Kedatangan Penjaga Hartawan

Edward benar-benar dipusingkan oleh Lily yang ngambek karena tidak bisa mendapatkan rumah idamannya.

“Harganya terlalu mahal, Ly, uangku belum sebanyak itu lagipula ukurannya terlalu besar untuk kita berdua.”

“Rumah itu akan jadi tempat praktekku juga, menghemat biaya daripada harus sewa tempat lain. Masalah ukuran, bukannya kamu bilang ingin segera punya anak denganku ? Tentu saja rumah itu tidak akan terlalu besar setelah kita punya anak. Kemungkinan aku akan mengajak mama tinggal bersama kita untuk membantuku.”

“Aku tidak keberatan soal rencanamu itu tapi tolong jangan rumah itu. Kita sama-sama cari yang lain ya ?” Edward tersenyum dan satu tangannya mengusap kepala Lily yang masih cemberut seperti anak kecil.

“Kenapa tidak menggunakan fasilitas bank saja ? Aku yakin kamu tidak akan kesulitan mengajukan pinjaman.”

“Aku akan mempertimbangkan usulmu itu tapi tidak ada salahnya kita mencari alternatif rumah lain yang sesuai dengan kemampuan gaji bulananku.”

“Kenapa tidak meminjam pada daddy-mu dulu. Aku yakin dokter Robert tidak akan keberatan membelikan rumah itu untuk calon penerusnya. Apa kamu tidak khawatir orang-orang akan membicarakan daddymu seandainya kamu membeli rumah kecil di komplek sederhana pula ?”

“Daddy justru akan bangga kalau aku bisa membeli rumah tanpa campur tangan uangnya meskipun hanya sebuah rumah sederhana. Saat ini aku benar-benar hidup dari gajiku di rumah sakit, tidak ada tambahan dari daddy atau mommy.”

“Lalu bagaimana kamu menjalani hidup saat masih menikah dengan gadis kampung itu ?”

“Elsa juga bekerja dan dia punya tabungan sendiri, apartemen yang kami tempati masih milik daddy. Aku hanya mengeluarkan biaya kebutuhan rutin bulanan seperti listrik, air dan pemeliharaan apartemen.”

Lily menghela nafas dan wajahnya yang masih ditekuk menatap keluar jendela samping.

“Kita cari pelan-pelan, untuk sementara kamu bisa kontrak rumah dulu untuk tempat tinggal sekalian ruang praktek.”

“Hhhhmm.”

Edward tersenyum tipis, tidak ingin memaksa Lily tidak ngambek lagi. Tatapannya fokus ke depan sambil memikirkan bagaimana bisa secepatnya menikahi Lily kalau miliknya tidak bisa berfungsi dengan baik.

*****

Elsa tersenyum sendiri saat menyusuri jalan di kampus barunya menuju ruang administrasi. Hari ini ia akan melakukan registrasi sekaligus mendaftar semester pendek supaya kuliahnya cepat selesai.

“Elsa !” 


Elsa mengernyit, bergeming menatap pria yang berjarak 5 meter darinya. Meski masih memakai kacamata hitam, Elsa tahu siapa pria yang sekarang sedang berjalan ke arahnya.

“Kapan Kak Erwin pulang ? Mommy nggak bilang apa-apa dan gimana ceritanya tahu-tahu udah di Yogya ?”

Erwin melepas kacamata hitamnya sambil tertawa. Elsa mengerutkan dahinya, adik Edward ini memang sosok yang berbeda meski wajah mereka sekilas mirip.

“Justru dapat mandat dari daddy dan mommy untuk menjaga kakak iparku yang sedang melarikan diri.”

“Siapa yang melarikan diri ? Rumah yang aku tempati daddy yang siapkan, kuliah di sini juga daddy yang urus.”

Erwin kembali tertawa dan mengacak gemas rambut kakak iparnya yang lebih muda. Wajah Elsa cantik alami apalagi sejak tinggal di Jakarta, kulitnya kembali putih bersih, wajahnya tetap menarik meski polos tanpa polesan make up. Entah kenapa kakaknya tidak pernah bisa melihat kecantikan Elsa malah menjadikannya musuh sejak gadis itu datang ke rumah mereka.

“Melarikan diri dari beruang kutub,” ledek Erwin sambil terkekeh sedangkan Elsa kembali mencibir.

“Kak Erwin beneran mau tinggal di Yogya apa cuma liburan doang ?”

“Tinggal di sini buat jagain kamu soalnya daddy dan mommy masih belum rela kalau kamu jadi milik laki-laki lain. Mereka lebih suka kalau kamu turun ranjang sama aku.”

Mata Elsa membola, bukannya besar kepala tapi kesal dengan adik iparnya semata wayang yang suka nyeleneh dan menggodanya.

“Pasti kak Erwin masih jomblo !” cibir Elsa.

“Sebulan yang lalu jadi mantan jomblo. Pacarku selingkuh sama cowok bule. Gimana sebagai sesama korban selingkuh, kita jadian aja ?”

“Ngaco !” Elsa melanjutkan langkahnya tanpa mengajak Erwin ikut bersamanya.

Erwin tersenyum, rasanya senang bisa bertemu lagi dengan Elsa. Selama 2 tahun gadis itu tinggal di rumah keluarganya, Erwin hanya sempat bertemu saat pulang liburan, itu pun tidak setiap hari karena setiap libur semesteran, Elsa malah minta ijin bekerja di rumah sakit tanpa dibaya.

Baru saja Elsa keluar dari ruang administasi, seorang pria menghampiri dan menyapanya. Keduanya terlihat akrab membuat Erwin langsung mendekati mereka.

“Rasanya nggak percaya bisa ketemu elo lagi, Sa, kayak dapat kesempatan kedua. Mungkin kita berjodoh makanya ketemu lagi di kampus yang sama.”

“Eheemmm.”

Elsa dan pria muda itu menoleh, menatap Erwin yang langsung memasang wajah sangar. Elsa tersenyum melihat penampilan Erwin sudah cocok jadi bodyguard.

“Kak Erwin, kenalin ini teman SMA-ku, anak kedokteran di kampus ini. Lang, kenalkan ini anak bungsunya tante Silvia.”

“Bukan hanya anaknya tante Silvia, aku juga adik iparnya Elsa.”

Mata Elsa dan Gilang sama-sama membola, terkejut mendengar pernyataan Erwin yang malah tersenyum miring.

“Elo udah nikah, Sa ?” Wajah Elsa merona dan sedikit salah tingkah, sudah terlambat mau bilang tidak apalagi ada Erwin berdiri di dekatnya.

“Iya gue udah nikah setahun yang lalu,” sahut Elsa sambil tersenyum canggung.

Wajah Gilang terlihat kecewa meskipun ia tersenyum tipis. “Biar terlambat, selamat atas pernikahan elo, semoga bahagia selalu.”

“Makasih, Lang.”

Pernikahan gue cuma di atas kertas, Lang. Dokter Edward nggak pernah sedikit pun menganggap gue ada. Salah gue juga yang maksa dia menerima gue jadi istrinya tanpa mau bilang alasannya.

“Sudah beres urusan pendaftarannya ?” Erwin memecah kebekuan di antara Elsa dan Gilang.

“Udah Kak.”

“Kita pulang sekarang.”

Tanpa permisi Erwin menarik lengan Elsa dan membawanya keluar gedung sementara Gilang masih bergeming, menatap gadis yang disukainya sejak kelas 11.

Baru saja hatinya dibuat melayang karena dipertemukan kembali dengan Elsa tapi hanya sesaat, sekarang Gilang merasa seperti dilempar dari ketinggian begitu mendengar Elsa sudah menikah setahun yang lalu.

Gilang menyesal, seharusnya ia mengejar cinta Elsa bahkan setelah gadis itu memutuskan pindah ke Jakarta. Beberapa kali Gilang datang ke Jakarta tapi selalu ragu untuk mengajak Elsa bertemu.

“Mantan ?” tanya Erwin begitu mobilnya sudah meninggalkan kampus. Elsa menggeleng.

“Aku belum pernah pacaran, kak. Gilang memang pernah nembak aku pas kelas 11 tapi aku tolak karena mau fokus belajar untuk mempertahankan beasiswa. Sejak bapak meninggal, aku nggak mungkin menggantungkan hidup pada si mbah yang sudah sepuh jadi aku berusaha mendapatkan beasiswa di kota Yogya.”

“Dan si mbah meninggal pas kamu lulus SMA, ya ? Mommy pernah cerita padaku.”

“Iya, rasanya sedih banget meskipun aku masih punya pakde Naryo dan bude Warsih. Waktu itu aku memang berniat menunda kuliah setahun, kumpulin duit buat kuliah kedokteran di PTN yang ada di Yogya makanya waktu kelas 12 aku nggak daftar dimana-mana. Tapi Gusti Allah punya rencana berbeda, aku malah diminta mommy ke Jakarta dan bebas memilih kuliah dimana aja.”

“Terus kenapa nggak melanjutkan sesuai cita-citamu masuk kedokteran ?”

Elsa tertawa pelan tanpa penyesalan atau nada getir.

“Namanya dibayarin harus tahu diri, Kak. Kuliah kedokteran apalagi swasta mihilnya bukan main, bisa buat beli berhektar-hektar sawah di kampung. Aku pilih jadi perawat karena nggak beda jauh, ujung-ujungnya kerja di rumah sakit juga.”

“Boleh aku tanya satu lagi ?” Erwin melirik sekilas dan melihat Elsa mengangguk-angguk.

“Kenapa kamu bersikeras memilih kak Edward dan menolakku saat mommy berniat menikahkanmu dengan salah satu putranya ?”

Elsa terdiam malah melihat ke samping jendela, kelihatan kalau ia enggan menjawab pertanyaan Erwin. Hanya Kinan yang tahu kenapa Elsa bersikeras memilih Edward yang harus menjadi suaminya meskipun saat itu sudah ada Lily di sampingnya.

Terpopuler

Comments

Ayu Dani

Ayu Dani

alasan kenapa Elsa memilih Edward karena Edward yang memeriksa bapaknya Elsa walaupun nyawanya gak selamat...alasan yang naif emang nih si Elsa

2024-08-21

1

Tinaristina

Tinaristina

wah ternyata msh ada teka teki y elsa ap ya.........

2024-08-12

3

lihat semua
Episodes
1 Tugas Seorang Istri
2 Teman Selingkuh
3 Tindakan Nekad Si Pelakor
4 Selembar Surat Cerai
5 Rencana Gila
6 Jejak yang Hilang
7 Gejala Menakutkan
8 Uji Coba
9 Pelakor Diselingkuhi
10 Di Balik Permintaan Maaf
11 Kedatangan Penjaga Hartawan
12 Siap Menerima Tantangan
13 Perjanjian yang Terlewatkan
14 Saputangan dan Wanita Penuntut
15 Pertanggungjawaban
16 Berandai-andai
17 Pengakuan Lily
18 Kedatangan yang Tiba-tiba
19 Sentuhan Maut
20 Awal Pencarian
21 Bocah yang Sudah Dewasa
22 Pria Sombong dan Menyebalkan
23 Marah, Kecewa dan Sakit
24 Pengakuan dan Kebohongan
25 Usaha Awal
26 Kemarahan Elsa dan Pendukungnya
27 Setengah Hari Bersama Gilang
28 Perbincangan dari Hati ke Hati
29 Pelajaran Tentang Kecewa
30 Percakapan Kakak Adik
31 Melepas dengan Ikhlas
32 Harus Bagaimana ?
33 Arti Sebuah Nama
34 Tamu yang Tiba-tiba
35 Skenario Baru
36 Permohonan dan Penyesalan
37 Cerita Lama dari Kinan
38 Kebodohan Edward
39 Ijin Tinggal
40 Meluruskan Kesalahpahaman
41 Pelajaran Pertama
42 Pelajaran Kedua
43 Kejujuran yang Beresiko
44 Kamar yang Terkunci
45 Pria Paling Beruntung
46 Pembelaan Elsa
47 Kebahagiaan dan Kebimbangan
48 Pesan Sponsor ?
49 Keruwetan Kinan
50 Kegalauan Edward
51 Kedatangan Kinan
52 Pertimbangan Erwin
53 Pertengkaran Sahabat
54 Kelulusan Elsa
55 Erwin yang Berbeda
56 Keputusan Erwin
57 De javu
58 Kembali ke Rumah Sakit
59 Menghalau Pelakor
60 Berita Mengejutkan
61 Obrolan Siang
62 Penyesalan dan Penyesalan
63 Ketegasan Elsa
64 Pria Bertanggungjawab
65 Cinta dan Pengorbanan
66 Cinta yang Belum Habis
67 Pertemuan Kinan dan Erwin
68 Pertanyaan Bodoh
69 Pengakuan
70 Permintaan Gilang
71 Menerima Takdir
72 Tidak Bisa dan Tidak Mau
73 Alasannya : Aku Takut
74 Aku Tahu dan Cemburu
75 Keresahan Gilang
76 Kegalauan Erwin
77 Pria Terbodoh
78 Kecemasan Elsa
79 Dinginnya Elsa
80 Protes Hilda
81 Teguran Keras
82 I love you Elsa
83 Kejutan
84 Penjelasan Gilang
85 Wani Piro, Mas ?
86 Dan Elsa pun…..
87 Cinta dan Keikhlasan
88 Kepergian Lily
89 Cintamu Selamanya
90 Terima Kasih
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Tugas Seorang Istri
2
Teman Selingkuh
3
Tindakan Nekad Si Pelakor
4
Selembar Surat Cerai
5
Rencana Gila
6
Jejak yang Hilang
7
Gejala Menakutkan
8
Uji Coba
9
Pelakor Diselingkuhi
10
Di Balik Permintaan Maaf
11
Kedatangan Penjaga Hartawan
12
Siap Menerima Tantangan
13
Perjanjian yang Terlewatkan
14
Saputangan dan Wanita Penuntut
15
Pertanggungjawaban
16
Berandai-andai
17
Pengakuan Lily
18
Kedatangan yang Tiba-tiba
19
Sentuhan Maut
20
Awal Pencarian
21
Bocah yang Sudah Dewasa
22
Pria Sombong dan Menyebalkan
23
Marah, Kecewa dan Sakit
24
Pengakuan dan Kebohongan
25
Usaha Awal
26
Kemarahan Elsa dan Pendukungnya
27
Setengah Hari Bersama Gilang
28
Perbincangan dari Hati ke Hati
29
Pelajaran Tentang Kecewa
30
Percakapan Kakak Adik
31
Melepas dengan Ikhlas
32
Harus Bagaimana ?
33
Arti Sebuah Nama
34
Tamu yang Tiba-tiba
35
Skenario Baru
36
Permohonan dan Penyesalan
37
Cerita Lama dari Kinan
38
Kebodohan Edward
39
Ijin Tinggal
40
Meluruskan Kesalahpahaman
41
Pelajaran Pertama
42
Pelajaran Kedua
43
Kejujuran yang Beresiko
44
Kamar yang Terkunci
45
Pria Paling Beruntung
46
Pembelaan Elsa
47
Kebahagiaan dan Kebimbangan
48
Pesan Sponsor ?
49
Keruwetan Kinan
50
Kegalauan Edward
51
Kedatangan Kinan
52
Pertimbangan Erwin
53
Pertengkaran Sahabat
54
Kelulusan Elsa
55
Erwin yang Berbeda
56
Keputusan Erwin
57
De javu
58
Kembali ke Rumah Sakit
59
Menghalau Pelakor
60
Berita Mengejutkan
61
Obrolan Siang
62
Penyesalan dan Penyesalan
63
Ketegasan Elsa
64
Pria Bertanggungjawab
65
Cinta dan Pengorbanan
66
Cinta yang Belum Habis
67
Pertemuan Kinan dan Erwin
68
Pertanyaan Bodoh
69
Pengakuan
70
Permintaan Gilang
71
Menerima Takdir
72
Tidak Bisa dan Tidak Mau
73
Alasannya : Aku Takut
74
Aku Tahu dan Cemburu
75
Keresahan Gilang
76
Kegalauan Erwin
77
Pria Terbodoh
78
Kecemasan Elsa
79
Dinginnya Elsa
80
Protes Hilda
81
Teguran Keras
82
I love you Elsa
83
Kejutan
84
Penjelasan Gilang
85
Wani Piro, Mas ?
86
Dan Elsa pun…..
87
Cinta dan Keikhlasan
88
Kepergian Lily
89
Cintamu Selamanya
90
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!