Teman Selingkuh

Edward bergegas turun begitu Fahmi menghentikan mobil persis di depan lobi. Kalau saja hari ini tidak ada jadwal praktek dan operasi rasanya Edward memilih pulang menenangkan diri di apartemennya.

Pikirannya terus berusaha mengingat kejadian semalam tapi ingatannya berhenti pada rasa mual di perutnya usai meneguk wine sebagai bentuk perayaan hari jadinya dengan Lily yang ke-7.

Edward masih ingat ia langsung pamit ke toilet namun tidak yakin apakah ia benar-benar ke toilet atau tidak.

“Ed…. dokter Edward !”

Edward menoleh dan jantungnya berdegup kencang meski bibirnya tersenyum saat melihat sosok Lily sedang berjalan ke arahnya.

“Bagaimana kabar pasien yang baru saja dioperasi semalam ?”

Operasi ? Semalam ? Rasanya tidak ada kegiatan apa-apa di rumah sakit, batin Edward.

Edward menautkan kedua alisnya dan belum sempat menjawab pintu lift terbuka. Keduanya langsung masuk tanpa melanjutkan percakapan karena banyak orang lain di situ.

Begitu sampai di lantai 9, Edward langsung keluar sementara Lily sempat celingukan, memastikan tidak ada dokter Robert, ayahnya Edward sekaligus pemilik rumah sakit ini.

Bergegas ia menyusul Edward dan wajahnya kelihatan lega melihat Fahmi belum tiba di mejanya, tapi ada Rini, sekretaris yang membantu Fahmi mengurus pekerjaan administrasi.

“Apa yang terjadi semalam ?” pancing Edward yang masih berdiri menunggu Lily masuk ke dalam ruangannya.

“Apa maksudmu ?” tanya Lily dengan wajah bingung.

Edward tidak langsung menjawab, memikirkan bagaimana menjelaskan situasinya pagi ini karena ia sudah pernah berjanji tidak akan pernah bersetubuh dengan wanita lain bahkan termasuk Elsa yang sudah menjadi istri sahnya.

“Ed, ada masalah apa ? Apakah operasi semalam tidak berjalan lancar karena kamu sempat minum wine ?”

Edward lamgsung menggeleng sambil tersenyum.

“Maksudku kamu pulang dengan siapa semalam ? Maaf kalau aku…..”

Lily meletakkan telunjuknya di bibir Edward dan menggelengkan kepalanya.

“Tidak usah merasa bersalah, sebagai sesama dokter aku paham dengan tugas dan tanggungjawab kita apalagi kamu adalah dokter spesialis di sini sekaligus calon penerus rumah sakit ini.”

“Terima kasih karena kamu selalu mengerti aku.” Edward langsung memeluk Lily dengan erat sambil menghela nafas panjang dan berat.

Rasanya tidak nyaman harus berbohong dan bersandiwara pada wanita yang sangat dicintainya ini.

Tanpa sadar, indera penciumannya mulai membaui tubuh Lily membuat wanita itu kegelian dan salah paham.

“Ed, ada apa ?” Lily mencoba melepaskan diri sambil terkekeh tapi Edward tidak membiarkannya.

“Tidak ada apa-apa. Aku hanya khawatir karena semalam meninggalkanmu sendirian. Maaf aku sampai tidak pamit karena buru-buru.”

Kali ini Lily berhasil melepas pelukannya lalu mengusap wajah Edward.

“Jangan lebay dong, Ed. Paling tidak kamu mengirimkan pesan untukku, tidak membiarkan aku menunggu tanpa penjelasan.”

Edward mengangguk sambil tersenyum, hatinya tidak nyaman meneruskan percakapan yang penuh dengan pura-pura ini.

Tiba-tiba Lily menarik kemeja Edward dan menyentuh bibir pria itu mula-mula hanya sentuhan biasa akhirnya berlanjut dengan ciuman panas bahkan tangan Edward kembali merangkul pinggang Lily.

“Dokter… Eh maaf.”

Keduanya sama-sama terkejut dan melepaskan bibir bahkan pelukan mereka dan menjaga jarak.

Bukan tidak sengaja Fahmi menyelak kemesraan pasangan selingkuh yang tengah kasmaran ini. Begitu Rini memberitahu ada Lily di dalam ruangan bossnya, tidak menunggu lama Fahmi langsung membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

“Dokter Robert ingin bertemu dengan dokter sekarang juga. Beliau menunggu di ruangannya.”

Lily yang selalu canggung di hadapan Fahmi membelalakan matanya mendengar ucapan pria itu, khawatir keberadaanya di ruangan Edward jadi masalah.

“Apa daddy-mu melihat aku masuk kemari ?”

“Aku rasa tidak. Tidak ada seorang pun yang keluar dari lift saat kita sampai di lantai ini.”

Fahmi yang sudah menutup pintu kembali tersenyum miring. Kejadian semalam dan pengorbanan Elsa akan membuatnya lebih ketat menjaga Edward kalau perlu ia akan mencari cara untuk menyingkirkan Lily dari rumah sakit ini.

“Kalau begitu aku turun dulu.”

Edward mengangguk namun tangannya masih memegangi Lily dan enggan melepaskannya.

“Jangan manja, kita ketemu lagi nanti malam sesudah kamu selesai praktek,” ujar Lily sambil mengerling dan tersenyum genit.

Edward menarik Lily hingga tubuh mereka saling menempel lalu kembali mencium bibir wanita itu selama beberapa detik.

“Kalau capek tidak usah menunggu aku sampai malam, besok pagi kita janjian sarapan bareng saja. Bagaimana ?”

“Tidak akan pernah capek untukmu sayang. Besok pagi urusannya lain lagi.”

Edward mengangguk-angguk sambil tersenyum dengan wajah sumringah, mengikuti Lily keluar ruangannya.

“Dokter Ed.”

Keduanya sama-sama berhenti dan menoleh ke arah Fahmi tapi begitu sadar dengan posisinya, Lily meninggalkan Edward dan bergegas turun lewat lift.

“Dokter Robert ingin bertemu dokter bukan di ruang kerjanya tapi di ruang konsultasi lantai 5.”

Alis Edward menaut dan wajahnya berubah khawatir karena ruang konsultasi yang dimaksud Fahmi adalah kamar inap yang dipakai khusus untuk keluarganya.

“Apa mommy sakit lagi sampai dibawa kemari ?”

Fahmi mengikuti Edward yang buru-buru berjalan ke lift, untung saja Lily sudah tidak kelihatan di situ.

“Bukan nyonya tapi nona Elsa, istri dokter.”

Edward menghela nafas lega tapi wajahnya langsung berubah kesal mendengar Fahmi menyebut nama Elsa.

“Cari perhatian apa lagi dia kali ini ?” gerutu Edward.

“Nona Elsa pingsan saat bertugas pagi ini dan sudah diperiksa dokter Yohana.”

Edward tidak menanggapi malah kelihatan enggan mendengar penjelasan Fahmi.

Keduanya turun di lantai 5 dan kelihatan Edward benar-benar malas bertemu dengan Elsa, istri di atas kertasnya.

“Kamu nggak bohong kalau daddy ada di ruangan bersama Elsa kan ?”

Fahmi menggeleng dengan penuh keyakinan.

“Bukan hanya dokter Robert, nyonya Silvia juga sudah datang kemari.”

“Mommy sampai kemari ?” Edward tampak terkejut.

“Benar-benar wanita tukang cari perhatian ! Selalu punya cara untuk membuatku terlihat sebagai suami yang tidak bertanggungjawab !” gerutu Esward sengan wajah ditekuk.

Fahmi mengetuk pintu sebelum membukanya untuk Edward.

“Saya menunggu di luar kalau dokter membutuhkan sesuatu.”

“Hhmmm.”

Edward tidak sungkan lagi menunjukkan rasa kesalnya tapi sedikit terkejut melihat wajah Elsa benar-benar pucat seperti tidak ada aliran darah di wajahnya.

“Bagaimana kamu bisa tidak tahu kalau istrimu sedang sakit ?” tegur mommy Silvia dengan nada ketus.

“Kemana kamu semalam padahal tidak ada jadwal operasi ?” tanya daddy Robert.

Edward menghela nafas, menatap tajam pada Elsa yang menggeleng pelan seolah memberitahu suaminya kalau bukan dia yang mengadu pada mertuanya.

“Aku ketiduran di tempat teman.”

“Siapa ? Mantan kekasihmu itu ?” sindir mommy.

“Mom, please…” wajah Edward kelihatan kesal.

“Mommy akan membawa Elsa pulang ke rumah supaya ada yang mengurusnya tapi bukan berarti kamu bebas kemana-mana selesai praktek !”

“Tidak usah panggil perawat, Mom,” pinta Elsa saat melihat mommy menekan tombol di samping tempat tidurnya.

“Kamu lupa pesan dokter Yohana supaya jangan banyak jalan dulu, bahaya kalau kamu sering pingsan, takut membentur sesuatu.”

Elsa mengangguk sambil tersenyum tipis dan tidak membantah lagi membuat Edward mencibir.

Tidak lama pintu kamar dibuka dan seorang perawat masuk sambil membawa kursi roda.

Atas paksaan mommy, Edward terpaksa menggendong Elsa dari tempat tidur pindah ke kursi roda. Dahinya sempat berkerut, bukan hanya wajahnya yang pucat ternyata tubuh Elsa terasa dingin.

Edward hanya bisa menghela nafas saat mommy kembali memaksanya mendorong kursi roda Elsa sampai ke lobi.

“Jangan bermain api di belakang istrimu !” tegas mommy sebelum naik ke dalam mobil.

Lagi-lagi Edward hanya menghela nafas, tidak mengiyakan atau membantah sambil membantu menutup pintu dan menunggu hingga mobil orangtuanya keluar dari area rumah sakit.

(EDWARD) Jangan menungguku malam ini sayang karena situasinya sedang tidak memungkinkan.

(LILY) Karena Elsa sedang sakit ?

(EDWARD) Bukan tapi karena aku tidak mau terjadi sesuatu padamu. Daddy dan mommy sedang menunggu satu kesalahan sekecil apapun untuk membuatmu jauh dariku.

(LILY) Oke, aku akan bersabar tapi jangan terlalu lama.

(EDWARD) Tentu saja sayang. I love you 😘😘

(LILY) Hhhmmm

Edward tersenyum karena sadar kalau Lily sedang kesal padanya.

Terpopuler

Comments

Herman Lim

Herman Lim

lilikor ne nama nya dan dah jls pasti ngincar harta aja

2024-08-07

2

Dena

Dena

Lanjutkan Thor
Good luck always

2024-08-07

1

Tinaristina

Tinaristina

nmy bagus lily tp kelakuan y........

2024-08-07

3

lihat semua
Episodes
1 Tugas Seorang Istri
2 Teman Selingkuh
3 Tindakan Nekad Si Pelakor
4 Selembar Surat Cerai
5 Rencana Gila
6 Jejak yang Hilang
7 Gejala Menakutkan
8 Uji Coba
9 Pelakor Diselingkuhi
10 Di Balik Permintaan Maaf
11 Kedatangan Penjaga Hartawan
12 Siap Menerima Tantangan
13 Perjanjian yang Terlewatkan
14 Saputangan dan Wanita Penuntut
15 Pertanggungjawaban
16 Berandai-andai
17 Pengakuan Lily
18 Kedatangan yang Tiba-tiba
19 Sentuhan Maut
20 Awal Pencarian
21 Bocah yang Sudah Dewasa
22 Pria Sombong dan Menyebalkan
23 Marah, Kecewa dan Sakit
24 Pengakuan dan Kebohongan
25 Usaha Awal
26 Kemarahan Elsa dan Pendukungnya
27 Setengah Hari Bersama Gilang
28 Perbincangan dari Hati ke Hati
29 Pelajaran Tentang Kecewa
30 Percakapan Kakak Adik
31 Melepas dengan Ikhlas
32 Harus Bagaimana ?
33 Arti Sebuah Nama
34 Tamu yang Tiba-tiba
35 Skenario Baru
36 Permohonan dan Penyesalan
37 Cerita Lama dari Kinan
38 Kebodohan Edward
39 Ijin Tinggal
40 Meluruskan Kesalahpahaman
41 Pelajaran Pertama
42 Pelajaran Kedua
43 Kejujuran yang Beresiko
44 Kamar yang Terkunci
45 Pria Paling Beruntung
46 Pembelaan Elsa
47 Kebahagiaan dan Kebimbangan
48 Pesan Sponsor ?
49 Keruwetan Kinan
50 Kegalauan Edward
51 Kedatangan Kinan
52 Pertimbangan Erwin
53 Pertengkaran Sahabat
54 Kelulusan Elsa
55 Erwin yang Berbeda
56 Keputusan Erwin
57 De javu
58 Kembali ke Rumah Sakit
59 Menghalau Pelakor
60 Berita Mengejutkan
61 Obrolan Siang
62 Penyesalan dan Penyesalan
63 Ketegasan Elsa
64 Pria Bertanggungjawab
65 Cinta dan Pengorbanan
66 Cinta yang Belum Habis
67 Pertemuan Kinan dan Erwin
68 Pertanyaan Bodoh
69 Pengakuan
70 Permintaan Gilang
71 Menerima Takdir
72 Tidak Bisa dan Tidak Mau
73 Alasannya : Aku Takut
74 Aku Tahu dan Cemburu
75 Keresahan Gilang
76 Kegalauan Erwin
77 Pria Terbodoh
78 Kecemasan Elsa
79 Dinginnya Elsa
80 Protes Hilda
81 Teguran Keras
82 I love you Elsa
83 Kejutan
84 Penjelasan Gilang
85 Wani Piro, Mas ?
86 Dan Elsa pun…..
87 Cinta dan Keikhlasan
88 Kepergian Lily
89 Cintamu Selamanya
90 Terima Kasih
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Tugas Seorang Istri
2
Teman Selingkuh
3
Tindakan Nekad Si Pelakor
4
Selembar Surat Cerai
5
Rencana Gila
6
Jejak yang Hilang
7
Gejala Menakutkan
8
Uji Coba
9
Pelakor Diselingkuhi
10
Di Balik Permintaan Maaf
11
Kedatangan Penjaga Hartawan
12
Siap Menerima Tantangan
13
Perjanjian yang Terlewatkan
14
Saputangan dan Wanita Penuntut
15
Pertanggungjawaban
16
Berandai-andai
17
Pengakuan Lily
18
Kedatangan yang Tiba-tiba
19
Sentuhan Maut
20
Awal Pencarian
21
Bocah yang Sudah Dewasa
22
Pria Sombong dan Menyebalkan
23
Marah, Kecewa dan Sakit
24
Pengakuan dan Kebohongan
25
Usaha Awal
26
Kemarahan Elsa dan Pendukungnya
27
Setengah Hari Bersama Gilang
28
Perbincangan dari Hati ke Hati
29
Pelajaran Tentang Kecewa
30
Percakapan Kakak Adik
31
Melepas dengan Ikhlas
32
Harus Bagaimana ?
33
Arti Sebuah Nama
34
Tamu yang Tiba-tiba
35
Skenario Baru
36
Permohonan dan Penyesalan
37
Cerita Lama dari Kinan
38
Kebodohan Edward
39
Ijin Tinggal
40
Meluruskan Kesalahpahaman
41
Pelajaran Pertama
42
Pelajaran Kedua
43
Kejujuran yang Beresiko
44
Kamar yang Terkunci
45
Pria Paling Beruntung
46
Pembelaan Elsa
47
Kebahagiaan dan Kebimbangan
48
Pesan Sponsor ?
49
Keruwetan Kinan
50
Kegalauan Edward
51
Kedatangan Kinan
52
Pertimbangan Erwin
53
Pertengkaran Sahabat
54
Kelulusan Elsa
55
Erwin yang Berbeda
56
Keputusan Erwin
57
De javu
58
Kembali ke Rumah Sakit
59
Menghalau Pelakor
60
Berita Mengejutkan
61
Obrolan Siang
62
Penyesalan dan Penyesalan
63
Ketegasan Elsa
64
Pria Bertanggungjawab
65
Cinta dan Pengorbanan
66
Cinta yang Belum Habis
67
Pertemuan Kinan dan Erwin
68
Pertanyaan Bodoh
69
Pengakuan
70
Permintaan Gilang
71
Menerima Takdir
72
Tidak Bisa dan Tidak Mau
73
Alasannya : Aku Takut
74
Aku Tahu dan Cemburu
75
Keresahan Gilang
76
Kegalauan Erwin
77
Pria Terbodoh
78
Kecemasan Elsa
79
Dinginnya Elsa
80
Protes Hilda
81
Teguran Keras
82
I love you Elsa
83
Kejutan
84
Penjelasan Gilang
85
Wani Piro, Mas ?
86
Dan Elsa pun…..
87
Cinta dan Keikhlasan
88
Kepergian Lily
89
Cintamu Selamanya
90
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!