Dini kaget mendengar ucapan anaknya, bagaimana bisa anaknya berfikir mau mengadopsi seorang anak, apalagi anak itu masih bayi.
" Sayang apa kamu udah memikirkannya?."
" Sudah mah, besok aku mau menjemput bayi itu."
" Kamu yakin bisa merawat bayi itu dengan baik, mama nggak mau ketika bayi itu sudah kamu adopsi tapi kamu nggak bisa merawatnya."
" Mama tenang aja, Juna akan pakai jasa baby sitter untuk menjaga bayi Juna ketika Juna pergi kekampus dan kerja. Selain itu kan ada mama juga yang bisa bantuin Juna, mama mau kan mah?."
" Tentu, mama cuma nggak ingin kamu menyia-nyiakan bayi itu nanti."
" Juna janji mah akan merawat bayi itu seperti anak juna sendiri, dan tak akan menyia-nyiakan bayi itu."
" Ya udah kalau itu udah menjadi keputusan kamu."
" Satu lagi mah, juna juga akan mempekerjakan pelayanan dirumah ini untuk membantu mama bekerja."
" Mama ngikut gimana baiknya menurut kamu nak."
" Makasih ma," sambil memeluk sang mama.
Ibu dan anak itu pun menghabiskan waktu mereka dengan mengobrol.
Hendra sedang mencari siapa orang yang sudah berani menggelapkan dana panti asuhan Permata Hati. Tidak butuh lama bagi Hendra mencari siapa orangnya. " Ternyata dia, udah tua bukannya banyak beribadah malah nambah dosa lagi."
Hendra menelpon sekretarisnya.
" Halo may, tolong suruh Pak Widodo besok untuk menemui saya dikantor."
" Baik Pak," terdengar suara Maya dari seberang telpon.
Hendra pun mematikan telponnya.
Setelah menelpon sekretarisnya Hendra pun pergi kerumah Arjuna untuk memberikan kabar tentang siapa orang yang menggelapkan dana panti Asuhan.
Hendra pun melajukan mobilnya menuju rumah Arjuna. Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit Hendra pun sampai dirumah Arjuna.
Ting nong.
Dini yang mendengar suara bel pun membukakan pintu untuk tamunya.
Ceklek
" Assalamualaikum tante."
" Wa'alaikum salam, masuk Hen."
Hendra masuk kedalam rumah Arjuna, Hendra melihat sekeliling ruangan itu.
" Silhkan duduk Hen, tante bikinin minum dulu ya."
Dini pun berlalu kedapur membuatkan minum untuk teman anaknya. Tak berapa lama Arjuna turun kebawah menemui sahabatnya itu.
" Udah lama lo nyampe nya."
" Baru kok."
Dini datang membawa dua cangkir kopi, kue kering dan buah mangga yang sudah dikupas.
" Silahkan diminum dan dicicipi kue nya nak Hendra."
" Terimakasih tante."
Dini berlalu meninggalkan kedua anak muda itu, dan pergi kekamarnya.
" Apa loe udah nemuin orang yang ngelapin dana buat panti Asuhan itu?," tanya Juna.
" Sudah donk, bearti loe udah punya dua hutang ke gue."
" Tenang aja besok kunci apartemen sama mobilnya gue kasihin ke loe."
" Besok loe kekantor kan."
" Iya, gue mau kasih hukuman langsung sama orang itu."
" Ngomong-ngomong mangga ini enak banget jun."
" Iya dong, itu kan mangga dari kebun belakang."
" Maksud loe mangga yang ada dikebun belakang rumah loe?."
" Iya, gue kan juga udah bilang tadi dari kebun belakang."
" Boleh gue bawa pulang ya jun."
" Tenang aja, mama udah siapin buat loe kok."
" Waah tante memang yang terbaik."
Arjuna dan Hendra pun menikmati buah mangga tanpa ada yang bersuara.
" Hen temanin gue kemall yuk."
" Tumben loe mau kemall jam segini."
" Iya, kan belum malam banget, lagian gue mau beli bakain buat anak gue nanti."
" Loe yakin jun mau adopsi tu bayi."
" Yakin hen, sejak pertama liat itu bayi gue udah langsung jatuh hati, gue yakin kalau loe lihat itu bayi pasti loe tertarik juga."
" Gue tambah penasaran sama tu bayi."
" Makanya besok loe harus ikut gue."
" Ok, jadi kemall nya nggak nih?."
" Jadi dong, kita pergi kemall nya pakai mobil loe aja."
" Mending mobil loe dijual aja deh, daripada nggak loe pake."
" Besok gue pake, kok loe jadi banyak omong gini sih."
Hendra melajukan mobilnya meninggalkan rumah Arjuna menuju mall terbesar nomor dua dikota itu. Setelah menempuh 15 menit perjalanan akhirnya Arjuna sampai juga dimall terbesar dikota itu.
" Waah ternyata besar juga mall milik loe jun, ya walaupun masih besar mall milik pak Gunawan."
" Iya, walaupun terbesar nomor dua dikota ini, gue udah bersyukur banget hen."
" Salut deh sama loe."
Arjuna dan Hendra melangkahkan kaki mereka menuju pakaian bayi. sesampai disana Arjuna langsung disambut oleh manager tokoh.
" Selamat malam Tuan, ada yang bisa saya bantu."
" Tolong cariin saya pakaian bayi laki-laki untuk umur 4 bulan, dengan kualitas yang sangat bangus."
" Baik Tuan."
Manager itu kembali dengan membawa begitu banyak pakaian bayi.
" Ini benar kualitas terbaik yang ada ditoko ini?."
" Benar tuan."
" Saya pilih semua nya."
Manager itu mulai menghitung belanjaan Arjuna.
" Totalnya Rp. 55.000.000 Tuan. "
Arjuna menyerahkan black card miliknya kepada sang manager. Setelah selesai menggesek black card milik Arjuna, manager itu mengembalikan black card milik Arjuna.
" Terimakasih telah belanja disini Tuan."
Arjuna dan Hendra berlalu pergi meninggalkan toko pakaian bayi.
" Habis ini mau kemana lagi Jun?."
" Pulang, atau kamu ada yang mau kamu beli?."
" Gue mau beli bahan masak," jawab Hendra.
Hendra menyuruh bawahannya untuk membawakan paper bag kedalam mobil. Setelah itu mereka menuju tempat bahan masakan serta buah-buahan.
" Loe udah jadi cariin rumah yang gue suruh kemarin?."
" Sudah bos, gue beli rumah itu juga lebih murah."
" Kalau masalah tawar menawar loe emang paling jago."
" Hen gue liat cemilan dibagian sana dulu ya?."
" Ok, ntar ketemu dikasir ja."
Arjuna memilih berbagai macam snack dengan berbagai macam rasa. Setelah cukup banyak mengambil snack, Arjuna pergi tempat susu formula. Saat Arjuna mau mengambil salah satu susu formula tiba-tiba ada tangan yang lain meraih merek yang sama juga.
Arjuna menoleh kearah tangan yang mengambil susu formula dengan jenis yang sama.
" Juna?."
" Friska."
mereka pun tertawa bersama. Friska melirik ketroli Arjuna.
" Kamu beli snack nya banyak banget, jangan bilang kamu suka ngemil juga?."
" Oh ini bukan buat aku."
" Terus buat siapa?."
" Buat adik-adik aku fris."
" Kamu punya Adik, bukannya kamu anak tunggal jun."
" Iya aku anak tunggal, ini adik-adik istimewa yang Allah titipkan sama aku."
" Maksud kamu."
" Adik-adik yang tinggal dipantin asuhan fris."
" Waah Juna kamu memang penuh kejutan, kapan-kapan boleh ajak aku ketemu mereka?."
" Tentu, dengan senang hati."
" Janji ya Jun."
" Janji Fris."
" Ok aku tunggu janji kamu, aku pamit kesana dulu ya, bye bye juna."
" Bye."
Arjuna kembali melanjutkan belanjanya, setelah trolinya penuh, Arjuna pun menuju kasir. ditempat kasir Hendra sudah menunggu Arjuna.
" Lama amat sih loe belanjanya, udah kayak emak-emak."
" Tadi aku ketemu sama teman, jadi kami ngobrol sebentar."
" Kok loe nggak ngenalin gue sama teman loe itu."
" Besok kalau ketemu sama dia, gue kenalin."
Setelah semua belanjaan mereka dihitung dan Arjuna sudah membayarnya. Mereka pun meninggalkan toko itu.
Arjuna dan Arya keluar dari mall, saat dipakiran Arjuna melihat Friska dengan seorang cowok. " Apa itu pacarnya Friska?."
To be continue....
Visual Friska.
Visual Arjuna
Visual Arya
Visual Claudia
Jangan lupa tinggalkan jejak sayang kalian buat Author dengan cara Like, Komen, dan Vote... 🙏🙏
HAPPY READING GUYS... 😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
irma hidayat
aduuh rasanya tak rela Yona jadi visual claudia
2022-08-09
0
Nurwana
nda kebalik Thor visualnya Priska n cludia????
2022-06-09
0
Ria Setiana
visual untuk arya tdk cocok dgn wajahnya terlalu tampan
2021-12-15
0