Bab 8. Di datangi Alan

Gadis yang tubuh nya kurus kering ini menangis karena kulit wajah serta telinga menjadi sangat nyeri akibat luka bakar, Walau sudah kesakitan tapi dia tetap saja berangkat kekebun kopi. Mau di rumah pun untuk apa karena tak ada yang mau peduli pada nya, Nara seolah hidup sendirian di dunia ini tanpa merasakan kasih sayang dari keluarga, Mereka semua begitu tega seolah tam punya sedikit saja rasa iba untuk nya, Nara duduk meringkuk sambil menangis kesakitan, Bukan hanya tubuh saja yang terasa sakit bila sudah begini. Hati juga sangat sakit karena tak ada yang membela dia, Andai saja ada salah satu dari mereka yang bisa membela nya saat sedang di siksa, Mungkin saja Nara akan menjadi bersemangat dan berani melawan atau sedikit membantah.

Bukan satu kali ini saja Nara di siksa oleh Nayla dan Nadia, Mereka memang sangat bengis kepada Nara. Tono juga tak pernah membela nya di sini, Andai kan orang tua itu mau memberi sedikit perhatian. Karena yang memang punya hubungan darah murni adalah Tono, Namun pria itu juga membenci Nara secara mati matian, Jadi mau apa lagi yang Nara harapkan. Ayah nya saja bodo amat dia mau mati atau pun hidup, Tak jarang juga Tono menjatuhkan tangan kepada Nara hingga tubuh gadis ini remuk sampai ketulang.

"Kenapaaaa? Kenapa aku di lahirkan begini, Ya allah." Pekik Nara sendirian.

Yang bisa ia lakukan hanya menangis meratapi hidup nya yang sangat tidak beruntung ini, Jatuh bangun sendirian menata mental dan juga hati nya yang selalu berantakan akibat hidup yang amat sangat rusak ini. Bila saja Nara tak kuat iman, Dia pasti sudah bunuh diri karena tidak kuat menghadapi tekanan cobaan yang allah berikan, Hanya Zizi sang teman tempat dia mengadu dan curhat, Mereka memang berteman sejak kecil dan Zizi juga sudah tahu bagai mana kehidupan pahit nya Nara di tengah rumah yang bagaikan neraka.

"Kenapa kau menangis, Nara?" Suara yang sangat ia kenal bertanya.

"Tidak, Hanya lelah saja." Nara cepat menghapus air mata nya.

"Astaga! Apa yang terjadi pada wajah mu?" Kaget Alan.

"Tak sengaja kena barang panas, Sehingga jadi merah begini." Ujar Nara tak ingin cerita.

Namun Alan bukan lah orang yang mudah untuk di bohongi, Karena dia tahu luka bakar yang tak sengaja tersenggol pasti tak akan separah ini, Lagi pula aneh sekali bila tersenggol sesuatu sampai kewajah.

"Kan tidak mungkin bila kuali sampai kewajah, Ra?!" Selidik Alan.

"Bukan kuali, Aku coba nyatok dan terkena." Nara menutupi bagian pipi dengan rambut.

"Kamu punya barang seperti itu? Dapat dari mana." Alan sangat tidak percaya.

Nara tak menjawab karena sudah kehabisan kata untuk mencari kebohongan lagi, Jadi dia diam saja. Alan yang tahu diam nya Nara segera pergi dari kebun kopi, Gigi nya gemeletuk menahan emosi yang siap meledak karena dia tahu ini ulah nya siapa.

"Kenapa Alan cepat pergi?" Zizi baru datang dan bertanya.

"Ndak tau, Ayo mulai kerja." Nara langsung mengambil topi besar.

"Rajin banget kamu, Kayak di gaji saja! Santai aja lah." Ucap Zizi

Namun Nara tak memperdulikan nya, Dia sibuk mengambil bakul besar yang di gendong di belakang untuk tempat kopi. Dari pada diam lama duduk sambil cerita, Yang ada di semakin parah saja menangis nya, Karena bicara dengan Zizi sama dengan Alan. Mereka sangat susah di bohongi sehingga Nara pun terpaksa cerita jujur, Ujung ujung nya pasti akan menangis karena dia pasti tak kuat menahan air mata nya.

"Tungguin lah." Zizi cepat menyusul.

Di lirik nya Nara yang terus menyembunyikan wajah dari tadi, Zizi sudah curiga kalau teman nya ini pasti sedang menyembunyikan sesuatu dari dia, Pasti soal orang rumah nya yang selalu menggunakan kekerasan, Sudah bisa Zizi menebak nya, Yang aneh kali ini Nara tak mau cerita dengan dia.

...****************...

Nayla senang sekali ketika Alan menghubungi nya untuk makan siang bersama di cafe dekat perusahaan dia bekerja, Sama hal nya juga dengan Nadia yang mendapat pesan serupa. Kedua saudara kembar ini tak tahu bila mereka sama sama mendapatkan pesan dari pria yang sama, Maka mereka segera bergegas menuju cafe itu.

Tak lupa menambahkan make up agar Alan terpesona melihat nya, Pria tampan itu tak pernah mengajak mereka duluan. Bahkan bila di ajak pun selalu menolak, Ini tiba tiba saja mengajak mereka untuk makan siang, Sehingga membuat Nayla dan Nadia semangat bukan main. Tak peduli nanti makan nya apa, Yang penting di ajak makan oleh Alan.

"Kamu ngapain di sini?" Nayla kaget melihat adik nya datang.

"Ada janji lah, Hari yang paling bersejarah dalam hidup ku." Nadia berkata bangga.

"Apa sih? Sana lah makan di tempat lain, Nanti kau pengen pula melihat ku." Usir Nayla.

"Aku? Pengen sama kamu? Enggak ya!" Nadia berdecih centil.

Nayla memutar bola mata nya malas karena dia tahu nanti Nadia pasti sangat iti melihat dia makan sama Alan, Pemuda itu memang incaran nya mereka berdua. Hanya saja selama ini memang sangat cuek, Padahal sudah berusaha di kejar secara mati matian oleh mereka.

"Mas Alan!"

"Apa sih, Nad? Mas Alan mau makan sama kamu." Geram Nayla.

"Pede banget kamu! Dia ngajak aku ketemu ya." Nadia sengit sekali.

"Jangan ngarang kau ya! Dia mengajak ku makan di sini, Kau saja yang gatal!" Bentak Nayla.

"Ngaca sebelum mengatai ku! Mas Alan mengajak ku kesini." Nadia tak mau kalah.

Bahkan sekarang dua Kakak adik ini malah berebut ingin menggandeng tangan nya Alan, Tak melihat bagai mana tegang nya wajah Alan karena menahan rasa kesal ini, Mereka malah saik debat tak berkesudahan sehingga amarah Alan kian naik keubun ubun

"Aku memang mengajak kalian berdua bertemu, Karena ada yang ingin ku pastikan." Tegas Alan.

"Kami berdua?!" Kaget Nayla dan Nadia.

"Yah! Kalian kan yang sudah menaruh besi panas di wajah Nara?" Alan menatap mereka tajam.

"Apa sih kamu, Mas? Datang datang kok malah membahas Nara, Apa lagi masalah besi panas segala." Kilah Nayla.

"Tidak usah banyak cerita! Ngaku sekarang kalau kalian yang sudah menyakiti dia, Apa salah Nara pada kalian?" Bentak Alan.

"Kamu suruh kami berdua kesini hanya mau membahas masalah Nara?" Nayla tak percaya.

"Kalian sangat biadab!" Geram Alan.

Nayla dan Nadia kian emosi karena mereka sudah di ajak bertemu hanya untuk membahas masalah Nara, Dalam hati sudah bertekad untuk menghajar Nara nanti sudah di rumah.

Terpopuler

Comments

Endang Listiani

Endang Listiani

daripada disiksa mending kabur cari kerja dapat duit ini kerja nggak digaji

2025-01-19

0

Ema Mahriana

Ema Mahriana

malah nambah masalah nih si Alan
kasian Nara nnti jd bulan2nan lg deh

2025-01-12

0

Reni Ajja Dech

Reni Ajja Dech

pergi napaa Nara.kok bodoh di pelihara.

2024-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pemulaan
2 Bab 2. Gara² apel
3 Bab 3. Di hukum Ibu
4 Bab 4. Keluh kesah
5 Bab 5. Kisah Nara
6 Bab 6. Menjual istri
7 Bab 7. Lastri agak baik
8 Bab 8. Di datangi Alan
9 Bab 9. Di hajar bersama
10 Bab 10. Menabrak Nara
11 Bab 11. Nara hilang
12 Bab 12. Keluarga Pattinson
13 Bab 13. Ceraikan aku
14 Bab 14. Alan datang
15 Bab 15. Sebulan sudah
16 Bab 16. Tawaran Nadia
17 Bab 17. Nara bangun
18 Bab 18. Calon adik
19 Bab 19. Di ajak Celia
20 Bab 20. Gaji pertama
21 Bab 21. Latihan menembak
22 Bab 22. Lima tahun berlalu
23 Bab 23. Misi Nara
24 Bab 24. Anak wali kota
25 Bab 25.Bertemu keluarga Pattinson
26 Bab 26. Kenangan
27 Bab 27. Pembeli lahan
28 Bab 28. Arhan hilang
29 Bab 29. Duel
30 Bab 30. Tak terima
31 Bab31. Suami istri
32 Bab 32. Amarah Edwin
33 Bab 33. Berpelukan
34 Bab 34. Bertemu teman
35 Bab 35. Kebakaran
36 Bab 36. Salah paham Edwin
37 Bab 37. Pertengkaran kembali
38 Bab 38. Anda cemburu Tuan?
39 Bab 39. Rumah tangga Nadia
40 Bab 40. Tuduhan gay
41 Bab 41. Bertengkar
42 Bab 43. Siksaan.
43 Bab 43. Penderitaan
44 Bab 44. Cinta itu apa
45 Bab 45. Terbakar nya rumah Nayla
46 Bab 46. Kesedihan Ibu
47 Bab 47. Pengorbanan Celia
48 Bab 48. Jasad Vina
49 Bab 49. Ingin menikah
50 Bab 50. Kedatangan Alan dan Zizi
51 Bab 51. Sakit nya Alan
52 Bab 52. Lastri datang kekota
53 Bab 53. Ternyata adik nya
54 Bab 54. Menolak
55 Bab 55. Gadis gadis
56 Bab 56. Video untuk Tono
57 Bab 57. Mendatangi Zizi
58 Bab 58. Tersinggung
59 Bab 59. Tantrum lagi
60 Bab 60. Tono masuk perangkap
61 Bab 61. Siksaan Nara
62 Bab 62. Mayat Nayla
63 Bab 63. Lastri mati
64 Bab 64. Helen dan Jeff
65 Bab 65. Nasihat Helen
66 Bab 66. Cerita Zizi
67 Bab 67. Rundingan
68 Bab 68. Nasi basi
69 Bab 69. Mengamuk lagi
70 Bab 70. Setuju
71 Bab 71. Nara tertembak
72 Bab 72. Di beri pilihan
73 Bab 73. Pulang kerumah
74 Bab 74. memohon ampun
75 Bab 75. Desainer
76 Bab 76. Tono mati
77 Bab 77. Persiapan nikah
78 Bab 78. Pernikahan N&E
79 Bab 79. Suami istri
80 Bab 80. Selesai
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Pemulaan
2
Bab 2. Gara² apel
3
Bab 3. Di hukum Ibu
4
Bab 4. Keluh kesah
5
Bab 5. Kisah Nara
6
Bab 6. Menjual istri
7
Bab 7. Lastri agak baik
8
Bab 8. Di datangi Alan
9
Bab 9. Di hajar bersama
10
Bab 10. Menabrak Nara
11
Bab 11. Nara hilang
12
Bab 12. Keluarga Pattinson
13
Bab 13. Ceraikan aku
14
Bab 14. Alan datang
15
Bab 15. Sebulan sudah
16
Bab 16. Tawaran Nadia
17
Bab 17. Nara bangun
18
Bab 18. Calon adik
19
Bab 19. Di ajak Celia
20
Bab 20. Gaji pertama
21
Bab 21. Latihan menembak
22
Bab 22. Lima tahun berlalu
23
Bab 23. Misi Nara
24
Bab 24. Anak wali kota
25
Bab 25.Bertemu keluarga Pattinson
26
Bab 26. Kenangan
27
Bab 27. Pembeli lahan
28
Bab 28. Arhan hilang
29
Bab 29. Duel
30
Bab 30. Tak terima
31
Bab31. Suami istri
32
Bab 32. Amarah Edwin
33
Bab 33. Berpelukan
34
Bab 34. Bertemu teman
35
Bab 35. Kebakaran
36
Bab 36. Salah paham Edwin
37
Bab 37. Pertengkaran kembali
38
Bab 38. Anda cemburu Tuan?
39
Bab 39. Rumah tangga Nadia
40
Bab 40. Tuduhan gay
41
Bab 41. Bertengkar
42
Bab 43. Siksaan.
43
Bab 43. Penderitaan
44
Bab 44. Cinta itu apa
45
Bab 45. Terbakar nya rumah Nayla
46
Bab 46. Kesedihan Ibu
47
Bab 47. Pengorbanan Celia
48
Bab 48. Jasad Vina
49
Bab 49. Ingin menikah
50
Bab 50. Kedatangan Alan dan Zizi
51
Bab 51. Sakit nya Alan
52
Bab 52. Lastri datang kekota
53
Bab 53. Ternyata adik nya
54
Bab 54. Menolak
55
Bab 55. Gadis gadis
56
Bab 56. Video untuk Tono
57
Bab 57. Mendatangi Zizi
58
Bab 58. Tersinggung
59
Bab 59. Tantrum lagi
60
Bab 60. Tono masuk perangkap
61
Bab 61. Siksaan Nara
62
Bab 62. Mayat Nayla
63
Bab 63. Lastri mati
64
Bab 64. Helen dan Jeff
65
Bab 65. Nasihat Helen
66
Bab 66. Cerita Zizi
67
Bab 67. Rundingan
68
Bab 68. Nasi basi
69
Bab 69. Mengamuk lagi
70
Bab 70. Setuju
71
Bab 71. Nara tertembak
72
Bab 72. Di beri pilihan
73
Bab 73. Pulang kerumah
74
Bab 74. memohon ampun
75
Bab 75. Desainer
76
Bab 76. Tono mati
77
Bab 77. Persiapan nikah
78
Bab 78. Pernikahan N&E
79
Bab 79. Suami istri
80
Bab 80. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!