Tepat di seberang restoran tadi. Suara live musik mengalun di dalam kafe. Yang Abri perhatikan dari jauh ternyata beberapa anggotanya bernyanyi disana. Pantas saja sejak tadi Abri hubungi tidak ada yang menjawab, ternyata mereka asik dengan dunia mereka sendiri di sini.
Semua mata gadis tertuju padanya begitu Abri memasuki kafe. Wajah tampan yang dimilikinya itu membuat dirinya menjadi pusat perhatian. Lebih-lebih tubuh tinggi tegapnya yang menjulang tinggi bak gapura kabupaten. Jika kedua adik dan ayahnya hanya memiliki tinggi sekitar 180 cm saja beda dengan Abri ia lebih tinggi sedikit dari mereka yaitu 188 cm. Makannya sang Mama sering menjuluki dirinya tiang listrik berjalan, atau gapura kabupaten. Abri juga anak sulung dari tiga bersaudara yang semuanya malah pria dan ketiga tiganya malah mengikuti jejak sang papa yang merupakan angkatan.
Adiknya yang nomor dua merupakan salah satu anggota perwira TNI AU dan yang bungsu seorang perwira polisi.
Pokoknya mamanya yang paling cantik serumah.
Kembali lagi ke Abri walaupun ia salah satu anak Saga dan Nada yang paling tampan, Abri tetaplah pria jomblo karatan. Bukan, bukan karena dia gak laku. Lihat saja para gadis yang sempat ia lewati tadi, begitu mupeng sekali saat ia melintas. Belum lagi di komplek perumahan mamanya, hampir semua tetangga mengajukan diri untuk menjadikan Abri menantu. Dan terakhir di batalyon tempat ia bertugas, beh anak para petinggi semua di sodorkan olehnya dari yang sudah matang sampai yang baru netes juga di sodorkan olehnya. Jadi Abri jomblo bukan karena Abri gak laku ya. Cuma ia masih terjebak di ruang yang bernama masa lalu, alias gagal move on. Ia juga trauma dengan yang namanya perempuan, baginya tak ada gadis yang benar benar bisa di percaya selain mamanya.
Abri ini salah satu korban betina yang lagi cinta cintanya terus di tinggal pas lagi sayang sayangnya. Genes banget kan?
Kejadiannya pas Abri mendapatkan satgas di NTT pula waktu itu. Nyeseknya jangan di tanya. Nyesek... Banget. Terbukti sampai saat ini ia belum mentas dari kubangan menyakitkan itu sangking sakitnya.
Ini akibat dirinya yang tidak mendengarkan kata sang papa. "Ikatan yang selain bukan pernikahan hanya akan membuat sakit hati." dan ternyata itu benar dan ia menjadi salah satu korban perasaan tersebut. Gimana gak sakit, pacaran dari SMA bahkan sampai lulus dari akademi susah berencana di luar skenario tuhan. Eh, giliran dia tugas dia di tinggal nikah.
Haduh, kapok Abri pacaran-pacaran tidak mau terjerat dalam investasi perasaan bodong berkedok pacaran. Apa lagi terjerat cinta buaya betina tidak lagi tidak lagi, kapok Abri.
Tapi walaupun begitu jujur saja dari lubuk hatinya yang paling dalam Abri juga ingin mencoba mengulang kembali hubungan dengan seorang gadis, atau bahkan menikah karena tau sendiri adik bontotnya saja sudah menikah beberapa Minggu lalu, bohong jika dia tak terusik dengan itu. Mamanya juga beberapa kali mengatakan coba untuk ketemu orang baru tapi ya gimana, dia masih takut di sakiti lagi, dia takut di tinggal lagi, dia takut di duakan lagi. Dia trauma dan menurutnya tak ada gadis di luar sana yang bisa di percaya untuk menjaga komitmen bersama.
Walaupun ada keinginan di hati kecilnya untuk sementara biarlah Abri seperti ini, ia masih berusaha menghilangkan rasa traumanya dengan perempuan. ia juga masih mau menarik hatinya yang masih kejebak di zona masa lalu, supaya nanti saat dia ketemu orang baru dia bisa kasih ruang sebesar angkasa di hatinya untuk gadis yang kelak mungkin akan menjadi istrinya. Jadi soal memulai hubungan baru di skip dulu dah untuk saat ini.
Dan kembali cerita saat ini ,Abri membulatkan matanya begitu melihat seluruh anggotanya yang memenuhi kafe tersebut di bagian dalam. Iya seluruhnya, satu peleton semua ikut dan satu peleton yang di pimpinnya saat masih menjabat jadi danton itu jumlahnya tidak sedikit sekitar 50 anggota. Dan sekarang semuanya ikut, tanpa terkecuali. Catat itu tan.pa ter.ke.cu.a.li.
Alarm tanda bahaya langsung menyala di dompet Abri.
"Ya Allah mereka semua bener-bener mau jebolin dompet saya ternyata." Abri meraup wajahnya frustasi. Memikirkan isi dompet dan credit card-nya cukup tidak untuk mentraktir semua anak-anak buah semprulnya ini.
"Ini dia bintang utama kita malam ini" ucap Gilang saat menyadari kehadiran Abri.
Semua orang yang tadinya sedang asyik mengobrol langsung bersorak heboh ketika mendengar teriakan Gilang. Semantara Abri hanya nyengir kuda. Dan otaknya langsung bekerja menghitung akan habis berapa dia mentraktir semua anggotanya. Habis berapa pun tapi sudah di pastikan dengan jelas jika sepulang dari sini dompetnya langsung kering kerontang.
Gak papa bang, asal jangan sampai gadai ginjal aja mah masih aman🤣
Begini ini mau mikirin nikah? Anggotanya saja tidak bisa melihat dompetnya tebal sedikit, mereka langsung tandaskan sampai ke akar-akarnya kalau sedang bersama Abri.
"Kirain gak jadi datang bang," itu Marvin yang berucap. Lagi Abri langsung nyengir saja menanggapinya kepalanya sambil memutar kesana kemari mencari keberadaan seseorang.
"Sini bang duduk disini," ujar Marvin menggeser duduknya. Abri menurut.
"Ibam sama Denis kemana ini?" nah itu adalah 2 tersangka utamanya yang memang berniat sekali menjebolkan isi dompetnya. Abri pikir tadinya hanya lima atau sepuluh orang yang mereka ajak. Tapi ternyata satu peleton.
Benar-benar ingin membangkrutkannya bukan?
"Siap kapten! Kita disini" seru Denis membawa beberapa nampan makanan bersama dengan Idris dan juga beberapa karyawan.
Jangan lupakan dua manusia itu tersenyum tanpa dosa sama sekali kearahnya.
Semakin mendelik lah mata Abri melihat makanan dan minuman yang di bawa Ibam, Denis dan konco-konconya. Tak terhitung lagi berapa piring dan berapa gelas. Yang jelas banyak.
Habis sudah uang tabungan Abri selama bertahun tahun menjadi tentara.
"Makasih ndan atas traktirannya." seru mereka semua begitu makanan mulai di sajikan di atas meja.
Abri lagi-lagi hanya nyengir bodoh meratapi isi dompetnya yang sebentar lagi akan ludes tak bersisa. "Hahaha, iya. Tambah lagi kalau kurang" tawa terdengar di paksa. Namun masih Harus jaga image.
"Gak ndan ini aja udah cukup" Seru beberapa anggota Abri. Abri sedikit lega mereka masih tau diri.
Namun beda cerita dengan Ibam dan Denis dengan tidak tau dirinya dua orang itu berseru "wop, boleh nambah ndan? Serius?"
Abri melirik kanan-kiri menatap anggotanya yang tengah menatapnya. Haduh kenapa semuanya pada lihat kemari sih" batin Abri. Jadi mau tak mau ia mengangguk. "Iya serius." jangan lupakan ia tersenyum manis yang teramat sangat di paksakan.
Keduanya pun bersorak heboh. Sepertinya keduanya sangat bahagia karena berhasil mengorek habis tabungan komandan mereka.
"Tambo ko! Tambo!" Seru Ibam kala lagu yang dinyanyikan Dico–rekan mereka telah selesai. Dico ini suaranya paling enak sebatalyon. Jadi mereka memberi cap pada pria timur itu biduan Avengers.
Musik kembali mengalun.
Denis nampak diam mendengarkan intro lagu yang dirasanya tidak asing.
Tenyata bukan Denis saja yang notice intro lagu ini, yang lain juga. Lebih tepatnya beberapa rekannya juga. Mereka semua sampai terdiam di tempat sangking fokusnya akan intro lagu ini, untuk memastikan dugaan mereka benar atau tidak.
Angin datang kasih kabar
Dia bilang se su sanang deng dia di sana
Malam datang seng bawa bintang
Tanda hujan turun seng suara
Seketika Abri langsung menegang di tempat. Mendengar bait pertama lagu yang di nyanyikan Dico.
Deng barat hati bet bajalang
Dong carita se su tunangan
Air mata jatuh di dermaga
Tempa katong terpisah.
Spontan seluruh anggota Abri langsung menoleh ke danton yang baru naik pangkat menjadi kapten dan juga Danki itu dengan raut miris dan kasihan.
Ombak su bawa jauh, jauh, jauh
Tapi Nona yang putar bale.
Beta panggayung jauh, jauh, jauh
Arus pukul beta tebale
Menyadari tatapan beberapa anggotanya Abri langsung menatap seluruhnya, ia berusaha biasa saja. "kenapa lihatin saya? Lanjut makan." Perintahnya datar padahal otaknya sudah kembali ke kilasan masa lalu yang membuatnya cukup sakit yang sayangannya sampai saat ini masih menggerogoti perasaannya sampai sekarang. Ia mencoba pura pura baik baik saja dengan menelan makanan di hadapannya mencoba terlihat tak terpengaruh oleh lagu itu.
Ini Nona punya mau, mau, mau
Par bikin kantong dua tapele
Dong datang kasih tau, tau, tau
Kal Nona su ada yang kele
"Ndan baik?" Tanya Gilang hati-hati.
"Memang saya kenapa?" Tanya Abri sok yes.
Gilang melirik beberapa rekannya yang ternyata juga meliriknya. Ia lantas menggeleng.
Dico yang baru menyelesaikan nyanyiannya lantas menghampiri para rekannya.
Ibam mencolek lengannya "gak ada otak kau. Lagu berkabung komandan malah kau nyanyikan. Lihat aja besok mati kau di buatnya betol ku lah ko." Bisik Ibam yakin.
"Beta tra da lihat kalau komandan su datang." Jawab Dico tak enak hati karena ia tau letak kesalahannya dimana.
"Kepala bapak kau itu! Matamu baling hah?! gak nampak kau bilang? Orang setinggi tiang PLN kek gitu kau bilang gak nampak? Perlu di Bawak ke dokter mata ku rasa matamu ini ko," Ibam dan Dico akhirnya berdebat.
"Lagi kan ko yang suruh Beta pung tambah punya lagu. Ya Beta bikin to." Dico malah tak terima.
"Iya, tapi gak lagu itu juga dong ko!" Gemas Ibam karena Dico malah melemparkan kesalahan itu padanya.
"Jangan buat uang saya mubazir." Seketika Ibam dan Dico langsung menolehkan kepala mereka menatap Abri, lalu selanjutnya Malah cengengesan.
"Makan." Jujur ya mood Abri sudah berubah buruk akibat lagu itu. Bukan dia baperan. Cuma gimana ya lagu itu terlalu reality dengan masalah percintaannya sampai-sampai ia selalu menjauhi lagu itu agar tidak teringat masa lalu yang sangat menyakitkan bahkan untuk di kenang sekali pun.
...Haduh, perempuan mana yang menyakiti orang ganteng sepertimu bang Abri. Sini bang sama author aja, di jamin author bahagiain dunia akhirat....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
sakura hanae @ mimie liyana❤️
Masih menyimak ini, lanjut thor
2024-09-01
0
💗 AR Althafunisa 💗
Ada hikmah dengannya rasa sakit itu bang, dapat pengganti nya jauh lebih cakep bak boneka berjalan 😂🥰
2024-08-31
1
Naswa Al rasyid
boleh daftar gak kak author.... 😂, gak dpt bg argan bg abri juga boleh... 🤣🤣🤣🤣aahhhh.... kumat ngehalu ku... 😂😂
2024-08-31
1