Bab 9

Friska yang sudah berpakaian rapi dan siap untuk berangkat kekampus. Frika berjalanan menuruni anak tangga untuk sarapan bersama kedua orangtuanya.

" Pagi, Mah, Pah."

" Pagi sayang."

Friska menikmati sarapannya dengan lahap. Selesai sarapan Friska mengambil kunci mobilnya.

" Mah, Pah, Friska berangkat dulu ya."

" Iya, hati-hati dijalan."

" Ok Pa, Assalamualaikum."

" Wa'alaikum salam."

Friska mengeluarkan mobilnya dari bagasi, dan melajukan mobilnya meninggalkan kediamannya. Friska melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Tak berapa lama Friska pun sampai dikampusnya.

Ditempat lain.

Arjuna akan pergi kekantor hari ini, dan dia sudah mengabari Nino sahabatnya kalau dia tidak akan kekampus hari ini. Arjuna terlihat sangat tampan dengan memakai jas bewarna hitam.

" Mah Juna berangkat dulu ya, nanti pelayan yang mau bekerja disini akan datang untuk mulai bekerja, jadi mama nggak perlu capek-capek bekerja lagi."

" Iya, kamu hati-hati dijalan."

" Ok Mah, Juna berangkat dulu. Assalamualaikum."

" Wa'alaikum salam."

Arjuna teringat akan ucapan Hendra kemarin kepadanya, jadi hari ini Arjuna memutuskan untuk membawa mobilnya. Arjuna melajukan mobilnya meninggalkan kediamannya dan menuju keperusahaannya.

Hendra yang mendapatkan telpon dari Arjuna tadi langsung saja menyuruh para karyawan kantor untuk menyambut kedatangan CEO mereka.

Mobil Arjuna sudah memasuki area perusahaannya kemudia Arjuna memarkirkan mobilnya. Arjuna pun melangkahkan kakinya menuju lobi kantor, disana Arjuna melihat karyawan kantor menyabut kedatangannya.

" Selamat pagi dan selamat datang Pak." Hendra.

Arjuna hanya menganggukan kepalanya, setelah itu belalu pergi. Semua karyawan menunduk memberikan salam kepada CEO mereka. Arjuna pun berlalu pergi dan diikuti Hendra dari belakang.

Setelah Arjuna dan Hendra pergi para karyawan mulai berbisik-bisik.

" Ternyata CEO kita tampan sekali ya." Karyawan A.

" Iya, kira-kira CEO kita udah punya pacar belum ya." Karyawan B.

Masih banyak lagi yang mereka bicarakan tentang CEO mereka.

Arjuna sudah sampai diruangannya, kemudian dia duduk dikursi kebesarannya. Sedangkan Hendra duduk disofa.

" Kapan orang itu akan datang?, tanya Arjuna

" Mungkin sebentar lagi."

Tok tok

" Masuk."

Maya masuk dengan membawa dua cangkir kopi. Maya menarok kopi dimeja Arjuna dan satu lagi dekat Hendra. Setelah menarok kopi untuk atasannya Maya pun keluar dari ruangan atasannya.

Akhirnya Widodo pun sampai dikantor Anugrah Jaya Group, dengan percaya diri Widodo memasuki kantor itu.

" Selamat siang Pak, ada yang bisa saya bantu," resepsionis.

" Saya mau bertemu CEO kalian."

" Apa Bapak sudah membuat janji."

" Saya tidak perlu membuat janji, CEO kalian sendiri yang menyuruh saya datang."

" Tunggu sebentar ya Pak."

Resepsionis itu pun menelpon sekretaris CEO, setelah menelpon resepsionis itu pun menyuruh Widodo langsung keruang CEO.

" Silahkan Bapak naik kelantai 30, CEO sudah menunggu Bapak."

Dengan sombong nya Widodo itu pun berlalu meninggalkan meja Resepsionis.

" Dasar Om-om perut buncit," kesal pegawai Resepsionis.

Widodo sudah sampai dilantai 30. Widodo menghampiri sekretaris CEO.

" Apa CEO ada didalam."

" Silakan masuk Pak, CEO sudah menunggu didalam."

Widodo melangkahkan kakinya keruang CEO. Sesampainya didepan pintu ruangan CEO, Widodo pun mengetuk pintu.

Tok tok

" Masuk."

Widodo masuk kedalam ruangan CEO, disana dia melihat Arjuna dan Hendra, tapi Widodo tidak mengerti kenapa orang lain yang duduk dikursi CEO kenapa bukan Hendra.

Hendra mengerti apa yang ada dalam fikiran Widodo. Hendra tersenyum melihat ekspresi bigung Widodo.

" Selamat Siang Pak Widodo, perkenalkan CEO Anugrah Jaya Group Rangga Putra Arjuna." Ucap Hendra.

" Silakan duduk Pak Widodo." Kata Arjuna.

Widodo pun duduk disofa yang ada ruangan itu.

" Bapak tau kenapa saya panggil kesini?," tanya Arjuna.

" Tidak Tuan."

" Baiklah kalau bapak tidak tau kenapa saya panggil kesini, Hen tolong kasih tau Bapak Widodo kenapa dia bisa saya panggil kesini." Arjuna.

" Kami memanggil Bapak kesini untuk menayakan langsung kepada Bapak masalah dana panti asuhan Permata Hati." Hendra.

Deg

Seketika Wajah Widodo menjadi pucat mendengar ucapan Hendra tadi.

" Apa Bapak masih mengirimkan sembako dan uang untuk panti asuhan itu."

" Ma-masih Tuan." Gugup.

" Masih berani berbohong, baiklah akan aku ikuti permainan mu Bapak Tua."

" Kalau begitu apa Bapak bisa membawa saya melihat panti asuhan itu?," tanya Arjuna.

" Ka-kapan Tuan."

" Sekarang, sekalian saya mau berkenalan dengan anak-anak disana, bisa Pak."

" Bagaimana ini, kalau Tuan Arjuna tau kalau aku sudah menggelapkan dana renovasi panti dan sembako."

" Bagaimana Pak."

" Bi-bisa Tuan."

" Bagus, Hen tolong siapkan sembako dan beberapa kue untuk dibawa kesana."

Hendra pun menelpon orang suruhannya untuk menyiapkan sembako dan beberapa kue. Setelah semua keperluan yang akan dibawa kepanti sudah siap, mereka siap untuk berangkat.

" Mari Pak Widodo, saya tidak sabar ingin melihat panti asuhannya."

" Iya Tuan."

" Kita liat nanti, hukuman apa yang akan saya berikan kepada Anda."

Selama perjalanan menuju panti asuhan hanya ada keheningan didalam mobil itu.

" Apa anak-anak disana hidup dengan baik,Pak?," tanya Arjuna.

" Setau saya si mereka hidup dengan baik, malahan sangat baik Tuan," jawab Pak Widodo.

" Baik kau bilang!! anak-anak disana itu kelaparan!!, sedangkan kau makan dan hidup enak dengan uang yang ku berikan untuk mereka."

" Syukurlah kalau begitu, saya senang mendengarnya. Itu bearti uang yang saya berikan bisa mereka gunakan dengan baik."

Mobil mereka pun sampai dipanti asuhan Permata Hati. Arjuna keluar dari mobil. Ridho yang melihat Arjuna keluar dari mobil mewah pun kaget. Arjuna yang melihat ekspresi kaget Rhido pun tersenyum.

" Apa kamu nggak mau memeluk Kakak?."

Rhido berlari kearah Juna dan memeluk Juna. Widodo kaget melihat Arjuna dipeluk oleh salah satu anak panti disana.

" Apa Ibuk ada didalam."

" Ada, Kakak sudah ditunggu Ibuk didalam."

Bertambah pucatlah wajah Widodo melihat keakraban Ridho dan Arjuna. " Apa Tuan Arjuna tau kalau saya sudah mengelapkan dana untuk panti asuhan."

Arjuna, Hendra dan Widodo masuk kedalam panti asuhan tersebut.

" Assalamualaikum," ucap Arjuna dan diikuti oleh Hendra dan Widodo.

" Wa' alaikum salam, silakan masuk nak."

Arjuna dan yang lainnya masuk dan duduk dikursi rotan yang sudah tersedia disana.

" Bagaimana kabar Nak Arjuna."

" Alhamdulillah saya baik Buk, saya kesini membawa Pak Widodo Buk, Bapak inilah yang mengurus semua dana dan sembako yang diberikan perusahaan saya untuk panti asuhan ini."

" Jadi perusahaan Nak Juna yang selama ini memberikan sembako untu kami disini?."

" Benar Buk."

" Tapi dalam satu minggu ini kami tidak mendapatkan sembako maupun uang lagi Nak Juna."

" Kok bisa Buk," pura-pura kaget.

" Iya Nak, kata orang yang saya telpon perusahaan Nak Juna dalam masalah jadi untuk itulah pengiriman sembako diberhentikan. "

" Bisa Anda jelaskan kepada saya Pak Widodo."

" Ibuk Ranti ini pasti berbohong Tuan, jelas-jelas saya terus mengirimkan sembako kepanti asuhan ini."

" Bapak yakin Ibuk Ranti ini telah berbohong."

" Yakin Tuan."

" Hen, tolong telpon polisi kesini."

" Akhirnya aku selamat, aku nggak nyangka ternyata Tuan Arjuna percaya dengan ucapanku." Widodo

Seperti permintaan Arjuna, Hendra pun menelpon Polisi.

" Setelah Polisi datang nanti kita liat apakah Anda masih bisa tersenyum seperti itu."

Tak berapa lama mobil Polisi pun datang, keluarlah Komanda Polisi dan beberapa anak buahnya.

" Selamat Siang Tuan Arjuna, ada yang bisa saya bantu?," tanya Komandan Polisi.

" Tolong bawa orang itu Pak."

To be continue..

HAPPY READING GUYS.. 😉😉

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!