Chapter 6. Di Jebak

"Iya tuan, maksud saya pelayan yang sudah kerja disini beberapa bulan, Senja namanya, dia sangat rajin dan ramah, pelanggan kita sangat suka dengan keramahan gadis itu." Dinda menjelaskan lebih detail pada Arkan.

''O." Arkan membentuk bibirnya seperti huruf o. Sekarang Arkan mengerti siapa karyawan baru yang di maksud oleh Dinda ternyata Senja yaitu istrinya.

Namun disini berpura-pura tidak mengenal siapa Senja. Kemudian Arkan bertanya pada Dinda.

"Sekarang mana dia? suruh dia kesini, aku mau kenal dan melihat se ramah apa dia." Arkan sengaja tidak memberi tahu Dinda kalau Karyawan yang bernama Senja itu adalah Istrinya. Arkan ingin melihat bagai mana nanti orang di cafe memperlakukan Senja.

"Maaf tuan, hari ini dia tidak masuk, tadi dia telpon saya, dia bilang dia sedang tidak enak badan." jawab Dinda sama seperti yang Senja bilang padanya tadi melalui telepon.

"Oh, begitu ya.?" ucap Arkan.

"Benar tuan." Jawab Dinda lagi.

Sebenarnya Arkan sudah tau kalau Senja tidak bekerja hari ini, namun Arkan sengaja mengatakan ingin kenal sama Senja agar Dinda tidak curiga padanya.

"Kalau begitu aku pergi dulu." Ujar Arkan, kemudian dia melangkah keluar dari ruangan itu. Baru beberapa langkah Arkan berjalan, dia Dia mendengar suara pelayan yang berbicara dengan sesamanya.

Arkan segera menghentikan langkah kakinya setelah mendengar nama istrinya di sebut dalam pembicaraan itu. Arkan menajamkan pendengarannya agar dia lebih jelas mendengar apa yang di bicarakan oleh karyawannya tentang istrinya.

"Hei lihat Damar tidak bersemangat kerja hari ini," ujar salah satu pelayan yang akrab dengan Damar dan Senja. Pelayan yang bernama Arumi itu tau kalau Damar menaruh hati pada Senja, bahkan Arumi pernah memergoki Damar sedang berbicara dengan foto Senja di ponselnya.

"Memang apa hubungannya Damar tidak semangat dengan Senjata yang cuti?" tanya karyawan yang lain karena tidak mengerti dengan perkataan Arumi tadi.

Semua karyawan di restoran itu memang tidak tau kalau Damar menyukai Senja, jangan kan mereka, Dinda aja tidak tau kalau Damar menaruh perasaan pada Senja, kecuali Arumi, Arumi tentu tau karena dia akrab dengan Damar dan Senja, di tambah lagi Arumi pernah memergoki Damar.

"Apa kalian beneran tidak tau kalau Damar suka sama Senja?" tanya Arumi lagi pada mereka semua. Arumi tidak percaya kalau mereka tidak tau Damar menyukai Senja. Namun melihat semuanya menggeleng kepala, Sekarang Arumi percaya dan yakin kalau semua karyawan di kafe ini tidak tau soal Damar sama Senja.

Damar yang ada disitu tersipu malu Karen ketahuan oleh teman-temannya kalau dia mengagumi Senja.

Sedangkan di sisi lain Arkan yang mendengar perbincangan karyawannya.

Wajahnya Arkan memerah, tangan nya mengepal karena cemburu.

Tapi Arkan berfikir positif, Senja sekarang adalah istrinya, jadi untuk apa dia cemburu, apa lagi Senja bukan wanita yang mudah tergoda oleh lelaki manapun. Arkan percaya kalau istrinya itu hanya mencintai dirinya.

Arkan yang sudah redam emosi, kini dia melangkah keluar dari kafe tersebut. Arkan melajukan motornya ketempat pangkalan ojek.

Di sisi lain di rumah sederhana namun begitu bagus dan rapi, seorang wanita masih meringkuk di atas sofa sembari menunggu Mamanya membuat teh jahe. Tidak lama kemudian seorang wanita paruh baya datang dengan segelas teh jahe hangat di tangannya.

"Ini tehnya sudah Mama buat, cepat di minum sebelum dingin!" ucap wanita paruh baya itu yang tidak lain adalah Mama Ratih.

Senja yang tadi masih meringkuk di sofa, dia langsung bangun karena Mamanya sudah membawakan teh yang dia mau. Senja meraih gelas yang berisi teh jahe hangat itu dan segera meminumnya.Senja meminum sedikit demi sedikit sembari mengobrol dengan Mamanya.

 Selesai minum, Senja kemudian beranjak dari duduk nya dan menuju dapur di mana Mamanya yang sedang memasak untuk makan siang, setelah mengobrol dengan Senja tadi.

"Mama masak apa?" tanya Senja pada Mamanya. Mama Ratih tidak menoleh pada Putrinya itu karena dia sedang memotong daging. Namun Mama Ratih tetap menjawab pertanyaan Putrinya itu.

"Mama masak rendang dan tumis kangkung untuk nanti siang," jawab Mama Ratih.

" Gimana, apa kamu sudah enakan?" Mama Ratih melanjutkan pertanyaannya.

"Lumayan Ma, tapi masih pening sedikit." Jawab Senja lagi. Setelah meminum teh buatan Mamanya tubuh Senja sudah terasa enak. Namun kepalanya masih agak pusing sedikit.

"Nanti kalau kamu belum enakan, kamu oleskan Fresh care, nanti kamu ambil di kamar Mama!" ucap Mama Ratih. Mama Ratih begitu peduli pada Putri bungsunya itu.

 "Iya Ma, kalau begitu aku ke kamar dulu, Mau istirahat. Senja langsung ke kamarnya

"Sebentar lagi Mama mau ke undangan, kamu tidak usah pergi, Lebih baik kamu istirahat aja di rumah!" Senja hanya mengangguk

"Iya Ma," jawab Senja, kemudian langsung ke kamarnya.

Selesai dari aktivitas memasak, Mama Ratih bersiap-siap pergi ke undangan.

Sedangkan Amira yang sejak dari tadi berada di kamarnya, kini dia keluar karena perutnya sudah merasa lapar. Amira berjalan menuju dapur dan langsung duduk di meja makan. Amira melihat makanan yang sudah tertata rapi di meja makan begitu menggugah selera.

Amira langsung menyantap makanan itu karena perutnya keroncongan minta di isi.

Sedangkan di kamar Senja yang merasakan perutnya semakin sakit, dia langsung keluar dan menuju kamar Mamanya untuk mengambil fresh care.

Setelah mendapat fresh care, Senja segara keluar dari kamar Mamanya dan kembali ke kamarnya.

 Senja tidak menyadari  ada sepasang mata yang melihat  dan merekam dirinya yang masuk ke kamar Mamanya tadi..

Amira tidak mau membuang kesempatan. Amira langsung menyimpan rekaman nya dengan baik di ponselnya. setelah berhasil menyimpan rekaman itu, dia langsung masuk ke kamar Mamanya.

Sekarang dia akan menjalankan ide dari suaminya semalam. Sesampai di kamar Mamanya, Amir langsung meng obrak Abrik lemari pakaian Mamanya. Tidak lama kemudian Amira menemukan dompet Mamanya dan segera membukanya.

ternyata di dalam dompet itu ada uang  satu juta rupiah milik Mamanya. tanpa pikir panjang Amira langsung mengambil uang itu dan menata kembali pakaian Mamanya serapi mungkin, tidak lupa juga dompet yang sudah tidak ada isinya dia letak kembali ketempat asalnya tadi.

Setelah itu Amira segera kembali ke kamarnya. Sampai di dalam kamarnya dia tertawa puas. karena sudah berhasil menjebak Senja.

"Ternyata ide mas Firman jitu juga." Amira tertawa senang sambil bersandar pada kepala tempat tidur itu.

"Sebentar lagi kamu akan di usir oleh Mama dan Papa, aduh kasihan sekali adik ku." Ejek Amira sembari tersenyum senang.

Di acara resepsi pernikahan 

Mama Ratih yang teringat kalau dia lupa membawa uang. Mama Ratih segera pulang, dia ingin mengambil uang yang lupa dia bawa tadi.

Sesampai di rumah dia langsung masuk ke kamarnya untuk mengambil uangnya. Mama Ratih membuka lemari dan mengambil dompetnya, ketika membuka dompetnya dia langsung syok ketika melihat dompetnya sudah kosong tak ada uang sepeserpun lagi di dalam dompetnya.

Mama Ratih segera keluar dari kamarnya, lalu dia berteriak memanggil kedua Anaknya itu.

"Amiraaaaa, Senjaaaa." Teriak Mama Ratih sangat keras memanggil kedua Putrinya tu.

Mata Mama Ratih sudah berkaca -kaca, dia takut suaminya akan marah. Bagai mana tidak takut? itu uang yang di kasih suaminya untuk belanja kebutuhan dapur, dan yang sisa hanya itu saja. Sedangkan suaminya dua Minggu lagi baru gajian.

Amira yang mendengar teriakan Mamanya, dia tertawa, dia tidak terkejut sama sekali, malahan dia senang karena sebentar lagi keinginan nya untuk mengusir Senja dan suami miskinnya akan terwujud.

Berbeda dengan Senja dia begitu terkejut mendengar Mamanya berteriak,karena tidak biasanya Mamanya berteriak seperti itu. Senja dengan langkah terburu -buru dia langsung menghampiri Mamanya.

"Ma, kenapa Mama berteriak dan menangis?" tanya Senja. Dia menghampiri dan mengusap-usap pundak wanita yang telah melahirkannya itu. Mama Ratih masih tidak bergeming, air matanya terus mengalir.

Tidak lama kemudian Amira pun keluar dari kamarnya, dia juga menghampiri Mamanya yang sedang menangis.

"Ma apa yang terjadi, kenapa Mama menangis?" tanya Amira berpura-pura tidak tau, padahal dalam hatinya dia ingin tertawa. Melihat Mamanya tidak menjawab, dia langsung menghardik Senja.

"Senja, kamu apakan Mama, kenapa dia menangis?" Amira menatap adiknya itu dengan begitu tajam. Senja yang mendapatkan tuduhan tiba-tiba dari Mbak nya, dia terkejut dan melongo karena dia juga tidak tau apa yang sedang terjadi dengan Mamanya.

Like dan komen ya..?

Agar author semangat untuk berkarya.

Terimakasih

Bersambung

Terpopuler

Comments

Adiba Shakila Atmarini

Adiba Shakila Atmarini

sudah ya amira hidup seperti benalu yg numpng hdup dngn ortux...tmbah lgi yg suamix eror otakx..sellu mnyusahkn orang ..

2025-02-17

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

hafeh.. kebetulan yg sangat membagongkan.. di saat Mira dan suami ingin menjebak Senja kok ya bisa pas Senja masuk ke kamar mama nya buat ambil fres care.. hais...

2024-12-01

1

Minartie

Minartie

lanjut tetap semangat berlarya👍👍👍👍👍👍👍👍

2025-01-05

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.Hinaan
2 Chapter 2.Kesedihan Senja
3 Chapter 3.Sah
4 Chapter 4.Curiga
5 Chapter 5.Rencana Firman
6 Chapter 6. Di Jebak
7 Chapter 7.Di usir
8 Chapter 8. Menyesal
9 Chapter 9. Mobil Mewah
10 Chapter 10. Rumah Arkan
11 Chapter 11. Kebenaran Arkan
12 Chapter 12. Kenyataan
13 Chapter 13. Penyesalan.
14 Chapter 14. Senja Di Pecat
15 Chapter 15.Menangis
16 Chapter 16.Amira
17 Chapter 17. Kecelakaan
18 Chapter 18. Di Rumah Sakit
19 Chapter 19. Bertemu Arsen
20 Chapter 20. Pertemuan
21 Chapter 21. Posesif
22 Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23 Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24 Chapter 24. Rumah Sakit
25 Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26 Chapter 26. Firman Dan Melly
27 Chapter 27. Rencana Senja
28 Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29 Chapter 29. Tamparan
30 Chapter 30. Sintia
31 Chapter 31. Di Pecat
32 Chapter 32. Rumah Senja
33 Chapter 33. Cerita
34 Chapter 34. Di Rumah Sakit
35 Chapter 35. Kembali Akur
36 Chapter 36. Pengakuan Amira
37 Chapter 37. Rencana Lina
38 Chapter 38. Posisi untuk Amira
39 Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40 Chapter 40. Ingin Ice Cream
41 Chapter 41.Sandiwara
42 Chapter 42. Pulang
43 Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44 Chapter 44. Ketakutan Senja
45 Chapter 45. Arkan Khawatir
46 Chapter 46. Liontin
47 Chapter 47. Senja Menangis
48 Chapter 48. Arkan Emosi
49 Chapter 49.Lina Dan Sintia
50 Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51 Chapter 51. Humaira
52 Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53 Chapter 53. Diterima
54 Chapter 54. Om Heri
55 Chapter 55. Kekecewaan Firman
56 Chapter 56. Kedatangan Vika
57 Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58 Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59 Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60 Chapter 60. Senja Pingsan
61 Chapter 61. Mila Di Pecat
62 Chapter 62. Bahagia
63 Chapter 63. Pernikahan
64 Chapter 64. Berkelahi
65 Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66 Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67 Chapter 67. Tertembak
68 Chapter 68. Menarik Laporan
69 Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70 Bab Pengemuma.
71 Pengemuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Chapter 1.Hinaan
2
Chapter 2.Kesedihan Senja
3
Chapter 3.Sah
4
Chapter 4.Curiga
5
Chapter 5.Rencana Firman
6
Chapter 6. Di Jebak
7
Chapter 7.Di usir
8
Chapter 8. Menyesal
9
Chapter 9. Mobil Mewah
10
Chapter 10. Rumah Arkan
11
Chapter 11. Kebenaran Arkan
12
Chapter 12. Kenyataan
13
Chapter 13. Penyesalan.
14
Chapter 14. Senja Di Pecat
15
Chapter 15.Menangis
16
Chapter 16.Amira
17
Chapter 17. Kecelakaan
18
Chapter 18. Di Rumah Sakit
19
Chapter 19. Bertemu Arsen
20
Chapter 20. Pertemuan
21
Chapter 21. Posesif
22
Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23
Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24
Chapter 24. Rumah Sakit
25
Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26
Chapter 26. Firman Dan Melly
27
Chapter 27. Rencana Senja
28
Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29
Chapter 29. Tamparan
30
Chapter 30. Sintia
31
Chapter 31. Di Pecat
32
Chapter 32. Rumah Senja
33
Chapter 33. Cerita
34
Chapter 34. Di Rumah Sakit
35
Chapter 35. Kembali Akur
36
Chapter 36. Pengakuan Amira
37
Chapter 37. Rencana Lina
38
Chapter 38. Posisi untuk Amira
39
Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40
Chapter 40. Ingin Ice Cream
41
Chapter 41.Sandiwara
42
Chapter 42. Pulang
43
Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44
Chapter 44. Ketakutan Senja
45
Chapter 45. Arkan Khawatir
46
Chapter 46. Liontin
47
Chapter 47. Senja Menangis
48
Chapter 48. Arkan Emosi
49
Chapter 49.Lina Dan Sintia
50
Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51
Chapter 51. Humaira
52
Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53
Chapter 53. Diterima
54
Chapter 54. Om Heri
55
Chapter 55. Kekecewaan Firman
56
Chapter 56. Kedatangan Vika
57
Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58
Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59
Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60
Chapter 60. Senja Pingsan
61
Chapter 61. Mila Di Pecat
62
Chapter 62. Bahagia
63
Chapter 63. Pernikahan
64
Chapter 64. Berkelahi
65
Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66
Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67
Chapter 67. Tertembak
68
Chapter 68. Menarik Laporan
69
Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70
Bab Pengemuma.
71
Pengemuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!