Aletta menatap meja makan dengan helaan nafas bahagia kini di hadapannya sudah terhidangkan menu untuk sarapan. Setelah selesai sholat subuh tadi Aletta langsung berkutat di dapur menyiapkan bahan-bahan untuk masakannya yang akan ia hidangkan untuk sarapan pagi ini.
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi Aletta kaget melihat Steve yang berpakaian rapi terlihat seperti ingin pergi berangkat kerja.
"Pak Steve tidak cuti?" tanya Aletta kaget melihat Steve berpakaian rapi karena Aletta sendiri mendapat cuti dari kantornya.
"Tidak, saya sibuk" ucap Steve singkat ingin melangkahkan kakinya tapi terhenti karena Aletta kembali bersuara.
"Sarapan dulu pak" ajak Aletta tapi Steve hanya melirik sekilas ke arah meja makan
"Aku makan di kantor" ucap Steve dingin tanpa melihat kearah Aletta sedikit pun
"Tap-tapikan masakannya sudah siap semua" ucap Aletta sedikit kecewa.
"Bagikan saja ke pak Hartono penjaga pos tadi malam" ucap Steve mengacuhkan Aletta dan berjalan menjauhi Aletta.
Aletta mengejar Steve dan kini Aletta berhadapan dengan Steve. Aletta mengulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Steve namun di luar dugaan Steve mengulurkan tangannya untuk di salami Aletta tapi bukan hanya sekedar bersalaman Aletta juga mencium punggung tangan Steve seperti yang biasa ibunya lakukan kepada ayahnya.
Steve merasakan getaran menjalari tangannya hingga membuat hatinya berdesir selama lima tahun berhubungan dengan Clara tidak pernah sekali pun ia merasakan getaran seperti ini saat Clara menciumnya ya walaupun ciuman yang berbeda tapi hatinya lebih tergetarkan dengan ciuman tangan yang sekarang tengah di lakukan wanita ini.
"Kalau begitu tunggu sebentar ya pak, saya akan siapkan bekal" ucap Aletta
"Aku makan di kantor saja" tolak Steve sambil melangkah meninggalkan Aletta yang kini menatap sedih kearahnya.
"Dan lain kali tidak usah repot-repot membuat sarapan atau bekal apapun itu" ucap Steve tanpa melirik sedikitpun kearah Aletta.
Aletta menghela nafasnya sedih kerja kerasnya sejak subuh tidak dihargai Aletta tidak mengerti bahkan di kantor pun Steve selalu memperlakukannya dengan dingin seolah Steve tidak menyukainya sejak saat pertama Aletta bekerja di kantornya bahkan sekarang sudah resmi menjadi istrinya Steve masih memperlakukannya sama.
Aletta memakan sepiring nasi goreng yang sebelumnya ia masak, nafsu makannya hilang karena sikap kasar Steve tadi. Masih banyak hidangan lain yang tidak tersentuh oleh Aletta seperti ayam goreng bumbu, telur goreng dan sup jamur sosis.
Aletta mengambil rantang yang cukup besar dan mengisinya satu per satu dengan makanan yang dia masak tadi Aletta pun bersiap untuk mengantarkan rantang itu ke pos depan tempat pak Hartono berjaga.
Seharian ini Aletta berada di rumah tidak melakukan apa-apa ia pun merasa sangat bosan tidak ada perbedaannya saat ia di kantor ia sama-sama tidak melakukan apapun.
Aletta benar-benar menghabiskan waktunya hanya dengan menonton televisi dan uring-uringan di rumah karena bosan Aletta pun memutuskan untuk merapikan beberapa barang yang berserakan di ruang depan dan lantai atas.
Saat membersihkan rumah pandangan mata Aletta tertuju pada photo yang terbingkai dan tersusun rapi di beberapa bagian di ruang kerja Steve.
"Ini pilihan mu Aletta" ucapnya dalam hati saat rasa nyeri merayapi relung hatinya.
Meskipun merasakan pilu yang teramat Aletta tetap membersihkan berkas-berkas dan photo-photo yang ada di ruang kerja itu termasuk photo kebersamaan Steve dan Clara.
Setelah selesai membereskan segalanya Aletta pun keluar dari ruang kerja Steve rasa sesak dan perih menjalari hatinya rasa sakit itu sulit untuk di tahan.
Saat menutup pintu ruang kerja Steve Aletta tersentak kaget oleh seorang lelaki yang kini berada di hadapannya dengan raut wajah yang terlihat seperti menahan amarah.
"Apa yang kau lakukan di ruanganku?" ucap Steve dengan rahang yang mengeras
"S-saya hanya merapikannya sedikit pak" ucap Aletta takut-takut setelah melihat raut wajah Steve.
Dengan kasar Steve menyeret Aletta menuju kamarnya Steve meremas tangan Aletta dengan kuat yang membuat Aletta merasakan ngilu di bagian pergelangan tangannya.
Steve menghempas tubuh Aletta ke kasur Aletta limbung sebelum akhirnya ia kembali duduk di tepi ranjangnya Aletta menundukkan kepalanya matanya terasa sangat panas dan kini air matanya hampir menyeruak dari sudut matanya.
Steve mendengus kesal di hadapan Aletta seketika pandangan mata mereka bertemu sorot mata Steve kini di penuhi dengan kemarahan.
"Lain kali jangan pernah masuk ke ruang kerjaku lagi apalagi masuk kamarku, mengerti?!" hardik Steve dengan tangannya yang kini meremas bahu Aletta, Aletta hanya bisa mengangguk ketakutan.
Bendungan yang sekuat tenaga ia tahan pada akhirnya jebol karena perlakuan Steve terhadapnya kini Aletta menangis tanpa suara tubuhnya bergetar Aletta tidak berpikir sejauh ini ketika menerima tawaran itu.
Aletta menatap sendu ke arah Steve air matanya tak henti-hentinya mengalir, Steve tersadar dan menjauhi Aletta tanpa berkata apapun ia pergi meninggalkan istrinya itu menangis sendirian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
sheera sheepayung
kata2 nya bagus tersusun rapih... good author
2023-03-31
1
Nurul Hoiria
tinggalin aja ta nantik juga bingung nyariin
2021-12-25
0
Deinara Grosir
udah tau cuma pengganti, ngapain cari perhatian trus cengeng lagi..
2021-08-03
0