tinggal di kontrakan

Jonathan menepuk pundak Abian seakan berharap jika pria itu bisa menggantikan nya menjaga Nathali lebih baik. ketika menatap kedua mata Nathali membuat Jonathan melihat adanya luka disana.

"Assalamualaikum, pa. kami pamit" kata Abian lalu melangkah keluar dari rumah itu.

Jonathan menatap langkah Nathali sambil membuang nafasnya kasar. perlahan ingatannya berputar pada 18 tahun yang lalu. kejadian dimana bunda Nathali masih ada disampingnya. "Maafkan papa, bunda. maafkan papa yang mungkin kurang menjadi ayah yang baik untuk anak kita" batin Jonathan sambil mengusap kedua matanya.

Jonathan adalah sosok yang cuek namun penuh kasih sayang. namun sekalinya dia kecewa, sulit untuk Jonathan memberikan kata maaf kepada siapapun, termasuk pada Nathali yang statusnya adalah anak kandungnya sendiri.

kejadian beberapa tahun yang lalu tepatnya saat Nathali masih duduk di bangku SMA sudah membuat Jonathan menaruh rasa kecewa yang begitu dalam pada Nathali. dan sejak kejadian hari itu Jonathan tidak memiliki hubungan baik dengan Nathali. rasa kecewanya sudah berhasil menutup hatinya yang mengeras. beberapa kali Nathali mencoba menjelaskan kejadian yang sebenarnya, Namun Jonathan tidak pernah menghiraukan setiap penjelasan yang Nathali berikan untuknya.

Dan sejak saat itu juga, hidup Nathali seperti tidak dianggap dirumahnya sendiri. pahit, namun Nathali berusaha bertahan dalam luka yang begitu sakit. sosok cinta pertamanya tidak pernah menegur setelah kejadian yang sudah disebabkan oleh Jesika dan mama Indri. bahkan Jonathan bersikap seakan tak perduli dan melupakan janji yang telah dia ucapkan pada saat terakhir hidup Ema..

Nathali dan Abian membawa koper yang berisi barang-barang mereka. hal itu tentunya tak lepas dari pandangan Riko yang diam-diam memperhatikan keduanya dari dapur.

"Aku selalu berharap semoga kamu selalu bahagia, Nat" kata Riko pelan

entah kemana Abian akan membawa Nathali, tapi yang pasti setidaknya dia tidak melihat Nathali tinggal bersama dengan Jesika dan juga mama Indri.

"Kita tinggal di kontrakan kamu gak papa, kan? maaf karna saya hanya memiliki sedikit uang untuk menyewa kontrakan kecil itupun harus masuk gang" terang Abian pada Nathali ketika mereka sedang dalam perjalanan.

"Tidak masalah. mau tinggal dimanapun aku nggak apa-apa" balas Nathali pelan.

Dengan motor beat hitamnya, Abian membawa Nathali ke kontrakan yang sudah dia sewa tadi pagi. tempatnya memang cukup jauh dari kediaman Jonathan, karna Abian memang tidak ingin ada urusan apapun lagi dengan Jesika dan juga mamanya yang benalu dan toxic.

Perjalanan itu hanya dilalui dengan keheningan saja, tidak ada pembicaraan diantara keduanya. bahkan Nathali yang biasanya selalu bisa menghidupkan suasana kini mendadak berubah menjadi pendiam semenjak pernikahannya dengan Riko berakhir.

"Sepertinya Nathali sangat mencintai Riko, bahkan semenjak perpisahan mereka, aku melihat Nathali menjadi orang yang berbeda" batin Abian sambil melirik Nathali dari kaca spion.

apa yang dikatakan pria itu memang benar adanya, Setelah kata talak yang diucapkan Riko malam itu, Nathali seperti menjadi orang lain. tidak banyak bicara dan tidak seperti Nathali sebelumnya yang penuh dengan semangat.

"Apa dia begitu mencintai Riko sedalam itu?" ucap Abian lagi dalam hatinya.

"Bagaimanapun nantinya, saya harus bisa mengambil hati kamu, Na. tidak masalah bagaimana perasaanmu saat ini, yang pasti mulai hari ini kamu adalah milik saya." kata Abian lagi.

Abian menghentikan motornya ketika sudah sampai di depan kontrakan yang dia sewa. kontrakannya berukuran sedang, hanya ada satu kamar disana.

"kamu masuk duluan, ini kuncinya. biar saya yang membawa semua barang-barangnya" Abian memberikan kunci kontrakan itu pada Nathali lalu menurunkan dua koper yang tak lain miliknya dan juga milik Nathali.

"Tidak masalah kan kita tinggal disini? maaf ya uang saya hanya cukup untuk membayar uang sewa rumah ini" ujar Abian yang terdengar lembut menerpa pendengaran Nathali.

"Tidak masalah, mas. ini sudah lebih dari cukup" Nathali tersenyum kearah pria tersebut sambil kembali membereskan barang-barang yang dia turunkan dari koper.

Rumah itu kecil namun terlihat sangat bersih dan rapi. sekalipun hanya berukuran 4x4 meter, namun rumah itu terlihat sangat nyaman.

"Karna kamarnya hanya satu, tidak masalah kan kalau kita tidur satu kamar?" tanya Abian pada Nathali.

Wanita itu menoleh"Bukan kah memang sudah seharusnya kita tidur satu kamar, mas. kita adalah suami istri sekalipun saat ini aku belum mencintaimu. maaf ya, mas. mungkin butuh waktu buat aku melupakan mas Riko dan benar-benar menerima kamu sebagai suamiku"

"Nggak masalah, saya paham kalau kamu sangat mencintai Riko. belum mencintai bukan berarti tidak akan mencintai bukan. hanya saja semua butuh waktu untuk membuat cerita kita yang baru." Abian mendekat lalu mengambil tangan Nathali.

"Na, maafkan saya yang hanya bisa memberikan kamu cincin murah seperti itu. tapi saya janji akan berusaha membahagiakan kamu dan menjadi suami yang baik buat kamu"

Nathali tak menjawab, wanita itu hanya tersenyum sebentar pada Abian. senyuman yang dulu sudah berhasil membuat Abian jatuh hati pada Nathali.

"Setelah ini tolong antarkan aku ke minimarket ya, mas. aku mau belanja kebutuhan dapur"

"Baiklah."

Jam 10:00, Nathali dan Abian menuju salah satu mall ternama di kota itu. sebenarnya awalnya Nathali hanya minta pada Abian untuk diantar kepasar, namun entah kenapa pria itu justru membawanya ketempat seperti itu.

"Mas, kok kesini? tempat ini mahal-mahal, mas" kata Nathali yang masih berdiri mematung di dekat sepedanya.

"Tidak apa-apa. saya sudah janji sama papa untuk memberikan yang terbaik buat kamu, jadi saya harus pastikan kamu mendapat yang terbaik" Abian menarik tangan Nathali untuk masuk kedalam mall itu.

"Belanja apapun yang kamu butuhkan, nanti saya yang bayar"

"Memangnya mas punya uang? kan tadi katanya uang mas Bian sudah habis buat bayar kontrakan"

"Gak ada sih, tapi saya ada credit card, jadi bisa bayar nanti setelah saya ada uang. yang penting kamu mendapat yang terbaik" kata Abian seraya tersenyum hangat pada Nathali.

Nathali tersenyum mendengar perkataan laki-laki yang menikahinya kemarin"Mas, tidak perlu seperti itu, lebih baik aku belanja di pasar yang penting kita gak punya hutang. ayo kita kepasar saja" Nathali menarik tangan Abian dan membawanya keluar dari mall tersebut.

Mendengar jawaban Nathali membuat Abian tersenyum. sifat Nathali dengan Jesika memang jauh berbeda. Nathali lebih sederhana dan apa adanya. tidak seperti Jesika yang selalu menuntut kemewahan.

"Lebih baik aku belanja dipasar, mas. uang 200 ribu sudah bisa dapat ayam, telur, ikan sama sayur. kalo disana mungkin uang segitu hanya dapat ikan sekilo" kata Nathali sembari mengeluarkan barang-barang belanjaannya.

Terpopuler

Comments

Tetti Herman

Tetti Herman

aq yakin Abian sebenarnya adalah org kaya

2025-01-31

0

Kusmawaty Kusmawaty

Kusmawaty Kusmawaty

naik beat bawa 2 koper naruhnya dimana

2025-03-21

0

Nayi Siti

Nayi Siti

kayak y Abian orang kaya deh, bisa memberikan mahar 5M loh,

2024-09-23

0

lihat semua
Episodes
1 Permintaan konyol
2 Terpaksa melepasmu
3 Pamit
4 tinggal di kontrakan
5 Cafe
6 Rasa kesal Jesika
7 Fakta Abian
8 Abian Arcelio
9 penyesalan Alexander
10 Riko tidak pulang
11 hujan membawa berkah
12 Jesika berulah
13 Mempermalukan diri sendiri
14 Viral
15 Telpon dari rumah sakit
16 Surat perjanjian
17 Keputusan
18 Jakarta
19 sama-sama merindukan
20 Terjebak
21 positif
22 Dianggap adik
23 Malapetaka
24 Mommy Wulan
25 Mencari Nathali
26 Abian versi mini
27 Ancaman untuk mama Indri
28 Kecewa
29 Riko yang serba tau
30 Salah paham
31 Saudara sepupu
32 Terbongkar
33 Flashback
34 Mengakui
35 Rumah sakit
36 Rumah sakit 2
37 Seperti ada ikatan
38 Saran dari Vano
39 Chapter 39
40 Ancaman dari Abian
41 Cinta tak harus memiliki
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 chapter 44
45 Flashback
46 Mimpi Buruk
47 Bertemu Nathali
48 Pengakuan Alexander
49 Selamanya bersamamu
50 kabar dari vemas
51 Surat dari pengadilan
52 Pelaku kebakaran
53 Perang Saudara
54 20 tahun berlalu
55 Cinta pada Pandangan pertama
56 Rencana Alvin
57 Terciduk
58 Dugaan Alvin
59 Pria tengil
60 Kembali ke Jakarta
61 Istri?
62 Apartemen
63 Hasil tes DNA
64 Luka masalalu
65 Benci dan cinta beda tipis
66 Sekolah baru
67 Saudara sepupu?
68 geng curut
69 Tantangan?
70 Tantangan dari Alvin
71 Nasib malang Nadine
72 Kenangan bersama Nadine
73 Rumah sakit
74 Alasan Alvin
75 kemarahan Aliya
76 Agatha Dirgantara
77 siapa mereka?
78 Panik
79 Restoran
80 Kabar perjodohan
81 pesan mama
82 Masakan pertama untuk suami
83 Maaf
84 berangkat bersama
85 rasa marah Daren
86 Salah paham
87 Rooftop
88 Siapa pelakunya?
89 Perasaan Farel
90 Apartemen
91 bukan mereka yang salah!
92 Aliya dan Nadine
93 Rasa takut Alvin
94 Rumah sakit
95 Rumah sakit 2
96 Promise?
97 Biantara Alexa
98 mengubah rencana( POV Alvin )
99 Mulai mengingat
100 Menjalankan rencana 1
101 Peringatan untuk Agatha
102 Cemburu
103 Sekolah
104 Keputusan
105 Keanu
106 Takdir
107 Bangun, Ma..pa. jangan pergi
108 Klinik ( Revisi )
109 Chapter 109 Revisi
110 Psikiater pilihan Bintang
111 Konsultasi
112 Perasaan Aliya
113 Dokter Ryu
114 Sekolah
115 Kisah cinta yang Rumit
116 Talak?
117 Asing
118 badboy kesayangan
119 Hujan dan semua kenangannya
120 Bioskop
121 PILIHAN
122 Rahasia Erdin
123 Mengetahui
124 Siapa Dia sebenarnya?
125 Insiden
126 Meja makan
127 Kediaman Marquez
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Permintaan konyol
2
Terpaksa melepasmu
3
Pamit
4
tinggal di kontrakan
5
Cafe
6
Rasa kesal Jesika
7
Fakta Abian
8
Abian Arcelio
9
penyesalan Alexander
10
Riko tidak pulang
11
hujan membawa berkah
12
Jesika berulah
13
Mempermalukan diri sendiri
14
Viral
15
Telpon dari rumah sakit
16
Surat perjanjian
17
Keputusan
18
Jakarta
19
sama-sama merindukan
20
Terjebak
21
positif
22
Dianggap adik
23
Malapetaka
24
Mommy Wulan
25
Mencari Nathali
26
Abian versi mini
27
Ancaman untuk mama Indri
28
Kecewa
29
Riko yang serba tau
30
Salah paham
31
Saudara sepupu
32
Terbongkar
33
Flashback
34
Mengakui
35
Rumah sakit
36
Rumah sakit 2
37
Seperti ada ikatan
38
Saran dari Vano
39
Chapter 39
40
Ancaman dari Abian
41
Cinta tak harus memiliki
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
chapter 44
45
Flashback
46
Mimpi Buruk
47
Bertemu Nathali
48
Pengakuan Alexander
49
Selamanya bersamamu
50
kabar dari vemas
51
Surat dari pengadilan
52
Pelaku kebakaran
53
Perang Saudara
54
20 tahun berlalu
55
Cinta pada Pandangan pertama
56
Rencana Alvin
57
Terciduk
58
Dugaan Alvin
59
Pria tengil
60
Kembali ke Jakarta
61
Istri?
62
Apartemen
63
Hasil tes DNA
64
Luka masalalu
65
Benci dan cinta beda tipis
66
Sekolah baru
67
Saudara sepupu?
68
geng curut
69
Tantangan?
70
Tantangan dari Alvin
71
Nasib malang Nadine
72
Kenangan bersama Nadine
73
Rumah sakit
74
Alasan Alvin
75
kemarahan Aliya
76
Agatha Dirgantara
77
siapa mereka?
78
Panik
79
Restoran
80
Kabar perjodohan
81
pesan mama
82
Masakan pertama untuk suami
83
Maaf
84
berangkat bersama
85
rasa marah Daren
86
Salah paham
87
Rooftop
88
Siapa pelakunya?
89
Perasaan Farel
90
Apartemen
91
bukan mereka yang salah!
92
Aliya dan Nadine
93
Rasa takut Alvin
94
Rumah sakit
95
Rumah sakit 2
96
Promise?
97
Biantara Alexa
98
mengubah rencana( POV Alvin )
99
Mulai mengingat
100
Menjalankan rencana 1
101
Peringatan untuk Agatha
102
Cemburu
103
Sekolah
104
Keputusan
105
Keanu
106
Takdir
107
Bangun, Ma..pa. jangan pergi
108
Klinik ( Revisi )
109
Chapter 109 Revisi
110
Psikiater pilihan Bintang
111
Konsultasi
112
Perasaan Aliya
113
Dokter Ryu
114
Sekolah
115
Kisah cinta yang Rumit
116
Talak?
117
Asing
118
badboy kesayangan
119
Hujan dan semua kenangannya
120
Bioskop
121
PILIHAN
122
Rahasia Erdin
123
Mengetahui
124
Siapa Dia sebenarnya?
125
Insiden
126
Meja makan
127
Kediaman Marquez

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!