Chapter 18. Di Rumah Sakit

"Tidak usah memesan taksi, biar saya yang mengantar Nyonya," ucap pak Rahmat. "Sekarang Nyonya tenang dulu, kita berdoa semoga tuan Handoko baik-baik saja," timpal Pak Danang.

 Setelah itu Pak Rahmat langsung menuju garasi, dia mengambil mobil. Ketika mobil sudah berada di depan gerbang. Pak Danang langsung membuka pintu dan menyuruh Mama Ratih naik ke dalam mobil.

 Setelah Mama Ratih berada di dalam mobil, Pak Rahmat langsung menjalankan mobil menuju rumah sakit.

Arkan yang sudah sampai di rumah sakit, tempat mertuanya dirawat, dia berlari tergesa-gesa, dia mencari ruangan mertuanya dirawat, sesaat kemudian Arkan melihat istrinya yang penampilannya sedikit berantakan.

"Sayang," Arkan langsung menghentikan hampiri istrinya dan memeluk istrinya itu yang sedang panik dan menangis.

Senja juga mengeratkan pelukannya pada Arkan, dia saat ini sungguh sangat panik, Senja menangis terisak dalam pelukan Arkan.

"Mas, Papa...Papa kecelakaan." Ucap Senja terisak. Senja sangat takut kalau Papanya kenapa-kenapa.

Arkan mengusap pucuk kepala istrinya, Arkan berusaha menenangkan istrinya itu agar tidak semakin panik.

"Sayang, kamu tenang ya? mas yakin Papa tidak apa-apa, kamu tenang jangan menangis," ucap Arkan terus berusaha menenangkan istrinya.

Pintu ruang rawat Pak Handoko terbuka, seorang Dokter keluar di ikuti oleh seorang perawat, Arkan Dan Senja yang melihat dokter keluar, Keduanya langsung bertanya pada dokter tersebut.

"Bagaimana keadaan Papa mertua saya, dia baik-baik saja kan dok?" tanya Arkan. Dia ingin tau keadaan Papa mertuanya.

Sebelum menjawab, dokter menarik nafasnya dan kemudian menghembuskan nya lagi.

"Papa anda tidak apa-apa, tidak ada luka yang serius, tapi beliau harus dirawat di sini, untuk beberapa hari, kami ingin memastikan, kalau luka di kakinya tidak infeksi", ucapkan dokter menjelaskan keadaan Pak Handoko kepada Senja dan Arkan.

Senja dan Arkan menghela nafas, keduanya lega karena Papanya tidak apa-apa.

"Kalau tidak ada yang perlu ditanyakan lagi saya permisi tuan," ucap doktor itu lag pada Arkan dan Senja.

"Iya, terima kasih dok." Jawab Arkan dan Senja bersamaan. Setelah dokter itu pergi, Mama Ratih pun tiba di rumah sakit. Mama Ratih segera menghampiri, Anak dan menantunya.

"Gimana keadaan Papa kamu?" tanya Mama Ratih pada kedua suami istri itu.Mama Ratih masih belum tenang, dia sungguh sangat terguncang mendengar suaminya kecelakaan.

"Papa tidak apa-apa, hanya luka ringan saja," jawab Senja memberitahu Mamanya agar Mama Ratih tidak khawatir lagi.Mama Ratih bersyukur karena suaminya tidak apa-apa.

"Ma, ayo sekarang kita masuk." Ajak Arkan pada istri dan Mama mertuanya itu.

Di perusahaan Argantara Group

Arsen berjalan memasuki lif. Dia hendak menemui CEO, Arsen berniat ingin mengajukan cuti, dia ingin mencari kedua orang tuanya dan juga adik perempuannya yang bungsu.

Sesampainya di lantai lima belas. Arsen keluar dari lift. Dia berpapasan dengan Ferdy sang asisten kepercayaan Arkan.

"Pak Ferdy," panggil Arsen.

Ferdy mengangguk

"Iya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Ferdy pada Arsen. Ferdy bingung, karena Arsen tidak biasanya keruang CEO.

"Saya mau menemui CEO, saya ingin mengajukan cuti, Saya ingin mencari orang tua saya yang pergi beberapa hari ikut adik bungsu saya," ucap Arsen menjelaskan.

"Oh, Pak Arga sekarang tidak ada di ruangannya, dia tadi, buru-buru ke rumah sakit, katanya sih Papa mertuanya kecelakaan," jawab Ferdy benar adanya.

"Kalau Pak Arsen meminta izin untuk mencari orang tua anda, aku bisa mengizinkan, pergilah, semoga anda menemukan orang tua anda." Kalau soal orang tua, Ferdy sangat mengerti, Ferdy tau kalau kehilangan orang tua bagai mana. Ferdy pernah merasakan kehilangan, namun yang Arsen alami sekarang berbeda dengan yang dia alami.

Kalau Arsen masih bisa mencari karena masih ada di dunia yang sama dengannya, kalau Ferdy sudah tidak bisa di cari lagi karena orang tua Ferdy sudah berbeda dunia dengannya.

"Terimakasih atas izinnya Pak Ferdy, kalau begitu saya permisi."

Ferdi hanya menganggukkan kepala.

Kemudian Arsen langsung pergi, dia mengemudi mobilnya keluar dari perusahaan itu.

"Papa," panggil Senja saat melihat Papa nya terbaring tidak berdaya di ranjang rumah sakit.

Senja mendekat keranjang pasien, dia memeluk Papanya dengan sangat hati-hati.

Sedangkan Mama Ratih dan Arkan hanya berdiri di samping ranjang Pak Handoko saja. "Apa yang Papa rasakan sekarang dimana yang sakit?" tanya Arkan pada Papa mertuanya.

Arkan hanya ingin memastikan kalau Pak Handoko hanya luka ringan seperti yang di bilang dokter tadi.

"Tidak ada, Papa hanya merasakan sakit di kaki sebelah kiri saja." Jawab pak Handoko.

Pak Handoko hanya mengalami luka lecet dan tulang di kaki kirinya saja, dan di kepala hanya luka ringan.

"Tadi dokter bilang Papa harus di rawat untuk beberapa hari di sini agar luka yang ada di kaki Papa tidak infeksi." Arkan menjelaskan apa yang dokter bilang tadi padanya dan Senja.

menjelaskan,apa yang doktor bilang tadi.nak awan apa kamu tidak ke kantor?,tanya pak Handoko.

"Apa kamu tidak ke kantor?" tanya Pak Handoko pada menantunya. Pak Handoko bertanya seperti itu karena melihat Arkan sudah ada disini.

"Aku dari kantor, tadi Senja nelpon dia kasih tau kalau Papa kecelakaan,terus aku langsung kesini menyusul Senja." Jawab Arkan.

Setelah berbicara panjang lebar, Arkan pamit pada istri dan mertuanya karena sudah siang dan sudah waktunya makan siang.

"Aku akan keluar mencari makan siang, kamu mau makan apa?" tanya Arkan pada istrinya. "Apa aja mas, tapi Papa gimana, apa tadi dokter ada bilang tentang pantangan makanan." tanya Senja pada Papanya, siapa tau doktor melarang Papanya memakan makanan yang akan memperlambat kesembuhannya.

"Dokter tidak kasih tau apa-apa tadi, kalau soal makan, Papa apa  aja mau." Jawab pak handoko. Pak Handoko bukan orang yang sekarang melihat makanan, dia mkn apa saja yang menurutnya halal.

"Kalau Mama mau makan apa?" tanya Arkan pada Mama mertuanya.

"Aku samakan dengan kalian aja." Sahut Mama Ratih. Mama Ratih juga sama seperti suaminya dia juga tidak memilih-milih makanan.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu," ucap Arkan, dia langsung keluar dari ruangan itu.

Setelah Arkan pergi tinggallah,Senja, Mama Ratih dan Pak Handoko. Ketiga orang itu selalu memuji kebaikan menantunya itu.

Mereka tidak salah memuji Karen benar Arkan orang yang sangat baik, walaupun dia di hina habi-habisan oleh Amira dan Firman, tapi dia tidak pernah marah atau dendam. Apalagi mau membalasnya.

"Kamu adalah wanita yang sangat beruntung menjadi istri Arkan, sudah kaya dan dia punya hati seluas samudra, kamu harus menjaganya baik-baik, jangan membantah nya dan jangan pernah membuatnya kecewa ataupun sakit hati, jika kamu melakukannya Papa dan Mama orang pertama yang akan memarahi mu." Mama Ratih menasehati dan mengingat kan Anak nya itu.

"Iya, Ma, selama aku kenal dia dan waktu kami pacaran dia tidak pernah bersikap kasar pada ku, malah dia selalu memanjakan ku. aku akan menjaganya dengan baik." Jawab Senja membenarkan apa yang di katakan oleh Mamanya itu.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

Nailott

Nailott

sejk pertama bertemu dg senja, arkan memang beda dn sangat baek,

2025-01-31

1

Natha

Natha

Dokter Thor
kalau doktor itu gelar yang didapatkan setelah menempuh pendidikan strata 3 atau S3

2024-12-26

3

Misaza Sumiati

Misaza Sumiati

namanya Arkan tapi suka salah menyebut awan

2025-01-26

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1.Hinaan
2 Chapter 2.Kesedihan Senja
3 Chapter 3.Sah
4 Chapter 4.Curiga
5 Chapter 5.Rencana Firman
6 Chapter 6. Di Jebak
7 Chapter 7.Di usir
8 Chapter 8. Menyesal
9 Chapter 9. Mobil Mewah
10 Chapter 10. Rumah Arkan
11 Chapter 11. Kebenaran Arkan
12 Chapter 12. Kenyataan
13 Chapter 13. Penyesalan.
14 Chapter 14. Senja Di Pecat
15 Chapter 15.Menangis
16 Chapter 16.Amira
17 Chapter 17. Kecelakaan
18 Chapter 18. Di Rumah Sakit
19 Chapter 19. Bertemu Arsen
20 Chapter 20. Pertemuan
21 Chapter 21. Posesif
22 Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23 Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24 Chapter 24. Rumah Sakit
25 Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26 Chapter 26. Firman Dan Melly
27 Chapter 27. Rencana Senja
28 Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29 Chapter 29. Tamparan
30 Chapter 30. Sintia
31 Chapter 31. Di Pecat
32 Chapter 32. Rumah Senja
33 Chapter 33. Cerita
34 Chapter 34. Di Rumah Sakit
35 Chapter 35. Kembali Akur
36 Chapter 36. Pengakuan Amira
37 Chapter 37. Rencana Lina
38 Chapter 38. Posisi untuk Amira
39 Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40 Chapter 40. Ingin Ice Cream
41 Chapter 41.Sandiwara
42 Chapter 42. Pulang
43 Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44 Chapter 44. Ketakutan Senja
45 Chapter 45. Arkan Khawatir
46 Chapter 46. Liontin
47 Chapter 47. Senja Menangis
48 Chapter 48. Arkan Emosi
49 Chapter 49.Lina Dan Sintia
50 Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51 Chapter 51. Humaira
52 Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53 Chapter 53. Diterima
54 Chapter 54. Om Heri
55 Chapter 55. Kekecewaan Firman
56 Chapter 56. Kedatangan Vika
57 Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58 Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59 Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60 Chapter 60. Senja Pingsan
61 Chapter 61. Mila Di Pecat
62 Chapter 62. Bahagia
63 Chapter 63. Pernikahan
64 Chapter 64. Berkelahi
65 Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66 Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67 Chapter 67. Tertembak
68 Chapter 68. Menarik Laporan
69 Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70 Bab Pengemuma.
71 Pengemuman
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Chapter 1.Hinaan
2
Chapter 2.Kesedihan Senja
3
Chapter 3.Sah
4
Chapter 4.Curiga
5
Chapter 5.Rencana Firman
6
Chapter 6. Di Jebak
7
Chapter 7.Di usir
8
Chapter 8. Menyesal
9
Chapter 9. Mobil Mewah
10
Chapter 10. Rumah Arkan
11
Chapter 11. Kebenaran Arkan
12
Chapter 12. Kenyataan
13
Chapter 13. Penyesalan.
14
Chapter 14. Senja Di Pecat
15
Chapter 15.Menangis
16
Chapter 16.Amira
17
Chapter 17. Kecelakaan
18
Chapter 18. Di Rumah Sakit
19
Chapter 19. Bertemu Arsen
20
Chapter 20. Pertemuan
21
Chapter 21. Posesif
22
Chapter 22.Arsen Mulai Curiga
23
Chapter 23. Keterkejutan Arsen
24
Chapter 24. Rumah Sakit
25
Chapter 25. Ingat Mbak Mira
26
Chapter 26. Firman Dan Melly
27
Chapter 27. Rencana Senja
28
Chapter 28. Rencana Jalan-jalan
29
Chapter 29. Tamparan
30
Chapter 30. Sintia
31
Chapter 31. Di Pecat
32
Chapter 32. Rumah Senja
33
Chapter 33. Cerita
34
Chapter 34. Di Rumah Sakit
35
Chapter 35. Kembali Akur
36
Chapter 36. Pengakuan Amira
37
Chapter 37. Rencana Lina
38
Chapter 38. Posisi untuk Amira
39
Chapter 39. Amira Pergi Dengan Ferdy
40
Chapter 40. Ingin Ice Cream
41
Chapter 41.Sandiwara
42
Chapter 42. Pulang
43
Chapter 43. Drama Di Pagi Hari
44
Chapter 44. Ketakutan Senja
45
Chapter 45. Arkan Khawatir
46
Chapter 46. Liontin
47
Chapter 47. Senja Menangis
48
Chapter 48. Arkan Emosi
49
Chapter 49.Lina Dan Sintia
50
Chapter 50. Senja Baik-baik Saja
51
Chapter 51. Humaira
52
Chapter 52. Ungkapan Ferdy
53
Chapter 53. Diterima
54
Chapter 54. Om Heri
55
Chapter 55. Kekecewaan Firman
56
Chapter 56. Kedatangan Vika
57
Chapter 57. Hinaan dari Firman.
58
Chapter 58. Firman Di Tangkap.
59
Chapter 59. Senja Ke Perusahaan Arkan.
60
Chapter 60. Senja Pingsan
61
Chapter 61. Mila Di Pecat
62
Chapter 62. Bahagia
63
Chapter 63. Pernikahan
64
Chapter 64. Berkelahi
65
Chapter 65. Kemarahan Ferdy
66
Chapter 66.Menyelamatkan Amira
67
Chapter 67. Tertembak
68
Chapter 68. Menarik Laporan
69
Chapter 69. NADIA PUTRI ARGANTARA
70
Bab Pengemuma.
71
Pengemuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!