"A..apa, suami saya kecelakaan" jawab Nathali
"Dirumah sakit mana?"
"Rumah sakit permata, nyonya"
"Terimakasih, saya segera kesana" ucapnya dan langsung memutuskan sambungan telponnya.
Dengan langkah lebar Nathali masuk kedalam rumah dan mengambil tas. Kemudian dia segera menuju rumah sakit tanpa memperdulikan Alexander yang masih berdiri didepan kontrakannya. Tapi yang pasti saat ini pikiran Nathali sangat khawatir terhadap Abian.
"Tuhan...semoga mas Bian baik-baik saja" batinnya dengan penuh harap.
Selama satu bulan pernikahannya dengan Abian, Nathali sudah mulai ada rasa untuk pria tersebut. Apalagi setelah kejadian kemarin malam yang sudah membuatnya menjadi istri dari seorang Abian Arcelio seutuhnya.
Wajah Nathali semakin panik karna cukup lama dokter yang menangani Abian belum juga keluar untuk memberikan kabar tentang kondisi suaminya. Wanita itu mondar mandir dengan kegelisahan.
"Keluarga Abian arcelio" kata seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan IDG.
"Saya istrinya, dok" jawab Nathali dan langsung menghampiri dokter tersebut. Dokter itu masih diam tak langsung mengatakan perihal kondisi Abian yang cukup menghawatirkan. Ketika kecelakaan terjadi, pria itu kemungkinan besar mengalami beberapa benturan pada bagian kepala, sehingga membuat pria itu harus melakukan operasi di beberapa bagian tubuhnya. Tentunya itu akan membutuhkan begitu banyak biaya.
"Dok, bagaimana kondisi suami saya?" Tanya Nathali dengan wajah khawatirnya. Berharap dokter akan memberikan jawaban sesuai dengan harapannya.
"Tuan Abian harus melakukan operasi pada beberapa bagaian tubuhnya, kecelakaan yang dialaminya cukup serius" terang dokter itu yang berhasil membuat dunia Nathali seakan berhenti berputar saat itu juga. Nafasnya seakan tercekat pada tenggorokan setelah mendengar kondisi laki-laki yang sudah berstatus sebagai suaminya itu.
"Lakukan apapun yang terbaik untuk suami saya, dokter." Pinta Nathali dengan menahan rasa sesak di dada.
"Tapi operasi itu membutuhkan biaya yang sangat mahal, nyonya. Saya saranin anda segera ke resepsionis untuk menanyakan berapa biaya operasi suami anda. Dan kalau bisa anda segera membayar tagihan agar operasi bisa segera di proses" kata dokter tersebut dan langsung kembali masuk. Meninggalkan Nathalie yang masih diam terpaku. Kemudian Nathali berjalan cepat menuju resepsionis untuk menanyakan biaya atas nama Abian Arcelio.
"Selamat malam, sus."
"Malam. Ada yang bisa saya bantu,?"
"Saya mau tanya soal biaya operasi atas nama Abian Arcelio"
"Sebentar ya, nyonya. Biar saya cek dulu"
Resepsionis itu terlihat sibuk dengan komputer yang ada di hadapannya. Mencari daftar biaya atas nama Abian Arcelio.
"Biaya operasi atas nama Abian Arcelio sekitar 250 juta, nyonya. Karna pasien akan dilakukan beberapa kali operasi" terang resepsionis tersebut.
Cukup terkejut dengan jumlah tagihan yang harus Nathali bayar. Dari mana dia dapat uang sebanyak itu?
"250 juta? Apa saya boleh bayar 25 juta dulu, nanti saya akan lunasi setelah operasinya selesai" ujar Nathali
"Maaf, nyonya. Tidak bisa. Dirumah sakit ini setidaknya bayar separuh dari tagihan"
Nathali tak menjawab, wanita itu hanya membuang nafasnya berkali-kali. Dapat uang sebanyak itu dari mana? Dada Nathali semakin sesak. Dia tidak mempunyai uang sebanyak itu. Hingga akhirnya Nathali berusaha menghubungi sang papa, namun ponselnya tidak berdering. Pada siapa lagi dia harus meminta tolong.
Setelah itu Nathali memutuskan untuk mendatangi kediaman sang papa. Berharap orang tuanya mau membantunya saat ini. Namun mirisnya, ketika Nathali sudah sampai di rumah Jonathan, dia hanya di maki-maki oleh mama Indri.
"Ma, papa dimana? aku ingin bertemu" ucap Nathali ketika sudah masuk kedalam rumah sang papa.
"Ngapain kamu datang kesini malem-malem. papa sedang sibuk"
Nathali menceritakan perihal Abian pada Indri dengan harapan mama tirinya itu akan membantunya"Tolong, ma. sampaikan sama papa" pinta Nathali dengan memohon.
Indri pun pura-pura masuk ke dalam kamarnya, padahal sudah satu bulan sang suami tidak ada pulang karna masalah pekerjaan, namun kejadian ini membuatnya menemukan ide untuk membalas Nathali karna Video viral kemarin.
"Papa tidak mau bertemu dengan anak yang suka bikin malu seperti mu. Pergilah dan jangan pernah tunjukkan wajahmu yang menyebalkan itu di rumah ini lagi!" Kata Indri dengan nada kasar setelah keluar dari dalam kamarnya.
"Tolong, ma. bujuk papa"pinta Nana memohon
"Dan satu lagi, jangan pernah menghubungi papa, karna papa sudah benar-benar tidak mau lagi ada hubungan apapun denganmu" lanjut mama Indri yang semakin membuat dada Nathali terasa sesak.
Nathali pergi dari sana dengan membawa luka, hujan pun turun membasahi tubuh Nathali yang menyedihkan.
"Kemana aku harus mencari uang sebanyak itu dalam waktu yang cepat" ucapnya dengan membiarkan air matanya tumpah dibawah derasnya hujan.
Jika sampai terjadi apa-apa pada Abian, maka Nathali yang akan merasa sangat bersalah karna tidak bisa mendapatkan biaya untuk pengobatan sang suami.
30 menit berlalu, Nathali duduk di samping Abian yang masih memejamkan kedua matanya dengan alat bantu rumah sakit.
"Mas..tolong bertahan. Aku janji akan mencari biaya rumah sakit kamu dengan cara apapun. Aku akan mendapatkan uang itu" kata Nathali sambil menggenggam tangan Abian erat. Menatap wajah pucat nya dengan kedua mata yang tertutup rapat.
"Saya yang akan membayar semua tagihan Abian" terdengar seperti malaikat yang datang ketika harinya gelap. nathali membalikkan tubuhnya menatap pada suara yang tadi mengatakan akan membayar biaya operasi suaminya.
"Kamu tenang saja, saya yang akan membayar biaya operasi Abian" ulang Alexander sembari berjalan mendekat pada mereka.
Mendengar itu membuat Nathali mengulas senyum bahagia. Namun senyum itu hanya bertahan beberapa saat setelah Alexander melanjutkan kalimatnya"tapi ada syaratnya" lanjut pria paruh baya itu.
"Syarat? Syarat apa, tuan?" Nathali menatap sosok itu penuh harapan.
"Syaratnya gampang, kamu hanya perlu mendatangani surat perjanjian ini" Alexander memberikan sebuah map berwarna coklat yang berisi surat perjanjian yang telah dia siapkan beberapa saat yang lalu.
Nathali mengambil map itu lalu membaca surat perjanjian yang ada di dalamnya. Dadanya kembali sesak setelah membaca isi perjanjian itu.
"Keputusan ada di tangan kamu. Jangan egois kalau kamu masih berharap Abian baik-baik saja" ujar Alexander seraya melangkah keluar dari ruangan Abian. Namun, langkahnya terhenti ketika suara pilu Nathalie memberikan jawaban yang dia harapkan.
"Baiklah, demi mas Bian, saya terima syarat dari anda" kata Nathali dengan menahan rasa sesaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Ayu Mauliddia
knp sih banyak sekali orang yang egois....hanya berfikir tentang diri nya sendiri tanpa mau berfikir tentang orang lain...
2024-10-26
2
Umiati Ati
huh ..egois si Alexander ini ,dah lah dulu ngusir Abian....,sekalinya udah ketemu malah main halau istri Abian dari hidupnya tanpa bertanya apa keinginan sang Anak,dasar😡😡😭😭
2024-10-05
0
❤️⃟WᵃfRahma
sadis banget sih
2024-09-01
0