Arjuna dibantu beberapa anak panti untuk membawa belanjaannya. Mereka masuk kedalam panti. Hati Arjuna terenyuh melihat kondisi bangunan panti itu. Bagaimana tidak dinding nya sudah banyak yang retak, atapnya banyak yang bolong.
" Rhido bagi semua makanan ini pada teman-temanya ya."
Saat Rhido mau membagikan makannya semua teman-temanya berbaris dengan teratur tanpa disuruh. Arjuna melihat pemandangan itu pun tersenyum.
Setelah mendapatkan makanan dari Ridho, mereka kembali ketempat duduknya kembali dan menikmati makanan mereka. Ada sejuta kebahagiaan dihati Arjuna ketika melihat mereka tersenyum.
Arjuna masih memandang anak-anak yang sedang asyik memakan makanan mereka.Tiba-tiba ada seorang ibu yang berumur sekitar 60 tahun berjalan menghampiri Arjuna.
" Ehem," ibuk itu berdehem.
" Eh," kaget Juna.
" Kalau boleh tau anak muda ini siapa?."
" Maaf sebelumnya buk, perkenalkan saya Arjuna." Sambil mengulurkan tangan.
" Saya Ranti pengurus panti Asuhan Permata Indah."
" Ada perlu apa nak Arjuna datang kesini."
" Begini buk tadi kebetulan saya bertemu Rhido ditaman kompleks sana."
Kemudian Arjuna menceritakan semua yang dikatan Rhido tadi kepadanya.
" Apa benar begitu buk?."
" Benar nak Arjuna, bahkan untuk membeli susu formula buat bayi saja ibuk nggak mampu, makanya ibuk suruh anak-anak yang berumuh 9 keatas untuk bekerja, sebenarnya ibuk nggak tega tapi mau gimana."
" Disini masih ada anak bayi?."
" Iya nak Arjuna, umunya baru 4 bulan."
" Boleh saya melihatnya buk."
" Tentu nak, Lia tolong bawa baby kevin kesini."
" Jadi nama baby nya Kevin buk."
" Iya nak, ibuk memberikan nama itu."
Tidak lama Lia datang dengan membawa baby Kevin. Arjuna sangat terpesona melihat baby tampan yang dibawa Lia itu.
" Apa saya boleh menggendong nya buk."
" Tentu boleh nak."
Lia memberikan baby Kevin kepada Arjuna. Tangan Arjuna begitu kaku, karena ini baru pertama kalinya dia menggendong baby. Ada rasa senang dan bahagia saat melihat baby Kevin.
" Apa saya boleh mengadopsi baby Kevin buk." Satu kata itu lolos dari mulut Arjuna.
" Apa nak Arjuna serius mau mengadopsi baby Kevin?."
" Tentu saja buk."
Ranti tersenyum mendengar ucapan Arjuna, dia nggak menyangka disaat ibu anak bayi itu membuangnya tapi Arjuna malah mau sebaliknya.
" Baiklah ibuk akan urus surat-suratnya."
" Tapi saya akan menjemput baby kevin besok ya buk, sekalian nganterin sembako buat anak-anak, lagian saya juga tidak bawa mobil hari ini."
" Tidak masalah nak."
" Kalau begitu saya pamit dulu buk, besok saya kesini lagi. Ini ada sedikit rejeki buat ibuk, dan mulai besok anak-anak tidak perlu bekerja lagi buk, saya yang akan menjamin semuanya."
Arjuna memberikan kartu ATM untuk ibuk panti, karena kalau dia kasih kartu gold nanti dicuri sama orang.
" Ibuk bisa pakai kartu ATM ini, disini ada uang 100 juta. Uang itu bisa ibuk gunakan untuk membeli semua keperluan anak-anak yang ada disini, dan saya akan transfer setiap bulannya."
" Apa ini tidak kebanyakan nak."
" Nggak kok buk, itu rezeki buat anak-anak yang Allah titipkan melalui saya. Ini kartu nama saya kalau ada yang ibuk butuhkan silahkan telpon ke nomor yang ada dikartu itu."
" Terimakasih nak Arjuna semoga Allah selalu melindungi nak Arjuna."
" Aamiin terimakasih buk doa nya."
Arjuna pun pamit pada buk Ranti, dia takut mamanya khawatir karena dari tadi belum pulang.
Sesampainya dirumah, Arjuna tidak melihat mamanya. " Mama kemana sih, aku pulang mama yang ngilang."
Arjuna melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamarnya. Saat sudah sampai dikamar Arjuna pun membersihkan diri kekamar mandi.
Sampai dikamar mandi Arjuna pun merendamkan dirinya kedalam bathup. Arjuna kefikaran sama kata-kata buk Ranti tentang sembako yang sudah satu minggu tidak dikirim. " Rupanya ada yang mau main-main sama gue."
Setelah 20 menit berendam Arjuna membersikan dirinya dibawah guyuran air shower. Arjuna pun melangkahkan kaki nya menuju walk in closet.
Setelah memakai pakaiannya Arjuna menelpon Hendra untuk menanyakan dana panti asuhan Permata Hati.
" Hallo terdengar suara Hendra dari seberang telpon."
" Hallo ndra, gue mau nanya apa loe berhenti dana dan pengiriman sembako ke panti asuhan Permata Hati."
" Nggak, gue masih kirim, bahkan gue juga kirim dana buat merenovasi panti itu."
" Bearti benar, ada yang mau main-main sama gue."
" Maksud loe?."
" Kebetulan tadi gue pergi kepanti itu, loe tau kata ibuk panti itu dana sama sembako udah satu minggu tidak dikirim, bahkan yang mirisnya anak-anak disana bekerja sebagai penyemir sepatu untuk bisa membeli beras."
" Apa ada yang menggelapkan uang itu?."
" Pasti nya, gue pengen loe cari tau siapa dalangnya dan satu lagi tolong cariin gue rumah yang bisa menampung banyak orang."
" Apa loe berniat mau mindahin panti asuhan itu."
" Iya, kalau nunggu direnovasi terlalu lama kasian anak-anak yang tinggal disana."
" Ok siap bos."
" Satu lagi besok loe temanin gue pergi kepanti buat jemput anak gue, sekalian loe bawa sembako."
" A.. anak emang kapan loe punya anak, nikah aja belum."
" Tadi waktu dipanti gue liat baby mungil yang sangat tampan jadi gue adopsi deh tu baby."
" Emang loe yakin bisa merawat tu bayi, loe aja belum punya pengalaman."
" Loe ngeremehin gue..!!."
" Bukan begitu, gue takut aja ntar tu bayi mati membeku kalau dekat ama loe, secarakan loe gunung es."
" Sialan loe, berani loe bilang gue gunung es, gue batalin belin Apartemen baru nyahok loe."
" Yah bro nggak asyik loe, masa dibatalin."
" Makanya jangan macam-macam sama gue."
" Iya, o iya apa loe jadi pakai jasa pembantu, buat bantu mama loe?."
" Loe bantu gue cariin ya, kalau loe berhasil melakukan tugas yang gue kasih tadi kunci Apartemen langsung gue kasihin ke loe.
Belum sempat Hendra menjawab Arjuna sudah mematikan telponnya.
" Kebiasaan banget nih bocah main matiin telpon gitu aja, gue harus cepat cari siapa orang yang sudah menggelapkan dana panti asuhan itu."
Setelah menelpon Hendra Arjuna pergi kebawah untuk mencari mamanya dan memberi tau kalau dia akan mengadopsi anak.
" Mah, mama...!!, teriak Arjuna.
" Kamu kenapa sih teriak-teriak begitu didalam rumah."
" Hehe maaf mah, habis Juna cari mama kemana-mana nggak ada."
" Mama habis dari kebun belakang panen buah mangga kesukaan kamu."
" Waah yang benar mah, kenapa mama nggak bilang dari tadi," ucap Arjuna sambil berlari kedapur.
" Anak ini, kalau udah berurusan sama mangga, jadi lupa segalanya."
" Banyak banget panennya mah, nanti Juna mau kasih liat ke Hendra lah."
" Cuma dikasih liat aja?."
" Iyalah mah, kalau kasih kedia rugi Juna."
" Kamu itu sama temen sendiri kok begitu."
Arjuna pun mengupas beberapa buah mangga dan ditarok keatas piring.
" Mah ada yang mau Juna bilang sama mama."
" Apa sayang?."
" Juna mau ngadopsi bayi mah."
" Apa..!!!."
To be continue...
Jangan lupa Like, Komen dan Vote nya....🙏🙏🙏
HAPPY READING GUYS... 😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Pradipta
semangat thorr 💪💪💪💪💪
2020-09-22
0
Dewie
lanjut thor
2020-09-18
0
*-*-Sincerely💕 of APRIL
nextttt
vsual y cpa nich,, ???
2020-09-16
0