahian
45
Teringat Kembali
46
Mulai terungkap
47
Terungkap
48
Bukti
49
Khawatir
50
Selamat
51
Hottie
52
Salah Paham
53
Ngambek
54
Sesal
55
Damai
56
Mengajak Keluar
57
Perjalanan
58
Malam Panas
59
Lagi
60
Wanita Dimasa Lalu
61
Memanas-manasi Mantan
62
Kata Cinta
63
Kembali Bertemu
64
Penghinaan
65
Bertengkar
66
Minta Maaf
67
Godaan Tetangga
68
Fitnah
69
Mencari Tau
70
Dilema
71
Ketegasan Amar
72
Terkejut
73
Khawatir
74
Ancaman
75
Tak Ambil Pusing
76
Siasat
77
Masuk Perangkap
78
Terungkap
79
TAMAT
80
PROMO NOVEL BARU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!