Di Balik Permintaan Maaf

Entah sudah berapa kali Edward menghela nafassambil memijat pelipisnya di dalam lift.

Sudah 2 minggu ini sakit kepala menderanya sampai-sampai ia harus mengurangi jumlah pasien yang diterimanya setiap kali praktek.

“Perlu saya antar ke apartemen, dokter ?” tanya Fahmi saat mereka sama-sama keluar di lantai dasar.

“Tidak usah, aku masih bisa sendiri. Tolong atur janji secepatnya dengan dokter spesialis yang kamu bilang, kalau perlu aku ingin cuti satu hari. Rasanya aku butuh istirahat total.”

“Baik dokter, akan saya jadwalkan di minggu depan.”

Keduanya berpisah di depan lobi karena Fahmi ke arah parkiran motor sedangkan Edward menuju parkiran mobil khusus dokter.

“Apa kabar Ed ?”

Edward terkejut melihat Lily sudah berdiri di samping mobilnya. Sudah 5 hari mereka tidak saling berkomunikasi dan Edward tidak berusaha membujuk kekasihnya itu seperti biasa karena begitu banyak masalah yang harus dibereskannya satu persatu.

“Maafkan aku yang terlalu emosi malam itu.” Bukan hanya mendekat, Lily langsung memeluk Edward dan menyandarkan kepalanya di dada pria itu.

“Maafkan aku, jangan mendiamkan aku lagi.”

Edward bergeming sambil menghela nafas, tangannya belum membalas pelukan Lily.

Beberapa hari yang lalu Edward sudah bertanya langsung pada daddy Robert tentang masalah Lily yang dikeluarkan mendadak dan hanya diberi waktu 3 hari untuk hengkang dari rumah sakit.

“Apa kamu sudah melamar dia untuk menjadi istrimu ?”

“Belum,” Edward menggeleng sambil mengerutkan dahi.

“Apa kamu tahu kalau dia semakin menggila setelah Elsa pergi ? Belum dilamar apalagi menjadi istrimu, dia sudah yakin pasti menjadi menantu keluarga Hartawan dan semena-mena pada para dokter magang dan ners di sini. Kamu yakin akan menikahi perempuan semacam itu ?”

Kecupan bibir Elsa di pipinya membuat lamunan Edward terputus, ia pun menatap wanita yang sangat dicintainya itu dengan wajah sendu.

“Ed, I’m so so so sorry. Aku benar-benar janji tidak akan mengulanginya lagi.”

“Kenapa kamu jadi mudah emosi padahal Elsa sudah tidak ada lagi bahkan aku tidak pernah menyinggung masalah dia di depanmu.”

“Ed, kamu keberatan aku cemburu ? Perempuan mana yang tidak langsung gelap mata melihat noda lipstik dan kemerahan di tubuh calon suaminya ?”

“Kamu tidak percaya kalau aku tidak selingkuh.”

“Maafkan aku, Ed, aku percaya padamu. Aku yakin penyebabnya bukan karena kamu berniat selingkuh dariku. Aku percaya kamu adalah pria jujur yang hanya mencintaiku.”

Lily tersenyum manis, tangannya sudah melingkar dan bergelayut di leher Edward lalu dengan berjinjit ia pun memulai aksi rayuan yang selalu membuat Edward langsung luluh.

Lili langsung memagut bibir Edward tapi pria itu tidak membalasnya hingga Lily melepaskan ciumannya dan menatap Edward dengan dahi berkerut.

“Aku antar kamu pulang sekarang.” Edward melewati Lily dan masuk ke dalam mobilnya.

Tidak lama Edward melajukan mobilnya meninggalkan parkiran rumah sakit.

“Ed, ada masalah apa di rumah sakit atau dengan orangtuamu ? Apa mereka masih memaksamu soal gadis kampung itu ?”

Edward menggeleng sambil tersenyum tipis, entah kenapa hatinya mulai tidak nyaman setiap kali Lily menyebut Elsa dengan sebutan gadis kampung.

“Sepertinya aku perlu menyesuaikan diri untuk menggantikan posisi daddy. Tidak mudah jadi dokter sekaligus pimpinan rumah sakit.”

“Semuanya butuh waktu, Ed, aku yakin kamu pasti bisa begitu juga dengan daddy Robert . Aku akan selalu mendukungmu, Ed. Kita akan menghadapi semua masalah ini sama-sama, berbagilah bebanmu padaku.”

“Kamu sendiri sudah punya rencana apa ?”

“Seperti yang sudah kubilang padamu, Ed. Aku akan membuka praktek di rumah saja supaya bisa punya lebih banyak waktu untuk mendampingimu, tidak terikat dengan jadwal rumah sakit yang padat.”

“Tidak berminat untuk menjadi dokter spesialis ?” Lily menggeleng.

Tangannya merangkul lengan Edward yang sedang mengemudi dan menyandarkan kepalanya di bahu pria itu.

“Aku akan belajar jadi spesialis istri saja, Ed. Aku ingin menjadi istri yang membuatmu bahagia seperti mommy Silvia.”

Edward kembali tersenyum dan mengangguk-anggukan kepala.

“Sudah ada rencana akan praktek dimana ?” Lily melepaskan pelukannya dan mengangguk-angguk sambil tersenyum sumringah.

“Aku sudah menemukan rumah yang bisa dipakai sebagai tempat praktek juga. Lokasinya sangat strategis dan tidak jauh dari rumah sakit.” Edward melirik sekilas dengan dahi berkerut.

“Rumah itu bisa kita jadikan tempat tinggal setelah kita menikah dan aku sengaja memilihnya supaya kamu tidak perlu menyetir jauh setiap hari. Aku juga sudah membayangkan bisa sekali-sekali datang membawakanmu makan siang atau menjadi penyemangat sebelum kamu melakukan operasi.”

Wajah Lily berbinar sambil membayangkan semua rencananya sampai tidak memperhatikan ekspresi Edward yang bereaksi sebaliknya.

“Bukannya rumah di sekitar sini besar-besar dan harganya bisa dibilang mahal ?”

Lily tertawa. “Aku bukan perempuan materialistis, Ed jadi jangan khawatir, rumah yang aku pilih sesuai kebutuhan dan kantongmu. Apa kamu ada waktu untuk melihatnya bersamaku besok atau lusa ? Agensinya bilang sudah ada beberapa orang yang berminat jadi aku tidak mau keduluan. Aku sudah terlanjur jatuh cinta dengan rumah itu, Ed, tapi tidak sebesar cintaku padamu.”

Edward tersenyum tipis saat Lily kembali menggombal sambil mencium pipinya.

“Aku akan pastikan dulu jadwalku. Besok terlalu mendadak, mungkin lusa atau 2 hari lagi.”

Tidak lama mobil berhenti di tempat kost Lily yang letaknya tidak jauh dari rumah sakit.

Bangunan 3 lantai yang cukup mewah untuk ukuran rumah kost dengan biaya sewa yang cukup menguras kantong adalah pilihan Edward.

Tentu saja Lily tidak akan menolaknya karena semua biayanya ditanggung oleh Edward.

Edward bilang ia tenang menempatkan Lily di situ karena selain homogen, penghuninya kebanyakan dokter-dokter muda yang sedang menjalani koas atau magang di rumah sakit milik keluarga Hartawan.

Sudah menjadi kebiasaannya untuk mengantar Lily sampai ke depan gerbang tapi kali ini tidak ada tanda-tanda pria itu akan memberikan kecupan singkat sebelum pergi.

“Ed.”

Edward yang sudah siap-siap berbalik badan kembali menoleh. Matanya membola saat Lily menghambur ke dalam pelukannya.

“Terima kasih karena kamu sudah begitu baik padaku. Aku janji akan membalas semua cintamu itu setelah kita menikah nanti. Aku janji akan menjadi istri yang baik dan selalu ada untukmu.”

Satu tangan Edward menepuk-nepuk bahu Lily tapi tangan lainnya tidak memeluk kekasihnya.

“Istirahatlah. Besok aku mengabarkanmu.”

Meski merasa sedikit aneh dengan sikap Edward, Lily menurut dan melambaikan tangan saat pria itu sudah di dalam mobil.

Aku yakin kamu sedang galau karena kedua orangtuamu yang menyebalkan itu. Tidak akan aku beri celah untuk mereka meracuni pikiranmu Edward ! Aku akan membuatmu terikat padaku seumur hidup, batin Lily sambil tersenyum smirk.

Sampai di apartemen, Edward tidak menunda lagi untuk membersihkan diri. Tubuhnya sangat lelah tapi bukan kebiasaannya tidur di ranjang tanpa mandi apalagi selesai bekerja di rumah sakit.

Alisnya menaut saat membuka lemari pakaian dan melihat isinya banyak yang berkurang. Kaos favorit yang biasa dipakai untuk tidur tidak ada satupun di tumpukan padahal Edward punya 5 potong hanya beda warna dan motif.

Edward menghela nafas panjang saat teringat kalau sudah lama ia tidak menyentuh yang namanya mesin cuci. Selama ini ada Elsa yang mengurus semua keperluannya bahkan merapikan pakaian Edward sampai kembali lagi di lemari.

Sudah 2 minggu wanita itu tidak lagi menjadi penghuni di sini membuat Edward sampai harus memanggil jasa kebersihan karena tidak ada waktu untuk merapikannya sendiri tapi lupa mengurus pakaian kotornya.

Tidak bisa dipungkiri kalau seminggu terakhir ini, pikirannya sering tiba-tiba terusik dengan ingatan akan Elsa, istri yang tidak pernah dianggapnya tapi tanpa sadar membuat hidup Edward baik-baik saja.

Terpopuler

Comments

Maizaton Othman

Maizaton Othman

mybe Lily,thor

2025-01-01

1

guntur 1609

guntur 1609

dasar ular

2024-10-18

1

Tinaristina

Tinaristina

kl sudah tiada baru terasa.........

2024-08-12

3

lihat semua
Episodes
1 Tugas Seorang Istri
2 Teman Selingkuh
3 Tindakan Nekad Si Pelakor
4 Selembar Surat Cerai
5 Rencana Gila
6 Jejak yang Hilang
7 Gejala Menakutkan
8 Uji Coba
9 Pelakor Diselingkuhi
10 Di Balik Permintaan Maaf
11 Kedatangan Penjaga Hartawan
12 Siap Menerima Tantangan
13 Perjanjian yang Terlewatkan
14 Saputangan dan Wanita Penuntut
15 Pertanggungjawaban
16 Berandai-andai
17 Pengakuan Lily
18 Kedatangan yang Tiba-tiba
19 Sentuhan Maut
20 Awal Pencarian
21 Bocah yang Sudah Dewasa
22 Pria Sombong dan Menyebalkan
23 Marah, Kecewa dan Sakit
24 Pengakuan dan Kebohongan
25 Usaha Awal
26 Kemarahan Elsa dan Pendukungnya
27 Setengah Hari Bersama Gilang
28 Perbincangan dari Hati ke Hati
29 Pelajaran Tentang Kecewa
30 Percakapan Kakak Adik
31 Melepas dengan Ikhlas
32 Harus Bagaimana ?
33 Arti Sebuah Nama
34 Tamu yang Tiba-tiba
35 Skenario Baru
36 Permohonan dan Penyesalan
37 Cerita Lama dari Kinan
38 Kebodohan Edward
39 Ijin Tinggal
40 Meluruskan Kesalahpahaman
41 Pelajaran Pertama
42 Pelajaran Kedua
43 Kejujuran yang Beresiko
44 Kamar yang Terkunci
45 Pria Paling Beruntung
46 Pembelaan Elsa
47 Kebahagiaan dan Kebimbangan
48 Pesan Sponsor ?
49 Keruwetan Kinan
50 Kegalauan Edward
51 Kedatangan Kinan
52 Pertimbangan Erwin
53 Pertengkaran Sahabat
54 Kelulusan Elsa
55 Erwin yang Berbeda
56 Keputusan Erwin
57 De javu
58 Kembali ke Rumah Sakit
59 Menghalau Pelakor
60 Berita Mengejutkan
61 Obrolan Siang
62 Penyesalan dan Penyesalan
63 Ketegasan Elsa
64 Pria Bertanggungjawab
65 Cinta dan Pengorbanan
66 Cinta yang Belum Habis
67 Pertemuan Kinan dan Erwin
68 Pertanyaan Bodoh
69 Pengakuan
70 Permintaan Gilang
71 Menerima Takdir
72 Tidak Bisa dan Tidak Mau
73 Alasannya : Aku Takut
74 Aku Tahu dan Cemburu
75 Keresahan Gilang
76 Kegalauan Erwin
77 Pria Terbodoh
78 Kecemasan Elsa
79 Dinginnya Elsa
80 Protes Hilda
81 Teguran Keras
82 I love you Elsa
83 Kejutan
84 Penjelasan Gilang
85 Wani Piro, Mas ?
86 Dan Elsa pun…..
87 Cinta dan Keikhlasan
88 Kepergian Lily
89 Cintamu Selamanya
90 Terima Kasih
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Tugas Seorang Istri
2
Teman Selingkuh
3
Tindakan Nekad Si Pelakor
4
Selembar Surat Cerai
5
Rencana Gila
6
Jejak yang Hilang
7
Gejala Menakutkan
8
Uji Coba
9
Pelakor Diselingkuhi
10
Di Balik Permintaan Maaf
11
Kedatangan Penjaga Hartawan
12
Siap Menerima Tantangan
13
Perjanjian yang Terlewatkan
14
Saputangan dan Wanita Penuntut
15
Pertanggungjawaban
16
Berandai-andai
17
Pengakuan Lily
18
Kedatangan yang Tiba-tiba
19
Sentuhan Maut
20
Awal Pencarian
21
Bocah yang Sudah Dewasa
22
Pria Sombong dan Menyebalkan
23
Marah, Kecewa dan Sakit
24
Pengakuan dan Kebohongan
25
Usaha Awal
26
Kemarahan Elsa dan Pendukungnya
27
Setengah Hari Bersama Gilang
28
Perbincangan dari Hati ke Hati
29
Pelajaran Tentang Kecewa
30
Percakapan Kakak Adik
31
Melepas dengan Ikhlas
32
Harus Bagaimana ?
33
Arti Sebuah Nama
34
Tamu yang Tiba-tiba
35
Skenario Baru
36
Permohonan dan Penyesalan
37
Cerita Lama dari Kinan
38
Kebodohan Edward
39
Ijin Tinggal
40
Meluruskan Kesalahpahaman
41
Pelajaran Pertama
42
Pelajaran Kedua
43
Kejujuran yang Beresiko
44
Kamar yang Terkunci
45
Pria Paling Beruntung
46
Pembelaan Elsa
47
Kebahagiaan dan Kebimbangan
48
Pesan Sponsor ?
49
Keruwetan Kinan
50
Kegalauan Edward
51
Kedatangan Kinan
52
Pertimbangan Erwin
53
Pertengkaran Sahabat
54
Kelulusan Elsa
55
Erwin yang Berbeda
56
Keputusan Erwin
57
De javu
58
Kembali ke Rumah Sakit
59
Menghalau Pelakor
60
Berita Mengejutkan
61
Obrolan Siang
62
Penyesalan dan Penyesalan
63
Ketegasan Elsa
64
Pria Bertanggungjawab
65
Cinta dan Pengorbanan
66
Cinta yang Belum Habis
67
Pertemuan Kinan dan Erwin
68
Pertanyaan Bodoh
69
Pengakuan
70
Permintaan Gilang
71
Menerima Takdir
72
Tidak Bisa dan Tidak Mau
73
Alasannya : Aku Takut
74
Aku Tahu dan Cemburu
75
Keresahan Gilang
76
Kegalauan Erwin
77
Pria Terbodoh
78
Kecemasan Elsa
79
Dinginnya Elsa
80
Protes Hilda
81
Teguran Keras
82
I love you Elsa
83
Kejutan
84
Penjelasan Gilang
85
Wani Piro, Mas ?
86
Dan Elsa pun…..
87
Cinta dan Keikhlasan
88
Kepergian Lily
89
Cintamu Selamanya
90
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!