Rapuhnya Hana

Sementara tempat lain seorang perempuan sedang menangis terisak. karena etelah pulang berjualan bu fitri pingsan sesampainya didepan pintu rumahnya.

“tolong..tolong..hiks..hiks” hana mulai panik melihat ibunya tergeletak

Tak lama datang pak rt dan warga yang sedang keliling untuk ronda, lalu segara menuju Hana

“loh, bu fitri kenapa nak Hana??” ucap pak RT yang melihat bu Fitri tergeletak dengan kepala dipangkuan hana

“Tolong ibu saya pak” hiks..hiks...hana mulai menangis,

tak lama datang tetangga Hana yang bernama pak Malik

“ayo naik mobil saya aja pak” kebetulan tetangga Hana lewat sepulang bekerja, lalu menawarkan diri

kemudian Hana segera membawa bu fitri ke rumah sakit dibantu tetangga mengangkat bu fitri ke dalam mobil. Kemudian mobil segera berangkat

Dua puluh menit kemudian, bu fitri langsung dibawa ke ruang UGD setelah sampai

“Maaf, anda tidak boleh masuk nona. Silahkan tunggu diluar” ucap suster kepada Hana

“Tolong ibu saya sus, saya mohon” kembali terisak melihat pintu mulai tertutup

“kami akan usahakan yang terbaik untuk pasien, saya permisi” suster kemudian masuk dan menutup pintunya

Kemudian Hana duduk di depan ruangan UGD dengan perasaan cemas, dan ketakutan. Karena bu fitri benar-benar belum sadarkan diri setelah pingsan di depan rumahnya.

Ketika Hana sedang menunduk sambil menangis, sebuah lengan memegang bahunya. Lantas Hana langsung mendongakkan kepalanya. Ternyata indra yang datang langsung memeluk tubuh perempuan rapuh itu.

Indra tau bu fitri dibawa ke rumah sakit, saat dia hendak mampir memberikan kue yang disukai Hana. Tapi saat sampai di rumah Hana, Indra malah dapat kabar yang sangat mengejutkan. Lantas indra langsung tancap gas menuju rumah sakit. Karena dia tau, Hana pasti sedang bersedih dan ketakutan.

“ sabar Han, ibu pasti bisa melewati semua ini. Pasti bisa kembali bersama kita lagi” memberikan semangat sambil mengeratkan pelukannya pada Hana

“Ibu Dra, ibu..hiks..hiks” Hana terisak kembali

Hana benar benar takut terjadi sesuatu pada sang ibu, satu satunya keluarga yang Hana punya adalah sang ibu.

Setelah Hana mulai tenang, Indra membawanya kembali duduk. Lalu memberi Hana botol air minum yang dia bawa saat menelpon posisi Hana dimanai. Air minum itu langsung tandas dengan cepat.

“Udah enakkan Han” Hana hanya mengangguk saja, sesekali melihat pintu ruangan yang belum terbuka juga

“Kalau kamu masih mau nangis ga apa apa ko, bahu ku siap untuk mu bersandar. Meski harus terkena ingus mu itu” Indra yang berusaha menghibur Hana. agar mengurangi rasa cemasnya

Indra tau apa yang Hana rasa saat ini, makanya dia sebisa mungkin ada di samping Hana

“Apaan sih Dra” seraya tersenyum meskipun terpaksa “makasih ya Dra, udah mau nemenin aku dan selalu ada disaat aku butuh” ucap Hana tulus sambil memegang lengan indra

“Jangan bilang makasih Han, kamu itu kan sahabatku. Aku juga sudah menganggap ibu fitri seperti ibuku sendiri” sambil mengusap lengan Hana, supaya hana merasa tenang. Hana tersenyum simpul

Ruangan UGD itu terbuka, Hana dan Indra segera menghampiri dokter tersebut

Geg...deg...deg..

detak jantung Hana semakin cepat setelah melihat pintu UGD itu terbuka,

“Keluarga ibu fitri” hana langsung berdiri dan menganggukkan kepala

“Sa..saya anaknya dok” ucap Hana, takut akan mendengar kondisi sang ibu

“bagaimana kondisi bu fitri dok” ucap andra tegang, sambil merangkul Hana disisinya

“apa sebelumnya pasien pernah seperti ini?” dokter malah bertanya kembali

“ belum dok, ini yang pertama “ menggenggam erat jemari Indra, indra juga membalasnya. Seakan memberikan kekuatan untuk Hana

“ Saya rasa, pasien orang yang kuat selama ini untuk riwayat kanker ovarium stadium akhir” dokter secara tidak langsung memberi tahu penyakit sang ibu

“ a...apa..?? Kan..kanker..” Hana kaget sekaligus syok mendengar penuturan dokter

“Kondisinya sekarang makin kritis, jadi mohon doanya ya. Saya permisi” setelah menjelaskan bagaimana keadaan bu fitri, dokter kembali masuk ke dalam ruangan

DUAAAR

Hancur sudah dunia Hana mendengar penuturan dan kondisi sang ibu sekarang. Lutut Hana langsung lemas mendengar perkataan tersebut. Hana menjatuhkan tubuhnya ke lantai dan menangis kembali. Indra memeluk erat Hana dari belakang untuk memberikan sedikit kekuatan pada Hana.

Lama menunggu, satu jam mereka duduk dalam keheningan. Sibuk dengan pikiran mereka masing masing tetapi masih dengan tangisan Hana. Lalu tiba sebuah pintu dibuka oleh dokter, mereka langsung berdiri. Dokter meminta Hana untuk masuk melihat kondisi ibunya. Hana pun segera ke dalam

Ibu melihat Hana masuk pun tersenyum dan melambaikan tangannya untuk segera dihampiri Hana

“Sini nak” suaranya begitu pelan karena menggunakan selang oksigen

“Iya bu” Hana berjalan sambil berderai air mata, anak mana yang tega melihat kondisi ibunya seperti ini. Dengan selang oksigen dan banyak alat alat yang dipasang untuk menunjang hidup

“Jangan menangis, ibu tidak apa-apa” tersenyum mengusap lengan anaknya. Dia melihat Hana yang sudah sembab karena menangis terlalu lama

Hana mengangguk lalu menghapus air matanya agar sang ibu tidak bersedih melihatnya

“ibu jangan banyak bicara, istirahat saja. Hana jagain ibu disini” sambil menggenggam tangan bu Fitri. Kemudian duduk di samping ranjang ibunya

“hmm..” bu fitri tersenyum pada hana lalu

mengusap wajah Hana dengan lengan yang satunya

“ mana yang sakit bu? Apa ibu masih pusing? Tanya Hana

Bu fitri menggelengkan kepalanya lalu berkata

“ berjanjilah kamu akan selalu bahagia Han, ibu tidak mau melihat ada air mata yang jatuh lagi”

“ mmm..ya bu, pasti. Asal ada ibu selalu bersama Hana” ucap Hana meyakinkan sang ibu

"sekarang ibu istirahat ya, jangan banyak bicara" lanjut kata Hana

“ ya Han, sini ” ucap bu fitri dengan wajah pucatnya mengelus pipi Hana

“ ya bu, Hana disini” jawab Hana merapatkan duduknya agar lebih dekat

Bu Fitri pun memejamkan matanya, perlahan genggaman tangan bu Fitri makin mengendur. Tak lama monitor pun berbunyi yang menandakan sudah tiada. Dengan keadaan panik Hana mencari dokter untuk memeriksa ibunya. Dokter berusaha untuk menyelamatkannya.

“Tolong dok, tolong ibu saya” hana mundur memberikan ruang untuk dokter memeriksanya

“saya usahakan” setelah memeriksa eadaan pasien kemudian dokter menggunakan alat pacu jantung

“ tambahkan lagi” kepada suster, lalu menggunakan alat itu lagi. Tapi tetap tidak ada respon dari sang pasien

Setelah dirasa cukup untuk memberikan pertolongan, beberapa menit kemudian dokter menggelengkan kepalanya. Hana yang melihat reaksi dokter itu pun langsung menangis histeris

.

“tidak....ibu bangun bu..” hiks..hiks.. hana langsung menghampiri jasad ibunya dengan deraian air mata

“jangan tinggalin Hana bu. Hiks..hiks..” menggoyang goyangkan lengan sang ibu, tapi tetap tidak ada respon

“Ibu...hik..hiks..” Hana menangis sejadi jadinya

Keadaan yang benar benar menghancurkan dunianya, saat keluarga satu satunya yang dia miliki telah pergi untuk selama lamanya

Indra yang sedang diluar pun ikut panik mendengar tetiakan Hana dan langsung masuk

Brakkk..

suara pintu yang di dorong kencang oleh indra, hingga terlihatlah Hana yang sedang memeluk jasad ibunya sambil menangis

" Han.. " satu kata yang indra ucapkan, kemudian indra memeluk Hana dari belakang dan ikut menangisi kepergian bu Fitri

jangan lupa tinggalkan jejak ya guys,, dengan cara vote dan komen. maaf kalau belum sesuai dengan keinginan kalian. terima kasih🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

𝑪𝒉𝒆𝒓𝒓𝒚🍒✨_

𝑪𝒉𝒆𝒓𝒓𝒚🍒✨_

karya ini membuatku terpesona dan terus ingin membacanya. Semoga thor bisa terus menghasilkan karya yang bagus!

2024-08-26

1

lihat semua
Episodes
1 Bukan inginku
2 Dalam perjalanan
3 Menjemput
4 Bertemu Kembali
5 Rapuhnya Hana
6 Pemakaman
7 Pesona Hana
8 Pantai
9 Kejutan Indra
10 Pasar malam
11 Menonton
12 Sandiwara Indra
13 Kecerobohan Hana
14 Dinas luar kota
15 Trending topik
16 Kisah kelam Reza
17 Kecemburuan Ranti
18 Hari yang melelahkan
19 Berbelanja
20 Pertolongan Hana
21 Penjelasan Reza dan Hana
22 Perdebatan di pagi hari
23 Rencana mereka
24 Barbeque di pantai
25 Bergabung
26 Prasangka Indra
27 Cerita Gunawan part 1
28 Cerita Gunawan part 2
29 Agung orang baik
30 Terlambat
31 Ranti kepergok oleh Hana
32 Bengkel
33 Hilangnya kesucian Hana
34 Kepanikan Reza
35 Hana tersadar
36 Indra khawatir
37 kabar dari Hana
38 Kembali bekerja
39 Keputusan Hana
40 Menjadi seorang istri
41 Masakan Hana
42 Mencoba Menerima
43 Mengundang Bagas
44 ke puncak
45 Memancing
46 Terjebak hujan
47 Kembali pulang
48 Hadir Kembali
49 Awal bertemu Rania
50 Ditemukannya Rania
51 Perubahan Hana
52 Garis Dua
53 Tidak pulang
54 tak sadarkan diri
55 Rahasia Hana
56 Tinggal bersama
57 Sandiwara Rania
58 Kepergian Reza
59 Pengganggu
60 Semangkok mie
61 Periksa kandungan
62 Mila dan Luna yang menginap
63 Pengawasan Reza
64 Kejutan Untuk Hana
65 Liburan
66 Pecel ayam
67 Bertemu penganggu lagi
68 Kegelisahan Reza
69 Kepulangan Reza
70 insiden Hana dan Rania
71 Di tempat yang berbeda
72 Menemani Hana
73 Kekecewaan Hana
74 Sakit Hati
75 Bukan inginku
76 Fakta mengejutkan
77 Terlambat membebaskan
78 Merawat Hana
79 Alasan Reza
80 Bertanya pada Mila dan Luna
81 Indra kembali
82 Diketahui Orang tua Reza
83 Lanjutan
84 Ingin memberi kabar
85 Surat untuk Luna dan indra
86 isi surat
87 Mendapat titik terang
88 Bekerja sama
89 Berpindah tempat
90 kehilangan jejak
91 Penyesalan
92 Reza sakit
93 Merasa bosan
94 Semakin Dekat
95 Datang kembali
96 Mulai mencari
97 Rania datang ke kantor
98 Rania bertemu Fadli
99 Ijin Bekerja
100 Hana mengajar
101 Stroberi putih
102 Ngidam
103 perjalanan mencari stroberi
104 senjata makan tuan
105 Menguntit Martin
106 bertemun kembali
107 akibat mengerjai Luna
108 pertemuan Hana
109 kecewanya Indra
110 temu kangen
111 kembali di culik
112 bersatu membebaskan Hana
113 pelakunya Rania
114 Tertangkap
115 Nasihat Indra
116 Mengetahui Kejahatan Rania
117 penyesalan Rania
118 Meminta maaf pada Hana
119 Reza cemburu
120 Demi Hana
121 Ikut Menjenguk Hana
122 kepergian Indra dan kepulangan Hana
123 penyambutan Hana
124 Kehangatan mama Nela
125 kumpul kembali
126 Lamaran Indra
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bukan inginku
2
Dalam perjalanan
3
Menjemput
4
Bertemu Kembali
5
Rapuhnya Hana
6
Pemakaman
7
Pesona Hana
8
Pantai
9
Kejutan Indra
10
Pasar malam
11
Menonton
12
Sandiwara Indra
13
Kecerobohan Hana
14
Dinas luar kota
15
Trending topik
16
Kisah kelam Reza
17
Kecemburuan Ranti
18
Hari yang melelahkan
19
Berbelanja
20
Pertolongan Hana
21
Penjelasan Reza dan Hana
22
Perdebatan di pagi hari
23
Rencana mereka
24
Barbeque di pantai
25
Bergabung
26
Prasangka Indra
27
Cerita Gunawan part 1
28
Cerita Gunawan part 2
29
Agung orang baik
30
Terlambat
31
Ranti kepergok oleh Hana
32
Bengkel
33
Hilangnya kesucian Hana
34
Kepanikan Reza
35
Hana tersadar
36
Indra khawatir
37
kabar dari Hana
38
Kembali bekerja
39
Keputusan Hana
40
Menjadi seorang istri
41
Masakan Hana
42
Mencoba Menerima
43
Mengundang Bagas
44
ke puncak
45
Memancing
46
Terjebak hujan
47
Kembali pulang
48
Hadir Kembali
49
Awal bertemu Rania
50
Ditemukannya Rania
51
Perubahan Hana
52
Garis Dua
53
Tidak pulang
54
tak sadarkan diri
55
Rahasia Hana
56
Tinggal bersama
57
Sandiwara Rania
58
Kepergian Reza
59
Pengganggu
60
Semangkok mie
61
Periksa kandungan
62
Mila dan Luna yang menginap
63
Pengawasan Reza
64
Kejutan Untuk Hana
65
Liburan
66
Pecel ayam
67
Bertemu penganggu lagi
68
Kegelisahan Reza
69
Kepulangan Reza
70
insiden Hana dan Rania
71
Di tempat yang berbeda
72
Menemani Hana
73
Kekecewaan Hana
74
Sakit Hati
75
Bukan inginku
76
Fakta mengejutkan
77
Terlambat membebaskan
78
Merawat Hana
79
Alasan Reza
80
Bertanya pada Mila dan Luna
81
Indra kembali
82
Diketahui Orang tua Reza
83
Lanjutan
84
Ingin memberi kabar
85
Surat untuk Luna dan indra
86
isi surat
87
Mendapat titik terang
88
Bekerja sama
89
Berpindah tempat
90
kehilangan jejak
91
Penyesalan
92
Reza sakit
93
Merasa bosan
94
Semakin Dekat
95
Datang kembali
96
Mulai mencari
97
Rania datang ke kantor
98
Rania bertemu Fadli
99
Ijin Bekerja
100
Hana mengajar
101
Stroberi putih
102
Ngidam
103
perjalanan mencari stroberi
104
senjata makan tuan
105
Menguntit Martin
106
bertemun kembali
107
akibat mengerjai Luna
108
pertemuan Hana
109
kecewanya Indra
110
temu kangen
111
kembali di culik
112
bersatu membebaskan Hana
113
pelakunya Rania
114
Tertangkap
115
Nasihat Indra
116
Mengetahui Kejahatan Rania
117
penyesalan Rania
118
Meminta maaf pada Hana
119
Reza cemburu
120
Demi Hana
121
Ikut Menjenguk Hana
122
kepergian Indra dan kepulangan Hana
123
penyambutan Hana
124
Kehangatan mama Nela
125
kumpul kembali
126
Lamaran Indra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!