Bab 2. Gara² apel

Rumah yang bisa di bilang paling mewah di kampung ini, Karena memang Pak Tono juragan segala macam, Harta nya sangat banyak sehingga tak akan habis di makan tujuh turunan bila di pakai dengan cara yang elok dan benar. Penyakit dia hanya suka bermain judi dan selingkuh dengan gadis gadis cantik, Para gadis tergiur drngan uang yang bangkot tua ini tawarkan. Bahkan kadang pacar nya Pak Tono ada yang masih seusia Nara juga putri bungsu nya, Nara perlahan berjalan masuk kedalam rumah usai tadi di antarkan oleh Zizi. Di lihat nya Nayla dan Nadia tengah bersantai menikmati buah buahan yang memang selalu tersedia, Ini lah yang membuat Nara sangat iri bila melihat para Kakak nya yang hidup sangat enak, Tak perlu kerja keras kalau mau apa pun tinggal bilang saja.

Maka Pak Tono akan memberikan semua yang mereka minta tanpa pikir panjang, Beda hal nya dengan Nara yang harus kerja keras banting tulang agar bisa makan dan mendapatkan baju bekas dari Nayla dan Nadia. Bahkan kedua gadis itu seolah tak peduli pada Nara yang baru pulang dengan tubuh kotor dan baju yang sangat lusuh, Persis seperti anak gelandangan yang tak punya orang tua, Heran nya Pak Tono seolah tidak mau walau di gunjing dengan orang akibat membedakan anak bungsu nya.

"Eeeh baru pulang ya, Nih makan apel biar segar." Nadia memberikan sebuah apel merah.

Tanpa pikir panjang dan karena Nara sangat ingin makan buah itu, Maka Nara mengambil nya dan menggigit dengan sangat rakus sekali. Rasa apel yang sangat manis menempel di lidah nya Nara, Ternyata makanan mereka memang sangat lah enak, Nayla dan Nadia saling pandang sambil tersenyum licik. Nara tak menyadari keadaan itu karena dia sedang memakan apel nya dengan perasaan yang sangat bahagia, Di luar mobil yang sering di pakai Pak Tono tampak berhenti dan pria itu berjalan masuk dengan wajah masam, Bisa di pastikan bahwa dia sedang kalah judi.

"Ayaaaah! Lihat lah Nara ini sangat rakus, Dia mengambil apel ku!" Teriak Nadia menuding Nara.

"Tidak, Kakak yang memberikan padaku!" Jerit Nara langsung ketakutan.

Reflek buah apel yang sedang ia pegang jatuh kelantai karena sangking takut nya, Pak Tono pasti percaya dengan ucapan nya Nadia dari pada Nara. Bahkan tanpa mendengarkan alasan dari Nara lagi dan dia merasa tak perlu untuk mendengarkan nya, Pak Tono mengambil rotan yang biasa nya untuk memukuli Nara. Tanpa iba dan belas kasihan pada putri kecil nya yang sudah sangat kurus itu, Pak Tono menghantam kan rotan ketubuh Nara dengan kekuatan penuh tentu nya, Sekalian untuk melepaskan emosi dia akibat kalah berjudi tadi.

"Dasar anak rakus! Sialan kurang ajar, Rasakan ini." Pak Tono terus menghantam tubuh Nara.

"Ampuuun, Huhuuuu ampuni aku, Ayah." Nara histeris karena kesakitan.

"Najis aku kau panggil Ayah! Lebih baik kau tidak lahir saja di dunia ini." Geram Pak Tono.

"Aaaagggk, Aaaggkk!"

Nara hanya bisa menggerang pasrah karena mau melawan pun pasti tak bisa, Membiarkan tubuh nya merasakan puluhan cambuk hanya karena dia menerima pemberian apel dari Nadia. Oknum yang memfitnah tertawa puas seolah penderitaan Nara sebuah tontonan yang sangat lucu bagi mereka, Nayla cuek saja sambil makan buah milik nya karena dia sedang tidak mood mau menjadi kompor.

"Bajingan, Bedebah haram kau!" Pak Tono menendang pinggang Nara dengan keras.

Setelah itu baru bergegas masuk membiarkan saja putri nya yang menggeliat karena sangking sakit nya tendangan itu, Tubuh ini sudah hancur karena terlalu sering di hajar dengan cara yang sangat binatang. Tak ada satu pun orang yang bisa membela nya, Bahkan Bu Lastri hanya menatap sekilas dan kembali fokus pada miras, Entah kenapa wanita itu seolah sangat tak peduli dengan penderitaan yang di alami putri nya. Sedangkan gelak tawa Nadia menggema dalam rumah ini, Rasa nya sangat puas melihat adik nya kesakitan hingga susah mau bangun.

...****************...

Susah payah Nara bersujud di tengah malam yang sangat sepi, Para penghuni lain pasti sedang tidur pulas dan kalau ada yang masih terjaga pasti lah salah satu Kakak nya yang sedang asik berselancar di dunia maya. Beda hal nya dengan gadis kecil ini, Dia memohon kepada allah untuk mengambil nyawa nya saja dari pada hidup di dunia terlalu banyak penderitaan, Rasa nya sejak kecil sudah semenderita ini. Tak ada satu pun orang yang peduli kepada dia, Hanya hajaran saja yang selalu Nara terima dari orang tua.

"Ambil saja nyawa ku ini, Ya allah! Hamba tak kuat lagi hidup begini." Nara berdoa sambil menangis.

Walau Nara sangat ingin kematian karena sudah terlalu lelah dengan hidup nya, Namun tak pernah sedikit pun terlintas dalam benak nya untuk bunuh diri, Cukup terhina saat masih di dunia, Jangan sudah meninggal pun dia juga terhina. Tak peduli betapa sengsara nya hidup ini, Nara akan terus bertahan tanpa mau merenggut nyawa nya sendiri.

"Aku lelah, Ya Allah." Nara meneteskan air mata di atas sajadah.

Lama dia menangis dan akhir nya tertidur sendiri karena sangking lelah nya, Sudah lelah karena seharian bekerja di kebun kopi tanpa upah. Pulang pun masih di hajar karena fitnah Nadia, Siapa yang tak sedih bila mendapat hidup begitu. Mungkin bila mereka bertiga sama sama anak orang miskin dan hidup sama sama susah, Masih ada rasa bahagia nya, Ini beda cerita dengan Nara. Di rumah ini hanya dia saja yang susah, Sedang kan yang lain hidup enak tanpa harus bekerja keras, Seperti Nadia dan Nayla yang mau minta apa pun tinggal bilang, Semua nya langsung di kabulkan oleh Ayah mereka. Tak seperti Nara yang sudah bekerja keras pun masih saja salah, Tamparan dan tendangan adalah hadiah dari semua itu.

"Bukan aku, Ayah! Itu bukan salah ku." Dalam tidur nya Nara masih mengingat kejadian tadi.

Bahkan air mata nya juga merembes dari mata yang terpejam itu, Tampak nya hati Nara jauh lebih sakit dari pada tubuh nya yang mendapat banyak pukulan dan tendangan. Air mata nya berderai di atas sajadah memohon kepada allah agar bisa hidup lebih enak, Atau lebih baik dia kembali saja kepangkuan nya.

"Aku anak mu, Ayah." Rintih Nara bergetar seluruh tubuh nya.

Ingin sekali Nara merasakan pelukan hangat dari kedua orang tua nya, Bukan hanya untuk sasaran emosi nya, Bila bukan Pak Tono maka Bu Lastri lah yang akan menghajar nya secara brutal.

Terpopuler

Comments

Morna Simanungkalit

Morna Simanungkalit

thor terlalu sakit yang dialami nara maunya dibuat dulu thor penderitaan kakanya dan orangtuanya

2025-01-07

0

Bunda Silvia

Bunda Silvia

aq dulu sampe kabur dari rumah karena sangat di perlakukan beda

2025-01-21

0

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

٭ 𝕰𝖑𝖑𝖊 ٭ ᵉᶠ ​᭄

mungkinkah nara bkn anak kandung mereka /Sob/

2025-01-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Pemulaan
2 Bab 2. Gara² apel
3 Bab 3. Di hukum Ibu
4 Bab 4. Keluh kesah
5 Bab 5. Kisah Nara
6 Bab 6. Menjual istri
7 Bab 7. Lastri agak baik
8 Bab 8. Di datangi Alan
9 Bab 9. Di hajar bersama
10 Bab 10. Menabrak Nara
11 Bab 11. Nara hilang
12 Bab 12. Keluarga Pattinson
13 Bab 13. Ceraikan aku
14 Bab 14. Alan datang
15 Bab 15. Sebulan sudah
16 Bab 16. Tawaran Nadia
17 Bab 17. Nara bangun
18 Bab 18. Calon adik
19 Bab 19. Di ajak Celia
20 Bab 20. Gaji pertama
21 Bab 21. Latihan menembak
22 Bab 22. Lima tahun berlalu
23 Bab 23. Misi Nara
24 Bab 24. Anak wali kota
25 Bab 25.Bertemu keluarga Pattinson
26 Bab 26. Kenangan
27 Bab 27. Pembeli lahan
28 Bab 28. Arhan hilang
29 Bab 29. Duel
30 Bab 30. Tak terima
31 Bab31. Suami istri
32 Bab 32. Amarah Edwin
33 Bab 33. Berpelukan
34 Bab 34. Bertemu teman
35 Bab 35. Kebakaran
36 Bab 36. Salah paham Edwin
37 Bab 37. Pertengkaran kembali
38 Bab 38. Anda cemburu Tuan?
39 Bab 39. Rumah tangga Nadia
40 Bab 40. Tuduhan gay
41 Bab 41. Bertengkar
42 Bab 43. Siksaan.
43 Bab 43. Penderitaan
44 Bab 44. Cinta itu apa
45 Bab 45. Terbakar nya rumah Nayla
46 Bab 46. Kesedihan Ibu
47 Bab 47. Pengorbanan Celia
48 Bab 48. Jasad Vina
49 Bab 49. Ingin menikah
50 Bab 50. Kedatangan Alan dan Zizi
51 Bab 51. Sakit nya Alan
52 Bab 52. Lastri datang kekota
53 Bab 53. Ternyata adik nya
54 Bab 54. Menolak
55 Bab 55. Gadis gadis
56 Bab 56. Video untuk Tono
57 Bab 57. Mendatangi Zizi
58 Bab 58. Tersinggung
59 Bab 59. Tantrum lagi
60 Bab 60. Tono masuk perangkap
61 Bab 61. Siksaan Nara
62 Bab 62. Mayat Nayla
63 Bab 63. Lastri mati
64 Bab 64. Helen dan Jeff
65 Bab 65. Nasihat Helen
66 Bab 66. Cerita Zizi
67 Bab 67. Rundingan
68 Bab 68. Nasi basi
69 Bab 69. Mengamuk lagi
70 Bab 70. Setuju
71 Bab 71. Nara tertembak
72 Bab 72. Di beri pilihan
73 Bab 73. Pulang kerumah
74 Bab 74. memohon ampun
75 Bab 75. Desainer
76 Bab 76. Tono mati
77 Bab 77. Persiapan nikah
78 Bab 78. Pernikahan N&E
79 Bab 79. Suami istri
80 Bab 80. Selesai
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bab 1. Pemulaan
2
Bab 2. Gara² apel
3
Bab 3. Di hukum Ibu
4
Bab 4. Keluh kesah
5
Bab 5. Kisah Nara
6
Bab 6. Menjual istri
7
Bab 7. Lastri agak baik
8
Bab 8. Di datangi Alan
9
Bab 9. Di hajar bersama
10
Bab 10. Menabrak Nara
11
Bab 11. Nara hilang
12
Bab 12. Keluarga Pattinson
13
Bab 13. Ceraikan aku
14
Bab 14. Alan datang
15
Bab 15. Sebulan sudah
16
Bab 16. Tawaran Nadia
17
Bab 17. Nara bangun
18
Bab 18. Calon adik
19
Bab 19. Di ajak Celia
20
Bab 20. Gaji pertama
21
Bab 21. Latihan menembak
22
Bab 22. Lima tahun berlalu
23
Bab 23. Misi Nara
24
Bab 24. Anak wali kota
25
Bab 25.Bertemu keluarga Pattinson
26
Bab 26. Kenangan
27
Bab 27. Pembeli lahan
28
Bab 28. Arhan hilang
29
Bab 29. Duel
30
Bab 30. Tak terima
31
Bab31. Suami istri
32
Bab 32. Amarah Edwin
33
Bab 33. Berpelukan
34
Bab 34. Bertemu teman
35
Bab 35. Kebakaran
36
Bab 36. Salah paham Edwin
37
Bab 37. Pertengkaran kembali
38
Bab 38. Anda cemburu Tuan?
39
Bab 39. Rumah tangga Nadia
40
Bab 40. Tuduhan gay
41
Bab 41. Bertengkar
42
Bab 43. Siksaan.
43
Bab 43. Penderitaan
44
Bab 44. Cinta itu apa
45
Bab 45. Terbakar nya rumah Nayla
46
Bab 46. Kesedihan Ibu
47
Bab 47. Pengorbanan Celia
48
Bab 48. Jasad Vina
49
Bab 49. Ingin menikah
50
Bab 50. Kedatangan Alan dan Zizi
51
Bab 51. Sakit nya Alan
52
Bab 52. Lastri datang kekota
53
Bab 53. Ternyata adik nya
54
Bab 54. Menolak
55
Bab 55. Gadis gadis
56
Bab 56. Video untuk Tono
57
Bab 57. Mendatangi Zizi
58
Bab 58. Tersinggung
59
Bab 59. Tantrum lagi
60
Bab 60. Tono masuk perangkap
61
Bab 61. Siksaan Nara
62
Bab 62. Mayat Nayla
63
Bab 63. Lastri mati
64
Bab 64. Helen dan Jeff
65
Bab 65. Nasihat Helen
66
Bab 66. Cerita Zizi
67
Bab 67. Rundingan
68
Bab 68. Nasi basi
69
Bab 69. Mengamuk lagi
70
Bab 70. Setuju
71
Bab 71. Nara tertembak
72
Bab 72. Di beri pilihan
73
Bab 73. Pulang kerumah
74
Bab 74. memohon ampun
75
Bab 75. Desainer
76
Bab 76. Tono mati
77
Bab 77. Persiapan nikah
78
Bab 78. Pernikahan N&E
79
Bab 79. Suami istri
80
Bab 80. Selesai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!