Bab 10

Widodo tersenyum bahagia karena tidak akan ada orang yang tau kalau dialah yang menggelapkan dana panti Asuhan.Tetapi senyum Pak Widodo langsung lenyap karena Pak Polisi berjalan kearah pak Widodo dan segera menangkapnya.

" Lepasin saya, kanapa Bapak menangkap saya?."

" Karena Anda sudah menggelapkan dana." Komanda Polisi.

" Itu tidak benar Pak, Tuan tolong saya."

" Untuk apa saya bantu Anda yang sudah menggelapkan uang saya."

" Kalian tidak bisa menangkap saya begitu aja, karena kalian tidak mempunyai bukti."

" Tentu saja kami mempunyai bukti dan bukti itu cukup kuat, cepat bawa dia Pak."

" Nikmati hidup selama dipenjara ya" ledek hendra.

Polisi itu pun membawa Widodo, Hendra menyerahkan semua bukti-bukti kejahatan Widodo kepada komandan Polisi.

" Terimakasih atas bantuan Anda Pak" kata Arjuna.

" Sama-sama Tuan itu sudah menjadi tugas kami sebagai anggota Polisi, kalau saya undur diri dulu."

"Baik Pak, sekali lagi terimakasih Pak."

Mobil Polisi itupun berlalu meninggalkan panti asuhan. Sepeninggalan Polisi, mobil membawa sembako dan keperluan lain untuk panti asuhanpun datang.

" Seperti janji saya sama Ibuk kemarin, kalau saya akan datang dan membawa sembako."

" Terimakasih Nak Juna."

Sembako dan barang-barang lain pun diturunkan dari atas mobil.

" O iya Buk, apa surat-surat keperluan untuk mengadopsi anak sudah Ibuk siapkan."

" Sudah Nak, sekarang tinggal ditanda tangani saja."

Ranti mengambilkan surat-surat yang akan ditanda tangani oleh Arjuna. Tak berselang lama Ranti datang dengan membawa surat-surat dan menyerahkannya kepada Arjuna. Arjuna membaca surat-surat yang diberikan sama Buk Ranti.

Setelah Arjuna membaca isi surat itu, Arjuna pun mulai menanda tangani surat tersebut dan menyerahkan kembali kepada Buk Ranti.

" O iya Buk, saya akan merenovasi panti asuhan ini, untuk sementara Ibuk dan Adik-adik yang lain bisa tinggal dirumah yang sudah saya sediakan. Besok orang-orang saya akan menjemput kalian."

" Terimakasih banyak Nak Arjuna atas semua bantuannya."

" Sama-sama Buk, boleh saya membawa Kevin Buk."

" Oh tentu, Kevin kan sudah menjadi anaknya Nak Arjuna."

Arjuna pergi kekamar Kevin dan diikuti sama Hendra dibelakang. Arjuna menggendong baby Kevin. Hendra pun terpesona melihat ketampanan baby Kevin.

" Tampan banget Jun, bodoh banget wanita yang membuang bayi ini."

" Bearti wanita itu tidak bisa melihat berlian, gue benci banget sama wanita yang membuang bayi ini, terlepas dari apapun itu masalah yang dia hadapi."

" Loe benar banget bro, terus loe akan kasih nama siapa, baby mungil ini."

" Gue bakal kasih nama Kevin Putra Arjuna."

" Nama yang bagus."

" Yuk kita pulang, gue nggak sabar mau ngenalin Kevin ke Mama gue."

Arjuna dan Hendra berpamitan sama Buk Ranti.

" Buk kita pamit dulu ya" ucap Arjuna dan diikuti sama Hendra.

" Iya Nak, hati-hati dijalan dan bila ada waktu mampirlah kesini."

"Insya Allah Buk."

Arjuna dan Hendra masuk kedalam mobil. Hendra melajukan mobilnya meninggalkan panti asuhan.

Sepanjang jalan baby Kevin selalu tersenyum seperti tau akan dibawa ketempat yang nyaman.

" Hen coba loe liat baby Kevin dari tadi tersenyum terus."

" Mungkin dia tau mau dibawa kerumah Papanya."

" Anak gue bukan manggil Papa tapi Ayah."

" Gimana kalau daddy saja biar jajannya Kevin besok banyak."

" Siapa yang bilang begitu, mau manggil Ayah, Papa, Papi dan Daddy sekalipun tidak akan ngaruh sama uang jajannya."

" Iya juga sih."

Arjuna mengajak baby Kevin berbicara, walaupun Kevin belum bisa bicara tapi dia seperti mengerti apa yang dibilang Arjuna kepadanya.

Tidak berapa lama mobil yang dibawa Hendra sampai dirumah Arjuna. Dini yang mendengar suara mobil anaknya, berdiri dari duduknya dan menyambut anaknya didepan pintu.

Arjuna keluar dari mobil dengan menggendong baby Kevin. Saat melihat Mamanya sudah berada didepan pintu Arjuna pun tersenyum dan menghampiri mamanya.

" Assalamualaikum Ma."

" Wa'alaikum salam, apa ini cucu Mama?."

" Iya Ma, tampankan."

" Sangat tampan."

Dini pun menggendong baby Kevin.

" Masya Allah tampan sekali kamu sayang" ucap Dini sambil mencium pipi Kevin.

Baby Kevin yang mendapatkan ciuman dari neneknya pun tersenyum.

" Kita masuk dulu yuk Ma, capek berdiri terus."

" Ya ampun Mama sampai lupa sayang, yuk Hen masuk kedalam."

Mereka pun duduk disofa yang ada diruang tamu.

" Ma, pelayannya sudah datang."

" Oh sudah sayang, namanya Bik Minah."

" Baguslah jadi Mama nggak perlu capek-capek kerja lagi."

Tak berapa lama Bik Minah datang dengan membawa tiga cangkir teh dan kue kering.

" Bik, perkenalkan ini anak saya Arjuna dan itu temannya Hendra."

" Selamat Siang Tuan Arjuna dan Tuan Hendra."

" Panggil saya Juna saja Bik nggak usah pakai sebutan Tuan."

" Bibik tidak enak kalau hanya manggil nama saja, gimana kalau Bibik panggil Den Juna dan Den Hendra."

" Senyaman Bibik aja mau manggilnya gimana, kenalin ini putra saya Bik namanya Kevin."

" Bayi nya tampan sekali Den Juna."

" Terimakasih Bik."

" Gue pamit balik kekantor Jun."

" Oh Iya, makasih ya Hen buat bantuannya."

" Yoi, sama-sama bro."

" O iya, ntar Sore orang dari showroom datang nganterin mobil loe."

" Ok, thank's Jun buat hadiahnya."

" Hmmmm."

Hendra pun pamit untuk kembali kekantor karena kerjaannya masih banyak. Setelah Hendra pergi Arjuna pergi kekamar untuk mengganti pakaiannya.

Ditempat lain.

Friska dan Cloudia sedang menikmati makan siangnya disebuah cafe didekat kampus mereka.

" Fris kapan loe akan menikah sama Arya?."

" Rencana siap lulus kuliah Clau."

" Gue nggak akan biarkan pernikahan kalian terjadi."

" Loe kapan mau punya kekasih" tanya Friska.

" Gue lagi suka sama seseorang sih."

" Waaah sama siapa, kasih tau gue dong!?."

" Ntar kalau kita udah jadian gue kenalin sama loe deh."

" Ok, janji ya Clau."

" Iya gue janji."

Saat Friska dan Claudia sedang asik mengobrol tiba-tiba Arya datang dan menutup mata Friska dengan kedua tangannya.

" Aduh siapa sih, jangan bercanda dong!?."

Arya melepaskan tangannya. " Masa kamu nggak ngenalin aku si sayang" ucap Arya dengan wajah pura-pura sedih.

" Aku tau itu kamu, lagian mana ada yang berani kayak gitu ke aku selain kamu."

" Hehe jangan marah dong sayang."

" Aku nggak marah, o iya tumben kamu kesini, apa kamu nggak kerja."

" Aduh sayang, kamu nanya nya satu-satu dong."

" Jawab aja."

" Aku kangen sama kamu sayang, sekalian aku mau ngajak kamu ketoko perhiasan buat cari cincin untuk pernikahan kita."

" Acaranya kan masih lama, kenapa pesan cincinnya sekarang."

" Ya nggak apa-apa sayang" ucap Arya sambil mencium pucuk kepala Friska.

Claudia mengepal tangannya, dia cemburu melihat perlakuan Arya ke Friska.

" Arya jangan cium-cium gitu, nggak enak diliat orang. Apalagi disini ada Claudia."

Arya pun melihat kesamping dan benar saja, disana ada Claudia. " Sorry ya Clau tadi aku nggak liat."

" Nggak apa-apa kok, aku maklum" ucap Claudia tersenyum palsu.

" Kamu udah makan?" tanya Friska.

" Belum sayang, dari kantor aku langsung kesini."

" Aku pesanin makanan ya."

" Makasih sayang."

Sambil menunggu pesanan Arya datang mereka pun mengobrol dan sesekali diselingi dengan candaan.

To be continue.

Jangan lupa Like, Komen dan Votenya... 🙏🙏🙏

Happy Reading Guys... 😉😉

Terpopuler

Comments

BIRU

BIRU

semangat thor nggu friska ketemu dan deket ama juna

2020-09-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!