Disisi lain Aletta kini tengah bersiap-siap menuju rumah sakit untuk menjenguk ibunya, dua hari yang lalu ibunya kembali masuk ke rumah sakit karena kondisi yang semakin memburuk.
Setelah pulang dari kantor Aletta sempat tidur sebentar untuk mengistirahatkan tubuhnya saat bangun Aletta langsung bersiap-siap membersihkan diri lalu memasak sesuatu untuk dibawa ke Rumah Sakit untuk dimakan ibunya
Rumah sakit memang menyediakan makanan untuk pasiennya tapi sang ibu mengatakan bosan jika harus memakan makanan yang masa setiap kalinya, ia ingin makan masakan Aletta saja.
Kini jam sudah menunjukkan pukul 6.45 malam dan Aletta kini melangkahkan kakinya di area Rumah Sakit ia langsung menuju ke kamar tempat ibunya dirawat.
Didalam sana terlihat ibunya yang tengah bersandar seperti sedang menunggunya datang "Aku telat ya bu? Maaf ya bu tadi aku ketiduran" ucap Aletta mendekati ibunya.
"Ibu sudah makan atau belum? Ini Aletta bawain ibu makanan, makan dulu ya bu" sambungnya saat melihat ada kotak makanan dimeja samping ranjang ibunya itu.
"Belum nak" ucap ibunya
"Mau makan masakan Aletta bu?" tawarnya dan ibu hanya menganggukkan kepalanya.
Aletta menyuapi ibu dengan telaten dan pelan setelah kurang lebih tiga puluh menit menyuapi sang ibu makan dan membantunya meminum obat Aletta kini tengah menatap sang ibu yang tengah tertidur.
Aletta dikagetkan dengan kedatangan dokter yang merawat sang ibu, sebenarnya Aletta sangat menghindari dokter itu karena sebelumnya dokter menyarankan untuk melakukan operasi pada ibunya tapi Aletta belum menyediakan uang untuk biaya operasi.
Dokter datang untuk memeriksa keadaan Ibu saat selesai memeriksa Aletta dapat mendengar hal apa yang disampaikan suster pendamping kepada Dokter hal itu membuat Aletta hanya menundukkan kepalanya malu.
"Apa anda tidak ingin melakukan operasi padanya?" tanya Dokter itu sedikit kesal saat mengetahui Aletta belum menyetujui untuk melakukan operasi.
"B-bukan seperti itu dok" ucap Aletta masih menundukkan kepalanya
"Kondisi ibu Nisa sekarang sangat membutuhkan operasi, jika tidak melakukan operasi saya pikir itu akan terus berulang kembali dan itu bisa menjadi jauh lebih sakit kedepannya daripada sekarang" ucap Dokter kembali mengingatkan Aletta akibat jika tidak melakukan operasi.
"Ba-baik dok s-saya akan menyiapkannya uangnya segera" ucap Aletta
Dokter beserta suster pun meninggalkan ruangan ibunya dan kini Aletta kembali duduk di samping sang Ibu menatap Ibu Nisa yang tengah terlelap.
Kini Aletta berada dirumahnya ia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur ia memikirkan bagaimana caranya agar bisa mendapatkan uang sebanyak itu untuk biaya operasi dan ruang inap setidaknya membutuhkan biaya sebanyak 25 juta.
Sebenarnya Aletta sempat mengajukan pinjaman di perusahaannya sebanyak delapan belas juta tapi pinjaman itu bisa di proses jika disetujui oleh CEO dan kepala bagian keuangan mengatakan jika harapan untuk mendapat kan pinjaman itu hanya lima persen karena Aletta baru bekerja tiga bulan.
Seketika Aletta merasa kesal kepada CEO padahal Aletta juga Sekretarisnya tapi Aletta selalu di suruh hal-hal yang tak berguna dan lebih banyak duduk diam di meja sekretaris bahkan Aletta bisa menjamin CEO tidak tau siapa namanya bahkan CEO nya tidak pernah memandang wajahnya jika sedang berbicara padanya.
Aletta menghela nafas kasar memikirkan dimana lagi ia bisa mendapatkan uang sebanyak itu jika pinjamannya tidak diproses karena hanya itu tempat yang bisa Aletta harapkan.
...****************...
Hari ini Aletta bangun lebih awal karena ia berniat untuk mengunjungi ibunya terlebih dulu sebelum pergi berkerja. Tapi sayangnya saat ia tiba di Rumah Sakit ibunya terlihat masih tertidur Aletta hanya meninggalkan Jus Alpukat dan Roti Bakar yang sebelumnya sempat ia buat untuk Ibunya.
Aletta beranjak menuju kantor saat ia berada di kantor ruangan CEO masih terlihat sepi dan rekannya Viona belum datang juga, Viona adalah Sekretaris senior Aletta, di perusahaan ini ada dua Sekretaris. Berbeda dengan Viona, Aletta benar-benar terlihat seperti Sekretaris yang makan gaji buta karena CEO selalu menyuruh Viona untuk membantunya di banding meminta tolong pada Aletta.
Kini setelah kurang lebih tiga puluh menit akhirnya CEO pun datang melihat itu Aletta memberi salam sedangkan CEO hanya berlalu masuk tidak menghiraukan salamnya.
"Huh menyebalkan sekali" gerutu Aletta
'kring kring' telepon berdering Aletta langsung mengangkatnya
"Halo Pak Ad-" ucap Aletta terpotong
"Dimana Viona?" tanya seseorang di seberang sana
"Mbak Vio izin ke toilet seben-" ucap Aletta lagi-lagi di potong oleh bosnya itu.
"Buatkan saya kopi" ucapnya lalu mematikan sambungannya.
Aletta menggeram karena bosnya itu selalu memperlakukannya seperti ini, rasanya selama berkerja di sini ia tidak pernah berbuat salah kepada bosnya itu.
Aletta yang masih menggerutu pun akhirnya bangkit dari duduknya menuju pantry untuk membuat kopi setelahnya ia mengantar kopi ke dalam ruangan Ceo.
"Permisi pak, ini kopinya" ucap Aletta
"Letakkan saja disana" ucap Steve menunjuk ke arah mejanya tanpa memandang ke arah Aletta
"Ada yang bisa saya bantu lagi pak?" tanyanya namun bosnya itu hanya diam tak menjawab "Saya permisi dulu pak" ucap Aletta mencoba untuk menahan rasa kesalnya.
Kini sudah masuk waktunya makan siang Aletta menunggu gilirannya makan siang karena Ceo yang tak kunjung keluar dari ruangan padahal jam makan siang sudah tiba hal itu membuat Aletta dan Viona terpaksa makan secara bergantian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Saodah
emg drmh sakit gk dksh mkn thorr😊
2022-09-23
0
Mistin Mistin
semagat Thor masih keren
2021-07-16
1
Dewi Indrawati Shirley
banyak novel yang ceritanya serupa, calon pengantinnya model atau artis lalu pergi untuk karier, pernikahan tidak bisa batal. dan yang jadi pengantin pengganti sedang butuh uang ibunya/ayah harus segera operasi jadi bersedia menikah demi biaya RS... semoga dapat ide lain ya...
2021-05-21
0