Cavero tiba dibandara namun sayangnya hanya ada elsa, sahabat tifany yang turut serta mengantarkan untuk kepergiannya
"tunggu!" cavero menahan elsa yang sebenarnya tahu dan melihat cavero baru dengan sekuat tenaga berlari namun sayangnya tifany tak melihatnya
Elsa terlanjur benci dan juga tak merasa mengenal cavero jika bukan karena sahabatnya
"ada apa?" elsa dengan nada datar menjawab cavero yang terlihat menyedihkan
Cavero masih mengatur nafasnya yang tersengal "dimana istriku?" cavero masih berharap tifany belum berangkat karena tak tahu kemana tifany akan pergi
"istri? Harusnya om yang lebih tahu jika memang merasa punya istri. Tolong lupakan kalian pernah bersama dan biarkan tifany membuka lembaran baru dan melupakan cintanya pada orang yang tak tahu bersyukur" elsa mengatakan apa yang tifany ceritakan jika perasaannya telah berubah dan hatinya sudah merasakan cinta untuk suaminya
"ma-maksudnya, tifany juga memiliki perasaan terhadap saya? Tolong katakan dimana dia pergi, saya janji akan perbaiki semuanya" cavero memohon pada elsa
Namun janjinya pada orang tua tifany tak akan mungkin ia langgar hanya karena cavero memohon
"sudahlah om, tifany sudah cukup sakit dengan perlakuan om dan pacar om, lebih baik begini kalian akan menemukan jalan masing-masing, saya permisi" elsa yakin ini yang terbaik untuk sahabatnya, walaupun elsa melihat penyesalan dan rasa cinta di mata cavero, namun tifany berhak bahagia
Elsa meninggalkan cavero yang masih menatap langit entah apa yang ada dipikirannya saat ini
******
Sekitar enam jam penerbangan dan perjalanan menuju tempat tinggal tifany selama diluar negeri
tifany tiba di australia bersama dengan adik dan maminya. Sepanjang perjalanan tifany terus menangis harus berpisah seperti ini dengan suaminya tanpa kejelasan
"fan, ayo masuk" mami yuanita mengajak tifany dan melvin masuk ke apartemen yang disewa untuk tifany dan melvin adiknya
Tifany melanjutkan pendidikannya untuk gelar sarjana di luar negeri yang hanya butuh satu tahun lagi, sedangkan melvin baru akan masuk kuliah
"iya mi, kamar tifany yang mana?" tifany menanyakan perihal pembagian kamar
"terserah kakak mau kamar yang mana" jawab melvin mengalah pada kakaknya, juga tak mau ribut hanya hal sepele saja
Melvin sengaja tinggal dengan tifany agar sekalian bisa mengawasi kakaknya yang sedang dalam masalah
Tifany memilih salah satu kamar dan masuk ke dalamnya membawa kopernya, dan mulai menyusun baju di lemari yang sudah disediakan
Mami yuanita masuk dan duduk di ranjang anaknya "tifany, mami mau bicara sebentar nak" mami yuanita menepuk ranjang disebelahnya dan meminta anaknya agar mendekat
"ada apa mi?" tifany patuh mengikuti arahan maminya dan duduk disamping mami yuanita
"maafkan kami ya nak, ini bukan yang kamu inginkan tapi ini yang terbaik sayang, jika nanti kalian berjodoh pasti akan dipertemukan dengan cara yang lain,
Untuk sekarang fokus saja dengan studymu dan juga masa depanmu nak" mami yuanita dengan lembut menyampaikan pada tifany yang pastinya akan sulit diterima saat ini
"iya mi, tifany ngerti kok, tifany janji akan membanggakan kalian" tangisan tifany pecah lagi tak sanggup menahannya rasanya akan sulit karena tifany tidak mudah jatuh cinta dan kali ini berbeda
"sudah sayang, kamu harus kuat dan biarkan papi meredakan emosinya dulu, kamu dan melvin tetap kebanggaan dan kesayangan kami sayang"
Suasana haru antara ibu dan anak yang saling memahami perasaan masing-masing. Melvin hanya menatap kakaknya dengan rasa marah setelah tahu bagaimana sikap kakak ipar kepada kakaknya dan berjanji akan melindungi sang kakak dari laki-laki manapun yang akan menyakitinya
Malam berlalu untuk pertama kalinya tifany tinggal di rumah asing bukan rumahnya atau rumah cavero, rasanya sulit tidur namun melihat sang ibu terlelap tifany memeluk mami yuanita dan mendekapnya erat , hingga pagi menjelang keduanya saling berpelukan
"fan, bangun nak kita jalan-jalan yuk" ajak mami yuanita
Tifany masih menggeliat dan enggan bangun tentunya perbedaan waktu juga mempengaruhi "masih ngantuk mas" jawab tifany keluar begitu saja dan membuatnya terbangun
"iya mi, tifany mandi dulu" tifany berlari ke kamar mandi setelah ingat apa yang dikatakan pada ibunya dan mulai menangis lagi di kamar mandi
"sayang, jangan lama-lama dingin" mami yuanita mengetuk pintu kamar mandi, takut terjadi sesuatu pada anaknya
bisik mami yuanita " maafkan mami dan papimu nak, kami hanya ingin yang terbaik" dan tak ingin di dengar oleh anaknya
"sudah, ayo mi aku mau makan banyak hari ini" tifany nampak memaksakan senyumnya dan berusaha ceria agar ibunya tak mengkhawatirkannya
"melvin mana mi?" tak melihat sang adik ada didalam apartemennya tifany mencari-cari adiknya yang juga ingin diajak untuk jalan-jalan selama maminya masih belum kembali ke Indonesia
"katanya mau jalan-jalan sendiri, biar kita bisa quality time berdua" ucap mami yuanita menyampaikan apa yang melvin katakan sebelum keluar
"dasar sok dewasa!" tifany tak mengira adiknya yang baru lulus sma sudah bisa bijaksana dan berfikir dewasa
"ayo, mau makan apa sayang?" mami yuanita menggandeng tangan tifany dan keduanya berjalan menyusuri kota yang tak jauh dari tempat tinggal tifany dan melvin
"kita lihat saja nanti apa yang terlihat lezat mi"
Mami yuanita mengiyakan saja dan mengikuti kemana anaknya mengajaknya pergi untuk menghibur diri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments