Pelakor Diselingkuhi

“Edward turun ! Jangan coba-coba menghindar lagi.”

Kedua pria itu sama-sama menoleh ke sisi jendela penumpang dan melihat Lily berdiri di luar sambil bertolak pinggang dengan tatapan penuh rasa marah yang siap meledak.

“Jangan pergi dulu, aku tidak mau membawanya ke atas.”

“Baik dokter.”

Begitu Edward turun, Fahmi memindahkan posisi mobil supaya tidak mengganggu orang-orang yang melintas di lobi.

“Apa gara-gara surat ini kamu menghindariku ?” Lily mengibas-ngibaskan sebuah amplop putih di depan wajah Edward.

Suara Lily yang cukup keras menarik perhatian orang-orang yang sedang berada di dekat mereka bahkan seorang petugas keamanan sudah bersiap-siap seandainya Edward membutuhkan bantuan tapi pria itu menggelengkan kepala sebagai jawaban.


Dengan sedikit memaksa, Edward menarik Lily mendekati mobil yang masih menyala dan Fahmi menunggu di dalamnya.

“Masuk !” tegas Edward sambil membuka pintu penumpang belakang dan memberi isyarat supaya Lily masuk ke dalam mobil.

“Untuk apa ? Aku ingin penjelasan darimu soal surat pemecatanku ini !”

Edward menghela nafas mendengar Lily kembali bicara dengan nada tinggi seolah ingin semua orang mendengar permasalahannya.

“Masuk !” Sekali lagi Edward menyuruh Lily dengan suara lebih tegas dan tatapan yang sulit dibantah hingga akhirnya wanita itu menurut sambil mengg

“Jalan Fam.”

“Kemana dokter ?”

“Mengantar dokter Lily pulang.”

Fahmi bergeming karena tidak tahu dimana Lily tinggal dan sepertinya Edward belum menyadarinya.

“Aku tidak mau pulang !”

“Lily, kita sedang di dalam mobil. Tidak perlu berteriak begitu, aku dan Fahmi masih bisa mendengarmu. Jalan Fam !”

“Maaf saya tidak tahu dimana dokter Lily tinggal.”

Edward mengeluarkan handphone dan mengirimkan yang diperlukan Fahmi. “Aku sudah mengirimkan alamatnya ke handphonemu.”

“Baik dokter.”

“Aku tidak mau pulang ! Apa kamu tidak dengar apa yang kukatakan tadi ? Aku dipecat ! DIBERHENTIKAN DARI RUMAH SAKIT ! Kenapa kamu diam saja dan membiarkan daddy-mu memecatku ?”

Edward sampai menjauhkan wajahnya sambil mengernyit, suara Lily mengganggu pendengarannya dan membuat pria itu kembali menghela nafas entah untuk keberapa kalinya.

“Apa gara-gara kamu sudah tahu kalau aku akan dipecat tapi tidak bisa melawan keputusan daddy-mu, kamu menghindari aku selama 5 hari terakhir ini ?”

“Aku tidak menghindarimu, Lily sayang. Aku sedang sibuk dengan pekerjaan dan jadwal operasi. Kamu pasti tahu….”

“Bohong ! Kamu sudah mulai pintar berbohong padaku, Ed ? Selama ini sesibuk apapun kamu selalu menyempatkan diri untuk menemuiku meski hanya 1 menit, bahkan saat kita berpapasan kamu seperti enggan menatap ke arahku. Ancaman apa lagi yang daddy-mu berikan ? Apa dia akan mencabut namamu sebagai ahli waris dan mengancam karirmu akan hancur kalau tetap bersamaku ?” Lily tersenyum sinis saat mengucapkan pertanyaan terakhirnya.

Edward menarik Lily ke dalam pelukannya dan mengusap-usap punggung wanita itu supaya lebih tenang sementara Fahmi yang melihat dari spion tengah mencibir dan menghela nafas pelan untuk menahan kesal.

“Ambil nafas dan tenangkan pikiranmu. Maaf kalau kamu merasa aku mengabaikanmu 5 hari terakhir ini tapi aku tidak berbohong, aku benar-benar sibuk. Aku bukan sekedar dokter spesialis jantung di rumah sakit itu, daddy minta supaya aku semakin terlibat masalah operasional rumah sakit sampai Erwin pulang ke Indonesia.”

Lily yang semula masih jual mahal akhirnya balas memeluk Edward dan meletakkan wajahnya di dada bidang pria itu tapi dalam hitungan detik dengan kasar ia melepaskan pelukannya dan mendorong Edward menjauh.

“Dengan siapa kamu bertemu sebelum ini ? Apa perempuan kampungan itu diam-diam mendatangimu lagi ?”

“Apa maksudmu ?” Edward menautkan alisnya.

“Jangan bohong ! Aku hafal dengan parfum yang kamu gunakan dan masih bisa membedakan ada parfum perempuan menempel di kemejamu. Apa gadis kampung itu membuatmu menidurinya supaya kalian terikat seumur hidup ?”

“Lily jangan menuduh sembarangan ! Aku bahkan tidak tahu dimana Elsa berada.”

“Lalu….” Lily tiba-tiba menyalakan lampu mobil membuat Fahmi spontan menginjak rem dan menoleh ke belakang.

“Apa ini ?” Lily mencengkram kerah kemeja Edward lalu dengan kasar ia membuka kancing kemeja pria itu hingga satu kancing terlepas.

“Edward, kamu sudah berselingkuh dariku ?” Lily memekik saat melihat bukan hanya noda lipstik berbentuk bibir menempel di kerah kemeja tapi ada 3 titik kemerahan di leher Edward.

Melihat situasi semakin memanas, Fahmi menepikan mobil sebelum memilih keluar lalu menunggu sambil bersandar di pintu sisi pengemudi sambil menyibukkan diri dengan handphonenya.

“Aku tidak berselingkuh.”

“Lalu noda lipstik dan lehermu ? Dengan siapa kamu melakukannya, Ed ? Dasar pria munafik, selalu bilang tidak mau melakukannya sebelum menikah tapi semua ini…” Lily memekik sambil memukuli Edward yang berusaha menahan tangannya.

“Aku memang tidak berhubungan dengan wanita manapun. Masalah noda di kemeja dan leherku, aku belum bisa menjelaskan sekarang padamu.”

“Aku yakin gadis kampung itu kembali mendatangimu, menawarkan tubuhnya supaya bisa hamil anakmu dan….”

“Cukup Lily !” bentak Edward sambil mengguncang tubuh Lily. “Aku tidak ingin membahas apapun malam ini. Kamu sedang emosi dan aku sendiri cukup lelah malam ini. Aku akan mengantarmu pulang dan kita akan mencari waktu untuk membahas semuanya.”

“Tidak usah ! Aku masih punya kaki yang bisa digunakan untuk pulang sendiri.”

“Tapi sekarang sudah larut malam, aku tidak mau….”

“Tidak usah sok peduli padaku ! Ternyata kamu saja dengan banyak lelaki, pintar mempermainkan perasaan wanita dengan kata-kata manis, pura-pura suci padahal tidak cukup dengan satu wanita. Aku membencimu Ed !”

Lily langsung turun dari mobil dan membantingnya keras-keras membuat Fahmi terkejut.

“Katakan kemana kamu mengantar Edward malam ini ?” Lily menarik kemeja Fahmi hingga membuat mata pria itu membola.

“Lily !” Edward buru- buru turun dari mobil dan bergegas menghampiri Lily lalu memeluknya dari belakang, mencegah wanita itu memukul Fahmi.

“Dasar kalian berdua laki-laki brengsek !” Lily terus memberontak sambil berteriak membuat mereka mulai jadi tontontan orang-orang yang melintas di situ.

“Lepaskan aku !”

“Bantu aku, Fam.” Edward mencoba membawa Lily kembali masuk ke mobil. “Tenangkan pikiranmu, aku akan mengantarmu pulang.”

“Lepaskan aku ! Tidak sudi aku pulang bersamamu dan menumpang mobilmu. Jangan-jangan kalian bercinta di dalam mobil ini !”

Kesal dengan tingkah Lily yang semakin keras bahkan terus berteriak tanpa mempedulikan lingkungan di sekitarnya akhirnya Edward melepaskannya.

“Aku tidak akan memaksamu lagi dan jangan harap aku mau bicara denganmu dalam keadaan seperti ini ! Kita balik, Fam.”

Edward memutar dan masuk lewat pintu penumpang depan sementara Fahmi juga ikut masuk dari pintu sopir.

“Dokter, apa…”

“Jalan Fam ! Dia sudah dewasa, bisa menjaga dirinya sendiri.”

“Baik dokter.”

Fahmi melajukan mobil, meninggalkan Lily yang masih berdiri menatap mobil Edward yang semakin menjauh sambil mengepalkan kedua tangannya di samping.

“Dasar laki-laki brengsek !” teriak Lily yang kembali mengundang perhatian orang-orang di dekatnya.

“Jangan berpikir aku menyerah Ed ! Aku yakin gadis kampung itu pura-pura meninggalkanmu untuk membuatmu lengah. Aku tidak akan membiarkannya Ed, kamu hanya untukku dan milikku selamanya !” geram Lily pada dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

R yuyun Saribanon

R yuyun Saribanon

dokter kelakuan kaya jalang

2024-09-02

3

Ayu Dani

Ayu Dani

itu belum seberapa Lily masih banyak kejutan kejutan selanjutnya

2024-08-21

1

Tinaristina

Tinaristina

lanjut author makin seru nih

2024-08-12

1

lihat semua
Episodes
1 Tugas Seorang Istri
2 Teman Selingkuh
3 Tindakan Nekad Si Pelakor
4 Selembar Surat Cerai
5 Rencana Gila
6 Jejak yang Hilang
7 Gejala Menakutkan
8 Uji Coba
9 Pelakor Diselingkuhi
10 Di Balik Permintaan Maaf
11 Kedatangan Penjaga Hartawan
12 Siap Menerima Tantangan
13 Perjanjian yang Terlewatkan
14 Saputangan dan Wanita Penuntut
15 Pertanggungjawaban
16 Berandai-andai
17 Pengakuan Lily
18 Kedatangan yang Tiba-tiba
19 Sentuhan Maut
20 Awal Pencarian
21 Bocah yang Sudah Dewasa
22 Pria Sombong dan Menyebalkan
23 Marah, Kecewa dan Sakit
24 Pengakuan dan Kebohongan
25 Usaha Awal
26 Kemarahan Elsa dan Pendukungnya
27 Setengah Hari Bersama Gilang
28 Perbincangan dari Hati ke Hati
29 Pelajaran Tentang Kecewa
30 Percakapan Kakak Adik
31 Melepas dengan Ikhlas
32 Harus Bagaimana ?
33 Arti Sebuah Nama
34 Tamu yang Tiba-tiba
35 Skenario Baru
36 Permohonan dan Penyesalan
37 Cerita Lama dari Kinan
38 Kebodohan Edward
39 Ijin Tinggal
40 Meluruskan Kesalahpahaman
41 Pelajaran Pertama
42 Pelajaran Kedua
43 Kejujuran yang Beresiko
44 Kamar yang Terkunci
45 Pria Paling Beruntung
46 Pembelaan Elsa
47 Kebahagiaan dan Kebimbangan
48 Pesan Sponsor ?
49 Keruwetan Kinan
50 Kegalauan Edward
51 Kedatangan Kinan
52 Pertimbangan Erwin
53 Pertengkaran Sahabat
54 Kelulusan Elsa
55 Erwin yang Berbeda
56 Keputusan Erwin
57 De javu
58 Kembali ke Rumah Sakit
59 Menghalau Pelakor
60 Berita Mengejutkan
61 Obrolan Siang
62 Penyesalan dan Penyesalan
63 Ketegasan Elsa
64 Pria Bertanggungjawab
65 Cinta dan Pengorbanan
66 Cinta yang Belum Habis
67 Pertemuan Kinan dan Erwin
68 Pertanyaan Bodoh
69 Pengakuan
70 Permintaan Gilang
71 Menerima Takdir
72 Tidak Bisa dan Tidak Mau
73 Alasannya : Aku Takut
74 Aku Tahu dan Cemburu
75 Keresahan Gilang
76 Kegalauan Erwin
77 Pria Terbodoh
78 Kecemasan Elsa
79 Dinginnya Elsa
80 Protes Hilda
81 Teguran Keras
82 I love you Elsa
83 Kejutan
84 Penjelasan Gilang
85 Wani Piro, Mas ?
86 Dan Elsa pun…..
87 Cinta dan Keikhlasan
88 Kepergian Lily
89 Cintamu Selamanya
90 Terima Kasih
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Tugas Seorang Istri
2
Teman Selingkuh
3
Tindakan Nekad Si Pelakor
4
Selembar Surat Cerai
5
Rencana Gila
6
Jejak yang Hilang
7
Gejala Menakutkan
8
Uji Coba
9
Pelakor Diselingkuhi
10
Di Balik Permintaan Maaf
11
Kedatangan Penjaga Hartawan
12
Siap Menerima Tantangan
13
Perjanjian yang Terlewatkan
14
Saputangan dan Wanita Penuntut
15
Pertanggungjawaban
16
Berandai-andai
17
Pengakuan Lily
18
Kedatangan yang Tiba-tiba
19
Sentuhan Maut
20
Awal Pencarian
21
Bocah yang Sudah Dewasa
22
Pria Sombong dan Menyebalkan
23
Marah, Kecewa dan Sakit
24
Pengakuan dan Kebohongan
25
Usaha Awal
26
Kemarahan Elsa dan Pendukungnya
27
Setengah Hari Bersama Gilang
28
Perbincangan dari Hati ke Hati
29
Pelajaran Tentang Kecewa
30
Percakapan Kakak Adik
31
Melepas dengan Ikhlas
32
Harus Bagaimana ?
33
Arti Sebuah Nama
34
Tamu yang Tiba-tiba
35
Skenario Baru
36
Permohonan dan Penyesalan
37
Cerita Lama dari Kinan
38
Kebodohan Edward
39
Ijin Tinggal
40
Meluruskan Kesalahpahaman
41
Pelajaran Pertama
42
Pelajaran Kedua
43
Kejujuran yang Beresiko
44
Kamar yang Terkunci
45
Pria Paling Beruntung
46
Pembelaan Elsa
47
Kebahagiaan dan Kebimbangan
48
Pesan Sponsor ?
49
Keruwetan Kinan
50
Kegalauan Edward
51
Kedatangan Kinan
52
Pertimbangan Erwin
53
Pertengkaran Sahabat
54
Kelulusan Elsa
55
Erwin yang Berbeda
56
Keputusan Erwin
57
De javu
58
Kembali ke Rumah Sakit
59
Menghalau Pelakor
60
Berita Mengejutkan
61
Obrolan Siang
62
Penyesalan dan Penyesalan
63
Ketegasan Elsa
64
Pria Bertanggungjawab
65
Cinta dan Pengorbanan
66
Cinta yang Belum Habis
67
Pertemuan Kinan dan Erwin
68
Pertanyaan Bodoh
69
Pengakuan
70
Permintaan Gilang
71
Menerima Takdir
72
Tidak Bisa dan Tidak Mau
73
Alasannya : Aku Takut
74
Aku Tahu dan Cemburu
75
Keresahan Gilang
76
Kegalauan Erwin
77
Pria Terbodoh
78
Kecemasan Elsa
79
Dinginnya Elsa
80
Protes Hilda
81
Teguran Keras
82
I love you Elsa
83
Kejutan
84
Penjelasan Gilang
85
Wani Piro, Mas ?
86
Dan Elsa pun…..
87
Cinta dan Keikhlasan
88
Kepergian Lily
89
Cintamu Selamanya
90
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!