Menjemput

Tak lama pintu diketuk kembali oleh seseorang. Ternya Indra yang menjemput karena indra sudah bilang akan menjemput Hana seusai pulang kuliah

Tok,,tok,,tok,,

“Masuk” ucap pak gunawan

“Permisi Pak, apa Hananya ada. saya mau menjemputnya pulang” kata Indra

''ada, tunggu sebentar" pak Guanawan masuk memanggil Hana. tak lama Hana dan pak gunawan keluar ruangan

“Pak kenalin, ini Indra temen Hana. Tadi dia yang bawa Putri sama saya ke rumah sakit” memperkenalkan indra sambil berdiri di pinggir indra

“oh ya, Makasih ya nak, sudah menolong anak bapak” menjabat tangan Indra. kemudian indra menyabutnya

“Oh ya, kenalin. istri dan anak saya. Mah sini” sambil menyuruh tente nela dan anaknya datang

“Makasih banyak ya nak, kalau tidak ada kalian tente ga tau gimana nasib anak tante” ucap tante nela tulus

“Sama sama tante” indra tersenyum. Tapi tiba tiba dia diam dan berbisik pada hana karena melihat seseorang yang wajahnya tidak asing di dunia bisnis. bahkan sekarang sedang jadi perbincangan hangat karena kepintarannya di dunia bisnis.

“Han, itu Reza Gunawan kan ya?? Indra melirik kearah sofa dimana reja duduk dengan wajah datarnya sambil melihat Putri

“Ya Dra, kenapa gitu” hana bingung dengan tingkah Indra, dan dari mana indra tau nama Reza

“ lo itu kenapa ga bilang dari tadi kalau kita nolong keluarganya mereka” indra yang antusias

“Ih dra, lo kesurupan apa sih. Emang kita kalo nolong harus pilih pilih. Ga lah” ucapa hana sewot sekaligus bingung denger kata kata reza. karena Hana tidak tau siapa keluarga pak Gunawan

“Hana yang manis, kamu ga tau apa kalo Reza Gunawan itu pengusaha muda yang namanya lagi melejit itu” hana menggelengkan kepalanya sambil berkedip kedip dengan wajah polosnya

Mereka tidak sadar kalau sedang di perhatikan oleh empat orang. Tante nela dan pak gunawan tersenyum melihat kelakuan mereka. Apalagi wajah hana yang begitu menggemaskan.

Sementara Reza hanya tersenyum tipis saja melihat dua orang yang menurutnya aneh itu. dan Di situ tante nela melihat senyum terbit dari anaknya yang selama ini dia kira tidak suka perempuan muncul begitu saja. walau sekilas sampir tidak terlihat, tapi tante Nela yakin, kalau Reza menyukai tingkah dua orang asing itu.

Hana tersadar dengan keadaan putri yang membuka matanya. kebetulan pintu tidak tertutup. jadi dia bisa melihat keadaan putri saat ini

“Hai sayang, kamu sudah sadar” ucap hana sambil mengampiri putri

Tante nela dan pak gunawan langsung menengok ke arah putri, begitu juga Reza. mereka segera menghampiri putri

Putri mengangguk dan tersenyum. Kemudian nela duduk ditepi putri

“Mana yang sakit sayang, bilang mama” nela terlihat khawatir

“Sudah ma, biar istirahat dulu putrinya” kemudian tante nela di ajak duduk di sofa oleh pak gunawan

Sementara Reza duduk di kursi dekat putri. Hana dan indra berdiri disebelahnya lagi

“Cantik, kak hana sama ka Indra pulang dulu ya” ucap hana yang hendak pamit

Tapi tiba tiba tangan hana di pegang oleh putri dan tersenyum. Hana pun menoleh membalas senyuman anak itu. Menurut hana, putri cantik dan menggemaskan

“Pak bu, kami pamit pulang dulu ya” ucap hana

“ ya nak hati hati ya. Sekali lagi makasih banyak udah nolong anak saya” ucap om gunawan yang mengantar hana dan indra sampai depan pintu

“ ya pak, sama sama”ucap hana dan Indra

“Kami permisi ” ucap hana

Mereka berjalan dilorong rumah sakit dmenuju keluar. Sesampainya di parkiran rumah sakit hana meminta untuk kembali ke rumah. Karna hari sudah siang, jadi dia harus bantu ibunya menyiapkan jualan untuk nanti sore.

“Dra, langsung pulang ya” kata hana

“Siap cantik” sambil menyalakan motornya. Kemudian mereka melaju dengan kecepantan sedang

Sepanjang perjalanan mereka sesekali melempar candaan, Hana sering tertawa dengan tingkah konyolnya indra. Meski indra orang berada tapi dia tidak sombong seperti orang orang yang lain. Malah indra type oarang yang sedehana dan perkerja keras. Buktinya dia membuka kafe sendiri

“eh mau mampir dulu ga dra. Sekalian makan siang. Kata ibu semalam mau masak gulai kepala ikan loh” sambil tersenyum melihat indra di kaca spion motornya

“Yah,, aku ga bisa han. Ada karyawan yang ga masuk. Tadi harus gantiin dia. Tau sendiri kan kalo pas jam makan siang kaya gimana” jawab indra dengan lesu, padahal gulai ikan adalah kesukaan dia. Apalagi yang masak bu fitri. Kadang indra lupa diri jika sudah menjumpai menu itu

“Tenang nanti aku bawain deh buat kamu” jawab hana tersenyum

“ Serius mau bawain aku han?” Tanya indra antusias

“ kalau ada sisa,, hahahah” hana tertawa renyah.

“ tega kamu han” pura pura sedih, setelahnya tersenyum melihat tawa hana

Lima belas menit kemudian mereka sampai didepan rumah hana.

“makasih ya dra” sambil membuka helm lalu memberikanya pada indra

“Ya, sama sama cantik” mengedipkan sebelah mata “salam buat ibu ya” lalu indra mulai melajukan kembali motornya dan Hana melambaikan tangan

“Assalammulaiakum bu, hana pulang” ucap hana sambil berjalan kedapur mencari bu fitri

“Walaikumsalam han” benar saja bu fitri sedang berkutat dengan olahan masakan gulainya

“Loh, indra mana han? Ga di ajak masuk dulu?” ucap bu fitri lagi sambil celingukan mencari keberadaan indra

“Mau langsung ke kafe bu. Soalnya ada karyawannya yang ga masuk. Jadi dia gantiin deh” sambil menghampiri bu fitri untuk membantu

“oh...gitu”jawab bu fitri

“hana ngapain nih bu, ko udah mateng semua?” mencari sesuatu untuk membantu bu fitri

“Ga usah han, kamu siapin aja buat kita makan. Nanti ibu tinggal bawa gulainya. Bentar lagi juga matang” kata bu fitri sambil menoleh kearah Hana

“Oke bu,siap” jawab tegas hana. Kemudian Mulai menyiapkan untuk makan siang mereka

Mereka mulai menyantap makan siangnya, dan setelah selesai makan siang bu fitri mulai membereskan bekas makanan mereka.

Semantara Hana pergi ke kamar untuk membersihkan diri sebelum membantu bu fitri menyiapkan untuk jualan nanti sore. Mulai dati menusuk sate sate, sampai membuat bumbu dan sambalnya.

Ditengah aktifitas sesekali mereka melempar saling candaan di sela sela cerita mereka. Hana adalah anak yang periang dan mudah bergaul. Tapi sesekali hana memperhatiakan tubuh ibunya yang makin kehari makin terlihat kurus.

Tepat pukul 4 sore mereka akan mulai berjualan di tempat biasa mereka mangkal. Depan perempatan jalan. Disana juga banyak yang berjualan. Karena tempatnya strategisdan banyak pelanggan yang sudah tau jadwal mereka berjualan. Kadang baru sampai tempat jualan, langsung di serbu oleh pelanggan pelanggannya bu Fitri. Jadi tak heran kalau jualan mereka Cuma bertahan paling lama jam 9 malam. Karena rasanya yang sudah melekat di hati pelanggan.

Episodes
1 Bukan inginku
2 Dalam perjalanan
3 Menjemput
4 Bertemu Kembali
5 Rapuhnya Hana
6 Pemakaman
7 Pesona Hana
8 Pantai
9 Kejutan Indra
10 Pasar malam
11 Menonton
12 Sandiwara Indra
13 Kecerobohan Hana
14 Dinas luar kota
15 Trending topik
16 Kisah kelam Reza
17 Kecemburuan Ranti
18 Hari yang melelahkan
19 Berbelanja
20 Pertolongan Hana
21 Penjelasan Reza dan Hana
22 Perdebatan di pagi hari
23 Rencana mereka
24 Barbeque di pantai
25 Bergabung
26 Prasangka Indra
27 Cerita Gunawan part 1
28 Cerita Gunawan part 2
29 Agung orang baik
30 Terlambat
31 Ranti kepergok oleh Hana
32 Bengkel
33 Hilangnya kesucian Hana
34 Kepanikan Reza
35 Hana tersadar
36 Indra khawatir
37 kabar dari Hana
38 Kembali bekerja
39 Keputusan Hana
40 Menjadi seorang istri
41 Masakan Hana
42 Mencoba Menerima
43 Mengundang Bagas
44 ke puncak
45 Memancing
46 Terjebak hujan
47 Kembali pulang
48 Hadir Kembali
49 Awal bertemu Rania
50 Ditemukannya Rania
51 Perubahan Hana
52 Garis Dua
53 Tidak pulang
54 tak sadarkan diri
55 Rahasia Hana
56 Tinggal bersama
57 Sandiwara Rania
58 Kepergian Reza
59 Pengganggu
60 Semangkok mie
61 Periksa kandungan
62 Mila dan Luna yang menginap
63 Pengawasan Reza
64 Kejutan Untuk Hana
65 Liburan
66 Pecel ayam
67 Bertemu penganggu lagi
68 Kegelisahan Reza
69 Kepulangan Reza
70 insiden Hana dan Rania
71 Di tempat yang berbeda
72 Menemani Hana
73 Kekecewaan Hana
74 Sakit Hati
75 Bukan inginku
76 Fakta mengejutkan
77 Terlambat membebaskan
78 Merawat Hana
79 Alasan Reza
80 Bertanya pada Mila dan Luna
81 Indra kembali
82 Diketahui Orang tua Reza
83 Lanjutan
84 Ingin memberi kabar
85 Surat untuk Luna dan indra
86 isi surat
87 Mendapat titik terang
88 Bekerja sama
89 Berpindah tempat
90 kehilangan jejak
91 Penyesalan
92 Reza sakit
93 Merasa bosan
94 Semakin Dekat
95 Datang kembali
96 Mulai mencari
97 Rania datang ke kantor
98 Rania bertemu Fadli
99 Ijin Bekerja
100 Hana mengajar
101 Stroberi putih
102 Ngidam
103 perjalanan mencari stroberi
104 senjata makan tuan
105 Menguntit Martin
106 bertemun kembali
107 akibat mengerjai Luna
108 pertemuan Hana
109 kecewanya Indra
110 temu kangen
111 kembali di culik
112 bersatu membebaskan Hana
113 pelakunya Rania
114 Tertangkap
115 Nasihat Indra
116 Mengetahui Kejahatan Rania
117 penyesalan Rania
118 Meminta maaf pada Hana
119 Reza cemburu
120 Demi Hana
121 Ikut Menjenguk Hana
122 kepergian Indra dan kepulangan Hana
123 penyambutan Hana
124 Kehangatan mama Nela
125 kumpul kembali
126 Lamaran Indra
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Bukan inginku
2
Dalam perjalanan
3
Menjemput
4
Bertemu Kembali
5
Rapuhnya Hana
6
Pemakaman
7
Pesona Hana
8
Pantai
9
Kejutan Indra
10
Pasar malam
11
Menonton
12
Sandiwara Indra
13
Kecerobohan Hana
14
Dinas luar kota
15
Trending topik
16
Kisah kelam Reza
17
Kecemburuan Ranti
18
Hari yang melelahkan
19
Berbelanja
20
Pertolongan Hana
21
Penjelasan Reza dan Hana
22
Perdebatan di pagi hari
23
Rencana mereka
24
Barbeque di pantai
25
Bergabung
26
Prasangka Indra
27
Cerita Gunawan part 1
28
Cerita Gunawan part 2
29
Agung orang baik
30
Terlambat
31
Ranti kepergok oleh Hana
32
Bengkel
33
Hilangnya kesucian Hana
34
Kepanikan Reza
35
Hana tersadar
36
Indra khawatir
37
kabar dari Hana
38
Kembali bekerja
39
Keputusan Hana
40
Menjadi seorang istri
41
Masakan Hana
42
Mencoba Menerima
43
Mengundang Bagas
44
ke puncak
45
Memancing
46
Terjebak hujan
47
Kembali pulang
48
Hadir Kembali
49
Awal bertemu Rania
50
Ditemukannya Rania
51
Perubahan Hana
52
Garis Dua
53
Tidak pulang
54
tak sadarkan diri
55
Rahasia Hana
56
Tinggal bersama
57
Sandiwara Rania
58
Kepergian Reza
59
Pengganggu
60
Semangkok mie
61
Periksa kandungan
62
Mila dan Luna yang menginap
63
Pengawasan Reza
64
Kejutan Untuk Hana
65
Liburan
66
Pecel ayam
67
Bertemu penganggu lagi
68
Kegelisahan Reza
69
Kepulangan Reza
70
insiden Hana dan Rania
71
Di tempat yang berbeda
72
Menemani Hana
73
Kekecewaan Hana
74
Sakit Hati
75
Bukan inginku
76
Fakta mengejutkan
77
Terlambat membebaskan
78
Merawat Hana
79
Alasan Reza
80
Bertanya pada Mila dan Luna
81
Indra kembali
82
Diketahui Orang tua Reza
83
Lanjutan
84
Ingin memberi kabar
85
Surat untuk Luna dan indra
86
isi surat
87
Mendapat titik terang
88
Bekerja sama
89
Berpindah tempat
90
kehilangan jejak
91
Penyesalan
92
Reza sakit
93
Merasa bosan
94
Semakin Dekat
95
Datang kembali
96
Mulai mencari
97
Rania datang ke kantor
98
Rania bertemu Fadli
99
Ijin Bekerja
100
Hana mengajar
101
Stroberi putih
102
Ngidam
103
perjalanan mencari stroberi
104
senjata makan tuan
105
Menguntit Martin
106
bertemun kembali
107
akibat mengerjai Luna
108
pertemuan Hana
109
kecewanya Indra
110
temu kangen
111
kembali di culik
112
bersatu membebaskan Hana
113
pelakunya Rania
114
Tertangkap
115
Nasihat Indra
116
Mengetahui Kejahatan Rania
117
penyesalan Rania
118
Meminta maaf pada Hana
119
Reza cemburu
120
Demi Hana
121
Ikut Menjenguk Hana
122
kepergian Indra dan kepulangan Hana
123
penyambutan Hana
124
Kehangatan mama Nela
125
kumpul kembali
126
Lamaran Indra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!