Sumpah Jian Ying

Brug....

Jian Ying menjatuhkan dirinya setelah Kaisar keluar dari kamarnya, lututnya terasa lemas dan seluruh tubuhnya bergetar hebat. Air mata yang sudah sejak tadi ia tahan pun perlahan-lahan mulai membasahi pipinya.

Untuk pertama kalinya Jian Ying akhirnya berhadapan langsung dengan Kaisar semenjak dia kembali terlempar ke masa lalu.

Berhadapan dengan orang yang ia cintai sekaligus orang yang membu-nuhnya di masa depan tentu saja tidak mudah bagi Jian Ying.

Dalam dadanya yang masih menyimpan cinta namun sebagian besar telah berubah menjadi benci itu tentu saja terasa menyesakkan.

Jian Ying merasa kesakitan ketika harus menahan semua rasa sakitnya seorang diri. Pria yang baru saja keluar dari kamarnya itu memiliki wajah bak dewa namun sifatnya melebihi iblis yang sangat keji.

Wanita berusia dua puluh tiga tahun itu menepuk-nepuk dadanya terasa sesak dan begitu sulit untuk digunakan bernafas.

"Bodohnya aku karena mencintai iblis macam dirinya! Sampai tujuh kehidupan selanjutnya pun aku tidak akan pernah memaafkan mu!! Aku bersumpah!!!"

Sorot mata Jian Ying memancarkan kekecewaan, kekalahan, kemarahan dan kebencian yang begitu mendalam.

(Ngeri kalai sumpah Jian Ying ini..😭😭😭)

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Pagi harinya Jian Ying harus kembali berhadapan dengan salah satu penghuni Istana yang tak menyukainya selain Kaisar. Sekarang Ibu mertuanya yang duduk dengan anggun di hadapannya. Entah angin apa yang membawa Ibu Suri yang begitu membencinya datang ke kediamannya.

"Hamba sangat merasa terhormat karena Ibu Suri bersedia datang menemui Hamba" Jian Ying menampakkan senyum tipisnya. Terlihat tenang dan tak tersulut amarah seperti biasanya.

"Aku hanya ingin melihat keadaan menantuku sekaligus Permaisuri Kerajaan kita ini. Maafkan Aku karena baru bisa melihatmu hari ini"

Ibu Surinya itu memang terlihat anggun namun sering kali mengeluarkan kata-katanya yang pedas dan menusuk.

"Tentu tidak masalah Ibu Suri. Saya justru sangat berterimakasih. Ibu Suri pasti penasaran dan ingin melihat sendiri apakah benar saya masih hidup dan baik-baik saja"

"Ternyata Permaisuriku ini sangatlah pintar"

"Saya justru senang kalau ada yang membenci secara terang-terangan seperti Ibu Suri, daripada terlihat baik di luar namun di dalamnya ternyata begitu busuk. Tentu itu lebih berbahaya, benarkah begitu Ibu Suri?"

Yu Wen justru tersenyum tipis karena keberanian Jian Ying saat ini. Sekarang Yu Wen sudah melihatnya sendiri, perubahan apa yang ada pada diri wanita di depannya itu.

"Sepertinya apa yang di katakan orang-orang tentang dirimu yang sekarang itu benar adanya"

"Memang apa yang mereka katakan Ibu Suri? Bukankah mereka hanya mengatakan keburukan saya? Ah tidak, mereka memang benar kalau saya hanya mempunyai sisi buruk dalam hidup ini"

Apa yang Jian Ying ucapkan justru semakin menarik bibir Yu Wen untuk tersenyum sinis. Entah karena dia mengejek Jian Ying yang justru terlihat memperihatinkan, atau ada maksud lain dari senyuman itu.

"Aku cukup senang karena kau menunjukkan sisi dirimu yang lain Permaisuri. Tapi aku sarankan, jangan terlalu hanyut dalam peranmu, kalau kau tidak bisa berenang, maka kau akan tenggelam, diam dan mengikuti arus adalah pilihan yang tepat"

"Terimakasih atas perhatiannya Ibu Suri, Hamba akan selalu mengingatnya"

Yu Wen kembali tersenyum sinis karena dia tau Jian Ying hanya mengeluarkan sarkasnya saja.

Perjamuan makan malam telah tiba. Perjamuan yang wajib di adakan setiap malam bulan purnama sejak jaman leluhur Kerajaan Han, jadi perjamuan ini termasuk acara penting yang wajib di hadiri oleh seluruh anggota Kerajaan baik yang bertugas di dalam maupun di luar Istana.

Perjamuan itu di adakan di depan aula kerajaan yang telah di siapkan sedemikian rupa dengan puluhan singgasana untuk para petinggi Kerajaan.

Tak seperti dulu yang selalu bersemangat untuk menghadiri apapun acara penting yang bersangkutan dengan Kaisar, Jian Ying justru memilih datang paling terakhir. Dia sengaja melakukan itu karena dia tak mau berbasa-basi dengan yang lain sembari menunggu tamu-tamu yang belum datang.

Jian Ying datang mengenakan hanfu berwarna merah yang serasi dengan Sang Kaisar, dia mengenakan itu bukan karena ingin, tapi karena terpaksa.

Jian Ying berjalan dengan tenang menuju kursinya yang selalu ada di sisi kanan Kaisar. Tatapannya yang datar serta wajahnya yang tenang tanpa ekspresi itu mengudang bisik-bisik semua orang yang ada di sana.

Bukan hanya itu, tapi penampilan sederhana Jian Ying tanpa mengenakan hiasan kepalanya juga tanpa tusuk konde burung Phoenix yang khusus untuk permaisuri tentu semakin menarik perhatian.

Tak heran karena dilepasnya tusuk konde oleh seorang Permaisuri menandakan bahwa Permaisuri itu siap melepaskan gelarnya.

Jian Ying semakin dekat pada Kaisar. Hanya tinggal beberapa langkah saja hingga ada hal membuatnya berhenti.

Di sana, di kursinya tempat singgasana yang seharusnya menjadi miliknya telah ditempati seseorang.

Tak lain tak bukan, orang itu adalah Li Mei, Selir yang sangat dicintai oleh Kaisar. Wanita yang di jadikan selir oleh Kaisar berselang satu purnama pernikahannya dengan Jian Ying.

"Sungguh mengenaskan" Batin Jian Ying ketika mengingat masa itu.

Mungkin jika Jian Ying yang dulu, dia akan menghampiri Li Mei, menjambak rambutnya dan mendorong wanita itu hingga tersungkur untuk meminta maaf padanya.

"Kaisar, biarkan aku duduk di kursiku sendiri"

"Tidak Li Mei, kau tetap duduk di situ!"

Li Mei sudah sangat ketakutan dengan tatapan Jian Ying yang lurus kearahnya. Tapi mau bagaimana lagi, Kaisar yang memintanya duduk di sana. Dia juga tidak berani menentang permintaan Kaisar.

Tapi kali ini berbeda, Jian Ying bukanlah wanita arogan dan keras kepala seperti dulu. Dia tak peduli lagi kalau Li Mei akan mengambil semua yang menjadi miliknya.

Alih-alih merebut singgasananya, Jian Ying malah berjalan ke arah kursi yang masih kosong. Kursi yang biasanya ditempati oleh Li Mei.

Suara bisikan semakin terdengar dengan jelas di telinga Jian Ying saat ini. Mereka pasti sedang menertawakan Jian Ying yang telah kalah telak dari seorang Selir.

Sikapnya yang tak peduli itu mendapat tatapan tajam dari Kaisar. Lagi-lagi dia merasa kalau Jian Ying sedang merencanakan sesuatu di balik sikap anehnya itu.

Tatapan mata Kaisar juga tertuju pada rambut Jian Ying yang di sanggul tanpa ada hiasan sedikitpun yang dikenakannya. Jian Ying hanya memakai sebuah gelang giok berwarna hijau pemberian Ibu Suri Agung.

Acara perjamuan itu berjalan dengan lancar tanpa ada drama yang diciptakan oleh Jian Ying seperti bulan-bulan sebelumnya.

Biasanya Jian Ying akan menarik perhatian Kaisar dengan memancing amarah Li Mei dengan sengaja menghina Li Mei di depan banyak orang.

Tapi kali ini, Jian Ying justru memilih undur dulu terlebih dahulu di saat mereka semua masih menikmati hiburan yang disuguhkan oleh pekerja seni Kerajaan.

(Jain Ying ini definisi datang belakangan pulang duluan ygy😂😂)

Kepergian Jian Ying yang tanpa pamit sedikitpun membuat Kaisar menatap lurus pada punggung berambut panjang yang mulai menjauh itu.

"Permaisuri, apa Permaisuri tidak sadar kalau sejak tadi Kaisar terus menatap ke arah Permaisuri?"

Shuwan memang sejak tadi memperhatikan gerak-gerik Sang Kaisar yang berkali-kali tertangkap basah menatap ke arah Jian Ying yang tampak tak peduli.

"Aku tau Shuwan. Tapi cara yang paling mudah ketika seseorang ingin melupakan cintanya adalah dengan cara mengabaikannya"

Terpopuler

Comments

Siti solikah

Siti solikah

semoga Jian Ying bisa menyelamatkan keluarganya dan mengembalikan nama baik keluarga nya

2025-03-23

0

Rasni Saldi

Rasni Saldi

gubjok semoga bergasil menyelamatkan keluarga mu jian.

2025-01-27

1

Hairani Siregar

Hairani Siregar

Bertahanlah dgn sikap tak perdulimu jian, biar mati penasaran tuh kaisar dan selir kesayangannya.

2025-01-04

2

lihat semua
Episodes
1 Kesempatan ke dua
2 Bukan sekedar mimpi
3 Tolong bertahanlah
4 Perubahan besar
5 Kunjungan Kaisar
6 Sumpah Jian Ying
7 Biarkan kami pergi
8 Mencari tau
9 Tuduhan Kaisar
10 Mulai berani
11 Ibu Suri Agung
12 Tidak penting
13 Bermalam dengan Permaisuri
14 Asal kau tau!!
15 Tunggu aku kembali
16 Mencurigakan
17 Tak sejahat itu
18 Semuanya berubah
19 Fitnah
20 Siapa yang lebih rendah?
21 Percaya padamu?
22 Ancaman Shun Yuan
23 Tak penting lagi!
24 Penyelidikan
25 Pencemburu
26 Aku membencimu!!
27 Maafkan aku
28 Aku mencintaimu!!
29 Penyusup
30 Cemburu
31 Pria misterius
32 Selir Li Mei
33 Kisah yang mirip
34 Pergilah!!
35 Dejavu
36 Kisah yang sama
37 Keraguan
38 Kebohongan Li Mei
39 Bahagia?
40 Ancaman Shun Yuan
41 Kemarahan Jian Ying
42 Mengenalmu, petaka bagiku!!
43 Sangkar emas mengerikan
44 Bayangan yang nyata
45 Bukan salahnya!
46 Dia tau semuanya!
47 Sumpah
48 Kebohongan Li Mei
49 Mendarah daging
50 Pria misterius lagi
51 Pergi dari Istana
52 Pemberontakan
53 Pemberontakan
54 Permaisuri dari kaum kafir
55 Reinkarnasi pertama l
56 Reinkarnasi pertama ll
57 Reinkarnasi pertama lll
58 Reinkarnasi ke dua l
59 Reinkarnasi ke dua ll
60 Reinkarnasi ke dua lll
61 Reinkarnasi ke dua lV
62 Reinkarnasi ke tiga l
63 Reinkarnasi ke empat l
64 Reinkarnasi ke empat ll
65 Reinkarnasi ke empat lll
66 Reinkarnasi ke empat lV
67 Reinkarnasi ke empat V
68 Reinkarnasi ke empat Vl
69 Reinkarnasi ke lima l
70 Reinkarnasi ke lima ll
71 Reinkarnasi ke lima lll
72 Reinkarnasi ke lima lV
73 Reinkarnasi ke lima V
74 Reinkarnasi ke lima Vl
75 Reinkarnasi ke lima Vll
76 Reinkarnasi ke lima Vlll
77 Reinkarnasi ke lima lX
78 Reinkarnasi ke enam
79 Lukisan
80 Aku sangat merindukan mu
81 Seperti mimpi
82 Balas dendam
83 Aku merindukannya
84 Tak ingin kau pergi sendirian
85 Takdir yang rumit
86 Cinta yang setara
87 Bertemu calon mertua
88 Kedua kalinya
89 Bolehkah sayang?
90 Apa yang kau lakukan?
91 Mencapai puncak
92 Jadi dirimu sendiri
93 Cincin pernikahan
94 Masa lalu
95 Wanita beruntung
96 Mengulang masa lalu
97 Hidangan penutup
98 Pesta
99 Terjebak
100 Orang dari masa lalu
101 Aku akan membantumu
102 Rencana mereka
103 Ketakutan
104 Bencana
105 Ketakutan
106 Masa lalu yang janggal
107 Keadaan Chan Su
108 Dia orang yang baik
109 Dokter untuk Chan Su
110 Chan Su dan Qian Jin
111 Awal mula
112 Menghancurkan sekutu
113 Menggali lubang sediri
114 Pergilah!!
115 Kehancuran Li Mei dan Weisheng
116 Dokter yang profesional
117 Bisakah kita berteman?
118 Perawat Chan Su
119 Aku akan pergi lagi
120 Pasangan serasi
121 Setitik harapan
122 Semakin cepat semakin takut
123 Nistalgia
124 Bodohnya aku
125 Tidak bangun lagi
126 Jangan salah paham!
127 Kecurigaan Jian Ying
128 Waktunya hampir tiba
129 Bertemu Shuwen
130 Permintaan Qian Jin
131 Cinta atau terbiasa?
132 Melawan logika
133 Luluh lantah
134 Apa maksudnya ini?
135 Tak direstui takdir
136 Selamat tinggal
137 Alasan Shuwen pergi
138 Karena dia mencintaimu
139 Penyesalan
140 Benar-benar pergi
141 Membuka rahasia
142 Kelahiran Pangeran
143 Hari ulang tahun
144 Kisah nyata
145 Gelandangan
146 Wanita misterius
147 Tak berdaya
148 Asal kau memaafkan ku
149 Hanya pergi, bukan menyerah
150 Aku pergi
151 Penguntit
152 Hampir mati
153 Obat ku di sini
154 Hati mengalahkan logika
155 Harus terpisah
156 Hadiah perpisahan
157 Kejutan
158 Restu
159 Suami istri
160 Benih Pak dokter ( Promo karya baru )
161 Pelengkap kebahagiaan
162 Akhir yang bahagia
Episodes

Updated 162 Episodes

1
Kesempatan ke dua
2
Bukan sekedar mimpi
3
Tolong bertahanlah
4
Perubahan besar
5
Kunjungan Kaisar
6
Sumpah Jian Ying
7
Biarkan kami pergi
8
Mencari tau
9
Tuduhan Kaisar
10
Mulai berani
11
Ibu Suri Agung
12
Tidak penting
13
Bermalam dengan Permaisuri
14
Asal kau tau!!
15
Tunggu aku kembali
16
Mencurigakan
17
Tak sejahat itu
18
Semuanya berubah
19
Fitnah
20
Siapa yang lebih rendah?
21
Percaya padamu?
22
Ancaman Shun Yuan
23
Tak penting lagi!
24
Penyelidikan
25
Pencemburu
26
Aku membencimu!!
27
Maafkan aku
28
Aku mencintaimu!!
29
Penyusup
30
Cemburu
31
Pria misterius
32
Selir Li Mei
33
Kisah yang mirip
34
Pergilah!!
35
Dejavu
36
Kisah yang sama
37
Keraguan
38
Kebohongan Li Mei
39
Bahagia?
40
Ancaman Shun Yuan
41
Kemarahan Jian Ying
42
Mengenalmu, petaka bagiku!!
43
Sangkar emas mengerikan
44
Bayangan yang nyata
45
Bukan salahnya!
46
Dia tau semuanya!
47
Sumpah
48
Kebohongan Li Mei
49
Mendarah daging
50
Pria misterius lagi
51
Pergi dari Istana
52
Pemberontakan
53
Pemberontakan
54
Permaisuri dari kaum kafir
55
Reinkarnasi pertama l
56
Reinkarnasi pertama ll
57
Reinkarnasi pertama lll
58
Reinkarnasi ke dua l
59
Reinkarnasi ke dua ll
60
Reinkarnasi ke dua lll
61
Reinkarnasi ke dua lV
62
Reinkarnasi ke tiga l
63
Reinkarnasi ke empat l
64
Reinkarnasi ke empat ll
65
Reinkarnasi ke empat lll
66
Reinkarnasi ke empat lV
67
Reinkarnasi ke empat V
68
Reinkarnasi ke empat Vl
69
Reinkarnasi ke lima l
70
Reinkarnasi ke lima ll
71
Reinkarnasi ke lima lll
72
Reinkarnasi ke lima lV
73
Reinkarnasi ke lima V
74
Reinkarnasi ke lima Vl
75
Reinkarnasi ke lima Vll
76
Reinkarnasi ke lima Vlll
77
Reinkarnasi ke lima lX
78
Reinkarnasi ke enam
79
Lukisan
80
Aku sangat merindukan mu
81
Seperti mimpi
82
Balas dendam
83
Aku merindukannya
84
Tak ingin kau pergi sendirian
85
Takdir yang rumit
86
Cinta yang setara
87
Bertemu calon mertua
88
Kedua kalinya
89
Bolehkah sayang?
90
Apa yang kau lakukan?
91
Mencapai puncak
92
Jadi dirimu sendiri
93
Cincin pernikahan
94
Masa lalu
95
Wanita beruntung
96
Mengulang masa lalu
97
Hidangan penutup
98
Pesta
99
Terjebak
100
Orang dari masa lalu
101
Aku akan membantumu
102
Rencana mereka
103
Ketakutan
104
Bencana
105
Ketakutan
106
Masa lalu yang janggal
107
Keadaan Chan Su
108
Dia orang yang baik
109
Dokter untuk Chan Su
110
Chan Su dan Qian Jin
111
Awal mula
112
Menghancurkan sekutu
113
Menggali lubang sediri
114
Pergilah!!
115
Kehancuran Li Mei dan Weisheng
116
Dokter yang profesional
117
Bisakah kita berteman?
118
Perawat Chan Su
119
Aku akan pergi lagi
120
Pasangan serasi
121
Setitik harapan
122
Semakin cepat semakin takut
123
Nistalgia
124
Bodohnya aku
125
Tidak bangun lagi
126
Jangan salah paham!
127
Kecurigaan Jian Ying
128
Waktunya hampir tiba
129
Bertemu Shuwen
130
Permintaan Qian Jin
131
Cinta atau terbiasa?
132
Melawan logika
133
Luluh lantah
134
Apa maksudnya ini?
135
Tak direstui takdir
136
Selamat tinggal
137
Alasan Shuwen pergi
138
Karena dia mencintaimu
139
Penyesalan
140
Benar-benar pergi
141
Membuka rahasia
142
Kelahiran Pangeran
143
Hari ulang tahun
144
Kisah nyata
145
Gelandangan
146
Wanita misterius
147
Tak berdaya
148
Asal kau memaafkan ku
149
Hanya pergi, bukan menyerah
150
Aku pergi
151
Penguntit
152
Hampir mati
153
Obat ku di sini
154
Hati mengalahkan logika
155
Harus terpisah
156
Hadiah perpisahan
157
Kejutan
158
Restu
159
Suami istri
160
Benih Pak dokter ( Promo karya baru )
161
Pelengkap kebahagiaan
162
Akhir yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!