Menghindar

Pagi hari

Cavero bangun lebih siang dari biasanya karena hari libur dan lidya sedang ada pekerjaan diluar kota

Di rumah terlihat sepi tak ada tifany ataupun mb narti yang biasa bersih-bersih, sudah seminggu ini tak bertemu dengan tifany

Pagi saat cavero bangun tifany sudah pergi dan saat pulang rumah sudah gelap tanda tifany sudah tidur

"tenang juga ngga ketemu bocah itu, tapi kenapa rasanya sepi ya. Ah mungkin karena rumah ini telalu besar" cavero bicara sendiri merasa sepi tanpa bertemu dengan istrinya namun juga merasa tak ada yang mengajaknya berdebat

Cavero membuat kopi dan kembali ke kamarnya, lalu duduk dibalkon kamarnya sambil melihat lalu lalang orang dan kendaraan

tak lama setelahnya cavero melihat tifany dan mba narti membawa beberapa kantong kresek yang terlihat sebuah belanjaan dapur, segera cavero berlari dan menunggu tifany di dapur.

"eh den cav udah bangun" mba narti menyapa cavero yang masih duduk di meja dekat dapur

"dari mana kalian? Bawa apa aja itu?" tanya cavero melihat tifany sibuk meletakan barangnya di meja dan mulai menyusunnya di kulkas, serta beberapa barang yang diletakan di tempat cucian piring

"dari pasar den, non tifany katanya lagi..."

"mba, tolong bersihkan ikannya ya" tifany tak mau mba narti bilang pada cavero jika dia sedang les memasak. Bagi tifany cavero tak perlu tau dan tak ada urusannya juga dengan hal itu

"baik non" mba narti menuruti perintah tifany namun sebelumnya menawarkan membuatkan kopi pada cavero "den mau dibuatkan kopi?"

Mba narti melihat cavero masih menatap tifany yang tak bicara apapun pada suaminya

"saya mau istri saya yang buatkan" ucap cavero pada mba narti dan ingin tifany dengar namun tifany tak merespon apapun baik mengiyakan atau menolak

Masih sibuk dengan sayuran yang akan dibuat masakan olehnya. Minggu lalu tifany dan elsa sudah masuk kelas memasak dan hari ini ingin mencoba apakah masakannya sudah bisa dimakan atau belum

"non, den cavero minta kopi buatan non tifany" mba narti yang bingung akhirnya menyampaikan pada tifany apa yang cavero ucapkan

"saya lagi sibuk mba, kalau punya tangan suruh buat aja sendiri atau bisa pesan di cafe yang rasanya enak" tifany tak menoleh sedikitpun pada cavero dan juga tak mau bicara langsung

Cavero meminta mba narti untuk menyingkir diam-diam dan meninggalkan keduanya. Mba narti menuruti perintah cavero dengan perlahan pergi meninggalkan dapur

"mba, tolong ambilkan pisau" tifany meminta pada mba narti yang orangnya entah kemana. Lalu cavero memberikan pisau yang tifany minta tanpa diketahui oleh tifany jika suaminya lah yang mengambilkan

"mba tolong ikatkan rambut aku lupa" tifany memberikan ikat rambut di tangannya untuk mba narti ambil

Dengan cepat cavero tanpa suara mengambil ikat rambut dan mengikatkan rambut tifany.

Tifany berbalik badan ingin mengambil sesuatu dsn terkejut seketika

"ngapain disini?" tatapan tifany seolah menatap musuhnya, tak ada sedikitpun senyum pada cavero

"bantuin kamu, tadi minta bantuan kan?" cavero juga menatap mata indah milik istrinya yang belum pernah cavero lakukan selama ini

ada rasa yang berdesir dalam tubuhnya entah karena apa, yang jelas cavero tak merasakannya saat bersama wanita lain bahkan lidya

"saya hanya bicara dan minta tolong pada manusia, awas!" tifanya menyingkirkan tubuh cavero sekuat tenaga dengan tubuh kecilnya lalu mengambil telur di dalam kulkas, saat bersamaan cavero menarik tangannya dan telurnya hampir jatuh

Keduanya menyelamatkan telur yang akan jatuh namun malah terpeleset dan cavero tertimpa tubuh tifany

"aaaaa!" tifany berteriak kesal, bahkan telurnya pun tetap jatuh ke lantai tak terselamatkan tubuhnya juga jatuh menimpa suaminya

"tifany?" mama melia datang dan menyaksikan anak dan menantunya. Dan cavero secara tiba-tiba memeluk tifany bukannya membantunya bangun

mendengar suara teriakan mama melia langsung masuk dan mendekat ke sumber suara. Tak hanya mama melia tapi papa hilman dan mba narti juga ada di tempat kejadian perkara

"sini sayang bangun, jangan disini dong kan malu banyak orang" mama melia malah tersenyum dan merasa senang dengan kemesraan anak dan menantunya

"awas!" tifany memukul cavero yang mesih tak melepas tangannya pada tubuh tifany

"maaf ma, tadi ngga seperti yang mama lihat kok" tifany menjelaskan pada sang mertua

"sudah ngga apa-apa, ayo ke meja makan mama bawakan makanan kesukaanmu" mama melia mengajak tifany untuk mencicipi masakannya

Tifany patuh dan mengikuti mama melia "mba, maaf ya lantai kotor lagi tadi telurnya jatuh" tifany meminta maaf pada mba narti yang harus kerja dua kali gara-gara ulahnya dan cavero

"engga apa-apa non, hanya sedikit kok ini juga sudah selesai" mba narti tak merasa keberatan

Selama ini pekerjaannya tak terlalu banyak dan juga tifany sangat baik padanya

"cav sini mama makan bareng" mama melia memanggil anaknya dan mengajaknya makan bersama

tifany akan menyingkir saat cavero duduk disampingnya namun ditahan oleh tangan cavero dan dengan terpaksa tifany tetap duduk karena juga dilihat juga oleh mertuanya

"tifany matikan kompor dulu ma, lupa tadi lagi masak air" tifany ada kesempatan untuk menggeser duduknya dan pindah disini lain mama melia setelah ke dapur mematikan kompor yang memang masih menyala

"ini mama yang masak sendiri?" tifany mengambil kue yang ada di meja

Tak sengaja tangannya dan bersentuhan dengan cavero yang juga mengambil kue yang sama.

"eh!" tifany kaget karena tak melihat kue yang mau diambil malah melihat mama melia

"iya sayang mama yang buat, papa dan cavero sangat suka kue ini jadi mama sering buat" jawab mama melia

"kamu suka nak?" mama melia penuh perhatian pada tifany sampai melupakan suami dan anaknya

"iya ma, aku suka ini enak banget" tifany dengan lahap memakan kue yang diambilnya

"tadi mau masak apa didapur?" mama melia membuat tifany malu saat mengingat kejadian di dapur dan membuat pipinya memerah saat teringat tadi

"mau masakin cavero ma, tadi pas ambil telur jatuh dan kita kepleset berdua" cavero mewakilkan tifany menjawab mamanya

Cavero tau tifany pasti marah dan malu karena dilihat mertuanya

"wah, mama pingin juga dong kapan-kapan masak bareng sama kamu fan. Lain kali kalian harus menginap ya di rumah mama" mama melia merasa tak salah memilihkan istri untuk anaknya

Sejak kecil mama melia sudah kenal dan menyayangi tifany karena anaknya hanya satu dan laki-laki. Sampai akhirnya jarak yang begitu jauh cavero memiliki adik juga perempuan

Namun mama melia malah semakin sayang dan menginginkan tifany jadi menantunnya

Episodes
1 Menikah
2 Masih Kekasihku
3 Drama king
4 Pisah Ranjang
5 Pacarnya Suami
6 Mantan Jadi Teman
7 Tiba-tiba baik
8 Mengalah
9 Menghilang
10 Urusan Masing-Masing
11 Tak punya perasaan
12 Menghindar
13 Jangan suka!
14 tak ada jarak
15 tanpa ku kau akan mati
16 sudah harus berakhir
17 Terlambat
18 beda negara
19 Penyesalan yang terlambat
20 Teman baik
21 Bukan orang asing
22 tifany wisuda
23 inikah waktunya
24 Jangan Temui lagi
25 pacaran
26 Kasih kesempatan
27 Perjuangan cavero
28 tanda apa ini?
29 perhatian tifany
30 Regi dan elsa
31 Meluluhkan
32 perasaan yang sama
33 Bersama lagi
34 Restu orang tua
35 Rindu serindunya
36 Rumah kita
37 Suami istri
38 Masih banyak waktu
39 alergi makanan
40 Dua-duanya salah
41 bukan kelainan
42 Aku milikmu (18+)
43 Gara-gara elsa (18+)
44 mulut susah di rem
45 Quality time
46 Calon anak
47 OTW babymoon
48 Bumil kuadrat
49 Sakit
50 mencari solusi
51 Kabur
52 Sembunyi
53 Pengumuman
54 Ketemu
55 Perawatan ekstra
56 Dua kesayangan
57 Kritis
58 Cari nama
59 Tips Jitu
60 Berhasil
61 waktu tanpamu
62 Kabar buruk
63 Seorang Ibu
64 Tak berguna
65 Dukungan keluarga
66 Aktivitas baru
67 Rahasia
68 Sikap yang aneh
69 Bukan karena fisik
70 Putus Asa
71 Kejutan luar biasa
72 Bukan bapaknya
73 program anak
74 Penasaran
75 milik orang lain (edisi melvin)
76 Apakah jodoh?
77 Cinta
78 Pemaksaan (Melvin edisi)
79 bukan tak restu
80 Pahlawan tanpa nama
81 Keluarga bahagia
82 Kabar Suka dan duka
83 Biasa saja
84 Team Istri
85 Seutuhnya part melvin diandra
86 Part lanjutan melvin diandra
87 Firlino
88 Akhir Sebuah Cerita
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Menikah
2
Masih Kekasihku
3
Drama king
4
Pisah Ranjang
5
Pacarnya Suami
6
Mantan Jadi Teman
7
Tiba-tiba baik
8
Mengalah
9
Menghilang
10
Urusan Masing-Masing
11
Tak punya perasaan
12
Menghindar
13
Jangan suka!
14
tak ada jarak
15
tanpa ku kau akan mati
16
sudah harus berakhir
17
Terlambat
18
beda negara
19
Penyesalan yang terlambat
20
Teman baik
21
Bukan orang asing
22
tifany wisuda
23
inikah waktunya
24
Jangan Temui lagi
25
pacaran
26
Kasih kesempatan
27
Perjuangan cavero
28
tanda apa ini?
29
perhatian tifany
30
Regi dan elsa
31
Meluluhkan
32
perasaan yang sama
33
Bersama lagi
34
Restu orang tua
35
Rindu serindunya
36
Rumah kita
37
Suami istri
38
Masih banyak waktu
39
alergi makanan
40
Dua-duanya salah
41
bukan kelainan
42
Aku milikmu (18+)
43
Gara-gara elsa (18+)
44
mulut susah di rem
45
Quality time
46
Calon anak
47
OTW babymoon
48
Bumil kuadrat
49
Sakit
50
mencari solusi
51
Kabur
52
Sembunyi
53
Pengumuman
54
Ketemu
55
Perawatan ekstra
56
Dua kesayangan
57
Kritis
58
Cari nama
59
Tips Jitu
60
Berhasil
61
waktu tanpamu
62
Kabar buruk
63
Seorang Ibu
64
Tak berguna
65
Dukungan keluarga
66
Aktivitas baru
67
Rahasia
68
Sikap yang aneh
69
Bukan karena fisik
70
Putus Asa
71
Kejutan luar biasa
72
Bukan bapaknya
73
program anak
74
Penasaran
75
milik orang lain (edisi melvin)
76
Apakah jodoh?
77
Cinta
78
Pemaksaan (Melvin edisi)
79
bukan tak restu
80
Pahlawan tanpa nama
81
Keluarga bahagia
82
Kabar Suka dan duka
83
Biasa saja
84
Team Istri
85
Seutuhnya part melvin diandra
86
Part lanjutan melvin diandra
87
Firlino
88
Akhir Sebuah Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!