di dalam kamar
Tifany keluar dari kamar mandi dengan berjalan pelan, lututnya terlihat luka dan makin perih
Cavero yang melihat tifany berjalan tak biasa mencoba menghampiri "kenapa?" cavero bertanya pada tifany
Tifany duduk di sofa dan melihat bagian yang luka "ngga apa-apa" tak mau merepotkan orang lain dan berusaha tetap jaga jarak dengan cavero
Tifany takut akan menyukai cavero jika sering berinteraksi dan memelih menghindar sampai perjanjian keduanya selesai
"coba saya lihat" cavero membuka sedikit celana tifany dan memperlihatkan lututnya berdarah lagi
"tunggu disini saya ambilkan obat" cavero menggendong tifany ke ranjang miliknya dan meminta tifany agar tak bergerak
Lalu keluar kamarnya meminta obat pada mamanya dan sempat membuat panik, tifany tak mengeluh apapun saat di pesta tadi jadi tak ada yang tahu jika terluka
Cavero yang sudah mendapatkan obat lalu kembali ke kamarnya dan menemui tifany, segera membuka kotak obat dan duduk berlutut di bawah tifany yang duduk di ranjang
tifany menghentikan cavero dan menariknya agar bangun "mas!" tifany ingin mengobati sendiri lukanya
"biar aku sendiri, aku bisa kok!" tifany meminta obat ditangan cavero
Namun tak diizinkan oleh cavero yang tetap menggenggam obatnya "diam saja, ini salahku jadi biar saya yang tanggung jawab" cavero perlahan sambil meniup lutut tifany agar tak perih
"kenapa ngga bilang kalau sakit" cavero melirik ke atas dan tifany saat ini hanya diam saja tak menjawab apapun
"sudah, sebaiknya jangan terkena air dulu" cavero beranjak dan duduk disebelah tifany
keduanya saling diam dengan perasaannya masing-masing
"aku mau ambil minum" tifany beranjak dari duduknya
Sambil tersenyum cavero memegang tangan tifany "fan! Sebenernya kita tak harus saling bermusuhan kan? Bukankah lebih baik kita berteman lalu semua akan berlalu dengan cepat"
Tifany menghadapkan dirinya kesamping dengan kedua tangannya diletakan didada
"mohon maaf temen saya udah banyak mas, lagian ngga lama lagi kok hanya beberapa bulan" tifany enggan berteman dengan pria yang menjengkelkan dan tak punya perasaan
Cavero kini juga menatap tifany "kenapa susah sekali bicara baik-baik padamu, saya hanya tak mau kita saling menghindar bahkan orang tua kita bersabat" ucap cavero
saat ini cavero tak mau merasa kesepian di rumah yang hanya dua orang tinggal disana. dan anehnya cavero merasa merindukan kehadiran tifany menyambutnya saat pulang kerja
Walaupun tifany menonton drama dan makan makanan instan, tapi ada rasa yang berbeda dan saat beberapa minggu tifany sibuk entah apa membuat cavero kehilangan
"baiklah aku coba, tapi dengan satu syarat" tawaran tifany pada cavero agar mau berteman dengannya
"dasar bocah, sebutkan satu saja jangan lebih" cavero akan mempertimbangkan syarat dari tifany
"jangan bawa siapapun ke rumah, silahkan mau ke mana kek, dimana kek yang jelas jangan ada orang lain ke rumah kecuali keluarga dan sahabat"
Cavero memikirkan ucapan tifany "maksudnya lidya kan?" cavero paham maksud tifany dan langsung memperjelas
"pinter! Sebaiknya sebelum kita berpisah kalian jangan terlalu terlihat di publik hari apes ngga ada dikalender" tifany menjelaskan permintaannya
"baiklah, setuju! Hanya lima bulan lagi kita akan bercerai secara baik-baik oke" cavero senang tifany mau dekat dengannya dan akan menjalani masa sisa perjanjian nikah keduanya dengan bahagia
"eits! Tangannya awas" tifany memukul tangan cavero yang merangkul pundaknya dan menghempaskannya
"maaf kelepasan, lagian suami istri ngga apa-apa dong sekali-kali" cavero modus berharap dapet bonus
"enak aja, hanya teman no touch-touch" tifany menyingkirkan tangan cavero yang mulai nakal ingin mencubit pipi tifany
"sekali lagi sentuh-sentuh perjanjian teman batal, udah sana tidur di sofa udah malam mau istirhat nanti keriput kayak pacarmu" ledek tifany sambil melemparkan bantal ke cavero
waktu sudah larut keduanya terlelap tanpa debat hingga pagi menjelang
**
tok..tok..tok
Suara ketukan pintu pelan di depan pintu kamar cavero
Tifany merasa terganggu dan membuka pintu kamar meski dengan lutut yang masih sakit " iya ma, maaf kami kesiangan ma" tifany malu pada mama mertuanya, bukannya bangun lebih dulu
"ini masih terlalu pagi untuk bangun nak, mama dan papa mau pamit ada urusan mendadak ke luar negeri sayang, kamu lanjutkan aja tidurnya.
Jangan lupa buatkan cucu untuk kami berempat" mama melia membuat tifany tersipu pagi-pagi mendengar kata cucu
"manisnya anak mama, jadi berat mau pergi" mama melia menciumi tifany
"mama, tifany masih bau ma. Mama hati-hati ya sama papa" tifany menyalami mertuanya sedangkan cavero masih belum bangun dan tifany bingung mau menyuruh mertuanya masuk tapi suaminya tidur di sofa
"ma, nanti tifany sampaikan sama mas cav ya, dia semalam begadang ada sedikit masalah dikantor" ucap tifany agar tak ketahuan
"iya sayang, ya sudah mama takut terlambat jadi kami berangkat sekarang. Titip bayi besar mama ya nak" mama melia melambaikan tangan
Dilihatnya oleh tifany saat ini masih jam tiga dini hari, namun matanya terlanjur terbuka dan tifany mendekat pada cavero
"ganteng juga kalau lagi diem" pelan-pelan tifany menatap wajah yang nampak tampan tidur di sofa dengan selimut tebal menutupi bagian tubuhnya hanya tersisa pundak dan kepalanya saja
"kenapa?"
Tifany terkejut saat cavero tiba-tiba membuka matanya dan bicara tanpa aba-aba
"apa?"
Tifany gelagapan saat menjawab pertanyaan cavero
Tifany yang hampir terjatuh karena duduknya tak seimbang, tangannya dipegang oleh cavero hingga tertarik dan duduk di sofa
"tidurlah masih terlalu malam untuk berdebat" cavero mengalungkan tangannya ke tubuh tifany dan keduanya terbaring bersama di sofa yang tak terlalu besar
"aku ke ranjang aja mas" tifany mengatur jantungnya yang saat ini sedang berdetak dengan kecepatan penuh seakan mengalahkan lari maraton
"diam, dan tidur saya ngga akan macam-macam" cavero tak mau melepaskan tangannya dan tifany saat ini begitu patuh tanpa paksaan dan perlawanan
Mata yang masih mengantuk dan tubuh lelahnya membuatnya ikut terlelap bersama suaminya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
lama-lama nyaman dehhh
2024-10-27
1